Anda di halaman 1dari 18

IT

S
BUKU PETUNJUK
KEGIATAN DI
LABORATORIUM:

DINAMIKA
KIMIA

LABORATORIUM FUNDAMENTAL
JURUSAN KIMIA FMIPA ITS

2015

1 LAJU REAKSI
(Ctrl-Shft-F8)
Pada bagian ini akan dipelajari laju reaksi kimia
dengan

pendekatan

dilakukan

oleh

eksperimen

mahasiswa

yang

di

akan

laboratorium.

Pentingnya mempelajari laju reaksi kimia ini


terkait dengan keperluan praktis

untuk mampu

memprediksi

suatu

seberapa

cepat

reaksi

mencapai kesetimbangan. Laju reaksi ini sangat


dipengaruhi

oleh

beberapa

variabel

pengontrolnya antara lain tekanan, suhu dan


katalis. Suatu produk reaksi dapat dioptimasi laju
perolehannya dengan cara memilih kondisi yang
tepat. Selain itu, pentingnya mempelajari laju
reaksi adalah untuk memahami mekanisme suatu
reaksi.
Kegiatan laboratorium pada bagian ini bertujuan
untuk mengenalkan prinsip-prinsip kinetika kimia
dengan cara menunjukkan bagaimana laju reaksi
diukur dan bagaimana menginterpretasikan data
hasil

pengukurannya.

Pada

kegiatan

laboratorium
pengaruh

ini

juga

variabel

dipelajari

seperti

beberapa

konsentrasi,

suhu,

tekanan dan katalis terhadap laju reaksi.

Percobaan 1
PENENTUAN LAJU REAKSI IODINASI ASETON
DALAM SUASANA ASAM

Percobaan 1 ini bertujuan untuk menentukan laju


reaksi

iodinasi aseton. Reaksi ini dilakukan

dengan menambahkan iodin pada aseton. Reaksi


iodinasi aseton ini berjalan sangat lambat, oleh
karena itu diperlukan penambahan katalis asam
untuk mempercepat terjadinya reaksi.
Prinsip percobaan ini adalah mereaksikan aseton
dengan
larutan

iodin
iodin

yang

berwarna

direaksikan

kuning.

dengan

Ketika
aseton,

(CH3)2C=O, dengan adanya asam, maka warna


kuning dari iodin perlahan-lahan memudar seiring
dengan

dikonsumsinya

iodin

tersebut

untuk

bereaksi dengan aseton. Produk reaksi adalah


iodoaseton dan hidrogen iodida. Ion hidrogen
berperan

sebagai

katalis

pada

reaksi

ini.

Persamaan reaksi iodinasi aseton ini dituliskan


pada Persamaan 1.1.

H+
(CH3)2C=O + I2 CH3(CH2I)C=O + HI
Aseton

Iodoaseton

(1.1)
Hukum laju untuk reaksi tersebut adalah

Laju = k [I2]x[H+]y[(CH3)2C=O]z

(1.2)

Reaksi ini merupakan reaksi orde nol terhadap


iodin, sehingga persamaan (1.2) menjadi

Laju = k [H+]y[(CH3)2C=O]z

(1.3)

Pada percobaan ini digunakan metode laju awal


untuk menentukan nilai konstanta laju,k dan orde
reaksi terhadap H+ (nilai y) dan (CH3)2C=O (nilai
z). Laju reaksi pada percobaan ini diikuti dengan
mengamati penurunan intensitas warna kuning
dari iodin dalam larutan pada waktu tertentu
(Persamaan 1. 4),
(1.4)

Oleh karena itu, hukum lajunya dituliskan sebagai


berikut
(1.5)

sehingga pada percobaan ini diamati


berkurangnya iodin pada waktu tertentu.

laju

Pada percobaan ini dikaji reaksi iodinasi aseton yang


dikatalisa

oleh

HCl.

Laju

reaksi

diukur

dengan

mengamati laju perubahan konsentrasi iodin dengan


spektrofotometer.

Absorbansi

larutan

diusahakan

antara 0,7-0,2 pada panjang gelombang yang sesuai.


Oleh karena itu perlu dilakukan variasi konsentrasi
awal

setiap

pereaksi.

Dalam

campuran

reaksi,

konsentrasi aseton dapat divariasi antara 0,1-2,0 M.


Konsentrasi iodium dapat divariasi antara 0,001-0,05
M. Dalam pengerjaannya larutan aseton dicampur
lebih dahulu dengan larutan HCl, dan kemudian ke
dalam campuran ini ditambahkan larutan iodium
sesuai dengan Tabel 1.1.
Tabel 1.1.

Volume larutan aseton, iodium dan HCl


dalam campuran

No.
Volum
Volum
Volum
Percobaa
e
e
e HCl
n
Aseton
Iodium
1
2
3
4
dst

PERALATAN DAN BAHAN


Peralatan yang digunakan meliputi spectronic 20,
tabung reaksi, pipet gondok 5mL, pipet ukur 2 mL,
gelas beker 50 mL, labu takar 2 buah, dan stop watch.
Sedangkan bahan yang digunakan meliputi larutan
aseton 3 M, larutan HCl baku 1 M, larutan I 2 dalam KI
0,1 M.
PROSEDUR PERCOBAAN
I.

Analisa iodin menggunakan spektronik

1. Buatlah kurva kalibrasi dengan larutan iodin,


minimal menggunakan 5 konsentrasi larutan
yang berbeda dengan selang konsentrasi yang
sama.
II. Penentuan laju reaksi
1. Tentukan dahulu volume masing-masing reaktan
(Tabel 3.1), sehingga untuk masing-masing reaktan
ada 4x run percobaan.
2. Sesuai dengan volume yang telah ditetapkan (Tabel
3.1), campur aseton dan asam dalam gelas beker
50 mL.
3. Masukkan larutan iodium ke dalam tabung reaksi
dan

tuangkan

ke

dalam

gelas

beker

berisi

campuran tadi (no. 2) dan pada saat itu juga


hidupkan stop watch pertama.
4. Segera aduk dan tuangkan ke dalam sel untuk
diukur absorbansinya secepat mungkin (kurang
1 menit) pada panjang gelombang yang sesuai
(tentukan dahulu panjang gelombang yang sesuai
dari

larutan

iod

dengan

konsentrasi

1/3

konsentrasi iod yang dicampurkan). Bersamaan


dengan
hentikan

saat
stop

pencatatan
watch

absorban

pertama

dan

pertama,
sekaligus

hidupkan stop watch kedua (ketiga hal tersebut


harus serentak).
5. Catat waktu untuk pengukuran absorban pertama
dan kembalikan stop watch pertama ke titik nol.
6. Pencatatan absorban berikutnya dilakukan setelah
absorban berkurang 0,1 dan pada saat itu hentikan
stop watch kedua dan hidupkan kembali stop watch
pertama.
7. Pengerjaan no. 4 dan no. 5 diulang-ulang hingga
reaksi berjalan 10-20%.
8. Lakukan pula prosedur di atas untuk setiap variasi
konsentrasi masing-masing reaktan sesuai Tabel
3.1.

PERHITUNGAN
1. Tentukan laju reaksi awal dari iodinasi aseton yang
dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi iodin
per detik (mol/l.dt).
2. Alurkan laju reaksi iodinasi (no. 1) terhadap variasi
konsentrasi aseton, variasi konsentrasi asam, dan
variasi konsentrasi iodin untuk menentukan orde
reaksi iodinasi terhadap masing-masing pereaksi.
3. Berdasarkan

perhitungan

no.

2,

persamaan laju reaksi iodinasi aseton.

tentukan

TUGAS
1. Selain dengan spektrofotometer, laju reaksi iodinasi
aseton dapat diikuti dengan cara titrasi volumetri.
Terangkan cara tersebut !
2. Terangkan sistem reaksi katalisa asam atau basa
secara umum.
3. Reaksi iodinasi aseton termasuk reaksi substitusi
nukleofilik

atau

mekanismenya!

elektrofilik.

Terangkan

Percobaan 2
REAKSI CLOCK THE OLD NASSAU

TUJUAN
Menentukan laju reaksi dan mempelajari pengaruh
konsentrasi terhadap laju reaksi
TEORI DASAR
Tiga larutan tidak berwarna dicampur. Dalam beberapa
detik, larutan yang telah tecampur berubah menjadi
orange, kemudian secara tiba-tiba larutan berubah
warna menjadi biru gelap.

Reaksi
IO3 + 3HSO3
Hg2 + 2I
6H + IO3 + 5I
I 2 + Pati
PERALATAN DAN BAHAN
Alat
- Gelas beaker 250 mL
- Labu ukur 1000 mL, 50 mL
- Gelas ukur 50 mL
- Pengaduk / spatula
- Neraca analitis
- Stopwatch

+ 3SO42 + 3H
HgI2 (orange)
I

3I 2 + 3H2O
(biru)

- Pembakar bunsen / hot plate


Bahan
- KIO3 padat
- HgCl2 padat
- NaHSO3 padat
- Pati / kanji
- Aquades
Preparasi Larutan
Skala besar (larutan stok)
1) Larutan A: Larutkan 4 g pati dalam 500 mL
aquades mendidih (buat pasta terlebih dahulu
dengan melarutkan pati dalam sedikit /
beberapa mL aquades). Setelah larutan pati
dingin, tambahkan 15 g NaHSO3 ke dalam
larutan pati kemudian encerkan larutan tersebut
dengan aquades sampai volume 1 L.
2) Larutan B: Larutkan 3 g HgCl2 dalam 1 L
aquades
3) Larutan C: Larutkan 15 g KIO 3 dalam 1 L
aquades
Skala kelompok (1 kali demo)
1) Larutan A: Larutkan 200 mg pati dalam 25 mL
aquades mendidih (buat pasta terlebih dahulu
dengan melarutkan pati dalam sedikit /
beberapa mL aquades). Setelah larutan pati
dingin, tambahkan 750 g NaHSO3 ke dalam
larutan pati kemudian encerkan larutan tersebut
dengan aquades sampai volume 50 mL.
2) Larutan B: Larutkan 150 mg HgCl2 dalam 50 mL
aquades
3) Larutan C: Larutkan 750 mg KIO3 dalam 50 mL
aquades
Prosedur Percobaan
A. Demo reaksi clock The Old Nassau

1) Berikan label A, B, dan C kepada masingmasing tiga gelas beaker 250 mL.
2) Tuangkan 50 mL larutan A, B, dan C masingmasing ke dalam ketiga gelas beaker tersebut.
3) Campurkan larutan tersebut dengan urutan:
tuangkan A ke B ke C.
4) Diamkan gelas beaker dan amati yang terjadi.
5) Catat waktu yang dibutuhkan untuk larutan
berubah warna dari tidak berwarna menjadi
orange dan dari orange menjadi biru gelap.
Pengaruh
konsentrasi
terhadap
laju
reaksiclock The Old Nassau
1) Berikan label A1, A2, A3, B1, B2, B3, C1, C2,
dan C3 kepada masing-masing sembilan gelas
beaker 250 mL.
2) Tuangkan 50 mL larutan A, B, dan C masingmasing ke dalam sembilan gelas beaker
tersebut.
3) Larutan C1, C2, dan C3 masing-masing
tambahkan 4, 8, dan 12 mL aquades.
4) Campurkan larutan tersebut dengan urutan:
tuangkan A ke B ke C.
5) Diamkan gelas beaker dan amati yang terjadi.
6) Catat waktu yang dibutuhkan untuk larutan
berubah warna dari tidak berwarna menjadi
orange dan dari orange menjadi biru gelap.

Percobaan 3
LAJU DAN ORDE REAKSI DEKOMPOSISI H2O2
TUJUAN

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan laju dan


orde reaksi dekomposisi hydrogen peroksida.
PERALATAN DAN BAHAN
Peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalah
buret, funnel, labu Erlenmeyer, klam buret, karet
penutup, test tube, dropper, timer, termometer.
Peralatan tersebut dirangkai seperti pada Gambar 1.1.
Bahan yang diperlukan pada penelitian ini antara lain
H2O2 3 %, Hg(NO3)2 0,1 M dan KI 0,1 M.
PROSEDUR PERCOBAAN
Susunlah peralatan sesuai dengan Gambar 1.1 dan
pastikan bahwa rangkaian alat tersebut baik dan tidak
ada kebocoran. Pertama, isilah bak perendam labu
Erlenmeyer dengan air pada suhu ruang dan catatlah
suhu tersebut. Bila diperlukan aturlah suhu dengan
cara

menambahkan

air

panas

atau

air

dingin.

Tambahkan air pada suhu ruang kedalam buret hingga


ketinggian air dalam buret mencapai 10 mL dari atas
ketika air di funnel sama tingkatnya (lihat Gambar
1.1).Pastikan bahwa alat tidak bocor, cek. Bila terjadi
kebocoran pada peralatan tersebut dapat diketahui
dengan

adanya

perubahan

kecil

pada

tingkat

ketinggian air dalam buret karena adanya perubahan

tekanan yang terjadi sehingga ketinggian air dalam


funnel lebih rendah.
Larutan 1:
Tambahkan 10 mL KI dengan konsentrasi 0,1 M dan 15
mL air destilat kedalam labu Erlenmeyer yang telah
bersih. Dengan hati-hati goyang (swirl) labu tersebut
beberapa menit hingga larutan tersebut mencapai
suhu yang sama dengan suhu dalam bak perendam.
Tambahkan 5 mL H2O2 3% dan segera tutup labu. Satu
mahasiswa menjaga labu dengan menggoyangnya
dalam bak sebaik mungkin. Satu mahasiswa lainnya
mengamati volume oksigen yang dihasilkan selama
reaksi pada waktu bervariasi. Catat volume dan waktu
setelah gas mencapa 2 mL. Karena penting untuk
mengukur volume oksigen pada tekanan konstan,
maka perlu untuk mengukur volume dengan level air
pada level bulb yang sama dengan yang terlihat pada
buret. Satu mahasiswa lain hendaknya menyesuaikan
level air dalam buret dan level bulb (dengan cara
menurunkan level bulb) dan juga membaca volume.
Mahasiswa

lainnya

hendaknya

meneruskan

menggoyang labu dan mencatatnya pada lembar


laporan, waktu total yang diperlukan saat volume gas
terbaca. Waktu dan volume gas yang terbaca diambil
pada interval 2 mL hingga total 14 mL oksigen dicapai.

Gunakan stopwatch digital untuk mencatat interval


waktu pengamatan.
Larutan 2:
Bilas labu Erlenmeyer dan peralatan gelas lain dengan
air destilat, selanjutnya biarkan kering. Pastikan bahwa
suhu bath sama dengan suhu pada larutan 1. Bila
diperlukan tambahkan sedikit air hangat. Ulangi
percobaan tersebut, pertama tambahkan 10 mL KI 0,1
M dan 10 mL air destilat, goyang-goyangkan labu,
kemudian tambahkan 10 mL H2O2 3 %. Dengan cepat
segera tutup labu dan catat volume dan waktu.
Larutan 3:
Bilas labu, cek suhu bath dan atur suhu dengan
menambahkan air bila diperlukan. Ulangi sebagai
beriut, pertama tambahkan 20 mL KI 0,1 M dan 5 mL
air destilat, goyang-goyang dan kemudian tambahkan
5 mL H2O2. Catat waktu dan volume.

B. Efek suhu
Atur suhu bath hingga diperoleh suhu yang lebih tinggi
hingga mencapai kisaran 10oC 12oC lebih tnggi dari
sebelumnya (di bagan A diatas). Kemudian uangi
percobaan mengikuti prosedur yang dijelaskan pada
bagian A untuk larutan 1. Setelah terkumpul 14 mL O 2,
hentikan pembacaan data waktu dan volume, namun
biarkan reaksi berjalan hingga sempurna, yang

ditunjukkan dengan tidak adanya oksigen lagi. Simpan


larutan untuk Bagian C. Catat volume total dari O 2
yang terkumpul.

C. Identifikasi katalis
Iodida adalah katalis dalam reaksi dekomposisi H2O2
sesuai dengan fakta bahwa iodida tidak dikonsumsi
selama reaksi berlangsung meskipun tertulis dalam
persamaan hukum laju Lakukan identifikasi ion iodida
dengan mengendapkannya sebagai HgI 2. Tuangkan 1
mL campuan reaksi dari Bagian B kedalam tabung tes
kecil. Tambahkan 10 tetes Hg(NO3)2 0,1 M kedalam
tabung tes, campur, dan catat pengamatanmu. (HATIHATI: meskuri nitrat adalah zat beracun. Bila terkena
larutan Hg(NO3)2, segeralah membilas dengan air yang
cukup. Larutkan 0,2 mL KI 0,10 M dengan 5 mL air
destilat. Tambahkan dua tetes larutan ini dengan 10
tetes Hg(NO3)2 0,1 M dan catat pengamatanmu.
Instuksi pembuangan limbah bahan kimia:
Tempatkan larutan yang mengandung merkuri
kedalam wadah pembuangan khusus.

Hitung:
Setelah melengkapi bagian A, bagian B dan bagian C,
olah data yanag diperoleh, buatlah kurva yang
menunjukkan hubunngan antara volume oksigen pada
koordinat Y dengan waktu pada koordinat X. Waktu nol

berhubungan dengan waktu ketika 2 mL O2 pertama


dicapai. Gambarkan garis berdasarkan data tersebut.
Hitung slope dari tiap garis yang didapatkan. Garis
slop berhubungan dengan laju awal reaksi.
Bagaimana
laju
awal
pembentukan
oksigen
dipengaruhi oleh peningkatan konsentrasi H 2O2 dan I2
hampir dua kali lipat? Bagaimana konsentrasi H 2O2 dan
I2 berubah dari larutan 1 ke larutan 3 dan kemudian ke
larutan 3? Tuliskan hukum laju untuk reaksi tersebut
menggunakan nlai X dan Y yang Anda telah tentukan.

http://introchem.chem.okstate.edu/DCICLA/Decomposi
tion%20of%20H2O2.pdf
http://www.yaksic.com/rcr28_01.jpg
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?
q=tbn:ANd9GcTaCoyvfQ1LG8o7c2U4EWnkWbD1EI3q4
mVMM3waURFv6BQyelIJ
http://ishigirl.tripod.com/pchem/graphics/gas_buret.jpg

Anda mungkin juga menyukai