Anda di halaman 1dari 33

HEAT and SURFACE

TREATMENT (HST)
ANGGOTA:
Muhammad Rizky
Agusta
Muhammad Muzmi Ulya
William Hartanto
Sudarsono
Christoffel Silaban
Partogi Pramono

Pengertian Heat and Surface treatment


Heat and Surface Treatment adalah suatu istilah yang
menjelaskan tentang kombinasi/gabungan operasi
yang melibatkan pemanasan dan pendinginan
terkontrol terhadap suatu logam atau paduan logam
dalam keadaan padatan yang bertujuan mengubah
sifat-sifat mekanik, yang berubah dari material
tersebut adalah struktur kristal, butir, wujud, fase.
sehingga diperoleh perubahan sifat-sifatnya
(terutama sifat mekanis) sesuai yang diinginkan.

Kegunaan dari Heat and Surface


Treatment
1.Memproses material agar dapat dikerjakan lebih lanjut
(bersifat lunak/soft dan ulet /ductile).

Mengapa harus lunak?: pertama supaya energi yang


digunakan untuk membentuk material sedikit, kemudian
supaya material lebih mudah diolah, supaya dapat lebih
lanjut

2. Memperbaiki kualitas produk/komponen sehingga


komponen tersebut memiliki life service yang panjang,
yaitu: (kompromi keras, tahan korosi.
1. Ductile atau keuletan
adalah sifat yang menunjukkan kemampuan bahan
logam untuk bertambah panjang ketika diberi beban
atau gaya tarik. Besaran
ini biasa disebut juga sebagai
elongasi. Nilai Regangan ini
menunjukkan keuletan
atau ductility bahan dan biasanya dinyatakan dalam
persentase perpanjangan. Data ini menunjukkan
besarnya pertambahan panjang yang dapat diberikan
oleh bahan sampai terjadinya putus.

Posisi Regangan ef pada kurva tegangan regangan rekayasa hasil


pengujian tarik.
Regangan atau elongasi diperoleh dengan cara membagi
perubahan panjang terhadap panjang ukur atau gauge length awal
dari sampel uji. Nilainya dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut:
e = regangan, elongasi
e = (l1 l0)/l0 x 100%
e = l/l0 x 100%
l1 = panjang ukur, gauge length sampale uji setelah perpanjangan
l0 = panjang ukur, gauge length awal sampel uji.

Keausan (wear)

adalah hilangnya materi dari permukaan benda padat sebagai


akibat dari gerakan mekanik. Keausan umumnya dianalogikan
sebagai hilangnya materi sebagai akibat interaksi mekanik
dua permukaan yang bergerak slidding dan dibebani. Ini
merupakan fenomena normal yang terjadi jika dua permukaan
saling bergesekan, maka akan ada keausan atau perpindahan
materi yang terjadi antara dua benda yang bergesekan.
materialjenis apapun akan mengalami keausan dengan
mekanisme yang beragam , yaitu keausan adhesive,
keausan abrasive, keausan fatik , keausan oksidasi,dan
keausan Erosi. Dibawah ini diberikan penjelasanringkas dari
mekanisme-mekanisme tersebut :

Adhesive
Terjadi bila kontak
permukaan dari dua
material atau lebih
mengakibatkan adanya
perlekatan satu sama
lainnya( adhesive ) serta
deformasi plastis dan
pada akhirnya terjadi
pelepasan / pengoyakan
salah satu material.

Abrasif
Terjadi bila suatu partikel keras
( asperity ) dari material tertentu
meluncur pada permukaan material
lain yang lebih lunak sehingga
terjadi penetrasi atau pemotongan
material yang lebih lunak , seperti
diperlihatkan pada Gambar
disamping. Tingkat keausan pada
mekanisme ini ditentukan oleh
derajat kebebasan (degree of
freedom) partikel keras atau
asperity tersebut.

Fatique
Keausan ini terjadi akibat
interaksi permukaan
dimana permukaan yang
mengalami beban
berulang akan mengarah
pada pembentukan retakretak mikro. Retak-retak
mikro tersebut pada
akhirnya menyatu dan
menghasilkan
pengelupasan material.

Oksidasi/Korosif
Proses kerusakan dimulai dengan
adanya perubahan kimiawi material
di permukaan oleh faktor
lingkungan.
Kontak dengan lingkungan ini
menghasilkan pembentukan lapisan
pada permukaan dengan sifat yang
berbeda dengan material induk.
Sebagai konsekuensinya, material
akan mengarah kepada perpatahan
interface antara lapisan permukaan
dan material induk dan akhirnya
seluruh lapisan permukaan itu akan
tercabut.

Erosi
Keausan erosi disebabkan oleh
gas dan cairan yang membawa
partikel padatan yang membentur
permukaan material. Jika sudut
benturannya kecil, keausan yang
dihasilkan analog dengan
abrasive. Namun, jika sudut
benturannya membentuk sudut
gaya normal ( 90 derajat ), maka
keausan yang terjadi akan
mengakibatkan brittle failure
pada permukaannya, skematis
pengujiannya.

Tegangan dalam atau sisa kecil


Memungkinkan berlangsungnya relaksasi
tegangan-tegangan sisa dengan cara
meningkatkan temperatur (memanaskan)
sehingga diperoleh penurunan kekuatan
luluh (yield strength) dan meningkatkan
recovery.

Jenis dari Heat and Surface


Treatment :
Menyatu (integration)
antara bagian permukaan
(keras) dan bagian dalam
material/logam (lunak),

HEAT TREATMENT DENGAN


PENDINGINAN TAK MENERUS
Jika suatu baja didinginkan dari suhu yang lebih tinggi dan
kemudian ditahan pada suhu yang lebih rendah selama
waktu tertentu, maka akan menghasilkan struktur mikro
yang berbeda. Hal ini dapat dilihat pada diagram:
Isothermal Tranformation Diagram.

Fig. 6.4 Isothermal transformation diagram for 0.2 C. 0.9%


Mn steel

Penjelasan diagram:
- Bentuk diagram tergantung dengan komposisi kimia terutama kadar
karbon dalam baja.
- Untuk baja dengan kadar karbon kurang dari 0.83% yang ditahan
suhunya dititik tertentu yang letaknya dibagian atas dari kurva C, akan
menghasilkan struktur perlit dan ferit.
- Bila ditahan suhunya pada titik tertentu bagian bawah kurva C tapi
masih disisi sebelah atas garis horizontal, maka akan mendapatkan
struktur mikro Bainit (lebih keras dari perlit).
- Bila ditahan suhunya pada titik tertentu dibawah garis horizontal, maka
akan mendapat struktur Martensit (sangat keras dan getas).
- Semakin tinggi kadar karbon, maka kedua buah kurva C tersebut akan
bergeser kekanan.
- Ukuran butir sangat dipengaruhi oleh tingginya suhu pemanasan,
lamanya pemanasan dan semakin lama pemanasannya akan timbul
butiran yang lebih besar. Semakin cepat pendinginan akan
menghasilkan ukuran butir yang lebih kecil.

HEAT TREATMENT DENGAN


PENDINGINAN MENERUS
Dalam prakteknya proses pendinginan pada pembuatan
material baja dilakukan secara menerus mulai dari suhu
yang lebih tinggi sampai dengan suhu rendah.
Pengaruh kecepatan pendinginan manerus terhadap
struktur mikro yang terbentuk dapat dilihat dari diagram
Continuos Cooling Transformation Diagram.

Penjelasan diagram:
Pada proses pendinginan secara perlahan seperti pada garis (a) akan menghasilkan struktur mikro
perlit dan ferlit.
Pada proses pendinginan sedang, seperti, pada garis (b) akan menghasilkan struktur mikro perlit dan
bainit.
Pada proses pendinginan cepat, seperti garis ( c ) akan menghasilkan struktur mikro martensit.
Dalam prakteknya ada 3 heat treatment dalam pembuatan baja:
Pelunakan (Annealing) : pemanasan produk setengah jadi pada suhu 850 - 950 0 C dalam waktu yang
tertentu, lalu didinginkan secara perlahan (seperti garis-a diagram diatas). Proses ini berlangsung
didapur (furnace). Butiran yang dihasilkan umumnya besar/kasar.
Normalizing : pemanasan produk setengah jadi pada suhu 875 9800C disusul dengan pendinginan
udara terbuka (seperti garis-b diagram diatas). Butiran yang dihasilkan umumnya berlangsung
bersamaan dengan pelaksanaan penggilingan kondisi panas (rolling).
Quenching : system pendinginan produk baja secara cepat dengan cara penyemprotan air pada
pencelupan serta perendaman produk yang masih panas kedalam media air atau oli. Sistem
pendinginan ini seperti garis-c diagram diatas.
Selain dari ketiga system heat treatment diatas ada juga heat treatment tahap kedua pada rentang
suhu dibawah austenit yang dinamakan Tempering. Pemanasan ulang produk baja ini biasa dilakukan
untuk produk yang sebelumnya di quenching. Setelah di temper, maka diharapkan produk tersebut
akan lebih ulet dan liat.
Struktur mikro dan sifat karakteristik baja dapat disesuaikan dengan pemilihan heat treatment yang
tepat.

Thermo Chemical Treatment


Thermochemical treatment adalah proses mendifusikan elemen kimia pada temperatur yang
meningkat untuk meningkatkan sifat mekanis permukaan komponen.Jadi perlakuan termokimia ini
hanya diprgunakan untuk melapisi permukaan baja dengan unsur karbon dengan tujuan:
Mudah mengontrol kedalaman pengerasan
Baik untuk bentuk kompleks
Biaya rendah terutama untuk produksi massal
Bahan baku low carbon steel, alasan : Mudah dibentuk dan dijadikan bagian mesin, bagian
tengahnya ulet, kekerasan permukaannya meningkat, dan struktur lebih tangguh daripada baja
medium atau high carbon steel.
Prinsip kerja dari Thermo Chemical Treatment adalah menambahkan unsur karbon ke dalam baja
untuk mengeraskan bagian permukaan baja tersebut. Salah satu penerapan dari proses Thermo
Chemical Treatment adalah carburising (pengar-bonan).
Thermo Chemical Treatment dilakukan terhadap baja yang mempunyai kadar karbon di bawah
0,3%. Kadar karbon ini tidak memungkinkan terjadinya fasa martensit yang keras.
Thermocemical treatment ini dibagi menjadi 4, yaitu:

Carburizing
Proses ini memiliki tujuan untuk memperkeras lapisan paling luar benda kerja (terutama untuk
benda kerja dengan kadar karbon yang rendah), dengan cara menambahkan carbon. Umumnya
dilakukan untuk meningkatkan ketahanan benda kerja terhadap abrasi. Treatment ini hanya
mengubah lapisan luar menjadi keras, namun membiarkan bagiandalam benda kerja tetap lunak
(ductile).
Karbon yang diperlukan dalam proses ini diperoleh dari medium yang berbentuk padat (karburasi
padat), sehingga pada waktu pemanasan oksigen dari udara bereaksi dengan karbon dari medium
membentuk CO2. CO2 ini akan bereaksi dengan karbon menghasilkan persamaan:
CO2 + C 2 > CO
Pada Proses pemanasan, temperatur akan bertambah tinggi sehingga kesetimbangan reaksi
bergeser ke sebelah kanan, menghasilkan kadar gas CO yang banyak. Pada permukaan baja, CO
mengurai menjadi
2CO > CO2+C
Atom yang dihasilkan dari reaksi tersebutakan larut pada fasa austenite dan berdifusi. Tebal lapisan
karburasi bergantung pada faktor suhu, waktu proses, konsentrasi karbon medium dan kadar
karbon yang dimiliki oleh baja itu sendiri.

Nitriding
Nitriding adalah proses perlakuan panas yang mendifusikan nitrogen ke permukaan logam untuk
menciptakan permukaan yang keras. Hal ini terutama digunakan pada baja, tetapi biasanya juga pada
titanium, aluminium dan molibdenum.
Proses nitriding ini hampir sama dengan proses karburisasi. Perbedaannya terdapat pada unsur yang
didifusikan pada proses ini adalah nitrida. Nitridanya didapat dari gas NH3. Kekerasannya mencapai 800
1050 HV (paling tinggi diantara proses lainnya). Reaksi dari proses ini adalah 2NH3 > 2N + 3H2
Keuntungan dari proses nitriding yaitu :
- permukaan lebih keras dan tahan aus
- ketahanan tempering dan kekerasan pada temperatur tinggi
- kekuatan fatiguenya tinggi
- meningkatkan ketahanan korosi untuk baja yang bukan stainless steel
- kestabilan dimensinya tinggi
Proses nitriding dibagi menjadi 3 proses, yaitu:
1. Gas Nitriding
2. Salt bath nitriding
3. Plasma nitriding

Carbonitriding
Carbonitriding merupakan modifikasi teknik metalurgi permukaanyang
digunakan untuk meningkatkan kekerasan permukaan logam,sehingga
mengurangi keausan.
Carbonitriding mirip dengan karburisasi gas dengan penambahan amonia ke
atmosfer karburasi, yang menyediakan sumber nitrogen.Nitrogen teradsorpsi
pada permukaan dan berdifusi ke dalam benda kerja bersama dengan karbon.
Carbonitriding (sekitar 850 C / 1550 F) dilakukan pada suhu yang jauh lebih
tinggi daripada nitridasi biasa (sekitar 530 C / 990 F) tapi sedikit lebih
rendah daripada yang digunakan untuk karburasi (sekitar 950 C / 1700 F )
dan untuk kali lebih pendek. Carbonitriding cenderung lebih ekonomis
daripada karburasi, dan juga mengurangi distorsi selama pendinginan. Suhu
yang lebih rendah memungkinkan pendinginan minyak, atau bahkan
pendinginan gas dengan atmosfer pelindung.

Nitrocarburizing
Nitrocarburising adalah proses pengerasan yang mendifusikan nitrogen dan karbon ke logam
besi pada suhu sub-kritis. Perlakuan ini terjadi berkisar antara suhu dari 525 C (977 F)
sampai 625 C (1.157 F), tetapi biasanya terjadi pada 565 C (1,049 F). Pada suhu ini
baja dan paduan besi lainnya masih dalam fase feritik, yang menguntungkan dibandingkan
dengan proses pengerasank asus lain yang terjadi dalam fase austentic.Ada empat
kelasutama nitrocarburizing feritik: Gas, garam mandi, ion atau plasma, dan fluidized-bed.
Proses ini digunakan untuk memperbaiki tiga aspek permukaan integritas utama:
- scuffing resistance
- fatigue properties
- corrosion resistance
Dan juga memiliki keuntungan tambahan yaitu merangsang pembentukan distorsi yang
sedikit selama proses pengerasan. Hal ini terjadi karena suhu pengolahan yang rendah,
sehingga mengurangi guncangan termal dan menghindari fase transisi dalam baja.
Reaksinya : 2NH3 > 2N + 3H2 dan CO > CO2 + C

Bake hardening steels


komposisi dan cara memproses baja ini didesain untuk meningkatkan kekuatan yield
pada saat perlakuan panas pada temperatur rendah. ArcelorMittal Bake dapat
mencapai kekuatan yang lebih tinggi dibagian-bagian yang telah dikerjakan dengan
tetap mempertahankan performa yang baik. Kenaikan dari kekuatan yield yang
didapat dari efek bake hardening (bh) umumnya lebih besar dari 40 mpa.
Dikarenakan oleh BH effect, ArcelorMittal steels memberikan dua keuntungan lebih
dari conventional drawing steel:
1. Lebih tahan terhadap dent pada semua bagian yang telah dikerjakan pada
kasus low forming strains.
2. memiliki potensi untuk menurunkan berat substential ekuivalen dengan
ketahanan terhadap dent
3. Dari penjelasan diatas, Bake hardening steel cocok dikerjakan untuk body otomotif
dengan menawarkan kombinasi dari ketahanan dent. dan juga tidak mudah rusak

Iron and Steel Making Process

Semi Finished Products

Anda mungkin juga menyukai