Anda di halaman 1dari 20

Transmisi Otomatis

Sistem transmisi, dalam otomotif, adalah sistem yang


berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari
mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk
diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah
kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi
lebih bertenaga, atau sebaliknya.
Contoh transmisi 5-kecepatan pada rpm mesin 4.400
Gir nomor Rasio gir

RPM pada
poros keluar transmisi

3.769

1.167

2.049

2.147

1.457

3.020

1.000

4.400

0.838

5.251

Torsi tertinggi suatu mesin umumnya terjadi pada sekitar


pertengahan dari batas putaran mesin yang diijinkan,
sedangkan kendaraan memerlukan torsi tertinggi pada saat
mulai bergerak. Selain itu, kendaraan yang berjalan pada
jalan yang mendaki memerlukan torsi yang lebih tinggi
dibandingkan mobil yang berjalan pada jalan yang mendatar.

Kendaraan

yang

berjalan

dengan

kecepatan

rendah

memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan kecepatan


tinggi. Dengan kondisi operasi yang berbeda-beda tersebut
maka diperlukan sistem transmisi agar kebutuhan tenaga
dapat dipenuhi oleh mesin.

Transmisi

otomatik

dikendalikan

dengan

hanya

menggerakkan tuas percepatan ke posisi tertentu.Posisi tuas


transmisi otomatik disusun mengikut format P-R-N-D-3-2-L,
sama ada dari kiri ke kanan ataupun dari atas ke bawah.
Mesin hanya bisa dihidupkan pada posisi P ataupun N
saja.Umumnya moda transmisi otomatik adalah seperti
berikut:
Posisi P (Park)
Pada posisi ini kendaraan tidak dapat bergerak (roda tidak
dapat diputar) tetapi mesin dapat dihidupkan.Posisi ini
digunakan

untuk

kendaraan

yang

diparkir,

atau

pada

kendaraan

untuk

keperluan

mesin

dihidupkan

tetapi

kendaraan tidak dijalankan.


Posisi R (Reverse)
Posisi ini jadi digunakan untuk menggerakan kendaraan
mundur.
Posisi N (Netral)
Pada posisi ini kendaraan tidak bergerak tetapi roda dapat
diputar dan mesin dapat dihidupkan.Hanya posisi N dan P
mesin dapat dihidupkan, posisi N transmisi pada posisi

netral,

biasanya digunakan untuk menghidupkan mesin sebelum


kendaraan

dijalankan

atau

ketika

kendaraan

berhenti

sementara mesin hidup, seperti menunggu lampu hijau


menyala di perempatan jalan.
Posisi D (Drive)
Posisi D, digunakan untuk menggerakkan kendaraan bergerak
maju secara otomatis dan dapat mengatur posisi kerja dari

gigi 1, 2 dan 3, atau sebaliknya, jika switch O/D di-posisikan


ON, transmisi secara otomatis dapat mengatur kerja dari
gigi 1, 2, 3 dan 4 atau sebaliknya. Posisi ini biasanya
digunakan untuk jalan normal dan rata.
Posisi 2
Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak
maju, tetapi secara otomatis hanya dapat mengatur posisi
kerja dari gigi 1 ke gigi 2 atau sebaliknya, biasanya
digunakan untuk jalanan menanjak atau turunan tajam.
Posisi L
Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak
maju tetapi hanya pada posisi gigi 1 saja, biasanya digunakan
untuk jalanan yang sangat menanjak atau turunan yang
sangat tajam yang tidak dapat dilakukan pada posisi gigi 2.

2. Komponen Utama Transmisi Otomatis

A. TORQUE CONVERTER
Pada system transmisi manual cara menghubungkan
tenaga dari mesin ke transmisi hingga sampai ke roda adalah
kopling

(clutch).

Karena

fungsi

kopling

adalah

menghubungkan dan memutus tenaga putar dari mesin ke


transmisi. Hal ini berbeda dengan transmisi otomatis
(automatic transmission), namanya juga otomatis yang
identik dengan suatu pekerjaan yang di kerjakan tanpa
tenaga manusia atau bergerak sendiri(dengan mesin).
Pada system transmisi otomatis cara menyalurkan tenaga
dari mesin ke transmisi adalah melalui torque converters.
Jadi, torque converters penganti unit kopling pada transmisi
otomatis. Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai
torque converters inilah wujudnya.

Gambar Torque Converters

1. Fungsi dari torque converter adalah :


a. Melipatgandakan momen yang dihasilkan oleh mesin
b. Menjadi kopling otomatis yang mengirimkan momen mesin
menuju ke transmisi
c. Menyerap getaran mesin
d. Melembutkan putaran mesin
e. Sebagai pompa oli ke hidraulic control system

2. Bagian bagian utama dari Torque Converters


Bagian utama torque converters (dari Kanan ke kiri): Turbine
Runner, Stator, Impeller Pump

Susunan torque converters

3. Cara kerja torque converters


Prinsip dasar cara kerja torque converters diambil dari
dua kipas angin yang dipasang saling berhadapan, dimana
kipas yang satu dialiri arus listrik (PLN) sementara yang
satunya dibiarkan tanpa dialiri arus listrik. Pada hal ini kipas
yang tidak dialiri arus listrik akan ikut berputar karena
tertiup angin dari kipas yang berada dihadapanya dengan
arah yang sama, prinsip dasar inilah yang digunakan pada
torque converters.

4. Lock up mechanism

Torque converter tidak selamanya menyalurkan tenaga putar


ke transmisi dengan perbandingan 1 : 1, tapi ada sebagian
kecil tenaga yaitu sekitar 4 - 5 % yang hilang. Hal ini
tentunya sangat merugikan karena akan mengakibatkan
pemborosan bahan bakar. Untuk menghindari hal tersebut di
buat mekanisme lock up mechanism yang akan mengunci

torquer

converter

ketika

kendaraan

berjalan

pada

kecepatan 37 mph atau 60 km/jam atau lebih tinggi. Ketika


mekanisme ini bekerja maka tenaga putar dari mesin akan di
salurkan 100 % menuju ke transmisi.

B. PLANETARY GEAR UNIT

Planetary
menurunkan
kecepatan

gear
momen

unit

dipakai

mesin,

kendaraan,

di

untuk

menaikan
pakai

menaikan
dan

untuk

dan

menurunkan
memundurkan

kendaraan dan dipakai untuk bergerak maju. Pada dasarnya

planetary gearunit dipakai mesin untuk menghasilkan tenaga

dan menggerakan kendaraan dengan beban yang berat


dengan tenaga yang ringan.
Hubungan antara kecepatan dan momen mesin dapat di
jelaskan sebagai berikut:
Pada saat kendaraan berhenti dan mau berjalan dibutuhkan
momen yang besar, dan pada posisi ini dibutuhkan gigi yang
rendah untuk menggerakan kendaraan. Akan tetapi pada
kecepatan yang tinggi maka akan dibutuhkan gigi yang tinggi
dan momen yang kecil untuk menjaga laju kendaraan.
Berikut ini adalah bagian-bagian dari planetary gear unit:

Gambar . Planetary gear unit

Planetary gear memiliki tiga tipe gigi cincin, gigi pinion, sun
gear dan planetary carrier.
Planetary carrier dihubungkan dengan poros tengah tiap gigi
pinion dan membuat gigi pinion berputar. Gigi-gigi pada
planetary carrierberhubungan satu sama lainnya.
Gigi pinionmempunyai prinsip kerja menyerupai planet yang
berputar di sekeliling matahari. Oleh karena itu, disebut

planetary carrier. Biasanya, planetary carrierdikombinasikan


dalam unit planetary carrier.
Penggantian input pada planetary carrier, output, dan elemen
tetap, memungkinkan untuk deselerasi, mundur, hubungan
langsung dan akselerasi.

C.

HIDROULIC CONTROL SYSTEM

Bagian ini mengontrol kerja dari rem dan koling pada


transmisi otomatis dengan tekanan yang diperoleh dari
pompa oli.

Unit pengendali hidrolik mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai


berikut:
1. Untuk membangkitkan/mengahasilkan tekanan hidrolik
Pompa oli mempunyai fungsi membangkitkan tekanan hidrolik.
Pompa oli membangkitkan tekanan hidrolik yang diperlukan
untuk

pengoperasian

transaxle

otomatis

dengan

menggerakkan tempat/kotak pengubah tenaga putar (mesin).


2. Menyesuaikan tekanan hidrolik
Tekanan hidrolik yang ditekan oleh pompa oli disesuaikan
dengan pentil pengatur utama. Juga pentil katup penghambat
menghasilkan tekanan hidrolik yang sesuai dengan output
mesin

3. Mengalihkan (shift) roda gigi (untuk mengoperasikan


kopling dan rem)
Ketika operasi kopling dan rem pada unit roda gigi planetary
dialihkan (switch), roda gigi dialihkan.Jalur cairan diciptakan
sesuai dengan posisi shift oleh pentil manual. Ketika
kecepatan lendaraan meningkat, signal sikirimkan ke pentil
solenoid dari mesin & ECT ECU (Electronic Control Unit).

Pentil solenoid mengoperasikan setiap pentil shift ke


pemindahan (shifting) roda gigi
Komponen-komponen utama dari unit kontrol hidrolik adalah
sebagai berikut:
Pompa oli

Valve body

Primary regulator valve


Shift valve

Manual valve

Solenoid valve

Throttle valve
Automatic Transmision Fluid
Minyak transmisi otomatis mempunyai kualitas yang tinggi
dengan berbagai macam bahan tambah. Minyak transmisi
otomatis ini di kontrol oleh katup hidrolik melalui transmisi
ke gear shift dan melumasi komponen yang berputar dari
transmisi otomatis.
Minyak transmisi otomatis harus memenuhi syarat-syarat
sebagi berikut:
kekentalan yang sesuai stabil terhadap panas dan oksidasi
tidak berbusa
berwarna

koefisien gesek yang sesuai


mempunyai bahan tambah yang lain

Minyak transmisi otomatis (ATF) mempunyai macam-macam


viskositas dan koefisien geseknya. Hal ini perlu diketahui
karena pengunaan miyka transmisi otomatis bisa berbeda
tiap tipe kendaraan.
Penggunaan miyak transmisi otomatis yang tidak benar tidak
hanya menurunkan tenaga, tetapi juga bisa menyebabkan
bunyi serta kerusakan yang lain.
3. Fungsi Transmisi Otomatis
Sistem transmisi berfungsi: mengatur tingkat kecepatan
dalam proses pemindahan tenaga antara lain : unit kopling,
transmisi, diferential, poros-poros dan pada kendaraan,
Fungsi transmisi untuk mengatur tingkat perbedaan putaran
antara putaran mesin melalui unit kopling, dengan putaran
poros yang keluar dari transmisi dan diteruskan ke roda
melalui propeler shaft, pengaturan ini dimaksudkan agar
kendaraan mampu bergerak sesuai dengan beban dan
kecepatan kendaraan.
5. Cara Kerja Transmisi Otomatis Pada Mobil

CARA KERJA TRANSMISI OTOMATIS


blok diagramnya:
Poros Engkol >> Torque Converter >> Planetary Gear >>
[Differential >> Drive Shaft >> Roda]

pada penggerak roda belakang, bagian didalam kurung kotak


diganti

[As

Kopel>>

Gardan/Differential>>Roda]

1. Torque converter menggantikan kopling mekanikal pada


transmisi manual.

Lewat torque converter ini torsi

disalurkan dengan mekanisme pompa dan turbin. Didalam


torque converter terdapat 3buah baling2. Yang pertama
bekerja sebagai pompa yang dikopel langsung dengan mesin.
Yang kedua "turbin" dikopel langsung dengan planetray gear.
Dan yang terakhir adalah stator. Cara kerjanya, balingbaling

yang

terkopel

pada

mesin

berputar

untuk

memompakan Oli transmisi didalam sebuah ruang tertutup.


Lalu tekanan oli tersebut mendorong turbin layaknya air
bertekanan yang menggerakkan pembangkit listrik tenaga
air. Konsep sederhananya, anda menyalakan sebuah kipas
angin lalu tepat didepannya anda letakkan kipas angin yang
lain dalam keadaan mati. Maka kipas angin yang mati tadi

akan berputar seiring meningkatnya tekanan udara dari kipas


angin yang menyala. Dari sistem tersebut, didapatkan
peningkatan torsi pada turbin saat RPM pada mesin
meningkat. Karena itulah perlengkapan ini disebut torque
converter. Karena dia merubah putaran tinggi pada mesin
menjadi torsi saat dibutuhkan. Namun alat ini jugalah yang
menyebabkan konsumsi bahan bakar pada mobil matik
meningkat. Karena pompa dan turbin tidak akan pernah
berputar

1:1

saat

berbeban.

Oleh

karena

itu,

pada

pengembangannya di aplikasikan perangkat "lock up" yang


akan mengunci pompa dan turbin secara mekanis untuk
mendapatkan efisiensi saat RPM tinggi dan overdrive. Lalu
fungsi stator? Nah stator adalah pengembangan sistem dua
baling-baling menjadi 3 baling baling. Dimana baling diantara
pompa dan turbin tidak bergerak. Oleh karena itu dinamakan
stator (statis:diam) dan fungsinya adalah mengoptimalkan
arah tekanan oli untuk menggerakkan turbin.
7. Planetary Gear. Komponen ini menggantikan gigi-gigi rasio
pada transmisi manual untuk merubah rasio putaran turbin
terhadap

roda.

Fungsi

utamanya

sebetulnya

tidaklah

berbeda dengan fungsi transmisi manual yang biasa anda

ganti-ganti dengan tuas persneling saat menjalankan mobil.


Namun desain fisiknya yang berbeda cukup jauh.
Pada planetary gear tidak ada dua barisan roda gigi yang
saling berhubungan dengan rasio berbeda-beda.
Tetapi sebuah roda gigi yang dikelilingi banyak roda gigi
kecil dan ruman planetary yang memiliki gigi dibagian
dalamnya. Untuk lebih jelas, carilah gambarnya di search
engine. Karena cukup sulit menggambarkannya hanya dengan
tulisan. Nah, disinilah Valve body bekerja. Valve body
mengatur jalannya oli untuk merubah rasio planetary gear
secara hidraulis.
8. Itulah cara kerja tranmisi yang banyak digunakan pada
mobil-mobil yang bersliweran saat ini. Torque converter
menyebabkan mobil serasa berjalan dengan kopling yang
selip. Dan planetary gear menyebabkan mobil seperti
memindahkan giginya secara otomatis.
Untuk transmisi CVT
kehadiran planetary gear digantikan dengan sabuk dan pulley
yang diameter drivingnya dapat berubah-ubah sehingga rasio
putaran dari dua buah pulley tersebut juga berubah-ubah.
Dari sistem CVT yang diaplikasikan pada transmisi tersebut,

didapatkan perpindahan percepatan (rasio) yang sangat


halus. Seperti yang anda rasakan pada motor matic dengan
CVT. Namun perubahan rasio CVT pada mobil tidaklah
dilakukan secara mekanikal layaknya sepeda motor. Namun
hal itu dilakukan secara elektro hidrolis yang diatur oleh
ECU mobil. Sehingga perubahan rasio akan berubah sesuai
dengan beban mobil, injakan pedal gas, putaran mesin dan
lain sebagainya untuk mendapatkan tenaga yang optimal dan
efisiensi bahan bakar yang tinggi.
Itulah garis besar prinsip kerja dari sistem transmisi
otomatis.

Tambahan: untuk lebih mengenal karakteristik transmisi


matik, berikut perilaku transmisi matik untuk setiap posisi
tuasnya :
P: transmisi akan mengunci komponen yang terkopel langsung
dengan roda. Hal ini memberikan efek seperti rem tangan,
tetapi jangan hanya mengandalkan posisi ini untuk parkir
dengan beban yang cukup berat. ex: tanjakan.

R: Gunakan posisi ini untuk berjalan kearah belakang(mundur).


N: di posisi ini, seluruh hubungan antara roda dan mesin
dilepaskan. Dan tidak ada mekanisme pengunci roda layaknya
posisi P. catatan: sangat disarankan untuk menggunakan
posisi N dan aktifkan rem daripada P jika anda tidak
bermaksud berhenti untuk meninggalkan mobil.
D: gunakan posisi ini untuk menggunakan seluruh rasio dalam
transmisi anda selama perjalanan. dibeberapa mobil juga
terdapat tatanan D4, D3, L2, L1. untuk merk toyota biasanya
terdapat D,2,1 dengan tombol overdrive off pada tuasnya.
D3 atau O/D off: posisi ini akan membatasi perpindahan
rasio hingga tingkat ke 3. Pada beberapa mobil toyota
dengan tombol O/D off, tombol ini menonaktifkan gigi4 dan
menahan transmisi pada rasio tingkat3. Gunakan posisi ini
untuk melakukan overtakin.

6. Keunggulan,Kelemahan Transmisi otomatis dan cara


Merawat Transmisi otomatis
Transmisi otomatis memiliki beberapa keunggulan antara
lain:
Membuat anda nyaman berkendara di kemacetan karena
tidak diperlukan pergantian gigi secara manual dengan
menggunakan tuas transmisi dan menginjak kopling.
Apabila dirawat dengan baik, dapat memiliki umur yang
panjang.
Cenderung

less

maintenance

(tidak

memerlukan

perawatan) selain ganti oli dan filter nya.


Apabila dalam keadaan prima, maka anda tidak akan
merasakan perpindahan dari gigi rendah ke gigi tinggi
dan sebaliknya.
Adapun kelemahannya adalah:
Apabila aki soak, maka kendaraan tidak dapat didorong
untuk jump start.

Apabila rusak maka penggantiannya akan memakan biaya


yang besar.

Pada saat jalan menurun, mobil tidak memiliki engine


brake,dimana mesin tidak ikut membantu pengereman
mobil.

Anda mungkin juga menyukai