Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dampak hosptalisasi pada anak adalah merupakan pengalaman yang penuh dengan
stress yang mana akan menimbulkan reaksi kecemasan dan akan timbul ketakutran akibat perpisahan
dengan keluarga ataupun linkungan terutama pada anak yang di rawat lama.Terapi bermain ini sangat
dibutuhkan oleh seorang anak, dimana ini merupakan kebutuhan psikososial anak baik keadaan sehat
maupn sakit. Bermain pada anak yang dihospitalisasi dapat meningkatkan kecerdasannya dalam berfikir
dan membantu anak untuk mengembangkan imajinasinya serta melatih daya motorik halus dan kasar pada
anak. Pada anak prasekolah umumnya perkembangan motorik kasar dan motorik halusnya sudah baik
pula dalam berkomunikasi verbal dan non verbal.Dengan mengerti tentang dunia anak terutama usia anak
prasekolah, maka dengan ini kami bermaksud untuk melaksanakan program terapi bermain karena dengan
bermain akan membuat anak menjadi lebih rileks. Adapun tempat pelaksanaan TAK yaitu diruang anak
lantai 4 dan ruang anak tersebut memiliki kapasitas tempat tidur: 64 beddengan jumlah pasien minggu ini
dari tanggal 19 sampai dengan 22 Mei 2008 sebanyak 44 orang dengan beberapa kasus penyakit: GE: 7
orang, Kejang Demam: 4 orang, Febris:8 orang, Thypoid: 5 orang, DBD: 9 orang, DHF: 3 orang, GED: 1
orang, KP: 2 orang.Thalasemia : 1 orang, Anemia: 1 orang, Susp. BP: 1 orang, Gangguan
AsidosisMetabolik : 1 orang, Gizi buruk : 1 orang.Di ruang Anak jiuka dilihat menurut umur terbagi
menjadi : Usia infant ( 0-1 tahun ): 9orang, usia toddler ( 1-2 tahun ): 12 orang, Pra sekolah (3-5 tahun) 11
orang. Dan sekolah(6-12 tahun) 12 orang.Alasan kelompok kami mengadakan therapy kelompok bermain
pada anak usia prasekolah karena lebih kooperatif dan memungkinkan untuk diajak bermain dan
alasankelompok kami mengadakan therapy bermain menyusun puzzle gambar pada usia prasekolah
adalah untuk mengembangkan motorik halus, intelektual, keterampilankognitif dan kemampuan
berbahasa, selain itu pada usia ini merupakan usia awal dalam berimajinasi serta sudah lebih kooperatif
untuk dii ajak bermain.
B. TUJUAN
1. Tujuan instruksional umum
Setelah dilakukan tindakan program bermain pada anak usia preschool (3-6 tahun)selama kurang lebih 45
menit diharapkan anak dapat mengekspresikan perasaaannya danmenurunkan kecemasannya serta dapat
melanjutkan tumbuh kembang anak yang normalatau sehat.
2. Tujuan instruksional khusus
Tujuan dari program bermain ini yaitu agar :
a. Dapat menambah wawasannya
b. Dapat merangsang imajinasi anak
c. Dapat mengembangkan kemampuan bahasa anak
d. Dapat merangsang rasa kreatif anak
e. Dapat mengembangkan kepercayaan dirinya

C.Manfaat Terapi Bermain


1.Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan menghilangkan kejenuhanterhadap suasana
rumah sakit.
2.Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati anak saat bermain.

BAB II
ISI
A. Definisi
Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap harisecara sukarela untuk
memperoleh kepuasan dan merupakanmediayang baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi,
mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraanmental dan sosial anak.
B. Fungsi Bermain
Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembanganintelektual, sosial,
kreatifitas, kesadaran diri, moral dan bermain sebagai terapi.
1.Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif
sangat penting untuk perkembangan pengobatan.
2.Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap segalasesuatu yang ada
dilingkungan sekitar.
3.Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta mengembangkanhubungan sesuai dengan
belajar memecahkan masalah dan hubungan sulit.
4.Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.
5.Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan dengan mencobaperan-peran baru
dan mengetahui dampak tingkah lakunya terhadap orang lain.
6.Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan etika belajarmembedakan mana
yang benar dan mana yang salah serta belajar bertanggung jawabatas segala tindakan yang telah
dilakukan.
7.Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya danrelaksasi melalui
kesenangannya bermain.
C. Tujuan Bermain
1.Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit, pada saat sakit anak
mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

2.Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.


3.Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.
4.Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan dirawat di rumah sakit.

D. Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain


1.Tahap perkembangan
2.Jenis kelamin anak
3.Statuskesehatananak
4.Lingkungan yang tidak mendukung
5.Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
E. Prinsip-Prinsip Dalam Aktifitas Bermain
1.Perlu energi ekstra
2.Waktu yang cukup
3.Alat permainan
4.Ruang untuk bermain
5.Pengetahuan cara bermain
6.Temanbermain
F. Klasifikasi Bermain
Berdasarkan isi permainan :
1.Sosial Affective Play
2.Sense of Pleasure Play
3.Skill Play
4.Games atau Permainan
5.Unoccupied Behaviour
6.Dramatic Play
G. Pelaksanaan Terapi Bermain Untuk Anak Usia 4 6 Tahun

1.Pengorganisasian
a.Leader
Tugas :
1.Membukaacara,memperkenalkan nama-nama terapis
2.Menjelaskan tujuan terapi bermain
3.Menjelaskan aturan terapi permainan

b. Co. Leader :
Tugas :
1.Membantu leader dalam mengorganisir kegiatan
2.Menyampaikan jalannya kegiatan
3.Menyampaikan informasidarifasilitator ke leader dan sebaliknya
c. Observer :
Tugas :Mengevaluasi jalannya kegiatan
d. Fasilitator :
Tugas :
1.Memfasilitator kegiatan yang diharapkan
2.Memotivasi peserta agar mengikuti kegiatan
3.Sebagai Role Model selama kegiatan
2.Jenis Permainan Yang Cocok Untuk Usia 4 6 Tahun
a)Dramatic Play
Pada permainan ini anak memainkan peran sebagai orang lain
Contoh: Anak memerankan sebagai ayah atau ibu.
b)Skill Play
Pada permainan ini akan meningkatkan keterampilan anak khususnya motorik kasar danhalus.

Contoh: Bermain bongkar pasang.


c)Assosiative Play
Pada permainan ini sudah terjadi komunikasi antara satu anak dengan yang lain, tetapi tidak terorganisir.
Tidak ada pemimpin yang memimpin permainan dan tujuan yang tidak jelas.
Contoh: anak-anak bernyanyi sesuai selera masing-masing.
d)Cooperative Play
Aturan permainan dalam kelompok tampak lebih jelas tetapi tujuan dan pimpinan permainan jelas.
Contoh: anak-anak bernyanyi bersama-sama dengan satu orang menjadi pemimpin.
3.Tahap Kerja Terapi Bermain Anak Usia 4 6 Tahun
a)Stimulasi Sosial
Anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak ada tujuan. Contoh: bermain pasirbersama-sama.
b)Stimulasi Keterampilan
Mengetahui kemampuan keterampilan yang ada pada anak sehingga dapat mengetahui bakatanak.
Contoh: Menggambar, bernyanyi, menari.
c)Stimulasi Kerjasama
Anak mampu bekerjasama dalam permainan. Contoh: anak-anak bermain menyusun puzzle,bermain bola.
4.Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Hari, tanggal : Kamis, 3 Juli 2012Waktu : 08.00 WIB s/d selesaiTempat : Balai Kabupaten
5.Permainan
a. Permainan Bongkar
Pasang Meningkatkan keterampilan anak mengenai motorik kasar dan halus.
Cara Bermain :
1.Letakkan keping-keping puzzel disamping papan secara acak
2.Ajaklah si anak untuk mencari pasangannya dengan meletakkan keping yang sesuaidengan pola
gambar di papan
3.Lanjutkan dengan keping berikutnya sampai semua keping mendapat pasangannya
4.Minta anak untuk menebak apa gambar yang terdapat di papan
5.Beri reinforcement positif

b. Lomba Mewarnai
Menumbuhkan kreatifitas, sportifitas dan meningkatkan semangat untuk berkompetisi dalam lomba
Cara Bermain :
1.Leader membagikan gambar dan pensil warna
2.Minta anak untuk mewarnai sesuai dengan seleranya
3.Berikan waktu 10 menit untuk mewarnai gambar
c. Lomba Menyanyi
Menumbuhkan kepercayaan diri, bakat pada anak.
Cara Kerja :
1.Minta anak untuk menyanyikan lagu kesukaannya
2.Beri reinforcement positif
6.Sasaran
Sasaran terapi bermain ini untuk anak usia 4 6 tahun
7.Metode
Demonstrasi
8.Kriteria Penilaian
a)Evaluasi Struktur
1.Peralatan bermain seperti boneka, buku gambar dan pensil berwarna sudah tersedia
2.Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
3.Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
4.Jumlah terapis 10 orang
b)Evaluasi Proses
1.Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan teratur
2.Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
3.Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
4.80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir

c)Evaluasi Hasil
1.100 % anak merasa
2.75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
3.25 % anak dapat menyatakan perasaan senang

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Bermain tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak, karena bagi anak bermain samasaja bekerja bagi
orang dewasa. Bermain pada anak mempunyai fungsi yaitu untuk perkembangan sensorik, motorik,
intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri, moralsekaligus terapi anak saat sakit.Tujuan bermain adalah
melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,mengekspresikan dan mengalihkan keinginan
fantasi. Dan idenya mengembangkan kreatifitasdan kemampuan memecahkan masalah dan membantu
anak untuk beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan di rawat di Rumah Sakit.
Saran
1.Terapi bermain dapat menjadi obat bagi anak-anak yang sakit. Jadi sebaiknya di RS juga disediakan
fasilitas bermain bagi anak-anak yang di rawat di rumah sakit.
2.Mensosialisasikan terapi bermain pada orang tua sehingga orang tua dapat menerapkan terapi di rumah
dan di rumah sakit.

1. Pengertian Media Puzzle

Menurut Patmonodewo (Misbach, Muzamil, 2010) kata puzzle berasal dari bahasa Inggris yang berarti
teka-teki atau bongkar pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan
bongkar pasang.
Berdasarkan pengertian tentang media puzzle, maka dapat disimpulkan bahwa media puzzle merupakan
alat permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan matematika anak, yang dimainkan dengan
cara membongkar pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya.
2. Macam-macam Puzzle
Muzamil, Misbach (2010) menyatakan beberapa bentuk puzzle, yaitu:
a. Puzzle konstruksi
Puzzle rakitan (construction puzzle) merupakan kumpulan potongan-potongan yang terpisah, yang
dapat digabungkan kembali menjadi beberapa model. Mainan rakitan yang paling umum adalah blok-blok
kayu sederhana berwarna-warni. Mainan rakitan ini sesuai untuk anak yang suka bekerja dengan tangan,
suka memecahkan puzzle, dan suka berimajinasi

b. Puzzle batang (stick)


Puzzle batang merupakan permainan teka-teki matematika sederhana namun memerlukan pemikiran kritis
dan penalaran yang baik untuk menyelesaikannya. Puzzle batang ada yang dimainkan dengan cara
membuat bentuk sesuai yang kita inginkan ataupun menyusun gambar yang terdapat pada batang puzzle

c. Puzzle lantai
Puzzle lantai terbuat dari bahan sponge (karet/busa) sehingga baik untuk alas bermain anak dibandingkan
harus bermain di atas keramik. Puzzle lantai memiliki desain yang sangat menarik dan tersedia banyak
pilihan warna yang cemerlang. Juga dapat merangsang kreativitas dan melatih kemampuan berpikir anak.
Puzzle lantai sangat mudah dibersihkan dan tahan lama
d. Puzzle angka
Mainan ini bermanfaat untuk mengenalkan angka. Selain itu anak dapat melatih kemampuan berpikir
logisnya dengan menyusun angka sesuai urutannya. Selain itu, puzzle angka bermanfaat untuk melatih
koordinasi mata dengan tangan, melatih motorik halus serta menstimulasi kerja otak

e. Puzzle transportasi
Puzzle transportasi merupakan permainan bongkar pasang yang memiliki gambar berbagai macam
kendaraan darat, laut dan udara. Fungsinya selain untuk melatih motorik anak, juga untuk stimulasi otak
kanan dan otak kiri. Anak akan lebih mengetahui macam-macam kendaraan. Selain itu anak akan lebih
kreatif, imajinatif dan cerdas

f. Puzzle logika
Puzzle logika merupakan puzzle gambar yang dapat mengembangkan keterampilan serta anak akan
berlatih untuk memecahkan masalah. Puzzle ini dimainkan dengan cara menyusun kepingan puzzle
hingga membentuk suatu gambar yang utuh

3. Fungsi Puzzle
Nani (2008), mengemukakan bahwa pada umumnya, sisi edukasi permainan puzzle ini berfungsi untuk:
a. Melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran
b. Melatih koordinasi mata dan tangan. Anak belajar mencocokkan keping-keping puzzle dan
menyusunnya menjadi satu gambar.
c. Memperkuat daya ingat
d. Mengenalkan anak pada konsep hubungan
e. Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih anak untuk berfikir matematis (menggunakan otak kiri)
f. Melatih logika anak. Misalnya puzzle bergambar manusia. Anak dilatih menyimpulkan di mana letak
kepala, tangan, dan kaki sesuai logika.
Berdasarkan beberapa paparan di atas tentang fungsi atau manfaat media puzzle, maka dapat disimpulkan
bahwa manfaat media puzzle yaitu untuk melatih konsentrasi anak, melatih otak kiri anak serta dapat
melatih anak dalam mengembangkan kemampuan logika matematika.

Anda mungkin juga menyukai