Hari/Tanggal Praktikum
Waktu
: 13.00-17.00 WIB
PJP
Asisten
Nama
: M. Fahmi Dermawan
NIM
: 1127040042
Kelas/Smt
: Kimia 6B
Setelah di oven botol timbang di masukkan ke dalam desikator selama 15 menit untuk
penurunan suhu agar menjadi suhu kamar, di dalam desikator terdapat silika gel yang berfungsi
sebagai penyerap air yang terdapat pada bahan. Setelah itu sampel di timbang kembali sebagai
hasil pengeringan pertama. Perlakuan ini terus di lakukan hingga mendapatkan berat konstan.
Dari hasil penelitian yang kami lakukan, kami mendapatkan kadar air (wet basis) dari
bengkuang sebesar 86,36% dan kadar air (dry basis) sebesar 633%. Pada dry basis didapatkan
nilai demikian mungkin saja dikarenakan pengovenan yang kurang stabil. Karena Faktor-faktor
yang berkaitan dengan kondisi oven seperti suhu, gradien suhu, kecepatan aliran dan kelembaban
udara adalah faktor-faktor yang sangat penting diperhatikan dalam metode pengeringan dengan
oven. (Andarwulan,2011).
Perhitungan
Perhitungan kadar air bahan :
Berat botol timbang
: 16,0387 gram
Berat air dalam bahan yang diuapkan : 2,0300 gram - 0,2769 gram = 1,7531 gram
Kadar air bahan (w basah)
1,7531 gram
x 100 =86,36
2,0300 gram
1,7531 gram
x 100 =633
0,2769 gram
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Kadar air bahan (w basah) pada bengkuang didapat
sedangkan kadar air bahan (w kering) pada bengkuang didapat sebanyak
dikarenakan kurang stabilnya dalam proses pemanasan.
Daftar pustaka
Anonim.2009.Toluene.http://Wikipedia.org. Diakses 23 oktober 2010.
Dwijosepputro.D.1994.Dasar-dasar mikrobiologi.Djambatan.Jakarta.
Winarno FG. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta (ID): Gramedia
86,36 ,
633 , ini
Pemanasan
Bagian atas : putih
Tanpa pemanasan
Bagian atas : putih
Gelatin
Akuades
Gula
Susu
MSG
Putih telur
Pada prinsipnya kerja uji ninhidrin ini, menguji ada atau tidaknya protein dalam suatu
senyawa dengan penambahan reagen ninhidrin untuk mengetahui jumlah kadar asam amino bebas
yang terkandung didalamnya. Dimana asam amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin dan
membentuk senyawa kompleks berwarna ungu, sehingga, karena setelah dipanaskan warnanya
berubah menjadi ungu, dan pada tujuh sampel yang kami teliti yang mengandung asam amino
dengan uji ninhidrin terdapat pada sampel keju, MSG dan susu
mengandung asam amino, Adanya kandungan gugus karboksil (COOH) dan amino bebas (NH3)
pada sampel protein tersebut ditunjukkan dengan perubahan warna sampel menjadi ungu dan biru
muda. Pemanasan yang dilakukan pada tiap uji percobaan bertujuan untuk koagulasi protein
sehingga tidak dapat larut dalam air dan terbentuknya endapan.
sedangkan pada sampel yang lainnya negative mengandung asam amino. Pada sampel
gelatin, dan putih telur seharusnya dihasilkan positif mengandung asam amino namun hasil yang
didapat oleh kami negative, ini dikarenakan karena sedikitnya penambahan reagen ninhidrin,
karena semakin banyak ninhidrin pada zat uji yang dapat bereaksi , semakin pekat warnanya.
Reaksi yang terjadi pada uji ninhidrin :