Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama
kematian maternal dan perinatal di Indonesia.PEB diklasifikasikan
kedalam

penyakit

hypertensi

yang

disebabkan

karena

kehamilan.PEditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema, dan


proteinuria yang masif.Penyebab dari kelainan ini masih kurang
dimengerti, namun suatu keadaan patologis yang dapat diterima adalah
adanya iskemia uteroplacentol.
Diagnosis dini dan penanganan adekuat dapat mencegah
perkembangan buruk PER kearah PEB atau bahkan eklampsia
penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka
kematian ibu (AKI) dan anak.Semua kasus PEB harus dirujuk ke rumah
sakit yang dilengkapi dengan fasilitas penanganan intensif maternal dan
neonatal, untuk mendapatkan terapi definitif dan pengawasan terhadap
timbulnya komplikasi-komplikasi.
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda
preeklampsia sangat penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat,
di samping pengendalian terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain
Preeklampsia adalah penyakit pada wanita hamil yang secara
langsung disebabkan oleh kehamilan. Pre-eklampsia adalah hipertensi
disertai proteinuri dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20
minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20
minggu bila terjadi.Preeklampsia hampir secara eksklusif merupakan
penyakit pada nullipara.Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan
umur ekstrem yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang
berumur lebih dari 35 tahun.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 1

Menganalisa hubungan antara beberapa faktor risiko terhadap


terjadinya pre-eklampsia pada saat kehamilan
2. Tujuan Khusus
a. Mengukur besar risiko faktor umur ibu hamil terhadap
terjadinya preeklampsia berat
b. Mengukur besar risiko paritas terhadap terjadinya preeklampsia
berat.
c. Mengukur besar risiko jarak kehamilan terhadap terjadinya
preeklampsia berat
d. Mengukur besar risiko kehamilan ganda terhadap terjadinya
preeklampsia berat.
C. Manfaat
1. Manfaat Praktis
Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan
pelaksanaan program, serta sebagai salah satu persyaratan dalam
untuk memenuhi penugasan kami.
2. Manfaat Ilmiah
Sebagai bahan masukan atau informasi bagi perawat, maupun tenaga
kesehatan lainnya dalam menangani kasus khususnya yang berkaitan
dengan preeclampsia.

ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Teori
1. Definisi
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada
wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema
dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan
vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya
muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih. (Nanda,
2012)
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20
minggu kehamilan disertai dengan proteinuria (Prawirohardjo,
2008).
Pre

eklamsi

adalah

timbulanya

hipertensi

disertai

proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia 20 minggu


atau segera setelah persalinan (Mansjoer dkk, 2006).
2. Anatomi Fisiologi
Perubahan Fisiologi Wanita Hamil
Segala perubahan fisik dialami wanita selama hamil
berhubungan dengan beberapa sistem yang disebabkan oleh
efek khusus dari hormon. Perubahan ini terjadi dalam rangka
persiapan perkembangan janin, menyiapkan tubuh ibu untuk
bersalin, perkembangan payudara untuk pembentukan/produksi
air susu selama masa nifas. (Salmah dkk, 2006, hal.47)
a. Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah
pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran
ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus.Pada bulanbulan pertama kehamilan bentuk uterus seperti buah advokat, agak
gepeng.Pada kehamilan 4 bulan uterus berbentuk bulat dan pada akhir
kehamilan kembali seperti semula, lonjong seperti telur. (Wiknjosastro, H,
2006, hal. 89)
ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 3

Perkiraan umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri :


1. Pada kehamilan 4 minggu fundus uteri blum
teraba
2. Pada kehamilan 8 minggu, uterus membesar
seperti telur bebek fundus uteri berada di
belakang simfisis.
3. Pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar
telur angsa, fundus uteri 1-2 jari di atas
simfisis pubis.
4. Pada kehamilan 16 minggu fundus uteri
kira-kira pertengahan simfisis dengan pusat.
5. Kehamilan 20 minggu, fundus uteri 2-3 jari
di bawah pusat.
6. Kehamilan 24 minggu, fundus uteri kira-kira
setinggi pusat.
7. Kehamilan 28 minggu, fundus uteri 2-3 jari
di atas pusat.
8. Kehamilan 32
pertengahan

minggu,

umbilicus

fundus
dan

uteri

prosessus

xypoideus.
9. Kehamilan 36-38 minggu, fundus uteri kirakira 1 jari di bawah prosessus xypoideus.
10. Kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun
kembali kira-kira 3 jari di bawah prosessus
xypoideus. (Wiknjosastro, H, 2006. Hal. 9091 dan Mandriwati, G. A. 2008. Hal. 90).
b. Vagina
Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat hormon
estrogen sehingga tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide).Tanda
ini disebut tanda Chadwick. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 95)
c. Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16
minggu.Namun akan mengecil setelah plasenta terbentuk, korpus luteum

ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 4

ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron. Lambat laun fungsi


ini akan diambil alih oleh plasenta. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal .95)
d. Payudara
Payudara akan mengalami perubahan, yaitu mebesar dan tegang
akibat hormon somatomammotropin, estrogen, dan progesteron, akan
tetapi belum mengeluarkan air susu. Areola mammapun tampak lebih
hitam karena hiperpigmentasi. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 95)
e. Sistem Sirkulasi
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh
darah yang membesar pula.Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah
secara fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia.
Volume darah akan bertambah kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan
32 minggu, diikuti dengancardiac output yang meninggi kira-kira 30%.
(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 96).
f. Sistem Respirasi
Wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang mengeluh
rasa sesak nafas.Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas
karena usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma
sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal.
96)
g. Traktus Digestivus
Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea)
karena hormon estrogen yang meningkat.Tonus otot traktus digestivus juga
menurun.Pada bulan-bulan pertama kehamilan tidak jarang dijumpai
gejala muntah pada pagi hari yang dikenal sebagai moorning sickness dan
bila terlampau sering dan banyak dikeluarkan disebut hiperemesis
gravidarum. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)

h. Traktus Urinarius

ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 5

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan


oleh uterus yang membesar sehingga ibu lebih sering kencing dan ini akan
hilang dengan makin tuanya kehamilan, namun akan timbul lagi pada
akhir kehamilan karena bagian terendah janin mulai turun memasuki Pintu
Atas Panggul. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)
i. Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh hormon Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang
dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit
pigmen pada dahi, pipi, dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum.
Namun Pada kulit perut dijumpai perubahan kulit menjadi kebiru-biruan
yang disebut striae livide. (Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)
j. Metabolisme dalam Kehamilan
Pada wanita hamil Basal Metabolik Rate (BMR) meningkat hingga
15-20 %.Kelenjar gondok juga tampak lebih jelas, hal ini ditemukan pada
kehamilan trimester akhir.Protein yang diperlukan sebanyak 1 gr/kg BB
perhari untuk perkembangan badan, alat kandungan, mammae, dan untuk
janin, serta disimpan pula untuk laktasi nanti.Janin membutuhkan 30-40 gr
kalsium untuk pembentukan tulang terutama pada trimester ketiga.Dengan
demikian makanan ibu hamil harus mengandung kalsium, paling tidak 1,52,5 gr perharinya sehingga dapat diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium yang
tertahan untuk keperluan janin sehingga janin tidak akan mengganggu
kalsium ibu. Wanita hamil juga memerlukan tambahan zat besi sebanyak
800 mg untuk pembentukan haemoglobin dalam darah sebagai persiapan
agar tidak terjadi perdarahan pada waktu persalinan. (Wiknjosastro, H.
2006. Hal. 98)
k. Kenaikan Berat Badan
Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan
adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin. Perkiraan peningkatan berat
badan adalah 4 kg dalam kehamilan 20 minggu, dan 8,5 kg dalam 20

ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 6

minggu kedua (0,4 kg/minggu dalam trimester akhir) jadi totalnya 12,5 kg.
(Salmah, Hajjah.2006. Hal.60-61)

3. Etiologi
Penyebab preeklamsi sampai sekarang belum di ketahui
secara

pasti,tapi

pada

penderita

yang

meninggal

karena preeklamsia terdapat perubahan yang khas pada berbagai


alat.Tapi kelainan yang menyertai penyakit ini adalah spasmus
arteriole, retensi Na dan air dan coogulasi intravaskulaer.
Walaupun vasospasmus mungkin bukan merupakan sebab
primer

penyakit

ini,

akan

tetapi

vasospasmus ini

yang

menimbulkan berbagai gejala yang menyertai preeklamsi.


Sebab pre eklamasi belum diketahui,
a. Vasospasmus menyebabkan :
1) Hypertensi
2) Pada otak (sakit kepala, kejang)
3) Pada placenta (solution placentae, kematian janin)
4) Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)
5) Pada hati (icterus)
6) Pada retina (amourose)
b. Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab
preeklamsia yaitu :
1) Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan
ganda, hidramnion, dan molahidatidosa
2) Bertambahnya frekuensi seiring makin

tuanya

kehamilan
3) Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan
kematian janin dalam uterus
4) Timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang dan
koma.
c. Factor Perdisposisi Preeklamsi
1) Molahidatidosa
2) Diabetes melitu
3) Kehamilan ganda
4) Hidrocepalus
5) Obesitas
6) Umur yang lebih dari 35 tahun

ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 7

4. Klasifikasi
Preeklamsi di bagi menjadi 2 golongan yaitu :
1) Preeklamsi Ringan :
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang di ukur
pada posisi berbaring terlentang, atau kenaikan diastolic
15 mmHg atau lebih, kenaikan sistolik 30 mmHg/lebih.
Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali
pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, dan sebaiknya
6 jam.
b. Edema umum (kaki, jari tangan dan muka atau BB
meningkat)
c. Proteinuri kuwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter,
sedangkan kuwalitatif 1+ & 2+ pada urine kateter atau
midstream.
2) Preeklamsi Berat
a. TD 160/110 mmHg atau lebih
b. Proteinuria 5gr atau lebih perliter
c. Oliguria (jumlah urine <500cc/24 jam)
d. Adanya gangguan serebri, gangguan visus, dan rasa
nyeri pada efigastrium
e. Terdapat edema paru dan sianosis
5. Manifestasi Klinis
a. penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg
seminggu beberapa kali.
b. Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki,
jari tangan dan muka
c. Hipertensi (di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)
TD > 140/90 mmHg atau
Tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg
Diastolik>15 mmHg
tekanan diastolic pada trimester ke II yang >85 mmHg
patut di curigai sebagai preeklamsi
d. Proteinuria
Terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam urin 24 jam
atau pemeriksaan kuwalitatif +1 / +2.

ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 8

Kadar protein > 1 g/l dalam urine yang di keluarkan


dengan kateter atau urine porsi tengah, di ambil 2 kali
dalam waktu 6 jam.

6. Patofisiologi
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam
sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini
menyebabkan penurunan perfusi ke organ , termasuk ke utero
plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya
proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi
aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial.Vasospasme dapat
diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating
pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan
organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai
pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat
berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.

ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 9

7. Pathway

ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 10

8. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream
( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada
skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine
meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7
mg/100 ml
b. USG : untuk mengetahui keadaan janin
c. NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

9. Komplikasi
Tergantung derajat pre-eklampsianya, yang termasuk
komplikasi antara lain atonia uteri (uterus couvelaire), sindrom
HELLP (Haemolysis Elevated Liver Enzymes, Low Platelet
Cown), ablasi retina, KID (Koagulasi Intra Vaskular Diseminata),
gagal ginjal, perdarahan otal, oedem paru, gagal jantung, syok dan
kematian.
Komplikasi pada janin berhubungan dengan akut kronisnya
insufisiensi uteroplasental, misalnya pertumbuhan janin terhambat
dan prematuritas.
10. Penatalaksanaan
a. Prinsip Penatalaksanaan Pre-Eklampsia
Melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah
Mencegah progresifitas penyakit menjadi eklampsia
Mengatasi atau menurunkan risiko janin (solusio
plasenta, pertumbuhan janin terhambat, hipoksia sampai

kematian janin)
Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan
cepat sesegera mungkin setelah matur, atau imatur jika
diketahui bahwa risiko janin atau ibu akan lebih berat

jika persalinan ditunda lebih lama.


b. Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Ringan
Dapat dikatakan tidak mempunyai risiko bagi ibu
maupun janin
ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 11

Tidak perlu segera diberikan obat antihipertensi atau


obat lainnya, tidak perlu dirawat kecuali tekanan darah

meningkat terus (batas aman 140-150/90-100 mmhg).


Istirahat yang cukup (berbaring / tiduran minimal 4 jam

pada siang hari dan minimal 8 jam pada malam hari)


Pemberian luminal 1-2 x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur
Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg/hari.
Bila tekanan darah tidak turun, dianjurkan dirawat dan
diberi obat antihipertensi : metildopa 3 x 125 mg/hari
(max.1500 mg/hari), atau nifedipin 3-8 x 5-10 mg/hari,
atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg/hari, atau pindolol 1-3

x 5 mg/hari (max.30 mg/hari).


Diet rendah garam dan diuretik tidak perlu
Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan,

periksa tiap 1 minggu


Indikasi rawat : jika ada perburukan, tekanan darah
tidak turun setelah 2 minggu rawat jalan, peningkatan
berat badan melebihi 1 kg/minggu 2 kali berturut-turut,
atau pasien menunjukkan tanda-tanda pre-eklampsia

berat. Berikan juga obat antihipertensi.


Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana
sebagai pre-eklampsia berat. Jika perbaikan, lanjutkan

rawat jalan
Pengakhiran kehamilan : ditunggu sampai usia 40
minggu,

kecuali

ditemukan

pertumbuhan

janin

terhambat, gawat janin, solusio plasenta, eklampsia,


atau indikasi terminasi lainnya. Minimal usia 38

minggu, janin sudah dinyatakan matur.


Persalinan pada pre-eklampsia ringan dapat dilakukan
spontan,

atau

dengan

bantuan

ekstraksi

untuk

mempercepat kala ii.


c. Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Berat
Dapat ditangani secara aktif atau konservatif. Aktif berarti :
kehamilan diakhiri / diterminasi bersama dengan pengobatan

ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 12

medisinal. Konservatif berarti : kehamilan dipertahankan


bersama dengan pengobatan medisinal. Prinsip : Tetap
pemantauan janin dengan klinis, USG, kardiotokografi.
1. Penanganan aktif.
Penderita harus segera dirawat, sebaiknya dirawat di
ruang khusus di daerah kamar bersalin.Tidak harus
ruangan gelap.
2. Penanganan konservatif
Pada kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa
disertai tanda-tanda impending eclampsia dengan
keadaan janin baik, dilakukan penanganan konservatif.
Medisinal : sama dengan pada penanganan aktif.
MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-tanda
pre-eklampsia ringan, selambatnya dalam waktu 24
jam. Bila sesudah 24 jam tidak ada perbaikan maka
keadaan ini dianggap sebagai kegagalan pengobatan
dan harus segera dilakukan terminasi. jangan lupa :
oksigen dengan nasal kanul, 4-6 l / menit, obstetrik :
pemantauan ketat keadaan ibu dan janin. bila ada
indikasi, langsung terminasi.
menjelaskan tentang manfaat istirahat dan diet
berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti
berbaring di tempat tidur, namun pekerjaan sehari-hari
perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak duduk dan
berbaring.Diet tinggi protein, dan rendah lemak,
karbohidat, garam dan penambahan berat badan yang
tidak berlebihan perlu dianjurkan.
Mengenal secara dini preeklampsia dan segera
merawat penderita tanpa memberikan diuretika dan obat
anthipertensi, memang merupakan kemajuan yang
penting

dari

pemeriksaan

(Wiknjosastro H,2006).

ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 13

antenatal

yang

baik.

BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data Biografi
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida ,< 20 tahun atau >
35 tahun, Jenis kelamin,
a. Riwayat Kesehatan
keluhan Utama : biasanya klien dengan preeklamsia
mengeluh demam, sakit kepala,
b. Riwayat kesehatan sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema,
pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 14

c. Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit ginjal, anemia,


vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM
d. Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa,
hidramnion serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau
eklamsia sebelumnya
e. Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan
pokok maupun selingan
f. Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat
menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril
untuk menghadapi resikonya
2. Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta
riwayat kehamilan dengan eklamsia sebelumnya.
3. Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika
ibu pernah ikut KB maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi,
efek samping. Alasan pemberhentian kontrasepsi (bila tidak
memakai lagi) serta lamanya menggunakan kontrasepsi
4. Pola aktivitas sehari-hari
a. Aktivitas
Gejala :biasanya pada pre eklamsi terjadi kelemahan,
penambahan berat badan atau penurunan BB, reflek fisiologis
+/+, reflek patologis -/-.
Tanda : pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka
b. Sirkulasi
Gejala :biasanya terjadi penurunan oksegen.
c. Abdomen
Inspeksi :biasanya Perut membuncit sesuai usia kehamilan
aterm, apakah adanya sikatrik bekas operasi atau tidak ( - )
d. Eliminasi
Gejala :biasanya proteinuria + 5 g/24 jam atau 3 pada tes
celup, oliguria
e. Makanan / cairan
Gejala :biasanya terjadi peningkatan berat badan dan
penurunan , muntah-muntah
Tanda :biasanya nyeri epigastrium,
f. Integritas ego
ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 15

Gejala : perasaan takut.


Tanda : cemas.
g. Neurosensori
Gejala :biasanya terjadi hipertensi
Tanda :biasanya terjadi kejang atau koma
h. Nyeri / kenyamanan
Gejala :biasanya nyeri epigastrium, nyeri kepala, sakit kepala,
ikterus, gangguan penglihatan.
Tanda :biasanya klien gelisah,
i. Pernafasan
Gejala :biasanya terjadi suara nafas antara vesikuler, Rhonki,
Whezing, sonor
Tanda :biasanya ada irama teratur atau tidak, apakah ada bising
atau tidak.
j. Keamanan
Gejala :apakah adanya gangguan pengihatan, perdarahan
spontan.
k. Seksualitas
Gejala : Status Obstetrikus
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : baik, cukup, lemah
b. Kesadaran : Composmentis (e = 4, v = 5, m = 6)
c. Pemeriksaan Fisik (Persistem)
Sistem pernafasan
Pemeriksaan pernapasan, biasanya pernapasan mungkin
kurang, kurang dari 14x/menit, klien biasanya mengalami
sesak sehabis melakukan aktifitas, krekes mungkin ada,

adanya edema paru hiper refleksia klonus pada kaki.


Sistem cardiovaskuler
Inspeksi : apakah Adanya sianosis, kulit pucat,konjungtiva
anemis.
Palpasi :Tekanan darah : biasanya pada preeklamsia
terjadi peningkatan TD, melebihi tingkat dasar setetah 20
minggu kehamilan,
Nadi : biasanya nadi meningkat atau menurun
Leher
:
apakah
ada
bendungan
atau
tidak pada PemeriksaanVena

Jugularis,

jika

ada

bendungan menandakan bahwa jantung ibu mengalami


ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 16

gangguan. Edema periorbital yang tidak hilang dalam


kurun waktu 24 jam Suhu dingin
Auskultasi :untuk mendengarkan detak jantung janin
untuk mengetahui adanya fotal distress, bunyi jantung
janin yang tidak teratur gerakan janin melemah.
d. System reproduksi
Dada
Payudara : Dikaji apakah ada massa abnormal, nyeri tekan

pada payudara.
Genetalia
Inspeksi adakah pengeluaran pervaginam berupa lendir
bercampur darah, adakah pembesaran kelenjar bartholini /

tidak.
Abdomen
Palpasi : untuk mengetahui tinggi fundus uteri, letak janin,
lokasi edema, periksa bagian uterus biasanya terdapat

kontraksi uterus
Sistem integument perkemihan
Periksa vitting udem biasanya terdapat edema pada
ekstermitas akibat gangguan filtrasi glomelurus yang

meretensi garam dan natrium, (Fungsi ginjal menurun).


Oliguria
Proteinuria
Sistem persarafan
Biasanya hiperrefleksi, klonus pada kaki
Sistem Pencernaan
Palpasi : Abdomen adanya nyeri tekan daerah
epigastrium (kuadran II kiri atas), anoreksia, mual dan
muntah.

B. Diagnosa
1. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan
proses cardiac output menurun, merangsang medulla oblongata dan
system syaraf, penurunan fungsi organ, vaso spasme dan
peningkatan tekanan darah, perubahan perfusi jaringan.

ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 17

2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan Vaso Spasme


pada pembuluh darah, proses cardiac output menurun, merangsang
medulla oblongata dan system syaraf, Kompresi saraf simpatis
gangguan irama jantung, aliran tumbulensi emboli kontraksi uterus
dan pembukaan jalan lahir, kontraksi uterus dan pembukaan jalan
lahir di tandai dengan biasanya ibu mengeluh nyeri kepala,
biasanya ibu mengeluh nyeri perut akibat fotal distress pada janin,
Bisanya ibu tampak meringis kesakitan, biasanya ibu tampak
cemas, Bianyasa skala nyeri 4 = nyeri berat (skala nyeri 1-5),
aktivitas janin menurun, DJJ meningkat >160
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan

dengan

HCL

meningkat

peristaltic

turun Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan


karena faktor biologi di tandai dengan klien biasanya mengatakan
kurang nafsu makan, klien biasanya sering mual muntah, Biasanya
klien tampak kurus, biasanya klien tampak lemah, konjungtiva
anemis, BB menurun.
4. Ansietas berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap
proses persalinan di tandai dengan klien biasanya sering bertanya,
klien biasanya sering mengungkapkan kecemasan, biasanya klien
tampak cemas, Biasanya klien tampak gelisah

C. Intervensi / Perencanaan
1. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan
penurunan fungsi organ ( vasospasme dan peningkatan
tekanan darah
Tujuan : Tidak terjadi kejang pada ibu
Kriteria Hasil :
a. Kesadaran : compos mentis, GCS : 15 ( 4-5-6 )

ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 18

b. Tanda-tanda vital :
Tekanan
Darah
mmHg,

100-120/70-80

Suhu: 36-37 C, Nadi : 60-80 x/mnt, RR :

16-20 x/mnt.
Intervensi
1.

Rasional

Monitor tekanan darah tiap 4 1. Tekanan diastole > 110 mmHg dan

jam

sistole 160 atau lebih merupkan


indikasi dari PIH

2.

Catat tingkat kesadaran pasien

3.

Kaji

eklampsia

adanya
(

tanda-tanda

hiperaktif,

reflek

patella dalam, penurunan nadi,dan


respirasi, nyeri epigastrium dan
oliguria )
4.

Monitor adanya tanda-tanda

dan gejala persalinan atau adanya


kontraksi uterus
5.

Kolaborasi dengan tim medis

dalam pemberian anti hipertensi


dan SM

2. Penurunan

kesadaran

sebagai

indikasi penurunan aliran darah otak

3. Gejala

tersebut

merupakan

manifestasi dari perubahan pada otak,


ginjal,

jantung

dan

paru

yang

mendahului status kejang


4. Kejang

akan

kepekaan

uterus

meningkatkan
yang

akan

memungkinkan terjadinya persalinan.


5. Anti hipertensi untuk menurunkan
tekanan

darah

dan

SM

untuk

mencegah terjadinya kejang

2. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan


kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir

ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 19

Tujuan : Tidak terjadi nyeri atau ibu dapat mengantisipasi


nyerinya
Kriteria Hasil :
a. Ibu mengerti penyebab nyerinya
b. Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya

Intervensi
1.Kaji

Rasional

tingkat

intensitas

nyeri 1.Ambang

pasien

nyeri

setiap

orang

berbeda ,dengan demikian akan dapat


menentukan tindakan perawatan yang
sesuai dengan respon pasien terhadap
nyerinya.

2.Jelaskan penyebab nyerinya

2. Ibu dapat memahami penyebab


nyerinya sehingga bisa kooperatif

3.Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri


dengan nafas dalam bila HIS timbul

3. Dengan nafas

dalam otot-otot

dapat berelaksasi , terjadi vasodilatasi


pembuluh darah, expansi paru optimal
sehingga kebutuhan 02 pada jaringan
terpenuhi

4.Bantu

ibu

mengusap/massage

dengan
pada

4. untuk mengalihkan perhatian pasien

bagian

yang nyeri

3. Nutrisi

kurang

dari

kebutuhan

berhubungan Ketidakmampuan
memasukkan/mencerna makanan karena faktor biologi.
Tujuan: nafsu makan meningkat atu normal
Kriteria hasil :
a. BB meningkat atau normal

ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 20

tubuh
dalam

b. tidal ada tanda-tanda mal nutrisi


c. kekuatan menggenggan

Intervensi

Rasional

1 Kaji adanya alergi makanan

1. Untuk mengetahui apakah pasien ada


alergi makanan

2. Anjurkan pasien untuk meningkatkan


intake Fe
3. Berikan substansi gula
4. Berikan makanan yang terpilih (sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)

2.intake fe dapat meningkatkan kekuatan


tulang
3.substansi gula dapat meningkatkan
energi pasien
4.Untuk memenuhi status gizi pasien

5. Ajarkan pasien bagaimana membuat


catatan makanan harian

5. Catatan

harian

makanan

dapat

mengetahui asupan nutrisi pasien

4. Ansietas ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak


efektif terhadap proses persalinan
Tujuan :Setelah dilakukan tindakan perawatan kecemasan

ibu berkurang atau hilang


Kriteria Hasil :
a. Ibu tampak tenang
b. Ibu kooperatif terhadap tindakan perawatan
c. Ibu dapat menerima kondisi yang dialami sekarang

Intervensi

Rasional

1. tingkat kecemasan ibu

1. Tingkat kecemasan ringan dan sedang


bisa

ditoleransi

pengertian

ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 21

dengan

sedangkan

pemberian
yang

berat

diperlukan tindakan medikamentosa


2.Pengetahuan terhadap proses persalinan
2. Jelaskan mekanisme proses persalinan

diharapkan dapat mengurangi emosional


ibu yang maladaptive.
3. Kecemasan akan dapat teratasi jika

3. gali

dan

tingkatkan

mekanisme mekanisme koping yang dimiliki ibu

koping ibu yang efektif

efektif
4. ibu dapat mempunyai motivasi untuk

4. Beri support system pada ibu

menghadapi

keadaan

yang

sekarang

secara lapang dada asehingga dapat


membawa ketenangan hati

D. Evaluasi
Hasil yang diharapkan dari pemberian asuhan keperawatan pada anak
dengan physical abuse antara lain :
1. Anak mengenali perlunya atau mencari perlindungan untuk
mencegah dan mengatasi physical abuse.
2. Keluarga berpartisipasi sebagai fungsi modal peran sebagai orang
tua yang positif dan efektif.
3. Keluarga mampu menjaga situasi yang dapat menimbulkan stress.
4. Keluarga dan anak mampu mengembangkan strategi pemecahan
masalah.

ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 22

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,
edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.
Preeklampsia adalah merupakan hipertensi yang diinduksi oleh kehamilan.
Preeklampsia adalah penyakit yang disebabkan oleh tekanan darah
toksemia tinggiyang terkait dengan kondisi diawal kehamilan.
Preeklampsia adalah penyakit multisistem, yang bisa melibatkan otak,
hati, ginjal, dan plasenta.Komplikasi-komplikasi maternal mencakup
eklampsia, stroke, gagal hati dan gagal ginjal, dan koagulopati.
B. Saran
Lebih meningkatkan lagi penyuluhan tentang pre eklamsia oleh tim
medis dan para medis kepada masyarakat banyak, khusus nya yang ada di
daerah terpencil agar masyarakat lebih cepat mengetahui tanda-tanda dan
gejala dari pre eklamsi terutama pada ibu-ibu,agar dapat di atasi dengan
cepat.

DAFTAR PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 23

Yulianti, Devi. 2005. Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan. Jakarta.


EGC
Pillitteri, Adele. 2002. Asuhan Ibu dan Anak. Jakarta. EGC
Chapman, Vicky. (2006). Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran.Jakarta
:EGC
Himpunan Kedokteran Feto Maternal POGI. (2006). Pedoman Pengelolaan
Hipertensi dalam Kehamilan di Indonesia, edisi (2). Kelompok Kerja Penyusun
Manuaba, Ida Bagus Gede. (2010). Ilmu Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta
:EGC
Manjoer,

Arif,

dkk. (2009). Kapita

Selekta

Edisi

Ketiga

Jilid

Ketiga.Jakarta : Media Aesculapius


Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed rev, Jakarta:
Rineka Cipta
Prawirohardjo, S. (2008). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : YBP
Prawirohardjo, S. (2008).Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP
Robert J. M.(2007). Carl A Hubel Oxydative Stress in Preeclampsia. AJOG, 190:
117 8
Sofoewan S.(2007). Preeklampsia Eklampsia di Beberapa Rumah Sakit
di Indonesia, patogen. Dasar Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran
danKesehatan esis, dan kemungkinan pencegahannya. MOGI, 27; 141 151.
Syaifudin.(2006). Anatomi Fisiologi.EGC. Jakarta.

ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 24

Yusmardi.(2010). Perbandingan Kadar Asam Folat Serum Maternal Preeklampsia


Berat dengan Kehamilan Normal. Tesis Bagian Obgyn FK USU : RSUP Haji
Adam Malik

ASUHAN KEPERAWATAN PRE-EKLAMSIAPage 25

Anda mungkin juga menyukai