Kasus Ujian - Decomp Cordis
Kasus Ujian - Decomp Cordis
DECOMP CORDIS
Oleh :
Nurul Futuchah
G0007122
A. ANAMNESA
1. Identitas Pasien
Nama
: Tn. T
Umur
: 35 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: PNS
Alamat
No. RM
: 81 37 37
2. Keluhan Utama
R. Hipertensi
R. DM
: disangkal
R. Asma
: disangkal
R. Alergi
: disangkal
R. Hipertensi
: disangkal
R. DM
: disangkal
R. Asma
: disangkal
6. Riwayat Kebiasaan
R. Merokok
: disangkal
R. Olahraga
R. Minum alkohol
: disangkal
Kepala
Mata
: pandangan
kabur
(-),
mata
kuning
(-),
Telinga
Mulut
Tenggorokan
Respirasi
Cardiovaskuler
Gastrointestinal
Genitourinaria
Muskuloskeletal
Extremitas
: atas
bawah :
B. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : compos mentis, tampak lemah, gizi kesan cukup
Tanda vital:
a. Tekanan darah
b. Nadi
: 124 x / menit
c. Heart rate
: 124x / menit
d. Respirasi
: 32x / menit
e. Suhu
f. Berat badan
: 70 kg
g. Tinggi badan
: 165 cm
Kulit
Kepala
Mata
Telinga:
Hidung
Mulut
: bibir kering (-), sianosis (-), stomatitis (-), mukosa pucat (+),
gusi berdarah (-), lidah kotor (-), lidah hiperemis (-), lidah
tremor (-), papil lidah atrofi (-)
Thorax
Jantung
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
: Depan : Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: sonor / sonor
Suara
Palpasi
Perkusi
: sonor / sonor
: Inspeksi
Palpasi
Extremitas
: Atas
luka (-/-),
(-/-),
Pulmo
Abdomen
oedem -
- -
E. DIAGNOSIS
Diagnosis fungsional : Decompensated cordis
Diagnosis etiologi
F. TERAPI
Non Medikamentosa
1.
2.
Medikamentosa
R/ Kaptopril tab mg 12,5 No. X
S 3 dd tab 1h a.c
R/ Furosemid tab mg 40 No. VII
S 1-0-0
Pro : Tn. T (35 th)
Pembahasan obat
1. Kaptopril
Kaptopril merupakan ACE inhibitor yang bekerja langsung. Kaptopril
menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II sehingga terjadi
vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron. Vasodilatasi akan menurunkan
GAGAL JANTUNG
A. Definisi
Gagal jantung (GJ) adalah suatu keadaan patofisiologis berupa
kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau hanya
kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara
abnormal. New York Heart Association (NYHA) membuat klasifikasi
fungsional dalam 4 kelas :
Kelas 1. Bila pasien dapat melakukan aktivitas berat tanpa keluhan.
Kelas 2. Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas lebih berat dari aktivitas
sehari-hari tanpa keluhan.
Kelas 3. Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa
keluhan.
Kelas 4. Bila pasien tidak dapat melakukan aktivitas apapun dan harus
melakukan tirah baring.
(Gray et al., 2005)
Sekarang GJ dianggap sebagai remodelling
progresif akibat
10
miokard
akibat
progresivitas
penyakit
yang
11
b.
3. Diuretik
Diuretik merupakan obat utama untuk mengatasi gagal jantung akut
yang selalu disertai dengan kelebihan cairan yang bermanifestasi sebagai
kongesti paru atau edema perifer. Diuretik diberikan sampai terjadi
diuresis yang cukup untuk mencapai euvolemia, dan mempertahankannya
(Setiawati dan Nafrialdi, 2007).
4. Antagonis aldosteron
Aldosteron akan memacu remodeling dan disfungsi ventrikel
melalui peningkatan preload dan efek langsung, sehingga antagonis
aldosteron dapat menghambat remodellingnya. Antagonis aldosteron
direkomendasikan untuk ditambahkan pada:
c.
d.
ACEI dan beta blocker pada gagal jantung setelah infark miokard
dengan disfungsi sistolik ventrikel kiri
(Setiawati dan Nafrialdi, 2007)
12
5. Beta Blocker
Beta blocker direkomendasikan untuk penggunaan rutin pada
pasien gagal jantung NYHA II-III yang stabil, etiologi iskemik maupun
noniskemik, bersama ACEI, dan diuretik jika diperlukan, dan tidak ada
kontraindikasi. Oleh karena beta blocker pada GJ byukan class effect,
maka hanya bisoprolol, karvedilol, dan metoprolol lepas lambat yang
direkomendasikan untuk pengobatan GJ (Setiawati dan Nafrialdi, 2007).
6. Glikosida Jantung
Efek digoksin pada pengobatan GJ adalah inotropik positif,
kronotropik negatif, dan mengurangi aktivitas saraf simpatis. Digoksin
sekarang ini hanya digunakan untuk : 1) pasien GJ dengan fibrilasi atrium,
2) pasien GJ dengan ritme inus yang masih simtomatik, terutama yang
disertai takikardi. Intoksikasi digitalis sangat mudah terjadi bila fungsi
ginjal menurun(ureum/kreatinin meningkat) atau kadar kalium rendah
(kurang dari 3.5 meq/L) (Setiawati dan Nafrialdi, 2007).
13
DAFTAR PUSTAKA
Askandar T, Setiawan PB. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya : Airlangga University Press
Gray HH, KD Dawkins, JM Morgan, dan IA Simpson. 2005, Lecture Notes
Kardiologi, edisi 4. Jakarta: Erlangga.
Panggabean MM. 2007. Gagal Jantung. Dalam : Sudoyo AW. Buku Ajar Ilmnu
Penyakit Dalam. Jakarta : FK UI
Setiawati A dan Nafrialdi. 2007. Obat Gagal Jantung. Dalam : Dalam: Gunawan
SG, dkk (eds). Farmakologi dan Terapi. Jakarta : FK UI
Sitompul B., Irawan JS. 2003. Gagal Jantung. Dalam Buku ajar Kardiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Williams, H. Gordon. 2000. ed. Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam,
edisi 13. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
14