Anda di halaman 1dari 512

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI

2014

Mata Kuliah : MATEMATIKA 1


SKS

:2

Pengajar

Hari

Purwadi

ST, MT
LIMIT DAN KEKONTINUAN

LIMIT DAN KEKONTINUAN

3.1 Limit Fungsi di Satu Titik


Pengertian limit secara intuisi
Perhatikan fungsi

x2 1
f ( x)
x 1
Fungsi diatas tidak terdefinisi di x=1, karena di titik tersebut f(x) berbentuk
0/0. Tapi masih bisa ditanyakan berapa nilai f(x) jika x mendekati 1
Dengan bantuan kalkulator dapat diperoleh nilai f(x) bila x mendekati 1,
seperti pada tabel berikut
0.9 0.99 0.999 0.9999

1.0001 1.001 1.01

1.1

f(x) 1.9 1.99 1.999 1.9999

2.0001 2.001 2.01

2.1

Secara grafik
Dari tabel dan grafik disamping
terlihat bahwa f(x) mendekati 2
jika x mendekati 1

f(x)
2
f(x)

Secara matematis dapat dituliskan


Sebagai berikut

x2 1
lim
2
x 1 x 1
x2 1
Dibaca limit dari
untuk x mendekati
x 1
1 adalah 2

Definisi(limit secara intuisi). Untuk mengatakan bahwa lim f ( x) L berarti


xc
bahwa bilamana x dekat, tetapi berlainan dengan c, maka f(x) dekat ke L
4

Contoh
1. lim 3 x 5 8
x 1

2 x 2 3x 2
(2 x 1)( x 2)
lim

lim
2. x2
x2
x2
x2

3.

lim
x 9

x9
x 3

lim
x 9

x9

x 3

lim 2 x 1 5
x2

x 3 x 3 lim
x 9

( x 9)( x 3) lim x 3 6
x 9
x9

sin(1 / x )
4. lim
x 0

Ambil nilai x yang mendekati 0, seperti pada tabel berikut


x
sin(1 / x )

2/

2 / 2

2 / 3

2 / 4

2 / 5

2 / 6

-1

2 / 7

-1

2 / 8

Dari tabel terlihat bahwa bila x menuju 0, sin(1/x) tidak menuju ke


satu nilai tertentu sehingga limitnya tidak ada
5

Definisi limit

lim f ( x ) L jika 0 , 0 0 | x c | | f ( x ) L |
xc

c
Untuk setiap 0

c c c

0 | x c |

Terdapat 0 sedemikian sehingga


L
L

c
| f ( x) L |
6

Limit Kiri dan Limit Kanan


x

Jika x menuju c dari arah kiri (dari arah


bilangan yang lebih kecil dari c, limit disebut
limit kiri,
notasi

lim f ( x )

x c

Jika x menuju c dari arah kanan (dari arah


bilangan yang lebih besar dari c, limit disebut
limit kanan,
notasi

lim f ( x)

x c

Hubungan antara limit dengan limit sepihak(kiri/kanan)

lim f ( x) L lim f ( x) L dan lim f ( x) L


x c

Jika

x c

x c

lim f ( x ) lim f ( x) maka lim f ( x ) tidak ada

x c

x c

x c

Contoh Diketahui
1.

x2 , x 0

f ( x) x , 0 x 1
2 x 2 , x 1

a. Hitung lim f ( x )
x0

f ( x)
b. Hitung lim
x1

Jika ada

f ( x)
c. Hitung lim
x 2
d. Gambarkan grafik f(x)
Jawab
a. Karena aturan fungsi berubah di x=0, maka perlu dicari limit
kiri dan limit kanan di x=0

lim f ( x ) lim x 2 0

x0

x 0

lim f ( x) 0
x 0

lim f ( x ) lim x 0

x0

x 0

b. Karena aturan fungsi berubah di x=1, maka perlu dicari limit


kiri dan limit kanan di x=1

lim f ( x) lim x 1

x 1

lim f ( x)

x 1

x 1

lim 2 x 2 3

Karena lim f (x) lim f (x)


x1

x1

lim f ( x ) Tidak ada


x1

x 1

c. Karena aturan fungsi tidak berubah di x=2, maka tidak perlu dicari limit
kiri dan limit kanan di x=2

lim f ( x) lim 2 x 2 6
x 2

x2

Grafik f(x)

di x=1 limit tidak


ada

Untuk x 0

f ( x) x

Untuk 0<x<1
2

Grafik: parabola

f(x)=x
Grafik:garis lurus

Untuk x 1

f ( x) 2 x 2
Grafik: parabola
10

2. Tentukan konstanta c agar fungsi

3 cx, x 1
f ( x) 2
x c , x 1
mempunyai limit di x=-1
Jawab
Agar f(x) mempunyai limit di x=-1, maka limit kiri harus sama dengan
limit kanan

lim f ( x ) lim 3 cx 3 c

x 1

x 1

Agar limit ada

3+ c=1-c

lim f ( x ) lim x 2 c 1 c
x 1
x 1

C=-1
11

Soal Latihan
A. Diberikan grafik suatu fungsi f seperti gambar berikut .

Cari limit /nilai fungsi berikut, atau nyatakan bahwa limit /nilai
fungsi tidak ada.

f ( x)
1. xlim
3

5.

2. lim f ( x )

6.

f(-3)

7.

f(-1)

8.

f(1)

x 1

f ( x)
3. lim
x1

f ( x)
4. xlim

lim f ( x)

x 1

12

Soal Latihan
B.
x 2 1, x 1
1. Diketahui : f ( x) 2
x x 2, x 1
a.Hitung

lim f ( x) dan lim f ( x)


x 1

x 1

b. Selidiki apakah lim f ( x ) ada, jika ada hitung limitnya


x 1

2. Diketahui g ( x ) x 2 3 x , hitung ( bila ada ) :


a.

lim

x2

g( x)

3. Diketahui f ( x)
a.

lim

x 2

f ( x)

b. lim g( x )
x 2

x2
x2
b.

c.

lim g( x )

x 2

, hitung ( bila ada )

lim

x 2

f ( x)

c.

lim
x 2

f ( x)

13

Sifat limit fungsi


Misal

lim f ( x) L dan lim g ( x ) G (limit dari f , g ada dan berhingga)


xa
xa
maka
1.

lim f ( x ) g ( x) lim f ( x) lim g ( x ) L G


xa

xa

xa

2. lim f ( x) g ( x) lim f ( x) lim g ( x) LG


xa

xa

xa

f ( x) L
f ( x) lim
xa
3. lim

, bila G 0
x a g ( x)
lim g ( x) G
xa

4.

lim( f ( x)) n (lim f ( x)) n ,n bilangan bulat positif


x a

x a

5. lim n f ( x) n lim f ( x) n L
xa

xa

bila n genap L harus positif

14

Prinsip Apit
Misal f ( x ) g ( x) h( x) untuk x disekitar c dan

lim f ( x ) L serta lim h( x ) L


maka

x c

x c

lim g ( x ) L
xc

Contoh Hitung
Karena
dan

1
lim( x 1) sin
x 1
x 1

1 sin(

1
) 1
x 1

lim ( x 1) 2 0
x 1

maka

lim( x 1) 2 sin
x 1

1
( x 1) ( x 1) sin
( x 1) 2
x 1
2

, lim( x 1) 2 0
x 1

1
0
x 1

15

Limit Fungsi Trigonometri


sin x
1. lim
1
x0
x
2. lim cos x 1
x 0

tan x
3. lim
1
x 0
x
Contoh
sin 4 x
sin 4 x
.4
3 lim
.4
3 x sin 4 x
x

0
4x
4x
lim
lim

x 0 5 x tan 2 x
x 0
tan 2 x
tan 2 x
5
.2
5 lim
.2
x

0
2x
2x
x 0 ekivalen dgn 4x 0
sin 4 x
3 lim
.4
7
4 x 0
4x

tan 2 x
5 lim
.2 3
2 x 0
2x
3

16

Soal Latihan
Hitung
1.

tan 2 3t
lim
t 0
2t

2.

lim

3.

cos 2 t
lim
t 0 1 sin t

4.

sin 3t 4t
lim
t 0
t sec t

5.

tan x
lim
x 0 sin 2 x

t 0

cot t sin t
2 sec t

17

Limit Tak Hingga dan Limit di Tak Hingga


Limit Tak Hingga

f ( x)

Misal lim f ( x) L 0 dan lim g ( x) 0 , maka lim


x a g ( x)
x a
x a

(i ) , jika L 0 dan g ( x) 0 dari arah atas


(ii ) , jika L 0 dan g ( x ) 0 dari arah bawah

(iii ) , jika L 0 dan g ( x ) 0 dari arah bawah


(iv ) , jika L 0 dan g ( x ) 0 dari arah atas
Ctt :

g(x) 0 dari arah atas maksudnya g(x) menuju 0 dari nilai g(x)
positif.
g(x) 0 dari arah bawah maksudnya g(x) menuju 0 dari nilai g(x)
negatif.
18

Contoh Hitung
x2 1
a. lim
x 1 x 1

x2 1
b. xlim
2
1 x 1

x
c. lim
x sin x

Jawab
a. lim x 2 1 2 0
x 1

Sehingga

x2 1
lim

x 1 x 1

2
b. lim x 1 2 0
x 1

Sehingga

,g(x)=x-1 akan menuju 0 dari arah bawah, karena


x 1 dari kiri berarti x lebih kecil dari 1, akibatnya
x-1 akan bernilai negatif

g ( x) x 2 1 akan menuju 0 dari arah atas, karena


x -1 dari kiri berarti x lebih kecil dari -1, tapi
bilangan negatif yang lebih kecil dari -1 jika dikuadrat
kan lebih besar dari 1 sehingga x 2 1 bernilai positif

x2 1
lim 2

x 1 x 1

19

c.

Karena

f(x)=sinx

lim x 0

dan

Jika x menuju dari arah kanan maka nilai sinx menuju 0 dari arah
bawah(arah nilai sinx negatif)
sehingga

x
lim

x sin x

20

Limit di Tak Hingga


a. lim f ( x) L
x

0 M 0 x M | f ( x) L |

jika

atau f(x) mendekati L jika x menuju tak hingga


L
x
Contoh Hitung
x 2 2x 5
lim
x
2x 2 4

Jawab

2 5
1 2
x (1 2x x52 )
x 2 2x 5
x x

lim

lim
lim
x
4
x
x
2x 2 4
x 2 (2 x42 )
2 2
x
2

= 1/2
21

b.

lim f ( x) L

jika

0 M 0 x M | f ( x ) L |

atau f(x) mendekati L jika x menuju minus tak hingga


L
x
Contoh Hitung
2x 5
x 2 x 2 4
Jawab
lim

x (x
2x 5
lim
lim 2
x 2 x 2 4
x x ( 2
2 2

5
x2
4
x2

)
)

lim

( 2x
(2

5
x2
4
x2

)
)

=0
22

Contoh Hitung

x2 x 3 x

lim

Jawab :
Jika x

lim

, limit diatas adalah bentuk ( )

x x 3 x lim x x 3 x (
2

x2 x 3 x2

lim
x | x |
2

x x3 x
x(1 3x )

lim

lim

x2 x 3 x
x x3 x
2

lim

x3
x2 x 3 x

x 2 (1 1x x32 ) x xlim

1 3x

( 1 1x

3
x2

x(1 3x )
x 1 1x

3
x2

2
1)
23

Soal Latihan
Hitung

3 x
lim
1.
x 3 3 x
2.

lim

2
x 2 x 4

lim ( x 1 x )
x
x
4. lim
x 1 x 2
3.

x2 x
5. lim x 1
x

x2 1
6. lim
x x 1
24

Kekontinuan Fungsi
Fungsi f(x) dikatakan kontinu pada suatu titik x = a jika
(i)

f(a) ada

(ii)

lim f ( x) ada
x a

(iii) lim f ( x) f (a )
xa

Jika paling kurang salah satu syarat diatas tidak dipenuhi maka f dikatakan
tidak kontinu di x=a
(i)

f(a) tidak ada

f tidak kontinu di x=a


25

(ii)
L2

L1

Karena limit kiri(L1) tidak


sama dengan limit kanan(L2)
maka f(x) tidak mempunyai limit
di x=a
Fungsi f(x) tidak kontinu di x=a

(iii)

f(a)

f(a) ada

lim f ( x) ada
x a

Tapi nilai fungsi tidak sama dengan


limit fungsi

Fungsi f(x) tidak kontinu di x=a


26

f(a) ada

(iv)

lim f ( x ) ada
x a

f(a)

lim f ( x ) f ( a )
xa

a
f(x) kontinu di x=a
Ketakkontinuan terhapus

Ketakkontinuan kasus (i) bisa dihapus


dengan cara mendefinisikan nilai fungsi
dititik tersebut = limit fungsi

27

contoh
Periksa apakah fungsi berikut kontinu di x=2, jika tidak sebutkan
alasannya
2
2

x
4
x 1, x 2
x 4

,
x

2
a. f ( x)
b. f ( x) x 2
c. f ( x) 2
x2
x 1, x 2
3
,x 2
Jawab :
a. Fungsi tidak terdefinisi di x=2 (bentuk 0/0)

f(x) tidak kontinu


di x=2

b. - f(2) = 3
x2 4
( x 2)( x 2)
lim
lim x 2 4
- lim
x2 x 2
x2
x2
( x 2)
- lim f ( x ) f ( 2)
x2

Karena limit tidak sama dengan nilai fungsi, maka f(x) tidak
kontinu di x=2
28

c.

- f ( 2) 2 2 1 3
-

lim f ( x ) lim x 1 3

x2

x2

lim f ( x) lim x 1 3
2

x 2

lim f ( x ) 3
x2

x 2

f ( x ) f ( 2)
- lim
x2
Karena semua syarat dipenuhi f(x) kontinu di x=2

29

Kontinu kiri dan kontinu kanan


Fungsi f(x) disebut kontinu kiri di x=a jika

lim f ( x) f (a )

xa

Fungsi f(x) disebut kontinu kanan di x=a jika

lim f ( x) f (a )

xa

Fungsi f(x) kontinu di x=a jika kontinu kiri dan kontinu kanan di x=a
Contoh : Tentukan konstanta a agar fungsi
x a, x 2
f ( x) 2
ax 1, x 2

Kontinu di x=2

30

Jawab :
Agar f(x) kontinu di x=2, haruslah
f kontinu kiri di x=2

lim f ( x ) f ( 2)

x2

lim f ( x) lim x a 2 a

x2

x2

f ( 2) a 2 2 1 4 a 1

2 + a = 4a 1
-3a = -3
a=1
f kontinu kanan di x=2

lim f ( x) f (2)

x2

f ( 2) a 2 2 1 4a 1

lim f ( x) lim ax 2 1 4a 1

x 2

Selalu
dipenuhi

x 2

31

Soal Latihan

x 2 1, x 1
1. Diketahui f ( x)
2 x 2, x 1
selidiki kekontinuan fungsi f(x) di x = -1
2. Agar fungsi
x 1, x 1

f ( x) ax b,1 x 2
3 x, x 2

kontinu pada R, maka berapakah a + 2b ?


3. Tentukan a dan b agar fungsi
ax 2 bx 4

, x2
f ( x)
x2
2 4 x,
x2

kontinu di x = 2
32

Kekontinuan pada interval

Fungsi f(x) dikatakan kontinu pada interval buka ( a,b ) bila


f(x) kontinu pada setiap titik di dalam interval tersebut.

Sedangkan f(x) dikatakan kontinu pada interval tutup [ a,b ]


bila :
1. f(x) kontinu pada ( a,b )
2. f(x) kontinu kanan di x = a
3. f(x) kontinu kiri di x = b

Bila f(x) kontinu untuk setiap nilai x R maka dikatakan


f(x) kontinu ( dimana-mana ).
33

Diskontinu

1.

2.

3.

Dicirikan dengan adanya loncatan/ gap pada


grafik fungsi.
Terdapat 3 jenis diskontinuitas:
tak hingga di a jika limitnya (kiri dan kanan) tak
hingga (tidak ada);
loncat berhingga di a jika limit kiri dan kanannya
berhingga namun tak sama;
dapat dihapuskan / dihilangkan di a jika nilai
fungsi dan limitnya ada, tetapi tidak sama,

lim f ( x ) f ( a )
xa

f(x) Diskontinu yg dapat dihapuskan di a


Jika ada fungsi F sedemikian sehingga
F(x) = f(x) untuk semua x a didalam
domain dari f
Fungsi baru F kontinu di a
Contoh
sin x

jika x 0
h( x ) x
0 jika x 0

Soal Latihan
A. Carilah titik diskontinu dari fungsi

x 2 3x
1. f ( x )
x3
2. f ( x )

x2
3. f ( x )
| x|2

x2 4
x3 8

B. Tentukan dimana f(x) kontinu


1. f ( x )
2. f ( x )

x 1
4 x2 9

4x x2

36

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


2014

Mata Kuliah : MATEMATIKA 1


SKS

:2

Pengajar

Hari

Purwadi

ST, MT
FUNGSI

FUNGSI

PENGERTIAN FUNGSI
Definisi : Misalkan A dan B dua himpunan takkosong.

Fungsi dari A ke B adalah aturan yang mengaitkan


setiap anggota A dengan tepat satu anggota B.

ATURAN :

setiap anggota A harus habis terpasang dengan


anggota B.
tidak boleh membentuk cabang seperti ini.

ILUSTRASI FUNGSI
A

Input

Kotak hitam

B
Output

Ditulis f : A B, dibaca f adalah fungsi dari A ke B. A disebut domain,


B disebut kodomain. Elemen a A disebut argumen dan f(a) B disebut bayangan(image) dari a.
Himpunan Rf:= { y B : y = f(x) untuk suatu x A } disebut daerah
jelajah (range) fungsi f dalam B. Bila S A maka himpunan
f(S) := { f(s) : s S } disebut bayangan (image) himp S oleh fungsi f.

ILUSTRASI FUNGSI (LANJ)


A

Fungsi

Bukan fungsi, sebab ada elemen A yang


mempunyai 2 kawan.

Bukan fungsi, sebab ada elemen A yang


tidak mempunyai kawan.

GRAFIK FUNGSI
Misalkan f: A B. Grafik fungsi f adalah
himpunan pasangan terurut {(a,f(a) | a A}
Contoh: Misalkan A = {1, 2, 3} dan B = {1, 2}, fungsi f didef sbg
f(1)=1, f(2)=2, f(3)=1. Maka grafik fungsi f dapat digambarkan sbb:
B

CONTOH FUNGSI
1. Fungsi kuadrat f : R R, dimana f(x) := x2+x+1.
x
2. Fungsi nilai mutlak f : R R+ , dimana f ( x ) :

jika x 0
x jika x 0

fungsi ini ditulis juga f(x) := |x|.


3. Misalkan A = himpunan semua negara di dunia dan B = himpunan semua
kota di dunia, f : A B dimana f(x) := ibukota negara x. Bila x = Malaysia

maka f(x) = Kuala Lumpur, f(Inggris) = London.

4. Misalkan A = himpunan semua buku di perpustakaan dan diberikan


perintah diberikan buku b dan hitung banyak tanda koma pada buku b
tsb. Ini mendef. fungsi f : A Z+ dimana f(x) = banyak koma yang ada
pada buku x.
5. Misalkan A = himpunan semua string bit dan B = himpunan bil bulat positif
Fungsi f : A B dimana f(S) = banyaknya bit 1 pada string S.
Bila S = (1001101) maka f(S) = 4.
6. Bila f(S) = posisi bit 1 pada string S, apakah f merupakan fungsi ?

CONTOH: Data yang disimpan pada komputer biasanya dinayatakan dalam


suatu string byte. Tiap byte tersusun atas 8 bit. Berapa byte yang dibutuhkan
untuk menyimpan data dengan 100 bit.
PENYELESIAN: Karena satuan byte bilangan bulat maka harus dibulatkan
ke atas, yaitu dibuthkan 100/8 = 12.5 = 13 byte.
CONTOH: Pada protokol komunikasi menggunakan backbone network, data
disusun dalam sel ATM yang terdiri dari 53 byte. Berapa sel ATM data yang
dapat ditransmisikan dalam waktu 1 menit jika dengan kecepatan rata-rata 500
kilobyte per detik.
PENYELESAIAN: Dalam 1 menit dapat ditransmisikan data sebesar
500,000 * 60 = 30,000,000 bit. Padahal tiap ATM memuat 53 byte, masingmasing ATM memuat 53 * 8 = 424 bit. Jadi banyak ATM yang dapat
ditransmisikan harus dibulatkan ke bawah, yaitu
300,000,000/424 = 70,754 ATM.

OPERASI ALJABAR FUNGSI


Misalkan f, g : A B maka fungsi f + g , cf dan f g

didefinisikan oleh :
(f+g)(x):= f(x)+g(x), (cf)(x):=cf(x), (fg)(x):=f(x)
g(x).
Contoh: misalkan f, g : R R dimana f(x) = x2 dan
g(x) := x x2. Diperoleh (f+g)(x) = x,
(fg)(x) = x3-x4.
Fungsi f dan g dikatakan sama jika domain dan
kodomainnya sama dan f(x) = g(x) untuk setiap x
dalam domainnya.
Apakah fungsi f(x):=x-2 dan g(x):=(x2-4)/(x+2)
sama ?

FUNGSI SATU-SATU (INJEKTIF)


Fungsi f dikatakan satu-satu atau injektif bila hanya bila

[f(x) = f(y) x = y ], atau [x y f(x) f(y)].


Bila kita dapat menunjukkan bahwa kuantor berikut TRUE:
x y [f(x) = f(y) x = y] atau x y [x y f(x) f(y)]
maka fungsi f disimpulkan satu-satu.
Namun, bila ada x dan y dengan x y tetapi f(x) = f(y) maka f tidak
satu-satu.
A

satu-satu

tidak satu-satu

CONTOH: Diberikan fungsi f dari {a, b, c, d} ke {1, 2, 3, 4, 5} dengan


f(a)=4, f(b)=5, f(c)=1 dan f(d) = 3 merupakan fungsi injektif ?
PENYELESAIAN: karena tidak ada anggota B yang mempunyai pasangan
ganda pada A mk fungsi ini injektif.
CONTOH: Apakah fungsi f: R R dengan f(x) = x2 satu-satu ?
PENYELESAIAN: Ambil x = 1 dan y = -1, diperoleh f(x) = f(y) = 1. Jadi
ada x, y dengan x y tetapi f(x) = f(y). Disimpulkan fungsi ini tidak satu-satu.
CONTOH: Apakah fungsi dari R ke R ini g(x) = x+5 injektif?
PENYELESAIAN: ambil sebarang x, y dengan x y , diperoleh
x + 5 y + 5 g(x) fgy). Jadi g injektif.

FUNGSI KEPADA (SURJEKTIF)


Fungsi f : A B dikatakan kepada atau surjektif jika setiap y

terdapat x A sehingga y = f(x), yaitu semua anggota B habis


terpasang dengan anggota A. Jadi bila kita dapat membuktikan
kebenaran kuantor berikut:
y B x A sehingga y = f(x)
maka f surjektif. Namun, bila ada y B sehingga setiap x A, f(x) y
maka f tidak surjektif.
A

kepada

tidak kepada

CONTOH: Apakah fungsi f(x) = x2 dari R ke R


surjektif ?
PENYELESAIAN: Ambil y = -1 suatu bilangan
real. Maka untuk setiap bilangan real x, berlaku
x2 = f(x) y. Jadi, f tidak surjektif.
CONTOH: Apakah fungsi linier h(x)= x-3 dari
R ke R surjektif?
PENYELESAIAN: Ambil seb bil real y, maka
y = x-3 x = y+3 memenuhi h(x) = y. Jadi h
surjektif.

FUNGSI BIJEKTIF
Fungsi f : A B dikatakan bijektif bila ia injektif dan surjektif.
Pada fungsi bijektif, setiap anggota B mempuyai tepat satu prabayangan di A.
A

B
fungsi bijektif

CONTOH: Apakah fungsi f:{a,b,c,d} {1,2,3,4} dengan f(a)=4,


f(b)=2, f(c)=1 dan f(d)=3 bijektif.
PENYELESAIAN: karena semua nilainya berbeda mk fungsi ini satusatu. Karena semua anggota B habis terpasang maka ia surjektif.
Jadi fungsi ini bijektif.

INVERS FUNGSI
Misalkan f : A B fungsi bijektif. Invers fungsi f adalah fungsi

yang mengawankan setiap elemen pada B dengan tepat satu


elemen pada A. Invers fungsi f dinyatakan dengan f -1 dimana
f -1 : B A. DKL,
y = f(x) x = f -1 (y)
f(a)

b=f(a)

f -1(b)=a

f -1(b)

Fungsi yang mempunyai invers disebut invertibel.

CONTOH: Misalkan f fungsi dari {a, b, c} ke {1, 2, 3} dengan


aturan f(a)=2, f(b)=3 dan f(c)=1. Apakah f invertibel. Jika ya,
tentukan inversnya.
PENYELESAIAN: fungsi f bijeksi sehingga ia invertibel
dengan f -1(1)=c, f -1(3)=b dan f -1(2)=a.
CONTOH: Misalkan f fungsi dari Z ke Z dengan f(x) = x2.
Apakah f invertibel.
PENYELESAIAN: Karena fungsi tidak injektif maupun bijektif
maka ia tidak invertibel. Jadi invresnya tidak ada.

KOMPOSISI FUNGSI
Misalkan g: A B dan f: B C. Komposisi fungsi f

dan g, dinotasikan f g adalah fungsi f g: A C


dengan (f g)(x):= f(g(x)).
Bila f: A B dan g: D E maka fungsi komposisi
f g terdefinisi hanya bila f(A) D.
g
f

fg

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


2014

Mata Kuliah : MATEMATIKA 1


SKS

:2

Pengajar : Hari Purwadi ST,


MT
Barisan dan Deret

Barisan
Barisan Tak Hingga
Kekonvergenan barisan tak hingga
Sifat sifat barisan
Barisan Monoton

12/09/2014

Matematika 2

Barisan Tak Hingga


Secara sederhana, barisan merupakan susunan dari bilangan
bilangan yang urutannya berdasarkan bilangan asli.
Suatu barisan yang terdiri dari n suku biasanya dinyatakan dalam
bentuk a1,a2,,an. a1 menyatakan suku ke1, a2 menyatakan suku
ke2 dan an menyatakan suku ken.
Barisan tak hingga didefinisikan sebagai suatu fungsi real di mana
daerah asalnya adalah bilangan asli. Notasi barisan tak hingga
adalah

an n 1
Matematika 2

Barisan Tak Hingga


Contoh contoh barisan
Barisan

2, 4, 6, 8, ...
Bisa dituliskan dengan rumus
Barisan
1 2 3 4
, , , , ...
3 4 5 6

2 n

n 1

Bisa dituliskan dengan rumus

n1

Penentuan an tidak memiliki aturan khusus dan hanya bersifat coba


coba.
12/09/2014

Matematika 2

Kekonvergenan barisan
tak hingga
Suatu barisan tak hingga dikatakan konvergen menuju L, bila

lim
an L
n
atau

0 N 0 n N , an L
{ untuk setiap epsilon positif terdapat N positif sedemikian hingga
untuk n lebih besar atau sama dengan N, selisih antara

an

dan

L akan kurang epsilon}

12/09/2014

Matematika 2

Kekonvergenan barisan
tak hingga
Contoh 1
Tentukan kekonvergenan dari barisan berikut

2
n

n 1n1

Jawaban
Karena

n2
lim

n
n1

n
divergen
maka
n

n1
2

12/09/2014

Matematika 2

Kekonvergenan barisan
tak hingga
Contoh 2
Tentukan kekonvergenan dari barisan berikut

n
n
e n1
2

Jawaban
Karena

n2

lim

merupakan bentuk tak tentu maka untuk


n
n
e

menyelesaikannya digunakan teorema berikut :

f n L
f x L maka lim
Misal an f n ,bila lim
n
x
untuk x R.
12/09/2014

Matematika 2

Kekonvergenan barisan
tak hingga
Jawaban (lanjutan)
2
x
Jadi f x
dan dengan menggunakan dalil Lhopital maka
x
e
x2
2x
2
lim x lim
lim x 0
x
x e
x e
x e

n2
0 .
Berdasarkan teorema maka lim
n
n
e
Karena nilai limitnya menuju 0, maka

n
n
e n1
2

Konvergen menuju 0.
12/09/2014

Matematika 2

Kekonvergenan barisan
tak hingga
Contoh 3
Tentukan kekonvergenan dari barisan berikut

cos
n

n1
Jawaban
Bentuk dari suku suku barisannya merupakan bentuk ganti tanda
akibat dari nilai cos n, untuk n ganjil tandanya , untuk n genap

cos n tidak ada tetapi minimal bernilai 1 dan


tandanya +. Nilai lim
n
maksimal bernilai 1. Sedangkan lim

1
0 akibatnya untuk n nilai
n

n
1
, . cos n akan mendekati nol. Jadi deret konvergen menuju 0.
n

12/09/2014

Matematika 2

Sifat sifat barisan


Misal {an} dan {bn} barisan-barisan yang konvergen, dan k suatu
konstanta, maka

k k
1. lim
n
k an k lim
an
2. lim
n
n

an bn lim
an lim
bn
3. lim
n
n
n

an bn lim
an lim
bn
4. lim
n
n
n

an
an lim
n

, lim
bn 0
5. lim
n
n
bn lim
bn
n
12/09/2014

Matematika 2

10

Barisan Monoton
Kemonotonan barisan {an} dapat dikelompokkan
menjadi 4 macam :

1. Monoton naik bila


2. Monoton turun bila

an an1
a n a n 1

3. Monoton tidak turun bila


4. Monoton tidak naik bila

12/09/2014

an an1
an an1

Matematika 2

11

Deret Tak Hingga


Deret tak hingga merupakan jumlahan dari an n1 yaitu a1+a2++an .

Notasi deret tak hingga adalah

n 1

an .

Kekonvergenan suatu deret dapat di ketahui dari kekonvergenan


barisan jumlahan parsial yaitu ,

lim S n

,dimana :

S1 a1
S2 a1 a2
S3 a1 a2 a3

Sn a1 a2 a3 ... an
Dan
12/09/2014

S n n1 S1 , S 2 ,..., S k ,....
Matematika 2

12

Deret Tak Hingga


Contoh

Selidiki apakah deret

k 1

1
1

k k 1

konvergen ?

Jawaban

1
n
Sn 1

n1 n1
n
Karena lim
S

lim
1
n
n
n
n1

, maka

k 1

1
1

k k 1

adalah deret

konvergen yaitu konvergen menuju 1. Penentuan Sn dari suatu


deret juga tidak memiliki aturan khusus dan bersifat coba coba.

12/09/2014

Matematika 2

13

Deret Suku Positif

Sebuah

a disebut deret suku positif, bila semua sukun 1

sukunya positif. Berikut ini adalah deret-deret suku positif yang


sering digunakan :
1. Deret geometri
2. Deret harmonis
3. Deret-p
Deretp akan dibahas secara khusus dalam uji integral

12/09/2014

Matematika 2

14

Deret Suku Positif


Deret geometri

Bentuk umum :

ar

k1

aar ar2 ar3 ...arn1 ....

k1

Proses menentukan rumusan Sn adalah sebagai berikut :


Sn a a r a r 2 a r 3 ... a r n1
r S n a r a r 2 a r 3 ... a r n1 a r n

Dari rumusan tersebut diperoleh bahwa Sn r Sn a a r n


.S n

a 1 r
1 r

sehingga

untuk r 1. Kekonvergenan dari deret geometri

bergantung pada nilai r.

12/09/2014

Matematika 2

15

Deret Suku Positif


Deret geometri(lanjutan)
Ada 3 kasus nilai r yang akan menentukan kekonvergenan deret
geometri :
Bila r = 1, maka Sn= na sehingga lim na , sehingga deret
n

divergen
Bila | r |<1, maka lim r n 0, sehingga deret konvergen ke
n

a
1 r

Bila | r | >1, maka lim r n , sehingga deret divergen


n

12/09/2014

Matematika 2

16

Deret Suku Positif


Deret harmonis
Bentuk umum :

n 1 n

Untuk menentukan kekonvergenan, dapat diketahui dari nilai limit dari


Sn nya, yaitu

1 1 1 1 1 1 1
1
S n 1 ....
2 3 4 5 6 7 8
n
1 1 1 1 1 1 1 1
1
1 .... .....
2 3 4 5 6 7 8 9
16
12/09/2014

Matematika 2

17

Deret Suku Positif


Deret harmonis (lanjutan)

1 1 1 1 1 1 1 1
1
S2n 1
.... ....
2 4 4 8 8 8 8 16
16
1 1 1 1 1 1 1
1
1 ....
2 2 2 2 2 2 2
2
n
1
2
n
Karena, maka lim 1 . Sehingga deret harmonis divergen.
n
2

12/09/2014

Matematika 2

18

Kedivergenan
Deret Tak Hingga

Bila

deret

an

n 1

konvergen,

maka lim an 0.
n

kontraposisinya (pernyataan lain yang sesuai ) adalah


Bila lim an 0 ,maka deret
n

an akan divergen.

n 1

Bila dalam perhitungan limit annya diperoleh nol,


maka deret belum tentu konvergen, sehingga perlu
dilakukan pengujian deret dengan uji-uji deret positif.

12/09/2014

Matematika 2

19

Kedivergenan
Deret Tak Hingga
Contoh

n 12 n 1

Periksa apakah

konvergen ?

Jawaban

n
1
lim
n 2 n 1 n 2 1

lim an lim

1
0
2

Jadi

12/09/2014

n 12 n 1

divergen

Matematika 2

20

Uji Deret Positif


1. Uji integral
2. Uji Banding
3. Uji Banding limit
4. Uji Rasio
5. Uji Akar
12/09/2014

Matematika 2

21

Uji Deret Positif


Uji integral

Misal an
n 1

merupakan deret suku positif dan monoton turun,

dimana an f n
adalah

n B

, maka integral tak wajar dari f(x)

f x dx .
f x dx blim

Bila nilai limit dari integral tak wajar tersebut tak hingga atau tidak
ada, maka deret divergen.
Bila nilainya menuju suatu nilai tertentu(ada), maka deret
konvergen.

12/09/2014

Matematika 2

22

Deret Suku Positif


Contoh 1: Uji Integral Deretp

Bentuk umum :

1
p
n 1 n

Kalau diperhatikan maka deret harmonis sebenarnya juga


merupakan deretp dengan p=1. Kekonvergenan deret p akan
bergantung pada nilai p. Untuk menentukan pada nilai p berapa
deret konvergen atau divergen, digunakan integral tak wajar yaitu

Misal an f n
np

maka f x
.
p
x

Selanjutnya nilai f(x) tersebut di integralkan dengan batas 1


sampai .
12/09/2014

Matematika 2

23

Deret Suku Positif


Deretp (lanjutan)
Integral tak wajar dari f(x) adalah
1
b 1

1 p b

1 p
x
b
1
dx

lim
dx

lim

lim

p
p

p
b
1 x
1 b 1 p 1 p
1 x

Kekonvergenan deretp ini akan tergantung dari nilai integral tak wajar
tersebut. Bila integralnya konvergen maka deretnya juga konvergen.
Sebaliknya bila integralnya tak hingga atau tidak ada maka deretnya juga
akan divergen.

12/09/2014

Matematika 2

24

Deret Suku Positif


Deretp (lanjutan)
Nilai integral tak wajar tersebut bergantung pada nilai p berikut :
Bila p = 1, maka deretnya harmonis, sehingga deret divergen
Bila 0 p<1, maka
divergen

b1 p
1
lim

b 1 p 1 p

,sehingga deret

Bila p>1, maka

1
1
1
b1 p
1
lim

lim

1
p 1
b p 1 p 1b
b 1 p 1 p
sehingga deret konvergen.

12/09/2014

Matematika 2

25

Uji Deret Positif


Contoh 2

Tentukan kekonvergenan deret

n 2

1
n ln n

Jawaban
Deret tersebut monoton turun, sehingga dapat digunakan uji
integral yaitu :
1
, maka
n ln n
Perhitungan integral tak wajar :

Misal an f n

12/09/2014

1
dx lim
b
x ln x

f(x)

1
x ln x

1
dx lim ln ln x b
2
x ln x
b

Matematika 2

26

Uji Deret Positif


Karena nilai limitnya menuju tak hingga, maka integral

tak wajarnya divergen. Sehingga deret

n 2

divergen.

12/09/2014

Matematika 2

1
n ln n

juga

27

Uji Deret Positif


Uji Banding
Bila untuk n N, berlaku bn an maka

a. Bila bn

konvergen, maka an juga konvergen

b. Bila an

divergen, maka bn

n 1

n 1

n 1

juga divergen

n 1

Jadi pada uji banding ini, untuk menentukan kekonvergenan


suatu

deret,

bila

menggunakan

sifat

maka

deret

pembandingnya adalah yang bersifat konvergen.


Sedangkan bila menggunakan sifat nomor 2 maka deret
pembandingnya adalah yang bersifat divergen.
12/09/2014

Matematika 2

28

Uji Deret Positif


Contoh 1
Uji kekonvergenan

Jawaban

n 1

1
n2

Dalam uji banding, pemilihan deret pembanding adalah dipilih


yang paling mirip dengan deret yang akan diuji.
Dapat dipilh

n 1

Karena

sebagai deret pembanding.

3 n

1
1 dan

n2 3 n

n 1

3 n

merupakan deret

p yang divergen, maka disimpulkan deretnya juga divergen


12/09/2014

Matematika 2

29

Uji Deret Positif


Contoh 2

Uji kekonvergenan n 2 5
n 1
Jawaban

3
Dengan uji banding, digunakan deret pembanding 2

n 1 n
3
3
3
2 . Karena 2 merupakan deret
dimana
2
n 5 n
n 1 n

konvergen, maka

n 1

12/09/2014

3
n2 5

juga konvergen.

Matematika 2

30

Uji Deret Positif


Contoh 3

tg 1n
n2

Uji kekonvergenan

n 1

Jawaban
1
Karena untuk n , tg n

n 1

digunakan adalah

2
2

, maka deret pembanding yang


2

tg
n
2
.Karena

n2
n2

merupakan deret konvergen, maka

n 1

12/09/2014

Matematika 2

n 1

dan

2
2

tg 1n
juga konvergen
n2
31

Uji Deret Positif


Uji Banding Limit

Misal an dan bn
, merupakan deret suku positif dan
n1
n 1
, lim an berlaku
L
n bn
Bila 0 < L < , maka kedua deret bersama-sama konvergen
atau bersama-sama divergen

Bila L = 0, dan bn adalah deret konvergen, maka


n1

an.

n 1

juga konvergen
Bila L = dan

bn

n1

adalah deret divergen maka

an.

n 1

juga divergen
12/09/2014

Matematika 2

32

Uji Deret Positif


Contoh 1

Uji kekonvergenan deret

n 1

n2
5 n3 n2 3

Jawaban

Deret pembanding yang digunakan adalah

n 1

n2
1

3
5n
n 1 5 n

dan

diketahui sebagai deret divergen ( sebagai bn ).


3

5n
1
n 5 n 3 n 2 3
2

n
divergen, maka
.
3
2
n 1 5 n n 3

Karena

12/09/2014

L lim
.

Matematika 2

n 1

dan deret pembandingnya


juga divergen.
33

Uji Deret Positif


Contoh 2
Uji kekonvergenan deret

i 1

1
n2 5

Jawaban

Deret pembanding yang digunakan adalah

n 1

1
n2

n 1

1
dan
n

diketahui sebagai deret divergen (deret harmonis).


n2

2
n
Karena
.
L lim
lim
1
2
2
n
n 5 n n 1
pembandingnya divergen, maka kedua deret

dan deret
bersama-sama

divergen .
12/09/2014

Matematika 2

34

Uji Deret Positif


Uji Rasio

Misal an merupakan deret suku positif dan lim

n 1

maka berlaku

a n 1
an

Bila <1, maka deret konvergen


Bila >1, maka deret divergen
Bila =1, maka uji gagal

12/09/2014

Matematika 2

35

Uji Deret Positif


Contoh
Uji kekonvergenan deret

i 1

n2
n!

Jawaban
( n 1 )2 n !
( n 1 )2
lim
0
Dengan uji rasio diperoleh lim
2
2
n ( n 1 )! n
n ( n 1 ) n
2
n
Karena = 0 < 1 , maka n
konvergen.
i 1 n !

12/09/2014

Matematika 2

36

Uji Deret Positif


Uji Akar

Misal an

merupakan deret suku positif dan r lim

n 1

an,

maka berlaku

Bila r < 1, maka deret an konvergen


n 1

Bila r > 1, maka deret an divergen


n 1

Bila r = 1, maka uji gagal

12/09/2014

Matematika 2

37

Uji Deret Positif


Contoh

Uji kekonvergenan deret

2n
en

i 1

Jawaban
Dengan uji akar diperoleh

2
r

1 , maka
Karena
e

12/09/2014

n
2
2
r lim n n
e
n
e

2n

i 1

en

Matematika 2

konvergen.

38

Uji Deret Positif


Panduan Pemilihan uji deret
Bila deret suku berbentuk rasional (fungsi polinom) maka
dapat dipilih uji banding atau uji banding limit
Bila deret suku positif mengandung bentuk pangkat n dan
atau faktorial maka dipilih uji rasio atau uji akar pangkat n
Bila uji uji diatas tidak dapat digunakan dan suku
sukunya monoton turun maka dapat dipilih uji integral

12/09/2014

Matematika 2

39

Deret Ganti Tanda


Uji-uji kekonvergenan deret positif hanya digunakan untuk
menguji deret-deret positif. Sedangkan untuk deret-deret
yang suku-sukunya berganti-ganti tanda, yaitu berbentuk
.a1 a2 a3 a4 dengan
an> 0 untuk semua n dilakukan uji
...
tersendiri.
Notasi deret ganti tanda adalah

(1) an .
n1

i1

Deret ganti tanda dikatakan konvergen, bila


a.
b.
12/09/2014

0 a n 1 a n
lim an 0

atau .

n
(

1
)
an
i1

(monoton tak naik)

Matematika 2

40

Deret Ganti Tanda


Contoh

n 1 n 3

n n 1
n 1

Tentukan kekonvergenan deret


Jawaban

n 1 n 3

n n 1
n 1

merupakan deret ganti tanda


n3
a

dengan rumus suku kennya adalah n


.
n n 1
Deret akan konvergen bila memenuhi dua syarat berikut :
a.

0 an1 a.n

an 0
b. Nilai nlim

12/09/2014

Matematika 2

41

Deret Ganti Tanda


a.

n4
n3
0

n 1 n 2 n n 1
an 1
n4
n n 1

1
n 1 n 2 n 3
an

a n 1
n n 4
n2 4 n

2
1
n 2 n 3 n 5 n 6
an

a n 1
1
jadi {an} adalah monoton tak naik.
an
n3
lim an lim
0
n
n n n 1
Karena

b.

Karena kedua syarat dipenuhi maka deretnya konvergen.

12/09/2014

Matematika 2

42

Konvergen Mutlak dan


Konvergen Bersyarat

Deret

an a1 a2 a3

n 1

dikatakan konvergen

mutlak, bila deret mutlak an a1 a2 | a3 |

konvergen

n 1

(suku an bisa berupa suku positif atau tidak).

Hal tersebut tidak berlaku sebaliknya. Tetapi bila an

divergen, maka .an juga divergen.


n 1

n 1

n 1

n 1

Kovergen bersyarat terjadi bila an konvergen tetapi an


divergen.

12/09/2014

Matematika 2

43

Konvergen Mutlak dan


Konvergen Bersyarat
Contoh 1

Tentukan apakah
Jawaban

n 1

cos n
konvergen mutlak atau bersyarat ?
3
n

Deret mutlaknya adalah

n 1

cos n
. Dengan menggunakan uji
3
1
n

banding, dimana deret pembandingnya adalah 3


maka
n 1 n
cos
n

1
diperoleh bahwa
3 untuk semua nilai n.
3

1
n
n
cos n
Karena 3 merupakan deret konvergen, maka
n3
n 1 n
cos n
n 1
juga konvergen. Sehingga
konvergen mutlak.
n 1

12/09/2014

n3

Matematika 2

44

Konvergen Mutlak dan


Konvergen Bersyarat
Contoh 2

2n
konvergen mutlak atau
n!

Tentukan apakah 1
n 1
bersyarat ?

Jawaban

Deret mutlaknya adalah

2n
.
n!

2 n 1 n !
2

lim

lim
. 0
Dengan uji rasio diperoleh
n
n n 1! 2
n n 1

2n
n 1

Karena =0<1, maka

n 1

Sehingga 1
n 1

12/09/2014

2n
n!

n!

konvergen.

konvergen mutlak.

Matematika 2

45

Konvergen Mutlak dan


Konvergen Bersyarat
Contoh 3

Tentukan apakah
n1

Jawaban

1
n konvergen mutlak atau bersyarat ?

1
yang merupakan deret divergen.

n1 n
Pengujian kekonvergenan deret ganti tanda
Deret mutlaknya adalah

a.

(monoton tak naik)


0 anbahwa
1 an
Diperoleh
benar
1
1
0

b.
Jadi
n deret
1 nganti tandanya konvergen.
1 tandanya konvergen sedangkan deret
Karena
ganti
lim aderet

lim
0
n
n
n n
mutlaknya divergen maka
konvergen bersyarat .
12/09/2014

Matematika 2

46

Uji rasio untuk


kekonvergenan mutlak

Misal an deret dengan suku tak nol dan r lim


n 1

tiga kondisi yang mungkin terjadi adalah :

a n 1
an

an konvergen mutlak

Bila r<1, maka

n 1

Bila r>1, maka an

divergen

n 1

Bila r=1, pengujian gagal ( tidak dapat disimpulkan)

Konvergen bersyarat tidak bisa ditentukan oleh uji rasio ini. .

12/09/2014

Matematika 2

47

Konvergen Mutlak dan


Konvergen Bersyarat
Contoh 1

3
n
Tentukan apakah 1
konvergen mutlak atau
n
e
n 1
divergen?
n

Jawaban
Dengan uji rasio mutlak diperoleh :

n 13 en

n 13
r lim
n 1
3 lim
3
n

1
Karena r 1 , maka
e
12/09/2014

n e

n3
1 n
e
n 1

Matematika 2

1
e

konvergen mutlak.

48

Konvergen Mutlak dan


Konvergen Bersyarat
Contoh 2

Tentukan apakah 1n n ! konvergen mutlak atau divergen?


n
2
n

1
Jawaban
Dengan uji rasio mutlak diperoleh :

r lim

n 1! 2 n
2

n 1

n!

lim

n 1
2

n n!

1
Karena r > 1, maka
divergen .
n
n 1

12/09/2014

Matematika 2

49

Deret Pangkat
Bentuk umum :

an x n a0 a1 x a2 x 2 ... an x n ...

an x b a0 a1 x b a2 x b ... an x b ...

n 0

n 0

Contoh deret pangkat

1.

n0

2.

1
n 0

3.

n 0

12/09/2014

x n 1 x x 2 ... x n ...
n

x 2n
x2 x4 x6
1 ...
2 n !
2! 4! 6!

x 1n

1 x 1 x 1

...
n2
2
4
5
2

Matematika 2

50

Deret Pangkat
Pada deret pangkat ini, kalau diperhatikan terdapat dua variabel,
yaitu n dan x. Untuk n , nilainya dari 0 sampai , sedangkan
nilai x dapat dicari dengan uji rasio untuk kekonvergenan mutlak,
yaitu pada saat r < 1.

Interval nilai x yang memenuhi kekonvergenan dari deret an x n

maupun an x b disebut interval kekonvergenan.


n

n 0

n 0

Bentuk interval kekonvergenan dari deret pangkat ini memiliki


ciri khusus dan hanya memiliki 3 variasi bentuk untuk masing
masing deret.
12/09/2014

Matematika 2

51

Deret Pangkat
Tiga kemungkinan untuk interval kekonvergenan deret adalah :

Selang konvergensi untuk deret

an x n

n 0

Deret konvergen hanya di x = 0


Deret konvergen mutlak di x R
Deret konvergen mutlak pada interval buka (r,r) atau
ditambah pada ujung ujung intervalnya.

Selang konvergensi untuk deret

12/09/2014

n 0

an x b n

Deret konvergen hanya di x = b


Deret konvergen mutlak di x R
Deret konvergen mutlak pada interval buka (br,b+r)
atau ditambah pada ujung ujung intervalnya.
Matematika 2

52

Deret Pangkat
Contoh 1

Tentukan interval kekonvergenan deret

n 0

Jawaban

xn
n!

Pengujian dengan uji rasio mutlak :


x n 1 n !
r lim
n n 1 ! x n

lim

x
n1

Deret akan konvergen untuk semua nilai x


Atau x R

12/09/2014

Matematika 2

53

Deret Pangkat
Contoh 2

Tentukan interval kekonvergenan deret n ! x n


n 0

Jawaban
Pengujian dengan uji rasio mutlak :
r lim

x n 1 n 1!
n!
xn

lim x n 1
n

Dari pengujian tersebut diperoleh bahwa nilai yang memenuhi


adalah x = 0 agar r < 1. Jadi deret konvergen untuk x = 0

12/09/2014

Matematika 2

54

Deret Pangkat
Contoh 3

xn
Tentukan interval kekonvergenan deret 1n
3 n n 1
n 0
Jawaban

Pengujian dengan uji rasio mutlak :

r lim

x n 1

3n n 1

3 n 1 n 2

xn

x n1
x
lim

.1 1
3
n 3 n 2

Dari pengujian tersebut diperoleh bahwa nilai yang memenuhi


adalah 3 < x < 3.
Pada ujung ujung interval, pengujian dilakukan secara
terpisah.
12/09/2014

Matematika 2

55

Deret Pangkat
Pengujian deret pada saat x = 3 dan x = 3 adalah sebagai
berikut :

1
Deret ini
n

1
n 0
diketahui sebagai deret harmonis yang divergen .

1
n
Saat x = 3 deretnya menjadi 1
dengan
n1
n 0
uji deret ganti tanda diketahui bahwa deret ini konvergen.

xn
n
Jadi interval kekonvergenan deret 1 n
adalah
3 n 1
n 0

Saat x = -3 deretnya menjadi

3 x 3

12/09/2014

Matematika 2

56

Deret Pangkat
Contoh 4

Tentukan interval kekonvergenan deret

n 1

x 5 n
n2

Jawaban
Pengujian dengan uji rasio mutlak :
2
x 5 n1 n 2
n
r lim
lim x 5 2
x5 .1 1
2
n
n n 1
x 5
n
n 2n 1

Dari pengujian tersebut diperoleh bahwa nilai yang memenuhi


adalah 4 < x < 6.
Pada ujung ujung interval, pengujian dilakukan secara
terpisah.
12/09/2014

Matematika 2

57

Deret Pangkat
Pengujian deret pada saat x = 4 dan x = 6 adalah sebagai
berikut :

1n

Saat x = 4 deretnya menjadi

1
.
2
n 0 n

n 1

1
n2

karena

konvergen maka deret ganti tandanya juga

konvergen.

Saat x = 6 deretnya menjadi

n 1

1
n2

yang merupakan

deret-p yang diketahui konvergen.

Jadi interval kekonvergenan deret

n 1

4 x 6
12/09/2014

Matematika 2

x 5 n
n

adalah

58

Operasi-operasi
deret pangkat
1. Operasi aljabar, yaitu penjumlahan, pengurangan,
pembagian, dan substitusi
2. Turunan deret :

Dx an xn nan xn1
n0
n1

3. Integral deret :

an x dx an x dx
n 0

12/09/2014

n 0

n 0

Matematika 2

a n n 1
x C
n1

59

Deret Pangkat

Deret geometri
an = 1 .

adalah contoh deret pangkat x dengan

n 1

Dengan menggunakan rumus jumlah takhingga deret geometri,


maka diperoleh

1
1 x x 2 x 3 ...
1 x

x 1

Secara umum x bisa diganti dengan U dimana U adalah fungsi


yang memuat x.

1
1 u u 2 u 3 ...
1u
12/09/2014

Matematika 2

u 1
60

Deret Pangkat
Contoh 1
Nyatakan
Jawaban

1
1 x

dalam deret pangkat

1
1

1 x 1 x

x x 1

Dengan menggunakan deret geometri

1
1

1 x x 2 x 3 ...
1 x 1 x

12/09/2014

Matematika 2

x 1

61

Deret Pangkat
Contoh 2
Nyatakan

x
1 x

dalam deret pangkat

Jawaban
Dengan menggunakan jawaban sebelumnya

x
x

x 1 x x 2 x 3 ... x x 2 x 3 x 4 ...
1 x 1 x

12/09/2014

Matematika 2

62

Deret Pangkat
Contoh 3

1 x
Nyatakan ln
dalam deret pangkat
1 x

Jawaban
1 x
ln
ln1 x ln1 x
1 x
1
1
1
ln1 x
dx 1 x x 2 x 3 ... dx x x 2 x 3 ...
1 x
2
3
1
1
1
ln1 x
dx 1 x x 2 x 3 ... dx x x 2 x 3 ...
1 x
2
3
Jadi
2 3 2 5
1 x

ln

ln
1

ln
1

2
x

x x ...

3
5
1 x

12/09/2014

Matematika 2

63

Deret Pangkat
Contoh 4
Nyatakan

1 x

dalam deret pangkat

Jawaban

1 x 2
1

1 x 2
12/09/2014

adalah turunan dari

1
1 x

sehingga

1
d

2
3
d
1

x
...
1

x


1 2 x 3 x 2 4 x 3 ...
dx
dx

Matematika 2

64

Deret Taylor dan Maclaurin


Suatu fungsi yang terdifferensial sampai orde n di x = b dapat
digambarkan sebagai suatu deret pangkat dari (xb) yaitu ,
f x a0 a1 x b a2 x b 2 a3 x b 3

dimana nilai-nilai a0,a1,a2,

diperoleh dari penurunan f(x) di

x = b sampai turunan ke-n, yaitu


a0 f b
a1 f ' b
f '' b
a2
2!

12/09/2014

f n b
an
n!

Matematika 2

65

Deret Taylor dan Maclaurin


Atau f(x) bisa dituliskan sebagai
f '' b
f ''' b
2
'
x b
x b 3
f x f b f b x b
2!
3!

f n b
x b n

n!
Bentuk yang diperoleh di atas dikenal dengan bentuk polinomial
taylor. Fungsi yang dapat diperderetkan dalam bentuk polinomial
taylor, dinamakan deret taylor.
Bila b = 0, maka fungsi diperderetkan dalam deret maclaurin,
yaitu

12/09/2014

f '' 0 2 f ''' 0 3
f n 0 n
f x f 0 f 0 x
x
x
x
2!
3!
n!
'

Matematika 2

66

Deret Taylor dan Maclaurin


Contoh 1

x
Perderetkan f x e
Jawaban

f x e x

ke dalam deret maclaurin

f 0 1

f ' x ex

f '' x e x

f '' 0 1

f ''' x e x

f ''' 0 1

f n x e x

f n 0 1

f ' 0 1

xn
x2 x3
, x
Sehingga e 1 x
2 ! 3!
n 0 n !
x

12/09/2014

Matematika 2

67

Deret Taylor dan Maclaurin


Contoh 2
Perderetkan f x e 2 x 1

ke dalam deret Maclaurin / Taylor

Jawaban
Dari jawaban sebelumnya diperoleh bahwa
xn
x2 x3
e 1 x

, x
2 ! 3!
n 0 n !
x

Dengan mengganti x dengan 2x1 maka diperoleh


perderetannya adalah

e
12/09/2014

2 x 1

2 x 12 2 x 13
1 2 x 1

2!

Matematika 2

3!

68

Deret Taylor dan Maclaurin


Berikut adalah fungsi-fungsi yang diperderetkan ke dalam
deret Maclaurin

x 3 x 5 x7
x 2 n 1
n
sin x x 1
, x
2 n 1!
3! 5 ! 7 !
n 0

x 2 x 4 x6
x2 n
n
cos x 1 1
, x
2 n !
2! 4 ! 6 !
n 0
n 1

x2 x3 x4
n x
ln 1 x x 1
, 1 x 1
2 3 4
n1
n 0
2 n 1

x 3 x 5 x7
n x
1
tan x x 1
, 1 x 1
3 5 7
2n 1
n 0

1
1 x x 2 x3 x4
xn , x 1
1 x
n 0
12/09/2014

Matematika 2

69

Deret Taylor dan Maclaurin


Untuk memperderetkan suatu fungsi kedalam deret taylor atau
maclaurin, dapat digunakan operasi-operasi deret pangkat
seperti pada bagian sebelumnya, misal :

Cos x

tan

d Sin x
dx
x

3
5
7

x
x
x
d x

3! 5! 7!
x 2 x 4 x6

2! 4! 6 !
dx

2
4
6
dx

x
dx

2
1 x

x 3 x 5 x7
x
3 5 7
12/09/2014

Matematika 2

70

Soal Latihan
A. Tentukan barisan-barisan berikut konvergen atau divergen
1.

3.

5.

12/09/2014

2.
n
2
2 n 1n1

n
n
sin

2
n

1
2

n1

ln n 1 4.

2
n
n1

1 n

n
2
2
n1

en cos n

n16.

n

n ! n1

Matematika 2

71

Soal Latihan
A (Lanjutan)
7.

n1

e 2 n 2 e n 8.
2n

n1

9.

n
4

n1

11.

12/09/2014

10.

1
1
n

n1

e
n
2 n1
n

n n n1

12.

Matematika 2

72

Soal Latihan
A (Lanjutan)
13.

1 14.

n 1

2
n 1 n1

100 n
2n
e n1

B. Tentukan deret berikut konvergen atau divergen ?

1.

ln n
n

n
3 n3 5n

n 1

3.
12/09/2014

n 1

2.

n 1

1
n n1

4.

3n 1
3
n 1 n 6
Matematika 2

73

Soal Latihan
B. (lanjutan)
60 n
5.
n 1 n !

7.

n 1

9.

12/09/2014

n 1

5n 2 n
n!

ln n
e2 n

6.

n1

1
n

8.

cos n

n3
n 1

10.

n ! 2 2 n

n 1 2 n 2 !

Matematika 2

74

Soal Latihan
B. (lanjutan)
5 sin 2 n
11.

n!
n 1

13.

n 1

15.

12/09/2014

n 1

2 n 5

18

n
n5 2

n 4 !

n 1

4! n! 4n

tan 1 n
n3

12.

14.

n 1

1n1 n 1

n 1

3n 2

16.

Matematika 2

75

Soal Latihan
B. (lanjutan)
17.

1 e

n3
n 20.
e

1
n

n1 3

18.

n 1

19.

n 1

21.

12/09/2014

n 1

n 1

n 1

3 n2 n

cos 2 n 5
22.
5
n

n 1

Matematika 2

1
3

6 n2 n

76

Soal Latihan
B. (lanjutan)
n
3n 2
24.
23.

2
n

1
n 1

n 1

1
n5

C. Uji kekonvergenan deret-deret berikut, dan tentukan

konvergen mutlak, konvergen bersyarat, atau divergen

1.

2.
12/09/2014

n 1

n 1

4 n

n 1

n5

1
3.
3n

n1

4.

n2

3 n 1

n1
1

n 1

Matematika 2

n cos n
n2 1
77

Soal Latihan
D. Cari interval kekonvergenan deret pangkat berikut

1.

1n x n

n 0

n!

4.

n 2

n 1 x 1
5.

2.

n 1

3.

12/09/2014

n 0

x 3 n
2

n 0

6.

xn
ln n

n 0

Matematika 2

x n 1
n1

n! n
x
n
2

78

Soal Latihan
D. (Lanjutan)

x2 x3 x4
7. x 8.

2
3 4

x 3 2 x 3 3
1 x 3

x 2 x 4 x6

9. 1 10.
2! 4! 6 !

1 2 x 3 4 x 3 2 8 x 3 3

3
4
5
6

2!

3!

E. Perderetkan fungsi berikut dalam deret pangkat


1.

12/09/2014

f x ln x

2.

f x e3 x

Matematika 2

79

Soal Latihan
E. (Lanjutan)
3.

f x x e

5.

f x

7.

f x sin x

9.

f x e13 x

4.

1
6.
1 4 x2

f x

1
1 x

f x x ln 1 x

12/09/2014

8.

10.

x2
f x
1 3 x

f x x ln 3 x

Matematika 2

80

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


2014

Mata Kuliah : MATEMATIKA 1


SKS

:2

Pengajar

: Hari Purwadi ST, MT

MASALAH
SEHARI-HARI

Menentukan tinggi
menara?
Menghitung lebar
sungai?

MANFAAT

MENGAPA
BELAJAR
TRIGONOMETRI ?

TRIGONO
METRI

SOLUSI

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2014
SILABUS
1.

PENDAHULUAN

2.

FUNGSI TRIGONOMETRI

3.

RUMUS-RUMUS SEGITIGA

4.

GRAFIK FUNGSI TRIGONOMETRI

5.

RUMUS PENJUMLAHAN/PENGURANGAN FUNGSI TRIGONOMETRI

6.

PERSAMAAN DAN PERTAKSAMAAN TRIGONOMETRI

7.

BENTUK a cos x + b sin x

Pendahuluan

Istilah Trigonometri
Sudut

Istilah Trigonometri

Istilah trigonometri berasal dari dua kata bahasa, yakni


trigonos dan metron. Trigonos artinya segitiga dan metron
artinya ukuran.
Trigonometri berarti salah satu unit dari Matematika yang
menjelaskan tentang ukuran-ukuran segitiga meliputi besaran
sudut, besaran sisi, sudut, dan fungsi trigonometri.

Pendahuluan

Istilah Trigonometri
Sudut

Sudut
Sudut sebagai bentuk (tidak berarah)
sudut

Dua sinar garis dengan titik pangkal yang


berimpit membagi bidang menjadi dua
bagian, masing-masing dinamakan sudut

sudut

B
A
Arah positif

Arah negatif

Sudut sebagai
gerak putar
(berarah)

Pendahuluan

Istilah Trigonometri
Sudut

Sudut
Y

Kedudukan Standar dari


Sudut

AOB=30
AOC=150
AOD=225-360=-135

Pendahuluan

Istilah Trigonometri
Sudut

Sudut
Ukuran Sudut : Derajat

1 = 1/360 putaran

360 = 1 putaran

putaran = x 360

Pendahuluan

Istilah Trigonometri
Sudut

Sudut
Ukuran Sudut : Derajat
Contoh Soal

Tentukan ukuran sudut berikut dalam satuan derajat


a. putaran
b. putaran
Jawab :
a. putaran = x 360 = 180
b. putaran = x 360 = 90

Pendahuluan

Istilah Trigonometri
Sudut

Sudut
Ukuran Sudut : Radian
Q
r
O

r
r

POQ=Panjang
PQ radian
r
Besar sudut satu putaran penuh
= keliling lingkaran radian
jari-jari
=2 r radian = 2 radian
r
Besar sudut putaran = radian
Besar sudut putaran = radian
Jika panjang busur PQ=r, maka besar
sudut POQ = 1 radian.
1 radian = besar sudut pusat lingkaran
yang panjang busurnya r.
9

Pendahuluan

Istilah Trigonometri
Sudut

Sudut
Hubungan Satuan Derajat dan radian
Jika Sudut satu putaran penuh = 360= 2 radian,
Maka 180= radian.
1= rad atau 1 rad = 180 = 57,3
180

Contoh Soal
1. Ubahlah 90 ke dalam satuan radian
2. Ubahlah radian ke dalam satuan derajat
3. Ubahlah radian ke dalam satuan derajat
Jawab :
a. 90 = 90 x /180 rad = rad
b. rad = x 180/ = 90
c. rad = 1/4 x 180/ = 45/
10

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Perbandingan Trigonometri
B

Sin = sisi depan sudut A


= a
sisi miring (hipotenusa) c

Perbandingan trigonometri segitiga


ABC dengan siku-siku di C
didefinisikan sebagai :

Cos = sisi samping sudut A = b


sisi miring (hipotenusa) c
Tan = sisi depan sudut A = a
sisi samping sudut A b
11

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Fungsi Trigonometri
Y
B(x,y)
r

y
sin
r
x
cos
r
y sin
tan
x cos
1
r
cosec

sin y
1
r
sec

cos x
1
x
ctg

tan y
cos 2 sin 2 1
12

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Fungsi Trigonometri
Contoh Soal
Tentukan nilai cos dan tan jika ditentukan sin =3/5 dan
tan > 0.
Jawab :
5

AB2
3

Cara 1 :

= AC2-BC2
= 52-32
= 16
AB
=4
cos = 4/5 dan tan = 3/4

13

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Fungsi Trigonometri
Contoh Soal
Tentukan nilai cos dan tan jika ditentukan sin =3/5 dan
tan > 0.
Jawab :
5

C
3

Cara 2 : rumus cos2+sin2=1


cos2=1- sin2
cos2=1- (3/5)2
cos2=1- 9/25
cos2=16/25
cos = 4/5 atau cos = -4/5
Karena tan > 0, maka ambil cos
= 4/5 dan tan = 3/4

14

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Fungsi Trigonometri
Soal
1. Pada segitiga ABC yang siku-sikunya di B berlaku sin A =
3/5. Jika BC =6 cm, tentukan panjang sisi AC dan AB.
(AC=10 cm dan AB = 8 cm)
2. Pada segitiga ABC dengan siku-siku di B berlaku sin A =
12/13. Tentukan nilai cos A dan tan B. (cos A = 5/13 dan tan
A=12/5)
3. Tentukan nilai sin dan tan jika cos = 5/13 dan tan < 0

15

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Tanda Fungsi Trigonometri


Y
II

Sin (+)

All (+)

1. Sin 200 bernilai


positif/negatif ?

1/2 <<

0<<1/2

(-)

o
III

IV

Tan (+)

Cos (+)

<< 3/2

3/2 << 2

2. Cos 340 bernilai


positif/negatif ?
(+)

3. Tan 2/3 bernilai


positif/negatif ?
(-)
16

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Sudut Istimewa
0
Sin

Cos

Tan

30

3
1 3
3

45

60

90

1
2 3
0
2

1
3 tak terdefinisi

Hitung nilai dari


1. sin 45+cos 45
2. tan 30 + tan 60
3. sin245+cos245+tan45
4. sin245sin260+cos245cos260
tan30 tan60

5. Tunjukkan bahwa
cos230tan230+cos245tan245 =1
sec30 cot30- tan45

17

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Sudut Istimewa 30 dan 60


A

ABC siku-siku di C dengan


BAC=30 dan ABC=60. Jika
ABC dicerminkan terhadap sisi AC,
maka didapatkan ACD.

30
c

Gabungan ABC dan ACD, yaitu


ABD merupakan segitiga sama sisi
dengan c=2a. Berdasarkan dalil
Pythagoras, ABC berlaku :

60
B

c2 = a2+b2
(2a)2= a2+b2
b2 = 3a2
b = 3a2
18

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Sudut Istimewa 30 dan 60


A

c2 = a2+b2
(2a)2= a2+b2
b2 = 3a2
b = 3a2

30
c=2

c
b=3

60
B

a=1

sin 30= a/c = a/2a =


cos 30= b/c = a3/2a = 3
tan 30= a/b = a/a3 = 1/3 = 13
3
sin 60=
cos 60=
tan 60=
19

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Sudut Istimewa 0 dan 90


Y

Y
P (0,b)

P (a,0)

Agar XOP = 0, maka titik P


terletak di sumbu X positif.
Misal koordinat titik P adalah (a,0)
P(a,0) maka x=a, y=0,r=a2+02 = a
sin 0=y/r =0/a=0
cos 0=x/r =a/a=1
tan 0=y/x =0/a=0

Agar XOP = 90, maka titik P


terletak di sumbu Y positif.
Misal koordinat titik P adalah (0,b)
P(0,b) maka x=0, y=b,r=02+b2 = b
sin 90=y/r =b/b=1
cos 90=x/r =0/b=0
tan 90=y/x =b/0=tak terdefinisi

20

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi


Y

1. (- ) dan
P(x,y) dicerminkan terhadap
sumbu Y.
Bayangannya P1(-x,y).
XOP1 = (- )

P1(-x,y)

Didapat :
cos (- ) = -cos
sin (- ) = sin
tan (- ) = -tan

P(x,y)
(- )

Sin 120 = sin ( - 60) = sin 60= 3

21

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi


2. ( - ) dan
P(x,y) dicerminkan terhadap
Garis y=x.
Bayangannya P2(y,x).
XOP2 = ( - )
Didapat :
cos ( - ) = sin
sin ( - ) = cos
tan ( - ) = cot

Y
P2(y,x)
y=x
P(x,y)

sin ( - 30)= cos 30= 3

22

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi


Y

3. ( +) dan
P(x,y) dicerminkan terhadap O.
Bayangannya P3(-x,-y).
XOP3 = (+)

P(x,y)

Didapat :
cos (+) = -cos
sin (+) = -sin
tan (+) = tan
Cos 240= cos ( + 60)
= -cos 60 = -

P3(-x,-y)

23

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi


Y

4. -, 2- dan
P(x,y) dicerminkan terhadap sumbu X.
Bayangannya P4(x,-y).
XOP4 = - atau 2-
Didapat :
cos (-) = cos = cos (2-)
sin (-) = -sin = sin (2-)
tan (-) = -tan = tan (2-)

P(x,y)

-
P4(x,-y)

Cos (-45) = cos 45 = 2


Tan 315= tan (2-45) = - tan 45=-1

24

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi


Contoh Soal
Tentukan nilai dari :
a. Cos 135
b. Tan 150
c. Sin 180
d. Cos 210
e. Tan 225
f. Cot 300
g. Sec 330

25

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Koordinat Kutub
Y
A(x,y)
y

1. Koordinat Cartesius
Suatu titik pada bidang datar
ditentukan oleh jarak titik
tersebut ke sumbu mendatar
X yang disebut ordinat, dan
jarak ke sumbu vertikal Y
disebut absis.
Contoh :
Pasangan koordinat titik A
adalah (x,y) ditulis A(x,y).

26

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Koordinat Kutub
Y

2. Koordinat Kutub (Polar)


Letak suatu P ditentukan
oleh jarak titik tersebut ke
titik pangkal O dan besar
sudut antara OX dan OP.

P(r,)

Contoh :
Koordinat Kutub titik P(r,),
artinya jarak OP=r satuan
dan XOP= .

27

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Koordinat Kutub
Y

3. Hubungan Koordinat Kutub


dengan Koordinat Cartesius
P(x,y)

r
y

didapatkan :
cos =x/r x=r cos
sin =y/r y=r sin
tan =y/x
r2=x2+y2 r=x2+y2

28

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Koordinat Kutub
Contoh Soal
1. Diketahui titik A(3,4). Tentukan koordinat polar titik A.
Jawab :
r = x2+y2= 32+42= 5
tan = 4/3, maka = 53,1
jadi, koordinat polar titik A adalah (5, 53,1)
2. Diketahui titik B (7, ). Tentukan koordinat Cartesius titik B.
Jawab :
x=r cos = 7 x cos = -4,950
y=r sin = 7 x sin = 4,950
Jadi, koordinat Cartesius titik B adalah (-4,950, -4,950)

29

Fungsi Trigonometri

Perbandingan Trigonometri
Fungsi Trigonometri
Tanda tanda Fungsi Trigonometri
Rumus Trigonometri dari sudut yang berelasi
Koordinat Kutub

Koordinat Kutub
Soal
1. Tentukan koodinat kutub untuk titik-titik berikut dalam satuan
derajat dan radian.
a. (3,-4)
b. (5,6)
c. (-8,5)
d. (1/2, -5/4)
2. Tentukan koordinat Cartesius untuk titik-titik berikut
a. (3, 45)
b. (8, 135)
c. (15, )
d. (4, )

30

Rumus-Rumus Segitiga

Identitas Trigonometri
Aturan Sinus
Aturan Kosinus
Luas daerah segitiga

Identitas Trigonometri
Perbandingan trigonometri :

31

Rumus-Rumus Segitiga

Identitas Trigonometri
Aturan Sinus
Aturan Kosinus
Luas daerah segitiga

Identitas Trigonometri

32

Rumus-Rumus Segitiga

Identitas Trigonometri
Aturan Sinus
Aturan Kosinus
Luas daerah segitiga

Identitas Trigonometri

33

Rumus-Rumus Segitiga

Identitas Trigonometri
Aturan Sinus
Aturan Kosinus
Luas daerah segitiga

Identitas Trigonometri

34

Rumus-Rumus Segitiga

Identitas Trigonometri
Aturan Sinus
Aturan Kosinus
Luas daerah segitiga

Aturan Sinus

Sin

Sin
Sin

Sin

Sin
Sin

Sin
Sin
35

Rumus-Rumus Segitiga

Identitas Trigonometri
Aturan Sinus
Aturan Kosinus
Luas daerah segitiga

Aturan Sinus
Sin
Sin

Sin
Sin
Sin

Sin

Sin Sin

Sin

Sin Sin
36

Rumus-Rumus Segitiga

Identitas Trigonometri
Aturan Sinus
Aturan Kosinus
Luas daerah segitiga

Aturan Sinus
C
b

Rumus Aturan sinus ini digunakan untuk


menghitung
unsur-unsur
sebuah
segitiga yang belum diketahui dengan
terlebih dahulu diketahui ketiga unsur
lainnya.

Rumus Aturan Sinus :

Misal :

b?

Diketahui : sisi a (panjang BC) , sudut


(BAC), sudut (ABC)
Ditanyakan : sisi b (panjang AC)
37

Rumus-Rumus Segitiga

Identitas Trigonometri
Aturan Sinus
Aturan Kosinus
Luas daerah segitiga

Aturan Sinus
Contoh 1
Pada ABC, panjang AC = 16 cm, BC =
12 cm dan BAC = 30. Hitung besar
ABC.
Jawab :
C
BC
= AC
sin
sin
16
12
12
= 16
sin 30 sin
30
?
12 = 16

sin
A
B
sin = 16 x
12
sin = 0,67
= 42,07
besar ABC adalah 42,07.

Contoh 2
Pada PQR, panjang PQ = 8 cm, RPQ
= 30 dan PQR = 105. Hitung
panjang QR.
Jawab :
PRQ=180-(30+105) = 45
QR
= PQ
R
sin RPQ sin PRQ
QR
= 8
?
sin 30 sin 45
QR =
8

2
30
105
QR
= 8x P
8
Q
2
QR
= 8 x 2 = 42
2 2
panjang QR adalah 42 cm.

38

Rumus-Rumus Segitiga

Identitas Trigonometri
Aturan Sinus
Aturan Kosinus
Luas daerah segitiga

Aturan Sinus

39

Rumus-Rumus Segitiga

Identitas Trigonometri
Aturan Sinus
Aturan Kosinus
Luas daerah segitiga

Aturan Sinus

40

Rumus-Rumus Segitiga

Identitas Trigonometri
Aturan Sinus
Aturan Kosinus
Luas daerah segitiga

Aturan Kosinus

c-bcos

41

Rumus-Rumus Segitiga

Identitas Trigonometri
Aturan Sinus
Aturan Kosinus
Luas daerah segitiga

Aturan Kosinus

42

Rumus-Rumus Segitiga

Identitas Trigonometri
Aturan Sinus
Aturan Kosinus
Luas daerah segitiga

Aturan Kosinus

43

Rumus-Rumus Segitiga

Identitas Trigonometri
Aturan Sinus
Aturan Kosinus
Luas daerah segitiga

Aturan Kosinus
Rumus Aturan kosinus ini digunakan untuk :
1.Menghitung panjang sisi sebuah segitiga
apabila diketahui panjang dua sisi lainnya
dan besar sudut yang di apitnya.

2.Menghitung besar sudut pada sebuah


segitiga jika diketahui panjang ketiga
sisinya.

44

Rumus-Rumus Segitiga

Identitas Trigonometri
Aturan Sinus
Aturan Kosinus
Luas daerah segitiga

Aturan Kosinus
Contoh 1
Pada ABC, panjang AC = 18 cm, BC =
14 cm dan ACB = 120. Hitung
C
panjang AB.
Jawab :
120
18

Contoh 2
Pada PQR, panjang PQ = 20 cm, QR
= 16 cm dan PR=8 cm. Hitung RPQ.
R
Jawab :

14

16
?

Misal BC=a, AC=b, maka


c2=a2+b2-2ab cos
=142+182-2(14)(18) cos 120
=196 + 324-504 (-0,5)
=520+252=722
c =722=27,78
panjang c=AB adalah 27,78 cm.

20

Misal PQ=r, QR=p, PR=q , RPQ =


maka
cos =q2+r2-p2
2qr
cos =82+202-162
2(8)(20)
cos =64+400-256=208=0,65
320
320
besar adalah 49,46 cm.
45

Rumus-Rumus Segitiga

Identitas Trigonometri
Aturan Sinus
Aturan Kosinus
Luas daerah segitiga

Aturan Kosinus

46

Rumus-Rumus Segitiga

Identitas Trigonometri
Aturan Sinus
Aturan Kosinus
Luas daerah segitiga

Aturan Kosinus

47

Rumus-Rumus Segitiga

Identitas Trigonometri
Aturan Sinus
Aturan Kosinus
Luas daerah segitiga

Luas Daerah Segitiga

Contoh :

1. Dalam ABC, a(BC)=25 cm, b(AC)= 45

cm, dan ( ACB)=30. Hitung luas

daerah ABC.

Rumus Luas Daerah Segitiga :


1. Luas ABC = bc sin
= ac sin
= ab sin
2. Luas ABC = s(s-a)(s-b)(s-c)
dengan s= (a+b+c)

Jawab :

45

30

25

A
Luas ABC = ab sin

= x 25 x 45 sin 30
= x 25 x 45 x 0,5 = 281,25
Luas daerah ABC adalah 281,25 cm2
48

Rumus-Rumus Segitiga

Identitas Trigonometri
Aturan Sinus
Aturan Kosinus
Luas daerah segitiga

Luas Daerah Segitiga


Contoh :

Latihan

2. Hitung luas daerah ABC jika


diketahui ketiga sisinya yaitu 3
cm, 4 cm, 5 cm.
Jawab :
s= (a+b+c) = (3+4+5) = 6
Luas ABC = s(s-a)(s-b)(s-c)
= 6(6-3)(6-4)(6-5)

1. Dalam PQR, PQ=5 cm, PR= 6 cm,


dan QPR=60. Hitung luas daerah
PQR.
2. Dalam ABC, AB=10 cm, BC= 10 cm,
dan ABC=45. Hitung luas daerah
ABC.
3. Hitung luas daerah ABC jika
diketahui ketiga sisinya yaitu 11 cm,
12 cm, 13 cm.

= 6 x 3 x 2 x 1
= 36 = 6
Luas daerah ABC adalah 6 cm2
49

Grafik Fungsi Trigonometri

Periodisitas Fungsi Trigonometri


Grafik

Periodisitas Fungsi Trigonometri


Periode fungsi Sinus dan Kosinus adalah

Nilai Maksimum dan minimum fungsi

360.

sinus dan kosinus :

sin(+k.360)=sin ,k { bil. bulat }

-1 sin 1

cos(+k.360)=cos ,k { bil. bulat }

-1 cos 1

Periode fungsi tangen adalah 180.

tan(+k.180)=tan , k { bil. bulat }


Contoh :
1. sin 430 = sin (70+1.360)= sin 70
2. cos 400 = cos (40+1.360)= cos 40
3. tan 950 = tan(50+5.180)= sin 50

1.5
1
0.5
0
0

30

60

90

120 150

180

210 240

270

300 330

360

-0.5
-1
-1.5

50

Grafik Fungsi Trigonometri

Periodisitas Fungsi Trigonometri


Grafik

Grafik Fungsi Trigonometri


Cara menggambar
grafik y=sin x
dengan
{x|0x360,xR } :
1. Buat tabel x dan
y=sin x
2. Plot setiap
pasangan
koordinat. Misal :
(0,0), (30,1/2),dst

51

Grafik Fungsi Trigonometri

Periodisitas Fungsi Trigonometri


Grafik

Grafik Fungsi Trigonometri


TRIK
a sin x :
perbesar sebesar a
perkecil sebesar 1/a
sin ax :
a gelombang (rapat)
1/a gelombang (regang)
sin (x) :
sin (x+) (geser ke kiri
sebesar )
sin (x-) (geser ke kanan
sebesar )
sin x b :
sin x + b (geser ke atas
sebesar b)
sin x - b (geser ke bawah
sebesar b)
52

Grafik Fungsi Trigonometri

Periodisitas Fungsi Trigonometri


Grafik

Grafik Fungsi Trigonometri


TRIK
a sin x :
perbesar sebesar a
perkecil sebesar 1/a
sin ax :
a gelombang (rapat)
1/a gelombang (regang)
sin (x) :
sin (x+) (geser ke kiri
sebesar )
sin (x-) (geser ke kanan
sebesar )
sin x b :
sin x + b (geser ke atas
sebesar b)
sin x - b (geser ke bawah
sebesar b)
53

Grafik Fungsi Trigonometri

Periodisitas Fungsi Trigonometri


Grafik

Grafik Fungsi Trigonometri


Cara
menggambar
grafik :
1. Gambar grafik y
= sin x.
2. Gunakan TRIK.
TRIK :
a. Gambar y=sin x.
b. Y=sin(x-30)
(geser kanan 30)
c. Y=2sin(x-30)
(perbesar 2 kali)
d. Y=2sin(x-30)+2
(geser atas 2)

54

Grafik Fungsi Trigonometri

Periodisitas Fungsi Trigonometri


Grafik

Grafik Fungsi Trigonometri


Cara
menggambar
grafik :
1. Gambar grafik y
= sin x.
2. Gunakan TRIK.
TRIK :
a. Gambar y=sin x.
b. Y=sin(x-30)
(geser kanan 30)
c. Y=2sin(x-30)
(perbesar 2 kali)
d. Y=2sin(x-30)+2
(geser atas 2)

55

Grafik Fungsi Trigonometri

Periodisitas Fungsi Trigonometri


Grafik

Grafik Fungsi Trigonometri


Latihan
Buat Sketsa Grafik Fungsi berikut ini
dalam domain {x|0x360,xR } :
1. Y = sin x
2. Y = sin 2x
3. Y = sin (x+30)
4. Y = sin (x-30) +4

56

Grafik Fungsi Trigonometri

Periodisitas Fungsi Trigonometri


Grafik

Grafik Fungsi Trigonometri


Cara menggambar
grafik y=cos x
dengan
{x|0x360,xR } :
1. Buat tabel x dan
y=cos x
2. Plot setiap
pasangan
koordinat. Misal :
(0,1), (60,1/2),
dst

57

Grafik Fungsi Trigonometri

Periodisitas Fungsi Trigonometri


Grafik

Grafik Fungsi Trigonometri


Cara gambar :
a cos x :
perbesar sebesar a
perkecil sebesar 1/a
cos ax :
a gelombang (rapat)
1/a gelombang (regang)
cos (x) :
cos (x+) (geser ke kiri
sebesar )
cos (x-) (geser ke kanan
sebesar )
cos x b :
cos x + b (geser ke atas
sebesar b)
cos x - b (geser ke bawah
sebesar b)
58

Grafik Fungsi Trigonometri

Periodisitas Fungsi Trigonometri


Grafik

Grafik Fungsi Trigonometri


Cara gambar :
a cos x :
perbesar sebesar a
perkecil sebesar 1/a
cos ax :
a gelombang (rapat)
1/a gelombang (regang)
cos (x) :
cos (x+) (geser ke kiri
sebesar )
cos (x-) (geser ke kanan
sebesar )
cos x b :
cos x + b (geser ke atas
sebesar b)
cos x - b (geser ke bawah
sebesar b)
59

Grafik Fungsi Trigonometri

Periodisitas Fungsi Trigonometri


Grafik

Grafik Fungsi Trigonometri


Cara
menggambar
grafik :
1. Gambar grafik y =
cos x.
2. Gunakan TRIK.
TRIK :
a. Gambar y=cos x.
b. Y=cos (1/2 x)
(
jadi

gelombang,
regang)
c. Y=cos(x-30)
(geser kanan 30)
d. Y=1/2 cos(x-30)
(perkecil ).
e.

Y=1/2cos(x+30)+2

(geser keatas 2)

60

Grafik Fungsi Trigonometri

Periodisitas Fungsi Trigonometri


Grafik

Grafik Fungsi Trigonometri


Cara
menggambar
grafik :
1. Gambar grafik y =
cos x.
2. Gunakan TRIK.
TRIK :
a. Gambar y=cos x.
b. Y=cos (1/2 x)
(
jadi

gelombang,
regang)
c. Y=cos(x-30)
(geser kanan 30)
d. Y=1/2 cos(x-30)
(perkecil ).
e.

Y=1/2cos(x+30)+2

(geser keatas 2)

61

Grafik Fungsi Trigonometri

Periodisitas Fungsi Trigonometri


Grafik

Grafik Fungsi Trigonometri

Latihan
Buat Sketsa Grafik Fungsi berikut ini
dalam domain {x|0x360,xR } :
1. Y = 4 cos x
2. Y = 4 cos (x-30)
3. Y = 4 cos 2x
4. Y = 4 cos 2x +2
5. Y = 4 cos (x-30) + 2

62

Grafik Fungsi Trigonometri

Periodisitas Fungsi Trigonometri


Grafik

Grafik Fungsi Trigonometri

X= 1

X=
x

45

90

135

180

225

270

315

360

tan x

td

-1

td

-1

63

V. RUMUS RUMUS PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN


A. RUMUS JUMLAH DAN SELISIH 2 SUDUT
1. cos ( - ) = cos cos + sin sin

2. cos ( + ) = cos cos - sin sin

Contoh :

Bukti :

cos 15

cos ( + ) = cos( (-))

= cos (45 - 30)

= cos cos(-)+sin sin (-)

= cos 45 cos 30 + sin 45 sin 30

= cos cos + sin sin

= 2 . 3 + 2 .

Contoh :

= 6 + 2

cos 75

=1/4 (6 + 2)

= cos (45 + 30)


= cos 45 cos 30 - sin 45 sin 30
= 2 . 3 - 2 .
= 6 - 2
=1/4 (6 - 2)
64

V. RUMUS RUMUS PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN


A. RUMUS JUMLAH DAN SELISIH 2 SUDUT
3. sin ( + ) = sin cos + cos sin

4. sin ( - ) = sin cos - cos sin

Bukti : Cos (90-) = sin

Bukti :

Jadi, sin ( + ) = cos (90-( + ))

sin ( - ) = sin ( + (- ))

= cos ((90-) + )

= sin cos (-) + cos sin (-)

= cos (90-) cos - sin (90-) sin

= sin cos - cos sin

= sin cos + cos sin

Contoh :

Contoh :

sin 15

sin 75

= sin (45 - 30)

= sin (45 + 30)

= sin 45 cos 30 - cos 45 sin 30

= sin 45 cos 30 + cos 45 sin 30

= 2 . 3 - 2 .

= 2 . 3 + 2 .

= 6 - 2

= 6 + 2 =1/4 (6 + 2)

=1/4 (6 - 2)

65

V. RUMUS RUMUS PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN


A. RUMUS JUMLAH DAN SELISIH 2 SUDUT
5. tg ( + ) = tg + tg
1 - tg tg

6. tg ( - ) = tg - tg
1 + tg tg

Bukti :
tg ( + ) = sin ( + ) =..
cos ( + )
= tg + tg
1 - tg tg

Bukti :

Contoh :
tg75

tg ( - ) = tg ( +(- ))
= tg + tg (-)
1 - tg tg (-)
= tg - tg
1 + tg tg

= tg (45 + 30)

Contoh :

= tg 45 + tg 30

tg15

= tg (45 - 30)

1 - tg 45 tg 30

= tg 45 - tg 30

= 1 + 1/3 3

1 + tg 45 tg 30

1 - 1 . 1/3 3

= 1 - 1/3 3

= 2 + 3

1 + 1 . 1/3 3
= 2 - 3
66

V. RUMUS RUMUS PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN


A. RUMUS JUMLAH DAN SELISIH 2 SUDUT

Latihan
Hitung :
1. sin 165
2. cos 165
3. tg 165
Buktikan bahwa :
4. sin ( ) = sin
5. cos ( + ) = - cos
6. tg ( + ) = - ctg
7. sin ( + ) sin ( - ) = sin2- sin2
8. Nyatakan sin 2 dalam bentuk sin
9. Nyatakan cos 3 dalam bentuk cos
67

VI. PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN TRIGONOMETRI


A. PERSAMAAN TRIGONOMETRI
Y
y = sin x

X (dlm )

y = cos x

sin
cos

= sin ( - )
= sin ( + k. 2)
= cos (-)
= cos ( + k. 2)

68

VI. PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN TRIGONOMETRI


A. PERSAMAAN TRIGONOMETRI

Persamaan dasar (dlm rad)


sin = sin ( - )
= sin ( + k. 2)
shg
sin x = sin
x = + k. 2 atau
x = ( ) + k. 2
dengan k (bil. Bulat)

Untuk x = + k. 2(pers 1)

Contoh :
Tentukan penyelesaian persamaan
sin x = sin dengan 0 x 2.
Jawab :
sin x = sin
x = + k. 2(pers 1)
atau x = ( ) + k. 2.(pers 2)

k = 0 x = ( ) + 0. 2 =
(memenuhi 0 x 2 )
k = 1 x = ( ) + 1. 2 = 2
(tdk memenuhi 0 x 2 )

k = 0 x = + 0. 2 =
(memenuhi 0 x 2 )
k = 1 x = + 1. 2 = 2
(tdk memenuhi 0 x 2 )
Untuk x = ( ) + k. 2(pers 2)

nilai x yang memenuhi adalah .

69

VI. PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN TRIGONOMETRI


A. PERSAMAAN TRIGONOMETRI

Persamaan dasar (dlm rad)


cos = cos (-)
= cos ( + k. 2)
shg
cos x = cos
x = + k. 2 atau
x = (-) + k. 2
dengan k (bil. Bulat)
Contoh :
Tentukan penyelesaian persamaan
cos x = cos 1/9 dgn - 2 x 2.
Jawab :
cos x = cos 1/9
x = 1/9 + k. 2 (pers 1)
atau x = (- 1/9 ) + k. 2 (pers 2)

Untuk x = 1/9 + k. 2 (pers 1)


k = 0 x = 1/9 + 0. 2 = 1/9
(memenuhi - 2 x 2)
k = 1 x = 1/9 + 1. 2 = 19/2
(tdk memenuhi - 2 x 2)
Untuk x = (- 1/9 ) + k. 2 (pers 2)
k = 0 x = (- 1/9 ) + 0. 2 = - 1/9
(memenuhi - 2 x 2 )
k = 1 x = (- 1/9 ) + 1. 2 = 17/9
(memenuhi - 2 x 2 )
nilai x yang memenuhi adalah
1/9 ( 20), -1/9 (- 20), 17/9
(340)

70

VI. PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN TRIGONOMETRI


A. PERSAMAAN TRIGONOMETRI

Persamaan dasar (dlm rad)


tg x = tg x = + k.
ctg x = ctg x = + k.
dengan k (bil. Bulat)
Contoh :
Tentukan penyelesaian persamaan
tg 2x = tg 1/3 dgn 0 x .

Untuk x = 1/6 + k./2


k = 0 x = 1/6 + 0. /2 = 1/6
(memenuhi 0 x )
k = 1 x = 1/6 + 1. /2 = 2/3
(memenuhi 0 x )
k = 2 x = 1/6 + 2. /2 = 7/6
(tdk memenuhi 0 x )
nilai x yang memenuhi adalah 1/6
dan 2/3

Jawab :
tg x = cos 1/3
2x = 1/3 + k.
x = 1/6 + k./2

71

VI. PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN TRIGONOMETRI


A. PERSAMAAN TRIGONOMETRI

Persamaan kuadrat
cara 1 :
x2 - x - 2 = 0
(x - 2)(x + 1) = 0
(x - 2) = 0 atau (x + 1) = 0
x=2
x = -1
Cara 2 : rumus
ax2 + bx + c = 0
dg a0 dan a,b,c bil riil
Maka

Contoh :
x2 - x - 2 = 0
a = 1, b = -1, c = -2
Maka
X1,2 = - (-1) (-1)2 4. 1. (-2)
2. 1
=19
2
=13
2
X1 = 1 + 3 = 2
2
X2 = 1 - 3 = -1
2

72

VI. PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN TRIGONOMETRI


A. PERSAMAAN TRIGONOMETRI

Persamaan kuadrat Fungsi


Trigonometri
contoh :
Untuk - x 2 , selesaikan
persamaan sin x2 sin x - 2 = 0 .
Jawab :
cara 1 :
sin x2 sin x - 2 = 0
(sin x - 2)(sin x + 1) = 0
(sin x - 2) = 0 atau (sin x + 1) = 0
sin x = 2
sin x = -1
(tdk ada nilai x)
sin x = - sin
sin x = sin(- )

x = - + k. 2
k = 0 x = - + 0. 2 = -
(memenuhi)
k = 1 x = - + 1. 2 = 3/2
(memenuhi)
k = 2 x = - + 2. 2 = 7/2
(tdk memenuhi)
x = (- (- )) + k. 2
k = 0x = (+ ) + 0. 2 = 3/2
(memenuhi)
k = 1x = (+ ) + 1. 2 = 7/2
(tdk memenuhi)
nilai x yang memenuhi adalah
- dan 3/2 .

73

VI. PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN TRIGONOMETRI


A. PERSAMAAN TRIGONOMETRI

cara 2 :
sin x2 sin x - 2 = 0
a = 1, b = -1, c = -2
Maka
sin x1,2 = - (-1) (-1)2 4. 1. (-2)
2. 1
=19
2
=13
2
sin x1 = 1 + 3 = 2 (tdk ada nilai x)
2
sin x2 = 1 - 3 = -1
2
sin x = - sin
sin x = sin(- )

x = - + k. 2
k = 0 x = - + 0. 2 = -
(memenuhi)
k = 1 x = - + 1. 2 = 3/2
(memenuhi)
k = 2 x = - + 2. 2 = 7/2
(tdk memenuhi)
x = (- (- )) + k. 2
k = 0x = (+ ) + 0. 2 = 3/2
(memenuhi)
k = 1x = (+ ) + 1. 2 = 7/2
(tdk memenuhi)
nilai x yang memenuhi adalah
- dan 3/2 .

74

VI. PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN TRIGONOMETRI


A. PERSAMAAN TRIGONOMETRI

Persamaan dasar (dlm derajat)


sin x = sin
x = + k. 360 atau
x = (180 ) + k. 360
cos x = cos
x = + k. 360 atau
x = - + k. 360
tg x = tg x = + k. 180
ctg x= ctg x = + k. 180

Latihan
Tentukan penyelesaian persamaan
berikut dengan - 2 x 2.
1. sin x = 0
2. sin x = 1
3. cos x = cos
4. cos x = cos 30
5. tg x = tg 1/9
6. 6 sin2x sin x - 3 = 0
7. 3 cos2x 5 cos x - 2 = 0

dengan k (bil. Bulat)

75

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


2014

Mata Kuliah : MATEMATIKA 1


SKS

:2

Pengajar

Hari

Purwadi

ST, MT
Integral Tertentu dan Tak Tertentu

Integral Tak Tentu


dan
Integral Tertentu

Pengertian Integral
Jika F(x) adalah fungsi umum yang
bersifat F(x) = f(x),
maka F(x) merupakan antiturunan atau
integral dari f(x).

Pengintegralan fungsi f(x) terhadap x


dinotasikan sebagai berikut :

f x dx F x c

notasi integral (yang diperkenalkan oleh


Leibniz,
seorang matematikawan Jerman)
f(x)
fungsi integran
F(x)
fungsi integral umum yang bersifat
F(x) f(x)
c
konstanta pengintegralan

1 n 1
f x
x c
,n
n 1

Jika f (x) = xn, maka


-1, dengan c sebagai konstanta

Integral Tak Tentu


apabila terdapat fungsi F(x) yang dapat
didiferensialkan pada interval sedemikian
hingga maka antiturunan dari f(x) adalah
F(x) + c
Secara matematis, ditulis

f x dx F x c

di mana

Lambang integral yang


dx

menyatakan operasi antiturunan


f(x)
Fungsi integran, yaitu fungsi yang
dicari antiturunannya
c
Konstanta

Teorema 1
Jika n bilangan rasional dan n 1, maka
1 n 1
n
x dx
x c , c adalah konstanta.

n 1

Teorema 2
Jika f fungsi yang terintegralkan dan k
suatu konstanta, maka

kf
x
dx

k
f
x
dx

Teorema 3
Jika f dan g fungsi-fungsi yang
terintegralkan, maka

f
x

g
x
dx

f
x
dx

g
x
dx

Teorema 4
Jika f dan g fungsi-fungsi yang
terintegralkan, maka

f
x

g
x
dx

f
x
dx

g
x
dx

Teorema 5
Aturan integral substitusi
Jika u suatu fungsi yang dapat
didiferensialkan dan r suatu bilangan
rasional tak nol maka

u x

1
t 1
u x c
u ' x dx
r 1

, dimana c adalah konstanta dan r


-1.

Teorema 6
Aturan integral parsial
Jika u dan v fungsi-fungsi yang dapat
didiferensialkan, maka

udv

uv

vdu

Teorema 7
Aturan integral trigonometri

cos
xdx

sin
x

sin xdx cos x c


1
cos2 x tan x c
dimana c adalah konstanta.

METODE SUBTITUSI
Dalam menyelesaikan masalah integrasi pertama - tama kita
mengusahakan mengubahnya menjadi bentuk rumus dasar
dengan menggunakan variabel lain ( subtitusi )
Contoh :

1. 2 x ( x 2 4)5 dx ...
Jawab :
u = x2 + 4

du
du = 2x dx dx
2x

du
1 6
1 2
5
6
u 2x
u du u c ( x 4) c
2x
6
6

2.

2 x 2 dx
x3 1

...( buat latihan )

INTEGRAL PARSIAL
Misalkan u dan v fungsi yang differensiabel
terhadap x, maka :
d(u.v) = v.du + u.dv
u.dv = d(u.v) v.du

u.dv d (u.v) v.du


u.dv u.v v.du
yang

perlu diperhatikan pada metode ini adalah :


(1). Bagian yang terpilih sebagai dv harus mudah diintegral.
(2).

u.
dv
v
du
harus
lebih
mudah
dari

Contoh :

ln x dx

u.
dv

Jawab :

u ln x

dv = dx

1
du dx
x
v=x

Jadi :

ln x dx

= xln x -

dx

= x ln x x + c

INTEGRAL FUNGSI RASIONAL


Sebuah polinom dalam x adalah sebuah fungsi berbentuk :

a 0 x n a1 x n 1 a 2 x n 2 ...... a n 1 x a n
Fungsi H(x) disebut fungsi rasional jika :
H ( x)

P( x)
Q( x)

dimana P(x) dan Q(x) adalah polinom


Jika derajat P(x) lebih rendah dari derajat Q(x), maka H(x)
disebut Rasional Sejati
Contoh :

2x 2 x 2
H ( x) 3
x 2x 2 x 2

Sedangkan jika derajat P(x) lebih tinggi dari derajat Q(x),


maka H(x) disebut Rasional Tidak Sejati
Contoh :

x 4 10 x 2 3 x 1
3 x 23
2
H ( x)
x 6 2
2
x 4
x 4
Untuk menyelesaikan integral dalam bentuk fungsi rasional,

P( x)
: ditulis sebagai jumlah dari bagian yang lebih
Q( x)
sederhana dengan menguraikan Q(x) dalam hasil
kali faktor-faktor linier atau kuadratis, yaitu :

1. Faktor Q(x) semua linier dan tak berulang,

Q ( x) ( x a1 )( x a 2 ).....( x a n )
, maka

An
A1
A2
P( x)

.....
Q( x) ( x a1 ) ( x a 2 )
( x an )

2. Faktor Q(x) semua linier berulang,

Q( x) ( x a )
, maka

An
A1
A2
P( x)

.....

Q( x) ( x a ) ( x a ) 2
( x a) n

3. Q(x) adalah kuadratis,


Q ( x) (ax 2 bx c)(dx 2 ex f )
, maka

P ( x)
Ax B
Cx D

Q( x) (ax 2 bx c) (dx 2 ex f )

contoh :

( x 1)
1. 2
dx ....
x x2
jawab :
x 1
A
B
A( x 1) B( x 2)

( x 2)( x 1) x 2 x 1
( x 2)( x 1)
x=2

2 1 = A(2+1)
1 = 3A A = 1/3
x = -1 -1 1 = B(-1-2)
=
-2= -3B B = 2/3
Jadi,
1 dx
2 dx
( x 1)
x 2 x 2 dx 3 x 2 + 3 x 1

1
2
ln | x 2 | ln | x 1 | c
3
3

( x 1)
2 . 2
dx ....
x 2x 1
x 1
A
B
A ( x 1) B

2
2
x 1 ( x 1)
( x 1)
( x 1) 2
x=1
mis, x = 0

1+1=B B=2
0 +1 = A(0 1) + B
1=-A+2 A=1

Jadi,

( x 1)
x 2 2 x 1 dx

dx
x 1

dx
+ 2
( x 1) 2

2
ln | x 1 |
c
( x 1)

SUBTITUSI TRIGONOMETRI
,

Jika Integran mengandung salah satu dari bentuk :

a b x ,
2

a b x , atau
2

b2 x2 a2

dan tidak memiliki faktor irrasional lainnya, maka dapat


ditransformasikan ke dalam fungsi trigonometri dengan
menggunakan variabel baru :
Bentuk

a b x
2

a2 b2 x2
b2 x2 a2

Subtitusi

Memperoleh

a
sin z
b
a
x tg z
b

a 2 b 2 x 2 a cos z

a
sec z
b

a 2 b 2 x 2 a sec z

b 2 x 2 a 2 a tg z

contoh :
1.

9 4x 2
dx ....
x

jawab :
3
x sin z
2
Jadi,

3
dx cos zdz
2

9 4 x 2 3 cos z

9 4x2
3 cos z 3
cos 2 z
dx
( cos z dz ) 3
dz
3
x
sin z
sin z 2
2
2

1 sin z
dz 3 cos ec z dz 3 sin z dz
sin z
= 3 ln |cosec z ctg z| + 3 cos z + c

3 9 4x2
3 ln |
| 9 4x2 c
2x

2.

dx
x

4 x

....

jawab :
,

x 2 tg z

dx 2 sec 2 zdz

4 x 2 2 sec z

Jadi,

dx
2

4 x2

2 sec 2 z
cos z
dz

(4tg 2 z )(2 sec z ) 4 sin 2 z dz

2
1
1 d (sin z )
4

x
c

c
2

4 sin z
4 sin z
4x

Integral TerTentu
Integral tertentu adalah integral dari suatu fungsi yang
nilai-nilai variabel bebasnya (memiliki batas-batas)
tertentu.
Jika fungsi terdefinisi pada interval tertutup [a,b] , maka
integral tertentu dari a ke b dinyatakan oleh :
Dimana :

f
(
x
)
dx

f(x)
a
b

: integran
: batas bawah
: batas atas

KAIDAH-KAIDAH INTEGRASI TERTENTU

f (x)dx F(x)
a

F(b) F(a)

f ( x ) dx 0

f ( x ) dx f ( x ) dx
b

x
1 52 1 5
5
x
dx

2
2

2
5
5
5
2
1
32 32 0
5
2

x
1 55 1 5
5
x
dx

2
2

2
5
5
5
2
1
3125 32 618,6
5
5

x
1 52
1 5 5
x dx x 5 2 5
5
5
5 5
5
1
32 3125 618,6
5
2

KAIDAH-KAIDAH INTEGRASI TERTENTU


b

kf ( x ) dx k f ( x ) dx
a

f (x) g(x)dx f (x)dx g(x)dx

x
1 5
2 5 x dx 5 5 5. 5 x
2
3125 32 3093
5

x
5

5
2

5 x 4 dx x 4 dx 5 x 4 dx
618,6 3093 3.7111,6

f ( x)dx f ( x)dx f ( x)dx

4
x
dx
2

4
x
dx
3

4
x
dx 618 ,6
2

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


2014

Mata Kuliah : MATEMATIKA 1


SKS

:2

Pengajar

: Hari Purwadi ST, MT

Luas dan Volume Benda Putar

PENGGUNAAN INTEGRAL
1. Menghitung luas suatu daerah yang dibatasi oleh kurva dan
sumbu-sumbu koordinat.
2. Menghitung volume benda putar.

y x2
9

Luas daerah di bawah


kurva

Volume benda putar yang diputar


mengelilingi sumbu Y

Luas
Luas Daerah
Daerah

Integral Tentu
Teorema Dasar Kalkulus

Misalkan f adalah fungsi yang kontinyu pada selang [a, b] dan


misalkan F adalah anti turunan dari f pada selang tersebut, maka
berlaku :

f ( x ) dx F ( b ) F ( a )

Untuk meringkas penulisan, F(b) F(a) dinotasikan sebagai F(x) ab


Contoh 1 :
2

Hitunglah nilai dari

Jawab

6 x 2

4 x dx

6 x 2 4 x dx = 2x3 2x221
= 2(2)3 2(2)2 [2(-1)3 2(-1)2]

Home

= 16 8 + 2 + 2 = 12

Back

Next

Luas Daerah

Menghitung Luas dengan Integral

Secara geometri definisi integral Riemaan di atas dapat diartikan sebagai


luas daerah di bawah kurva y = f(x) pada interval [a, b].
y

Berubah Menjadi

Jumlah Luas Partisi

Integral

f(x)

f(x)

Tentukan limitnya

i 1

f ( x ) dx

f (x i ) x i

x
0

L f ( x ) dx
a

Home

lim

f(x i) x i

n i1

Back

Next

Luas Daerah

Menghitung Luas dengan Integral

Kegiatan pokok dalam menghitung luas

y f (x)

xi

daerah dengan integral tentu adalah:


1. Gambar daerahnya.
2. Partisi daerahnya
f ( xi )

Li

3. Aproksimasi luas sebuah partisi


Li f(xi) xi
4. Jumlahkan luas partisi

x
xi

L f(xi) xi

5. Ambil limitnya L = lim f(xi) xi


6. Nyatakan dalam integral L
Home

f ( x ) dx
Back

Next

Luas Daerah

Menghitung Luas dengan Integral


Contoh 1.

Hitunglah luas daerah tertutup yang dibatasi kurva y = x2, sumbu x, dan garis x = 3
Jawab

Langkah penyelesaian :

f(x) x 2

1. Gambarlah daerahnya

xi

2. Partisi daerahnya
3. Aproksimasi luasnya Li xi2 xi
4. Jumlahkan luasnya L xi2 xi
5. Ambil limit jumlah luasnya

xi2

L = lim xi2 xi

Li

6. Nyatakan dalam integral dan


3

hitung nilainya L x 2 dx

x
0

L
Home

3
3
x
3 0

33
3

xi

0 9
Back

Next

Luas Daerah

Menghitung Luas dengan Integral


Contoh 2.

Hitunglah luas daerah tertutup yang dibatasi kurva y = x2, sumbu Y, dan garis y = 4
Jawab

f ( x) x 2

Langkah penyelesaian :
4

1. Gambarlah daerahnya

xi

2. Partisi daerahnya
3. Aproksimasi luasnya L xi.y
4. Jumlahkan luasnya L y. y

5. Ambil limit jumlah luasnya


L = lim y. y
6. Nyatakan dalam integral
dan
4
hitung nilainya L

Home

y . dy

x
0

3 4
2

2
2
16
L y .8
3
3 0 3

Back

Next

Luas Daerah

Menghitung Luas dengan Integral


Contoh 3.

Hitunglah luas daerah tertutup yang dibatasi kurva y = 4x - x2, sumbu x,


dan garis x = 6
Jawab

xi

Langkah penyelesaian:
1. Gambar dan Partisi daerahnya

4 xi xi 2

2. Aproksimasi : Li (4xi - xi2)xi dan


Aj -(4xj - xj2)xj
3. Jumlahkan : L (4xi - xi2)xi dan

Li

xj
4

-(4xj - xj2)xj

xi
0 (4 x x 2 )

xj

Aj

4. Ambil limitnya L = lim (4xi - xi2)xi

dan A = lim -(4xj - xj2)xj


5. Nyatakan dalam integral
4

L ( 4 x x 2 ) dx
0

Home

f (x) 4 x x 2

(
4
x

x
) dx

Back

Next

Luas Daerah

Menghitung Luas dengan Integral


4

L ( 4 x x 2 ) dx
0

L 2x 2

1
3

L 2( 4 ) 2
6

x3
1
3

( 4 ) 3 0 32

(
4
x

x
) dx

A 2x2

1
3

x3

4 xi xi 2

64
3

Li

152
3

216
3

32

Home

64
3

4
xi

64
3

0 (4 x x 2 )

xj

Aj

f (x) 4 x x 2

40

Luas daerah 32

xj

A 2 ( 6 ) 2 13 ( 6 ) 3 2( 4 ) 2 13 ( 4 ) 3

A 72

xi

152
3

1
40 21
3
Back

Next

Luas Daerah

Menghitung Luas dengan Integral

Kesimpulan :
y

y
xi

y f (x)

y
xi

f ( xi )

x
0

L y.dx
a

Home

x
0

L x.dy
a

Back

Next

Luas Daerah

Menghitung Luas dengan Integral

LUAS DAERAH ANTARA DUA KURVA


Perhatikan kurva y = f(x) dan y = g(x) dengan f(x) > g(x) pada selang
[a, b] di bawah ini. Dengan menggunakan cara : partisi, aproksimasi,
jumlahkan, ambil limitnya, integralkan, maka dapat ditentukan luas
daerah antara dua kurva tersebut.
Langkah penyelesaian:

1. Partisi daerahnya

y f (x )

2. Aproksimasi : Li [ f(x) g(x) ] x


4. Jumlahkan : L [ f(x) g(x) ] x
5. Ambil limitnya :
L = lim [ f(x) g(x) ] x

f(x) g(x)

Li
0

b
x

y g(x)

6. Nyatakan dalam integral tertentu

L
Home

f ( x ) g( x )dx
Back

Next

Luas Daerah

Menghitung Luas dengan Integral


Contoh 4.

Hitunglah luas daerah tertutup yang dibatasi kurva y = x2 dan garis y = 2 - x


Jawab
Langkah penyelesaian:
y 2x
1. Gambar daerahnya
2. Tentukan titik potong kedua kurva
x2 = 2 x x2 + x 2 = 0 (x + 2)(x 1) = 0
diperoleh x = -2 dan x = 1
3. Partisi daerahnya
(2 x) x 2
4. Aproksimasi luasnya
Li (2 - x - x2)x
5. Nyatakan dalam integral tertentu

Home

(2

x x ) dx

y
5
x

4
3

Li

y x2

2
1
x

-3

-2

-1

Back

Next

Luas Daerah

Menghitung Luas dengan Integral

x x 2 ) dx

(2

L 2x

x2
2

x3
3

y 2x

2
x

L 2(1)

L 2

L 2

1
2

12
2

1
3

1
2

13
3

2( 2)

( 2)2
2

4 2
8
3

1
3

4 2

( 2)3
3

3
(2 x) x 2

Home

1
2

1
2

Li

y x2

2
1

8
3

x
-3

L 5

-2

-1

Back

Next

Luas Daerah

Menghitung Luas dengan Integral

Untuk kasus tertentu pemartisian

y g(x)

secara vertikal menyebabkan ada

y f (x)
x

dua bentuk integral. Akibatnya

Li

f (x) g(x)

diperlukan waktu lebih lama untuk


Ai

menghitungnya.

b
2 f (x )

Luas daerah = 2 f ( x ) dx f ( x ) g ( x ) dx

Home

Back

Next

Luas Daerah

Menghitung Luas dengan Integral

Jika daerah tersebut dipartisi secara horisontal, maka akan diperoleh


satu bentuk integral yang menyatakan luas daerah tersebut. Sehingga
penyelesaiannya menjadi lebih sederhana dari sebelumnya.
y g(x) x g(y)
y

y f(x) x f(y)

d
g(y) f(y)
y

Li

x
0

Home

Luas daerah = g ( y ) f ( y ) dy
c

Back

Next

Luas Daerah

Menghitung Luas dengan Integral


Contoh 5.

Hitunglah luas daerah di kuadran I yang dibatasi kurva y2 = x, garis x + y = 6,


dan sumbu x
Jawab
Langkah penyelesaian:
1. Gambar daerahnya
2. Tentukan titik potong kedua kurva
y2 = 6 y y2 + y 6 = 0 (y + 3)(y 2) = 0
diperoleh y = - 3 dan y = 2
3. Partisi daerahnya
4. Aproksimasi luasnya
Li (6 - y - y2)y
5. Nyatakan dalam integral tertentu
Luas daerah =

y y

dy

y
6

(6 y) y 2

x y2

2
y

Li

6 x
0

x 6y

Home

Back

Next

Luas Daerah

Menghitung Luas dengan Integral

Luas daerah =

y y 2 dy

Luas daerah =

6 y

y 2
2

Luas daerah = 6 ( 2 )

Luas daerah =

12

4 2 3
2
3

2 8
3

2
y 3
3
0

(6 y) y 2

x y2

2
y

Li

6 x
0

x 6y

22
Luas daerah =
3

Home

Back

Next

Pendahuluan

Volume Benda Putar

Bola lampu di samping dapat


dipandang sebagai benda
putar jika kurva di atasnya
diputar menurut garis
horisontal. Pada pokok
bahasan ini akan dipelajari
juga penggunaan integral
untuk menghitung volume
benda putar.

Pendahuluan

Volume Benda Putar

Suatu daerah jika di putar


mengelilingi garis tertentu sejauh
360, maka akan terbentuk suatu
benda putar. Kegiatan pokok dalam
menghitung volume benda putar
dengan integral adalah: partisi,
aproksimasi, penjumlahan,
pengambilan limit, dan menyatakan
dalam integral tentu.

Home

Gb. 4

Back

Next

Volume Benda Putar

Pendahuluan

Dalam menentukan volume benda putar yang harus diperhatikan adalah


bagaimana bentuk sebuah partisi jika diputar. Berdasarkan bentuk partisi
tersebut, maka metode yang digunakan untuk menentukan volume benda
putar dibagi menjadi :
1. Metode cakram
2. Metode cincin
3. Metode kulit tabung
y

4
3
0

1
x
2
Home

1
Back

2
Next

Metode Cakram

Volume Benda
Benda Putar

Metode cakram yang digunakan dalam


menentukan volume benda putar dapat
dianalogikan seperti menentukan volume
mentimun dengan memotong-motongnya
sehingga tiap potongan berbentuk cakram.

Home

Back

Next

Volume Benda
Benda Putar

Metode Cakram
y

Bentuk cakram di samping dapat

dianggap sebagai tabung dengan jari-jari


r = f(x), tinggi h = x. Sehingga

f(x)

volumenya dapat diaproksimasi sebagai


V r2h atau V f(x)2x.
Dengan cara jumlahkan, ambil

limitnya, dan nyatakan dalam integral

h=x

diperoleh:
V f(x)2 x
V = lim f(x)2 x

Home

r f (x )

f ( x )] 2 dx
x
Back

Next

Volume
Volume Benda
Benda Putar
Putar

Metode Cakram
Contoh 7.

Hitunglah volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi kurva y = x2 + 1,
sumbu x, sumbu y, garis x = 2 diputar mengelilingi sumbu x sejauh 360.
Jawab

y
y

Langkah penyelesaian:

y x2 1

1. Gambarlah daerahnya

h=x

2. Buat sebuah partisi


3. Tentukan ukuran dan
bentuk partisi

x2 1
x

r x2 1

4. Aproksimasi volume partisi


yang diputar, jumlahkan,

ambil limitnya, dan


nyatakan dalam bentuk
integral.
Home

Back

Next

Volume Benda Putar

Metode Cakram

V r2h
y

V (x2 + 1)2 x
V (x2 + 1)2 x

h=x

V = lim (x2 + 1)2 x


V

(x

r x2 1

1) 2 dx

V ( x 4 2 x 2 1) dx

51 x 5 23 x 3 x 20

V ( 32 16 2 0) 13 11
5

Home

15

Back

Next

Volume Benda Putar

Metode Cakram
Contoh 8.

Hitunglah volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi kurva y = x2,
sumbu y, garis y = 2 diputar mengelilingi sumbu y sejauh 360.
y

Jawab

y x2

Langkah penyelesaian:
2

1. Gambarlah daerahnya

2. Buatlah sebuah partisi

3. Tentukan ukuran dan bentuk

x
y

partisi
4. Aproksimasi volume partisi yang

diputar, jumlahkan, ambil


limitnya, dan nyatakan dalam
bentuk integral.
Home

h=y
y
x
Back

Next

Volume Benda
Benda Putar

Metode Cakram

V r2h
V (y)2 y

V y y
V = lim y y

2
r y

y dy

h=y

y dy

1
2

2
0

V (21 4 0)
V 2
Home

Back

Next

Metode Cincin

Volume
Volume Benda
Benda Putar
Putar

Metode cincin yang digunakan dalam


menentukan volume benda putar
dapat dianalogikan seperti
menentukan volume bawang bombay
dengan memotong-motongnya yang
potongannya berbentuk cincin.

Home

Back

Next

Volume
Volume Benda
Benda Putar
Putar

Metode Cincin

Menghitung volume benda putar


dengan menggunakan metode
cincin dilakukan dengan
memanfaatkan rumus volume
cincin seperti gambar di samping,
yaitu V= (R2 r2)h
Gb. 5

R
h

Home

Back

Next

Volume
Volume Benda
Benda Putar
Putar

Metode Cincin
Contoh 9.

Hitunglah volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi kurva
y = x2 dan garis y = 2x diputar mengelilingi sumbu x sejauh 360.
Jawab

Langkah penyelesaian:

y x2

1. Gambarlah daerahnya
2. Buat sebuah partisi

y = 2x
4

3. Tentukan ukuran dan


bentuk partisi
4. Aproksimasi volume partisi
yang diputar, jumlahkan,
ambil limitnya, dan

2x
x2
x

nyatakan dalam bentuk


integral.
Home

Back

Next

Volume
Volume Benda
Benda Putar
Putar

Metode Cincin
y

V (R2 r2) h

y x2

y = 2x

V [ (2x)2 (x2)2 ] x

V (4x2 x4) x
V

(4x2

x4)

R=2x
r=x2

V = lim (4x2 x4) x


V

( 4 x 2 x 4 ) dx

3
5 2
4
1

V
x x
3
5
0

V ( 32 32 )

3
5
V ( 160 96 )
15
V 64
15
Home

Back

Next

Metode Kulit Tabung

Volume
Volume Benda
Benda Putar
Putar

Metode kulit tabung yang digunakan


untuk menentukan volume benda putar
dapat dianalogikan seperti menentukan
volume roti pada gambar disamping.

Home

Back

Next

Volume
Volume Benda
Benda Putar
Putar

Metode Kulit Tabung


r

V = 2rhr
2r
Home

r
Back

Next

Volume
Volume Benda
Benda Putar
Putar

Metode Kulit Tabung


Contoh 10.

Hitunglah volume benda putar yang terjadi jika daerah yang dibatasi kurva
y = x2 , garis x = 2, dan sumbu x diputar mengelilingi sumbu y sejauh 360.
Jawab

Langkah penyelesaian:

y x2

1. Gambarlah daerahnya
2. Buatlah sebuah partisi
3. Tentukan ukuran dan bentuk partisi.
4. Aproksimasi volume partisi yang
diputar, jumlahkan, ambil limitnya,
dan nyatakan dalam bentuk integral.
Home

4
3

2
x2

x
0

Back

Next

Volume
Volume Benda
Benda Putar
Putar

Metode Kulit Tabung


y

yx

r=x

2
x2

h = x2

x
0

V 2rhx
V

2(x)(x2)x

V 2x3x
V = lim 2x3x
Home

x
1

V 2 x 3 dx
0

V 2 41 x

2
0

V 8
Back

Next

Volume
Volume Benda
Benda Putar
Putar

Metode Kulit Tabung

Jika daerah pada contoh ke-10 tersebut dipartisi secara horisontal dan
sebuah partisi diputar mengelilingi sumbu y, maka partisi tersebut
membentuk cincin. Volume benda putar tersebut dihitung dengan metode
cincin adalah sebagai berikut.
V (R2 r2)y
y

yx

V (4 - x2)y

V (4 y)y
V = lim (4 y)y
4

R=2
2

V 4 y dx

r=x

V 4y

1
x

x
-2

-1

1
2

4
0

V (16 8 )

V 8
Home

Back

Next

Latihan

Penggunaan Integral

Latihan (6 soal)

Petunjuk : Kesempatan menjawab hanya 1 kali


Home

Back

Next

Latihan

Penggunaan Integral
Soal 1.

Luas daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini dapat dinyatakan dalam bentuk
integral sebagai ....
A
B
C

Home

0
4

dx

dy
2

dx

D
E

(4

x 2 ) dx

x 2 ) dx

(4

y x2

Back

Next

Latihan

Penggunaan Integral
Soal 1.

Luas daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini dapat dinyatakan dalam bentuk
integral sebagai ....
A
B
C

0
4

0
4

dx

dy
2

(4

x 2 ) dx

x 2 ) dx

(4

dx

y x2

Jawaban Anda Benar


L (4 x2) x
L (4 x2) x
L = lim (4 x2) x
2

L (4 x 2 ) dx ( Jawaban D )
0

Home

Back

Next

Latihan

Penggunaan Integral
Soal 1.

Luas daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini dapat dinyatakan dalam bentuk
integral sebagai ....
A
B
C

0
4

0
4

dx

dy
2

(4

x 2 ) dx

x ) dx

(4

y x2

x
4
4 - x2

dx

Jawaban Anda Salah


L (4 x2) x
L (4 x2) x
L = lim (4 x2) x
2

L (4 x 2 ) dx ( Jawaban D )
0

Home

Back

Next

Latihan

Penggunaan Integral
Soal 2.

Luas daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini sama dengan .
A

4,5 satuan luas

9 1/3 satuan luas


y 4 x2

6 satuan luas

7,5 satuan luas

E 10 2/3 satuan luas

Home

Back

Next

Latihan

Penggunaan Integral
Soal 2.

Luas daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini sama dengan .
A

4,5 satuan luas

9 1/3 satuan luas


y 4 x2

6 satuan luas

7,5 satuan luas

E 10 2/3 satuan luas

Jawaban Anda Benar


L (4 x2) x
L (4

x 2)

L = lim (4 x2) x
2

L (4 x 2 ) dx

L 4 x 31 x 3

2
2

L (8 83 ) (8 83 )
L

32
3

10

2
3

( Jawaban E )

Home

Back

Next

Latihan

Penggunaan Integral
Soal 2.

Luas daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini sama dengan .
A

4,5 satuan luas

9 1/3 satuan luas

y 4 x2

6 satuan luas

7,5 satuan luas

E 10 2/3 satuan luas

-2

Jawaban Anda Salah


L (4 x2) x
L (4

x 2)

L = lim (4 x2) x
2

L (4 x 2 ) dx

L 4 x 31 x 3

2
2

L (8 83 ) (8 83 )
L

32
3

10

2
3

( Jawaban E )

Home

Back

Next

Latihan

Penggunaan Integral
Soal 3.

Luas daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini sama dengan .
Y

A 5 satuan luas

E 10 1/3 satuan luas

7 2/3 satuan luas

y 2x

9 1/3 satuan luas

C 8 satuan luas
0

Home

y 8 x2

Back

Next

Latihan

Penggunaan Integral
Soal 3.

Luas daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini sama dengan .
Y

y 2x

A 5 satuan luas

E 10 1/3 satuan luas

7 2/3 satuan luas

9 1/3 satuan luas

C 8 satuan luas
0

y 8 x2

Jawaban Anda Benar


L (8 x2 -2x) x

L 16

L (8 x 2 2 x ) dx
0

L 8 x 31 x 3 x 2
Home

28
3

8
3

1
3

( Jawaban D )

2
0

Back

Next

Latihan

Penggunaan Integral
Soal 3.

Luas daerah yang diarsir pada gambar di bawah ini sama dengan .
Y

A 5 satuan luas

E 10 1/3 satuan luas

7 2/3 satuan luas

y 2x

9 1/3 satuan luas

C 8 satuan luas
0

y 8 x2

Jawaban Anda Salah


L (8 x2 -2x) x

L 16

L (8 x 2 2 x ) dx
0

L 8 x 31 x 3 x 2
Home

28
3

8
3

1
3

( Jawaban D )

2
0

Back

Next

Latihan

Penggunaan Integral
Soal 4.

Luas daerah yang dibatasi oleh kurva x = y2 dan garis x + y = 2 adalah .


A

2,5 satuan luas

10 2/3 satuan luas

4,5 satuan luas

20 5/6 satuan luas

6 satuan luas

Home

Back

Next

Latihan

Penggunaan Integral
Soal 4.

Luas daerah yang dibatasi oleh kurva x = y2 dan garis x + y = 2 adalah .


A

2,5 satuan luas

4,5 satuan luas

D
E

10 2/3 satuan luas


20 5/6 satuan luas

1
X

6 satuan luas

-2

x y2
x 2y

Jawaban Anda Benar


L [(2 y ) y2 ] y

L (2

L (2 y x 2 ) dy

L 2 y 21 y 2 31 y 3
Home

1
2

31 ) ( 4 2 83 )

9
4 ,5
2

( Jawaban B )

Back

Next

Latihan

Penggunaan Integral
Soal 4.

Luas daerah yang dibatasi oleh kurva x = y2 dan garis x + y = 2 adalah .


Y

2,5 satuan luas

10 2/3 satuan luas


1

4,5 satuan luas

6 satuan luas

20 5/6 satuan luas

0
-2

x y2
x 2y

Jawaban Anda Salah


L [(2 y ) y2 ] y

L (2

L (2 y x 2 ) dy

L 2 y 21 y 2 31 y 3
Home

1
2

31 ) ( 4 2 83 )

9
4 ,5
2

( Jawaban B )

Back

Next

Latihan

Penggunaan Integral
Soal 5.

Daerah yang di arsir pada gambar di bawah ini diputar mengelilingi sumbu Y
sebesar 360. Jika digunakan metode kulit tabung, maka bentuk integral yang
menyatakan volume benda putar tersebut adalah ....
4

v x dx

v x 2 dx

Home

4
0

v 2 x x dx

v 2 (16 y ) dy

y X

v y dy
0

Back

Next

Latihan

Penggunaan Integral
Soal 5.

Daerah yang di arsir pada gambar di bawah ini diputar mengelilingi sumbu Y
sebesar 360. Jika digunakan metode kulit tabung, maka bentuk integral yang
menyatakan volume benda putar tersebut adalah ....
4

v x dx

v x 2 dx

4
0

v 2 x x dx

v 2 (16 y ) dy

y X

v y dy
0

Jawaban Anda Benar


V 2xx x
4

V 2 x x dx
0

Home

( Jawaban D )

Back

Next

Latihan

Penggunaan Integral
Soal 5.

Daerah yang di arsir pada gambar di bawah ini diputar mengelilingi sumbu Y
sebesar 360. Jika digunakan metode kulit tabung, maka bentuk integral yang
menyatakan volume benda putar tersebut adalah ....
A
B
C

v x dx
0

v x dx
2

D
E

v 2 x x dx
0

y X

v 2 (16 y ) dy

v y dy

Jawaban Anda Salah


V 2xx x
4

V 2 x x dx
0

Home

( Jawaban D )

Back

Next

Latihan

Penggunaan Integral
Soal 6.

Daerah yang di arsir pada gambar di bawah ini diputar mengelilingi sumbu X
sebesar 360. Volume benda putar yang terjadi adalah .
A 4 satuan volum
B

6 satuan volum

8 satuan volum

Home

D
E

12 satuan volum
15 satuan volum

y X

Back

Next

Latihan

Penggunaan Integral
Soal 6.

Daerah yang di arsir pada gambar di bawah ini diputar mengelilingi sumbu X
sebesar 360. Volume benda putar yang terjadi adalah .
A 4 satuan volum

6 satuan volum

8 satuan volum

12 satuan volum
15 satuan volum

y X

Jawaban Anda Benar


V (x)2 x
4

V x dx
0

V 8
Home

1
2

x2

( Jawaban C )
Back

Next

Latihan

Penggunaan Integral
Soal 6.

Daerah yang di arsir pada gambar di bawah ini diputar mengelilingi sumbu X
sebesar 360. Volume benda putar yang terjadi adalah .
Y

A 4 satuan volum

12 satuan volum
y X

B
C

6 satuan volum

15 satuan volum

8 satuan volum

Jawaban Anda Salah


V (x)2 x
4

V x dx
0

V 8
Home

1
2

x2

( Jawaban C )
Back

Next

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


2014

Mata Kuliah : MATEMATIKA 1


SKS

:2

Pengajar

: Hari Purwadi ST, MT

Integral Tak Wajar

Integral Tak Wajar

Integral Tak Wajar


b

Dalam mendefinisikan integral tentu f ( x)dx sebagai limit jumlah


a
reiman ada dua syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
a. Batas pengintegralan berhingga
b. Integran(f(x)) berhingga pada selang [a,b]
Jika paling kurang salah satu syarat diatas tidak dipenuhi maka
integral tentu disebut integral tak wajar
Jenis-jenis integral tak wajar
a. Integral tak wajar dengan batas pengintegralan tak hingga
b. Integral tak wajar dengan integran tak hingga

a. Integral Tak Wajar , Batas Pengintegralan Tak Hingga


Definisi :
b

(i)

f ( x)dx lim f ( x)dx

(ii)

f ( x)dx lim f ( x)dx


b

Jika limit diruas kanan ada dan berhingga, integral tak wajar
disebut konvergen, sebaliknya disebut divergen
(iii)

f ( x ) dx f ( x ) dx f ( x ) dx
c

lim f ( x ) dx lim f ( x ) dx
a a

b c

Jika f ( x ) dx dan f ( x ) dx konvergen,maka f ( x ) dx konvergen

Contoh Periksa kekonvergenan ITW

x
dx
a. xe
4

b.

0
dx

2
( 2x 1 )

c.

dx

2
( x 2x 5 )

Jawab :
b

2
2
1
2 b
a. xe x dx lim xe x dx lim e x
b
b
4
2
4
4
lim
b

1 b 2
1
e 16 e 16
e
2
2

1 16
Jadi integral tak wajar konvergen ke 2 e
0
0 dx

0
dx
1

lim
lim
b.
2 b (2x 1)2 b 2(2 x 1) b
(
2
x

1
)

1
1
1

lim
b 2
2(2b 1) 2

Jadi integral tak wajar konvergen ke 1/2

dx
dx
dx

c.
2
2
2
( x 2 x 5 ) x 2 x 5 1 x 2 x 5

dx
dx
lim 2
lim 2
a x 2 x 5
b x 2 x 5
a
1
1

1
1
tan 1 x21 lim tan 1 x21
a 2
b 2
a
1

lim

1
1
1
1 a 1
lim tan 1 tan 2 lim tan 1 b21 tan 1 1
a 2
b 2
1 1



2 4 2 2 2 4
2
Jadi integral tak wajar konvergen ke

Soal-soal latihan
Periksa kekonvergenan integral tak wajar berikut

dx
a.
2
0 4 x

0
b. e 4 x dx

x dx
e.
2 2
(
1

x
)
2

f.

dx

2
(x 16)

dx
c.
1 x

xdx
g.
x2
e

d.

e x dx
x2

dx
h.
2 2 x 17
x

b. Integral Tak Wajar dengan Integran Tak Hingga


(i) Integran Tak Hingga di Ujung Selang
Jika kontinu pada [a,b) dan lim f ( x ) maka
x b

t b a

f ( x )dx lim f ( x )dx

Jika kontinu pada (a,b] dan lim f ( x ) maka


x a

s a s

f ( x )dx lim f ( x )dx

Jika limit ruas kanan ada, maka Integral tak wajar dikatakan
konvergen, sebaliknya dikatakan divergen

(ii) Integran Tak Hingga di Titik Dalam Selang Pengintegralan


Jika f(x) kontinu pada [a,b], kecuali di c dengan a < c < b dan
lim f ( x) maka
xc

b
c
b
t
b
f ( x)dx f ( x)dx f ( x) dx lim f ( x)dx lim f ( x)dx
t c a
s c s
a
a
c
II

I
b

Jika I dan II ada dan berhingga maka integral tak wajar

f ( x)dx
a

konvergen.

Contoh Periksa kekonvergenan Integral Tak Wajar


1

ln x
x dx
0

Jawab :
Karena fungsi f ( x )
maka

ln x
ln x

tidak kontinu di x=0 dan lim
x
x
x 0

ln x
ln x
1
2 1
dx

lim
dx

lim
(ln
x
)
0 x
t 0 x
t 0 2
t
t

lim
t0

1
0 (ln t ) 2 ( ) 2
2

Integral tak wajar divergen

Contoh Periksa kekonvergenan integral tak wajar


2

x
1 x dx
0
Jawab
x
Fungsi f ( x )

1 x

diskontinu di x=1 dan lim


x 1

1 x

x
x
x
dx

dx

0 1 x
0 1 x 1 1 x dx
s

Karena

x
x
lim
dx lim
dx
s 1
t 1
1 x
1 x
0
t

x
s
lim
dx lim x ln | 1 x | 0 lim s ln | 1 s | 0
s 1 1 x
s 1
s 1
0
2

maka integral tak wajar

x
0 1 x dx divergen

Integral takwajar bisa juga muncul dalam bentuk gabungan


dari dua jenis diatas, yaitu batas pengintegralan takhingga dan
integran tak hingga pada batas pengintegralan seperti contoh
berikut
Contoh Periksa kekonvergenan integral tak wajar

x
1 x dx
0
Jawab :
Integral diatas merupakan integral tak wajar karena
- batas atas integral tak hingga
- integran tak hingga di x = 1 yang terletak didalam selang
pengintegralan
sehingga

x
x
x
x
dx
dx
dx
1 x dx
1 x
1 x
1 x
0
0
1
2

x
x
x
lim
dx lim
dx lim
dx
b 2 1 x
s 1 0 1 x
t 1 t 1 x
Karena
s

x
s
lim
dx lim x ln | 1 x | 0 lim s ln | 1 s | 0
s 1
s 1
s 1
1 x
0

x
dx divergen
0 1 x

Maka integral tak wajar


Soal-soal latihan

Periksa kekonvergenan integral tak wajar berikut

1 dx
13
1 x

1
x
b. xe dx
a.
1
1
0
x dx
x dx
f. 2
e. 2
x 1
x

7x

10

2
2

1 dx
c.
1 x

d.

g.

1 x2

x dx
2 x 2 1

dx

h.

dx
0 x ln x

Soal-soal latihan
Periksa kekonvergenan integral tak wajar berikut
1

x dx
2 x 2 1

a.

1
x dx
xe
b.
1

x dx
f.
e. 2
x 7x 10
2

1 dx
c.
1 x

x dx
2 x 2 1

g.

1 dx
13
1 x

d.

dx

1 x2

h.

dx
0 x ln x

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


2014

Mata Kuliah : MATEMATIKA 1

Integral Rangkap

SKS

:2

Pengajar

: Hari Purwadi ST, MT

INTEGRAL GANDA
Integral untuk fungsi satu variable, kita
membentuk suatu partisi dari interval [a,b] menjadi
interval-interval yang panjangnya xk , k = 1, 2, 3, .n
b

f ( x) dx
a

lim f(x k ) x k

k 1

Dengan cara yang sama, Kita definisikan integral


untuk fungsi dua variable.
Misalkan fungsi z = f(x,y) didefinisikan pada suatu
daerah tertutup R di bidang xoy. Kemudian daerah ini
dibagi atas n buah sub daerah yang masing-masing
luasnya A1 , A2 , A3 An

Dalam setiap sub daerah, pilih suatu titik Pk(xk, yk )


dan bentuklah jumlah :
n

f (x , y ) A f (x , y ) Af (x , y ) A....... f (x , y ) A
k1

1 1

Jika jumlah sub daerah makin besar (n), maka

integral rangkap (lipat dua) dari fungsi f(x,y) atas


daerah R didefinisikan :
n

f ( x, y)dA lim f ( x , y )
R

k 1

Untuk menghitung integral lipat dua dapat

digunakan integral berulang yang ditulis dalam


bentuk :

y f 2 ( y )

a. f (x, y)dA f (x, y)dxdy f ( x, y )dx dy


R
R

a
y f1 ( y )
b

dimana integral yang ada dalam kurung harus


dihitung terlebih dahulu dengan menganggap
variabel y konstanta, kemudian hasilnya diintegral
kembali terhadap y.


b y f2 ( y )

b. f ( x, y )dA f ( x, y )dydx f ( x, y )dy dx

R
R
a
y f1 ( y )

dimana integral yang ada dalam kurung harus

dihitung terlebih dahulu dengan menganggap


variable x konstanta, kemudian hasilnya diintegral
kembali terhadap x.

Jika integral lipat dua diatas ada, maka (a) dan (b)

secara umum akan memberikan hasil yang sama.

INTEGRAL LIPAT DUA DENGAN BATAS PERSEGI PANJANG


Bentuk umum :

f ( x, y)dA f ( x, y)dxdy
R

dimana : R = { (x,y) ; a x b, c y d }

a,b,c dan d adalah konstanta

d
R
c

Contoh

Contoh :
1 2

dxdy

1.

0 1

2.

4 2

2
2
(
x

y
)dxdy

2 1

4 2

3. ( xy 3 y 2 )dydx
2 1

4. (sin r cos 2 )ddr


2

2 0

INTEGRAL LIPAT DUA DENGAN BATAS BUKAN PERSEGI PANJANG


a. f ( x, y )dA
R

f 2 ( x)

f ( x, y)dy dx

x a y f1 ( x )

dimana :
R = { (x,y) ; f1(x) y f2(x) ,a x b }

b. f ( x, y )dA
R

f2 ( y )

f ( x, y)dx dy

y c x f1 ( y )

dimana :
R = { (x,y) ; f1(y) x f2(y) ,c y d }

Contoh
1 x

xy dydx
2

0 x2

2 3y

2.
1

( x y)dxdy
y

1 x2 x

3.

x dydx

0 2 x2

4.

2 sin 2

2drd
cos 2

APLIKASI INTEGRAL LIPAT DUA


Aplikasi integral lipat dua yang bentuk umumnya :

f ( x, y) dA
R

dapat dijelaskan sbb :

1. LUAS
Luas bidang dapat dipandang sebagai integral lipat

dua jika f(x,y) = 1 , sehingga integral lipat dua


menjadi :
A dA atau A dxdy
R

dydx
R

Dalam koordinat polar :


A dA

d d

contoh :
1. Hitung luas daerah yang dibatasi oleh y = 0, x + y = 2
dan 2y = x + 4
2. Hitunglah luas daerah yang dibatasi oleh
parabola-parabola : y2 = 4 x dan y2 = 4 4x
R

3. Hitung :

dA
R

dengan R adalah daerah dikuadran pertama yang


berada diluar lingkaran r=2 dan di dalam
kardioda r = 2(1+cos )

2. VOLUME
Jika z=f(x,y) adalah persamaan permukaan , maka:
V f ( x, y ) dxdy
R

adalah volume benda antara permukaan dan bidang


xoy.
Contoh :

Hitung volume benda yang dibatasi oleh selinder


x2 + y2 = 4 dan bidang-bidang y + z = 4 dan z = 0

3. Massa
Jika f(x,y) dipandang sebagai massa jenis (massa
persatuan luas ), maka :

f ( x, y)dxdy
R

merupakan massa dari benda itu.


contoh :
Sebuah lamina (pelat tipis) dengan kerapatan f(x,y)=xy
dibatasi oleh sumbu x, garis x = 2 dan kurva y=x3
Tentukan massa totalnya.

4. Pusat Massa
Jika f(x,y) merupakan massa jenis dari lamina (pelat
tipis), maka pusat massanya : (x,y) adalah sbb :
MY
x

x f ( x, y)dA
S

f ( x, y)dA
S

MX
y

y f ( x, y)dA
S

f ( x, y)dA
S

Contoh :
Tentukan pusat massa dari lamina yang mempunyai
Kerapatan f(x,y) = xy dan dibatasi oleh sumbu x , garis
x = 2 dan kurva y = x3

5. Momen Inersia
Momen Inersia dari pelat tipis yang mempunyai
Kerapatan f(x,y) terhadap sumbu x dan sumbu y
adalah :
I x y 2 f ( x, y )..dA

I y x 2 f ( x, y )..dA

,
R
Sedangkan momen inersia terhadap sumbu z ( titik
asal ) :
R

I Z I x I y ( x 2 y 2 ) f ( x, y )..dA
R

Contoh :
Tentukan momen inersia terhadap sumbu x, y dan z
Untuk lamina yang mempunyai kerapatan xy dan
dibatasi sumbu x , garis = 2 dan kurva y = x3

INTEGRAL LIPAT TIGA


Integral lipat tiga f ( x, y, z )dV dari suatu fungsi tiga
R
variabel bebas thd. daerah R, dimana fungsi bernilai
tunggal dan kontinu, merupakan suatu pengembangan
dari integral tunggal dan integral lipat dua.
Jika f(x,y,z) = 1, maka integral menjadi

f ( x, y, z )dV dV
R

volume daerah R

dapat diartikan pengukuran

Dalam koordinat tegak lurus , integral tersebut dapat


dinyatakan dalam bentuk :
x2 y2 ( x ) z2 ( x , y )

f ( x, y, z )dV
R

x1 y1 ( x ) z1 ( x , y )

dimana :
x1 x x2
y1 (x) y y2(x)
z1 (x,y) z z2(x,y)

f(x, y, z)dzdydx

Contoh :
2 3 4

1.

xyz dzdydx

1 2 3

2.

x xy

2z dzdydx

0 x2 0
1

3.

x2

x y

0 x -2

2xz dzdydx

1 2 x x 2 y

4.
0

(x 2z) dzdydx

LUAS BIDANG ANTARA 2 KURVA

y
a

x=f1(y)

y=f1(x)
x=f2(y)
b
y=f2(x)
a

x
b f 2( y )

f ( x, y)xy
a f 1( y )

Volume dari benda

Dan jika

Akan menjadi

Contoh

Tentukan luas area antara 2 kurva y1=(x-1)2 dan kurva y2= 4- (x-3)2
Tentukan titik potong kedua kurva
Titik potong kurva

Satuan luas

contoh

Suatu plat segiempat dibatasi oleh sumbu x dan y dan garis x=6 dan y=4.
Ketebalan dari plat berbanding lurus dengan jarak terhadap kuadrat titik
ke titik asal. Tentukan volume dari plat tersebut.

Volume elemen pada


P
Total volume V
x 6

2
1 y 3 )]4 x
k
(
x
y

x 0

x 6

2 64
k 4 x x
3
x 0
k ( 4 x 3 64 x]60 ) 416k
3
3

contoh

Volume elemen
Volume kolom
Volume potongan
Volume benda padat

Contoh

Tentukan volume tetrahedron yang dibatasi oleh bidang bidang koordinat dan
Bidang 3x+6y+4z-12=0
Z=0 maka 3x+6y-12=0 atau x+2y-4=0 pada bidang xy
Y=0 maka 3x +4z-12=0 pada bidang xz
X=0 maka 6y+4z -12=0 pada bidang yz
z

Z=(12-3x-6y)/4

3
R 4 4 x 2 y A
2

Bidang xy maka y=2-x/2 dan x=4-2y daerah R


y
R={(x,y)|0x4,0y2-x/2}
Atau
R={(x,y)|0x4-2y,0y2}

4
x

4 2 x / 2

V
0

3
4 x 2 y yx 4
4

atau
2 42 y

V
0

3
4 x 2 y xy 4
4

LATIHAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


2013
Mata Kuliah : MATEMATIKA 1

Matrik

SKS

:2

Pengajar

: Hari Purwadi ST, MT

Adaptif

Konsep Matriks

Macam-macam Matriks
Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan macam-macam matriks

Indikator :
1. Matriks ditentukan unsur dan notasinya
2. Matriks dibedakan menurut jenis dan relasinya

Hal.: 3

Matriks

Adaptif

Kinds of Matrix
Basic Competences :
Describing the kinds of matrix

Indicators :
1. Matrix is determined by its elements and
notations
2. Matriks matrix is distinguished by its kinds and
relations

Hal.: 4

Matriks

Adaptif

Macam macam Matriks


Pengertian Matriks
Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang terdiri atas barisbaris dan kolom-kolom.
Masing-masing bilangan dalam matriks disebut entri atau elemen.
Ordo (ukuran) matriks adalah jumlah baris kali jumlah kolom.

Notasi:

Matriks: A = [aij]
Elemen: (A)ij = aij
Ordo A: m x n
Hal.: 5

A=

a11
a21
:
ai1
:
am1

a12.a1j a1n
a22 a2j.a2n
:
:
:
ai2 aij.. ain
:
:
:
am2amj. amn

baris

kolom

Matriks

Adaptif

Kinds of Matrix
Definition of Matrix
Matrix is the arrangement of numbers which
consists of rows and columns.
Each of the numbers in matrix is called as entry or element. Order
(size) of matrix is the value of the row number multiplied by the
number of column.

Notation:

Matrix: A = [aij]
Element: (A)ij = aij
Order A: m x n
Hal.: 6

A=

a11
a21
:
ai1
:
am1

a12.a1j a1n
a22 a2j.a2n
:
:
:
ai2 aij.. ain
:
:
:
am2amj. amn

rows

column

Matriks

Adaptif

Macam-macam Matriks
1. Matriks Baris
Matriks baris adalah matriks yang hanya terdiri dari satu baris.

A12

Hal.: 7

B1 x 3

-8

C1x 4

-2

25

14

Matriks

Adaptif

Kinds of Matrix
1. Row matrix
Row matrix is a matrix which consists of one row.

A12

Hal.: 8

B1 x 3

-8

C1x 4

-2

25

14

Matriks

Adaptif

Macam-macam Matriks
2. Matriks Kolom
Matriks Kolom adalah matriks yang hanya terdiri dari satu kolom

P21

2
-7

Q31

9
2
1

Hal.: 9

Matriks

Adaptif

Kinds of Matrix
2. Column matrix
Column matrix is a matrix which consists of one column.

P21

2
-7

Q31

9
2
1

Hal.: 10

Matriks

Adaptif

Macam macam Matriks


3. Matriks Persegi
Matriks persegi (bujur sangkar) adalah matriks yang jumlah baris
dan jumlah kolom sama.

Trace(A) = 1 + 2 + 3

diagonal utama
Trace dari matriks adalah jumlahan elemen-elemen diagonal utama

Hal.: 11

Matriks

Adaptif

Kinds of Matrix
3. Square matrix
Square matrix is a matrix which has the same numbers of rows and
columns.

Trace(A) = 1 + 2 + 3

Main diagonal
Trace from matrix is the total numbers from the main diagonal
elements.

Hal.: 12

Matriks

Adaptif

Macam- macam Matriks


4. Matriks Nol
Matriks nol adalah matriks yang semua elemennya nol
0

0 0

Matriks identitas adalah matriks persegi yang elemen diagonal


I3
I4
utamanya 1I2dan elemen lainnya
0

Hal.: 13

Matriks

Adaptif

Kinds of Matrix
4. Zero matrix
zero matrix is a matrix which all of its elements are zero.

0 0

Matrix identity is a square matrix which its main diagonal


I4
3
element is I12 and the otherIelement
is 0.

Hal.: 14

Matriks

Adaptif

Macam-macam Matriks
5. Matriks ortogonal
Matriks A orthogonal jika dan hanya jika AT = A 1
0
A=

B=

-1

AT=

-2

BT=

-1

= A-1

-2

= B-1

(A
A-1-1)T = (A
ATT)-1
Jika A adalah matriks orthogonal, maka (A-1)T = (AT)-1
Hal.: 15

Matriks

Adaptif

Kinds of Matrix
5. Orthogonal Matrix
Matrix A is orthogonal if and only if AT = A 1
0
A=

B=

-1

AT=

-2

BT=

-1

= A-1

-2

= B-1

(A
A-1-1)T = (A
ATT)-1
If A is orthogonal matrix, so (A-1)T = (AT)-1
Hal.: 16

Matriks

Adaptif

Macam macam Matriks

A=

-9

AT = A =

-9

Definisi:
Transpose matriks A adalah matriks AT, kolom-kolomnya adalah
baris-baris dari A, baris-barisnya adalah kolom-kolom dari A.

[AT]ij = [A]ji
nxm

Jika A adalah matriks m x n, maka matriks transpose AT berukuran


..
Hal.: 17

Matriks

Adaptif

Kinds of Matrix

A=

-9

AT = A =

-9

Definisi:
Transpose matrix A is matrix AT, its columns are rows of A, its rows
is columns of A.

[AT]ij = [A]ji
nxm

if A is matrix m x n, so matrix transpose AT should be ..

Hal.: 18

Matriks

Adaptif

Macam macam Matriks


Kesamaan dua matriks
Dua matriks sama jika ukuran sama dan setiap entri yang bersesuaian sama.
A=

C=

E=

G=

Hal.: 19

B=

D=

F=

H=

2
?
4
?
9
?

2
?
5
?
0
?

Matriks

A=B
CD

E = F jika x = 1
2
?
6
?
7
?

G=H
Adaptif

Kind of Matrix
Similarity of two matrixes
Two matrix are similar if its size is similar and each symmetrical entry is similar

A=

C=

E=

G=

Hal.: 20

B=

D=

F=

H=

2
?
4
?
9
?

2
?
5
?
0
?

Matriks

A=B
CD

E = F jika x = 1
2
?
6
?
7
?

G=H
Adaptif

Macam-macam Matriks
Matriks Simetri
Matriks A disebut simetris jika dan hanya jika A = AT

A=

A =

Hal.: 21

1
2
3
4

2
5
7
0

A =

3
7
8
2

4
0
2
9

A simetri

= AT

Matriks

Adaptif

Kinds of Matrix
Symmetrical matrix
Matrix A is called symmetric if and only if A = AT

A=

A =

Hal.: 22

1
2
3
4

2
5
7
0

A =

3
7
8
2

4
0
2
9

A symmetric

= AT

Matriks

Adaptif

Macam-macam Matriks
Sifat-sifat transpose matriks
1. Transpose dari A transpose adalah A: (AT )T = A

(AT)T = A

AT

Contoh:

Hal.: 23

-9

-9

7
Matriks

-9

7
Adaptif

Kinds of Matrix
properties of transpose matrix
(AT )T = A

1. Transpose of A transpose is A:

(AT)T = A

AT

Example:

Hal.: 24

-9

-9

7
Matriks

-9

7
Adaptif

Macam-macam Matriks
2. (A+B)T = AT + BT
T

A+B

T
(A+B)

Hal.: 25

T
A
=

Matriks

T
+

BT

Adaptif

Kinds of Matrix
2. (A+B)T = AT + BT
T

A+B

T
(A+B)

Hal.: 26

T
A
=

Matriks

T
+

BT

Adaptif

Macam-macam Matriks
3. (kA)T = k(A) T untuk skalar k

kA

T
(kA)

Hal.: 27

T
k(A)

Matriks

Adaptif

Kinds of Matrix
3. (kA)T = k(A) T for scalar k

kA

T
(kA)

Hal.: 28

T
k(A)

Matriks

Adaptif

Macam-macam Matriks
4. (AB)T = BT AT

Hal.: 29

AB

T
(AB)

= BTAT

AB

Matriks

Adaptif

Kinds of Matrix
4. (AB)T = BT AT

Hal.: 30

AB

T
(AB)

= BTAT

AB

Matriks

Adaptif

Macam-macam Matriks
Soal :
Isilah titik-titik di bawah ini
1. A simetri maka A + AT= ..
2. ((AT)T)T = .
3. (ABC)T = .
4. ((k+a)A)T = .....
5. (A + B + C)T = .
Kunci:
1. 2A
2. AT
3. CTBTAT
4. (k+a)AT
5. AT + BT + CT
Hal.: 31

Matriks

Adaptif

Kind of Matrix
Quiz :
Fill in the blanks bellow
1. A symmetric then A + AT= ..
2. ((AT)T)T = .
3. (ABC)T = .
4. ((k+a)A)T = .....
5. (A + B + C)T = .
Answer keys:
1. 2A
2. AT
3. CTBTAT
4. (k+a)AT
5. AT + BT + CT
Hal.: 32

Matriks

Adaptif

OPERASI MATRIKS
Kompetesi Dasar
Menyelesaikan Operasi Matriks

Indikator
1.
2.

Dua matriks atau lebih ditentukan hasil


penjumlahan atau pengurangannya
Dua matriks atau lebih ditentukan hasil kalinya

Hal.: 33

Matriks

Adaptif

OPERATION OF MATRIX
Basic competence
Finishing operation matrix
Indicator
1.
2.

Two or more matrixes is defined by the result of


their addition or subtraction
Two or more matrixes is defined by the result of
their multiplication

Hal.: 34

Matriks

Adaptif

OPERASI MATRIKS
Penjumlahan dan pengurangan dua matriks
Contoh :

A=

A+B=

A-B=

Hal.: 35

10

22

-1
10+2

B=

22+6

1+7

-1+5

10-2

22-6

1-7

-1-5

12

28

16

-6

-6

Matriks

Adaptif

OPERATION OF MATRIX
Addition and subtraction of two matixes
Example:

A=

A+B=

A-B=

Hal.: 36

10

22

-1
10+2

B=

22+6

1+7

-1+5

10-2

22-6

1-7

-1-5

12

28

16

-6

-6

Matriks

Adaptif

OPERASI MATRIKS
Apa syarat agar dua matriks dapat
dijumlahkan?
Jawab:
Ordo dua matriks tersebut sama

A = [aij] dan B = [bij] berukuran sama,


A + B didefinisikan: (A + B)ij = (A)ij + (B)ij = aij + bij

Hal.: 37

Matriks

Adaptif

OPERATION OF MATRIX
What is the condition so that two matrixes
can be added?
Answer:
The ordo of the two matrixes are the same

A = [aij] dan B = [bij] have the same size,


A + B is defined: (A + B)ij = (A)ij + (B)ij = aij + bij

Hal.: 38

Matriks

Adaptif

OPERASI MATRIKS
Jumlah dua matriks
K=

C=

1
3
5

5
7

C+D

K+L

4 -9
7 0
9 -13

6
2

7 3 1
-2 4 -5
9 -4 3

L =

25

30

35

10 15

D =

3
?

D+C

L+K

Apa kesimpulanmu? Apakah jumlahan matriks bersifat komutatif?


Hal.: 39

Matriks

Adaptif

OPERATION OF MATRIX
The quantity of two matrixes
K=

C=

1
3
5

5
7

C+D

K+L

4 -9
7 0
9 -13

6
2

7 3 1
-2 4 -5
9 -4 3

L =

25

30

35

10 15

D =

3
?

D+C

L+K

What is your conclusion? Is the addition of matrixes commutative?


Hal.: 40

Matriks

Adaptif

OPERASI MATRIKS
Soal:
C=

A =

-8

-1

D =

-1

B =

E =

Feedback: C +D =

Hal.: 41

C + D =
C+E=
A+B=

Matriks

-1

-2

16

Adaptif

OPERATION OF MATRIX
Exercise:
C=

A =

-8

-1

D =

-1

B =

E =

Feedback: C +D =

Hal.: 42

C + D =
C+E=
A+B=

Matriks

-1

-2

16

Adaptif

OPERASI MATRIKS
Hasil kali skalar dengan matriks
A=

5x5
5A =

5x6

5x1

5x5

5x2

5x3

25

30

35

10

15

Apa hubungan H dengan A?

H=

250 300

50

350 100

150

H = 50A

Diberikan matriks A = [aij] dan skalar c, perkalian skalar cA


mempunyai entri-entri sebagai berikut:
(cA)ij = c.(A)ij = caij

Catatan: Pada himpunan Mmxn, perkalian matriks dengan skalar bersifat


tertutup (menghasilkan matriks dengan ordo yang sama)
Hal.: 43

Matriks

Adaptif

OPERATION OF MATRIX
The multiplication result of scalar matrix
A=

5x5
5A =

5x6

5x1

5x5

5x2

5x3

25

30

35

10

15

What is the relation between H and A?

H=

250 300

50

350 100

150

H = 50A

Given matrix A = [aij] aand scalar c, the multiplication of scalar cA


have the following entries:
(cA)ij = c.(A)ij = caij

Note: In the set of Mmxn, the matrix multiplication with scalar have closed
properties (it will have matrix with the same orrdo)
Hal.: 44

Matriks

Adaptif

OPERASI MATRIKS
K

3x3

K=

4K =

5K =

Hal.: 45

1
3
5

4 -9
7 0
9 -13

4 16 -36
12 28 0
20 36 -52

5 20 -45
15 35 0
25 45 -65

Matriks

Adaptif

OPERATION OF MATRIX
K

3x3

K=

4K =

5K =

Hal.: 46

1
3
5

4 -9
7 0
9 -13

4 16 -36
12 28 0
20 36 -52

5 20 -45
15 35 0
25 45 -65

Matriks

Adaptif

OPERASI MATRIKS
Diketahui bahwa cA adalah matriks nol. Apa kesimpulan Anda
tentang A dan c?
Contoh:
AA ==

cc == 70

cA =

0*2 7*0
7*0
0*7 7*0
0*2
0*5 7*0
7*0
0*2 7*0
0*6

0
2

0
7

0
2

0
5

0
2

0
6

kesimpulan

Kasus 1: c = 0 dan A matriks sembarang.


Kasus 2: A matriks nol dan c bisa berapa saja.

Hal.: 47

Matriks

Adaptif

OPERATION OF MATRIX
Known that cA is zero matrix. What is your conclusion about
A and c?
Example:
AA ==

cc == 70

cA =

0*2 7*0
7*0
0*7 7*0
0*2

0*5 7*0
7*0
0*2 7*0
0*6

0
2

0
7

0
2

0
5

0
2

0
6

Conclusion

Case 1: c = 0 and A is any matrix


Case 2: A is zero matrix and c can be any
number
Hal.: 48

Matriks

Adaptif

OPERASI MATRIKS
Perkalian matriks dengan matriks
Definisi:
Jika A = [aij] berukuran m x r , dan B = [bij] berukuran r x n,
maka matriks hasil kalir A dan B, yaitu C = AB mempunyai elemenelemen yang didefinisikan sebagai berikut:
(C)ij = (AB)ij =

aikbkj = ai1b1j +ai2b2j+airbrj

k=1

Syarat:

A=

Hal.: 49

A
mxr

B
rxn

-7

-4

-5

-8

AB
mxn

B=

Matriks

-6

-9

Tentukan AB dan BA

Adaptif

OPERATION OF MATRIX
Multiplication between matrix
Definition:
If A = [aij] have size m x r , and B = [bij] have size r x n, then the
matrix which is from the
multiplication result between A and B,
r
yaitu is C = AB has elements that defined as follows:
(C)ij = (AB)ij =

aikbkj = ai1b1j +ai2b2j+airbrj

k=1

Condition:

A=

Hal.: 50

A
mxr

B
rxn

-7

-4

-5

-8

AB
mxn

B=

Matriks

-6

-9

Define AB and BA

Adaptif

OPERASI MATRIKS
Perkalian matriks dengan matriks
Contoh :
A=

-7

-4

-5

-8

B=

-6

-9

11

=
2.1 +3.7+4.4+5.11
AB =

-35

-49

-35

-94

-55

94 -35
=

-49 -35
-94 -55

BA tidak didefinisikan
Hal.: 51

Matriks

Adaptif

OPERATION OF MATRIX
The multiplication between matrixes
Example:
A=

-7

-4

-5

-8

B=

-6

-9

11

=
2.1 +3.7+4.4+5.11
AB =

-35

-49

-35

-94

-55

94 -35
=

-49 -35
-94 -55

BA is not define
Hal.: 52

Matriks

Adaptif

OPERASI MATRIKS
1. Diberikan A dan B, AB dan BA terdefinisi. Apa kesimpulanmu?
A

mxn

nxk

nxk

mxn

m=k

ABmxm

AB dan BA
matriks persegi

ABnxn

2. AB = O matriks nol, apakah salah satu dari A atau B pasti matriks nol?
A=

2
2

3
3

B=

3 -3
-2 2

AB =

0
0

0
0

AB matriks nol, belum tentu A atau B matriks nol

Hal.: 53

Matriks

Adaptif

OPERATION OF MATRIX
1. Given A and B, AB and BA is defined. What is your conclusion?
A

mxn

nxk

nxk

mxn

m=k

ABmxm

AB and BA
square matricx

ABnxn

2. AB = O is zero matrix, is one of (A or B) is zero matrix?


A=

2
2

3
3

B=

3 -3
-2 2

AB =

0
0

0
0

AB is zero matrix. Matrix A and B is not certain


zero matrix

Hal.: 54

Matriks

Adaptif

OPERASI MATRIKS
Contoh 1:
Tentukan hasil kalinya jika terdefinisi.

A=

C=

Hal.: 55

A B = ??
AC = ??
BD = ??
CD = ??
DB = ??

2
4
2

3
7
3

4
9
5

7 -11 4
3 5 -6

5
0
6

B=

D=

Matriks

1
-9
8
5
1
2
0

2
0
0
6
8 9 5 6
5 6 -9 0
-4 7 8 9

Adaptif

OPERATION OF MATRIX
Example 1:
Define the multiplication result if it defined:

A=

C=

Hal.: 56

A B = ??
AC = ??
BD = ??
CD = ??
DB = ??

2
4
2

3
7
3

4
9
5

7 -11 4
3 5 -6

5
0
6

B=

D=

Matriks

1
-9
8
5
1
2
0

2
0
0
6
8 9 5 6
5 6 -9 0
-4 7 8 9

Adaptif

OPERASI MATRIKS
Contoh 2:
A=

2
1

3
2

A2 =

2
1

3
2

2
1

3
2

2
1

3
2

2
1

3
2

A3 = A x A2 =

2
1

3
2

A0 = I
An = A A A A

n faktor

An+m = An Am
Hal.: 57

Matriks

Adaptif

OPERATION OF MATRIX
Example 2:
A=

2
1

3
2

A2 =

2
1

3
2

2
1

3
2

2
1

3
2

2
1

3
2

A3 = A x A2 =

2
1

3
2

A0 = I
An = A A A A

n factor

An+m = An Am
Hal.: 58

Matriks

Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS

Kompetensi Dasar:
Menentukan determinan dan invers

Indikator :
1. Matriks ditentukan determinannya
2. Matriks ditentukan inversnya

Hal.: 59

Matriks

Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE

Basic Competence:
Define the determinant and inverse

Indicator :
1. Matrix is defined by its determinant
2. Matrix is defined by its inverse

Hal.: 60

Matriks

Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS


Determinan Matriks ordo 2 x 2
Nilai determinan suatu matriks ordo 2 x 2 adalah hasil kali elemenelemen diagonal utama dikurangi hasil kali elemen pada diagonal kedua.
Misalkan diketahui matriks A berordo 2 x 2, A =

a b
c d

Determinan A adalah

a b
det A =
c d

Hal.: 61

= ad - bc

Matriks

Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


Determinant Matrix ordo 2 x 2
Determinant value of a matrix ordo 2 x 2 is the multiplication result of the
main diagonal elements and subtract by the multiplication result of the
second diagonal.
For example, known matrix A ordo 2 x 2, A =

a b
c d

Determinant A is

a b
det A =
c d

Hal.: 62

= ad - bc

Matriks

Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS


Contoh: Invers matriks 2x2

A=

A-1

Hal.: 63

1
3.1-4.2
=
-4
3.1-4.2

15
= I 4
3
3.1-4.2
5
-2
3.1-4.2

Matriks

53
2
5

Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


Example: Matrix inverse 2x2

A=

A-1

Hal.: 64

1
3.1-4.2
=
-4
3.1-4.2

15
= I 4
3
3.1-4.2
5
-2
3.1-4.2

Matriks

53
2
5

Adaptif

DETERMINANT DAN INVERSE


Contoh :
a b
1. Kapan matriks
TIDAK mempunyai invers?
c
d

2. Tentukan invers matriks berikut ini


a.

b.

c.

d.
Hal.: 65

a.

2/3

-1/5

-1/5

5/3

ad-bc = 0

b. tidak mempunyai invers

c. tidak mempunyai invers

d.
Matriks

1
Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


Example :
a b
1. When matrix
Doesnt have inverse?
c
d

2. Define the following matrix inverse


a.

b.

c.

d.
Hal.: 66

a.

ad-bc = 0

2/3

-1/5

-1/5

5/3

b. Doesnt have inverse

c. Doesnt have inverse

d.
Matriks

1
Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS


B adalah invers dari matriks A, jika AB = BA = I matriks
identitas, ditulis B = A-1
A

Jika A =

c d

A-1

, maka

A-1

1 d b

A
ad bc c a
1

dengan A ad bc 0

Hal.: 67

Matriks

Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


B is inverse of matrix A, if AB = BA = I matrix identities,
it is written B = A-1
A

If A =

c d

A-1

, then

A-1

1 d b

A
ad bc c a
1

with A ad bc 0

Hal.: 68

Matriks

Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS


Contoh 1 :
Tentukan invers dari matriks

A
7

5
5 10

danB 2 4
17

Jawab :
A

17 5
1 d b
1

A c a 2.17 7 .5 7 2

17 5


7 2

det B = (-5) . (-4) (-2) . (-10) = 20 20 = 0 , sehingga matriks B


tidak memiliki invers

Hal.: 69

Matriks

Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


Example 1 :
Defined the inverse of matrix

A
7

5
5 10

danB 2 4
17

Answer :
A

17 5
1 d b
1

A c a 2.17 7 .5 7 2

17 5


7 2

det B = (-5) . (-4) (-2) . (-10) = 20 20 = 0 , So, matrix B doesnt


have inverse

Hal.: 70

Matriks

Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS


Contoh 2 :

4 2 1

4 2
danB 2 2 1
A
2 2
3 3 1

Diketahui matriks

Tunjukkan bahwa A.A-1 = A-1.A = I dan B.B-1 = B-1. B = I

- 1
A-1

A
2

-2

Hal.: 71

1
A-1

B-1

-2

Matriks

1
I

B-1

I
Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


Example 2 :

4 2 1

4 2
danB 2 2 1
A
2 2
3 3 1

Known matrix

Show that A.A-1 = A-1.A = I and B.B-1 = B-1. B = I

- 1
A-1

A
2

-2

Hal.: 72

1
A-1

B-1

-2

Matriks

1
I

B-1

I
Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS


Matriks ordo 3 x 3

Determinan Matriks Ordo 3 x 3


a

MisalkanA d
g

b
e
h

f .
i

Dengan aturan Sarrus, determinan A adalah sebagai berikut.

c a

Ad e f d e
g h i g h
_ _ _ + + +

aei bfg cdh ceg afh bdi


(aei bfg cdh) (ceg afh bdi )
Hal.: 73

Matriks

Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


Matrix ordo 3 x 3

Matrix Determinant Ordo 3 x 3


a

exampleA d
g

f .
i

b
e
h

With Sarrus rule, determinant A is as follows

c a

Ad e f d e
g h i g h
_ _ _ + + +

aei bfg cdh ceg afh bdi


(aei bfg cdh) (ceg afh bdi )
Hal.: 74

Matriks

Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS


Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dengan Menggunakan Matriks

a1 x b1 y c1

Misal SPL

a2 x b2 y c2

Persamaan tersebut dapat di ubah menjadi bentuk matriks


berikut

a1

a2

Hal.: 75

b1 x c1

b2 y c2

Matriks

Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


The equation of linear with two variable using matrix

a1 x b1 y c1

For example SPL

a2 x b2 y c2

The equation can be changed into the following matrix

a1

a2

Hal.: 76

b1 x c1

b2 y c2

Matriks

Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS


Misalkan

a1
A
a2

a1

a2

Hal.: 77

b1
C1
x
, P danB , maka dapat ditulis
b2
y
C2

b1 x c1

b2 y c2

AP B

PA B

Matriks

Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


a
ExampleA 1
a
2

a1

a2

Hal.: 78

b1
C1
x
, P andB , Then can be write
b2
y
C2
as

b1 x c1

b2 y c2

AP B

PA B

Matriks

Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS


Contoh :

Tentukan nilai x dan y yang memenuhi sistem persamaan linear

2 x 3 y 16

x 4 y 13
Jawab :
Sistem persamaan

2 x 3 y 16
x 4 y 13

Jika dibuat dalam bentuk matriks menjadi

2 3 x 16

1 4 y 13

Hal.: 79

Matriks

Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


Example:

Define the value of x and y that fulfill the equation of linear system

2 x 3 y 16

x 4 y 13
answer :
Equation system

2 x 3 y 16
x 4 y 13

If in matrix

2 3 x 16

1 4 y 13

Hal.: 80

Matriks

Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS


Perkalian matriks berbentuk AP = B dengan

A1

2 3
x
16
, P danB

A
1 4
y
13

4 3 1 4 3
1

2. 4 1.3 1 2 5 1 2

AP B
P A1B
x 1 4 3 16

y 5 1 2 13
1 64 39 1 25 5



5 16 26 5 10 2
Jadi nilai x = 5 dan y = 2

Hal.: 81

Matriks

Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


The matrix multiplication in the form of AP =
B with

A1

2 3
x
16
, P danB

A
1 4
y
13

4 3 1 4 3
1

2. 4 1.3 1 2 5 1 2

AP B
P A1B
x 1 4 3 16

y 5 1 2 13
1 64 39 1 25 5



5 16 26 5 10 2
So, the value of x = 5 and y = 2

Hal.: 82

Matriks

Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS


Penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan
menggunakan determinan atau aturan Cramer.

Misal SPL

ax by c
px qy r

Maka dengan aturan Cramer, diperoleh

c b
r q
x
, dan
a b
p q

Hal.: 83

p r
y
a b
p q

Matriks

Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


The solution of linear equation system with two variables
using determinant or Cramer rule

For example
SPL

ax by c
px qy r

Then, with Cramer rule, we get

c b
r q
x
, dan
a b
p q

Hal.: 84

p r
y
a b
p q

Matriks

Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS


Contoh :
Gunakan aturan Cramer untuk menentukan himpunan penyelesaian
sistem persamaan linear
3 x 4 y 5

2x y 4
Jawab :
Dengan aturan Cramer diperoleh

5 4
x

4
1
(5).1 4.(4) 11

1
3 4
3.1 2.(4)
11
2 1

3 5
2 4
3.4 2.(5) 22
y

2
3 4 3.1 2.(4) 11
2 1

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(1,2)}.


Hal.: 85

Matriks

Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


Example :
Use the Cramer rule to define the solution set of linear equation
system
3 x 4 y 5

2x y 4
answer :
With cramer Rule, we get

5 4
x

4
1
(5).1 4.(4) 11

1
3 4
3.1 2.(4)
11
2 1

3 5
2 4
3.4 2.(5) 22
y

2
3 4 3.1 2.(4) 11
2 1

So, the solution set is {(1,2)}.


Hal.: 86

Matriks

Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS


Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel dengan
menggunakan Matriks
SPL dalam bentuk:
a11x1 + a12x2 + a13x3 +.. ..a1nxn

= b1

a21x1 + a22x2 + a23x3 +.a2nxn

= b2

am1x1 + am2x2 + am3x3 + amnxn = bm


Dapat disajikan dalam bentuk persamaan matriks:
=
a11 a12...a1n
x1
b1
a21 a22 ..a2n
x2
b2
:
:
:
:
:
am1 am2 amn
xn
bn
x

A: matriks koefisien

Ax = b
Hal.: 87

Matriks

Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


Finishing the equation of linear system with three variables
using matrix
SPL in the form of:
a11x1 + a12x2 + a13x3 +.. ..a1nxn

= b1

a21x1 + a22x2 + a23x3 +.a2nxn

= b2

am1x1 + am2x2 + am3x3 + amnxn = bm


It can be written in the form of matrix equation:
=
a11 a12...a1n
x1
b1
a21 a22 ..a2n
x2
b2
:
:
:
:
:
am1 am2 amn
xn
bn
x

A: matrix coefficient

Ax = b
Hal.: 88

Matriks

Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS


Contoh :

SPL

x1 + 2x2 + x3

= 6

-x2 + x3

= 1

4x1 + 2x2 + x3 = 4

Dapat disajikan dalam bentuk matriks sebagai berikut


1.x1 +2.x2 + 1.x3
0.x1 + -1.x2 + 1.x3
4.x1 +2.x2 + 1.x3

Hal.: 89

x1

-1

x2

x3

Matriks

6
=

1
4

Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


Example :

SPL

x1 + 2x2 + x3

= 6

-x2 + x3

= 1

4x1 + 2x2 + x3 = 4

It can be written in the form of the following matrix


1.x1 +2.x2 + 1.x3
0.x1 + -1.x2 + 1.x3
4.x1 +2.x2 + 1.x3

Hal.: 90

x1

-1

x2

x3

Matriks

6
=

1
4

Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS

Perkalian dengan matriks identitas


A=

A.I =

I.A =

Hal.: 91

-9

-7

-9

-7

-9

-7

-9

-7

-9

-7

Matriks

Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE

The multiplication of identity matrix


A=

A.I =

I.A =

Hal.: 92

-9

-7

-9

-7

-9

-7

-9

-7

-9

-7

Matriks

Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS


AB = A dan BA = A, apa kesimpulanmu?
1
3
5

4 -9
7 0
9 -13

1
0
0

0
1
0

1
0
0

0
1
0

1
3
5

4 -9
7 0
9 -13

0
0
1

0
0
1

1
3
5

4 -9
7 0
9 -13

1
3
5

4 -9
7 0
9 -13

AB = A dan BA = A, maka B = I
(I matriks identitas)
Hal.: 93

Matriks

Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


AB = A and BA = A, what is your conclusion?
1
3
5

4 -9
7 0
9 -13

1
0
0

0
1
0

1
0
0

0
1
0

1
3
5

4 -9
7 0
9 -13

0
0
1

0
0
1

1
3
5

4 -9
7 0
9 -13

1
3
5

4 -9
7 0
9 -13

AB = A and BA = A, then B = I
(I identity matrix )
Hal.: 94

Matriks

Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS


4

1
I

A-1

A-1

A-1

d
ab-cd
=
-c
ab-cd

=
a
ab-cd
-b
ab-cd

-b

ad - bc

-c

Jika ad bc = 0 maka A TIDAK mempunyai invers.


Hal.: 95

Matriks

Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


4

1
I

A-1

A-1

A-1

d
ab-cd
=
-c
ab-cd

=
a
ab-cd
-b
ab-cd

-b

ad - bc

-c

If ad bc = 0 then A doesnt have inverse


Hal.: 96

Matriks

Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS


1. Invers dari matriks jika ada adalah tunggal:
Jika B = A-1 dan C = A-1, maka B = C

(A-1)-1

2. (A-1)-1 = A
A=

A-1

-
-

- 1
A-1

A
Hal.: 97

Matriks

Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


1. If there is inverse of matrix is only one:
If B = A-1 and C = A-1, then B = C

(A-1)-1

2. (A-1)-1 = A
A=

A-1

-
-

- 1
A-1

A
Hal.: 98

Matriks

Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS


3. Jika A mempunyai invers maka An mempunyai invers dan
(An)-1 = (A-1)n, n = 0, 1, 2, 3,
A=

A3

(A3)-1 =

-
4

0.625
-1

A-1 =

2
=

104

64

64

40

-1

1.625

sama
(A-1)3 =

Hal.: 99

1
Matriks

0.625
-1

-1

1.625
Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


3. If A have inverse then An have inverse and
(An)-1 = (A-1)n, n = 0, 1, 2, 3,
A=

A3

(A3)-1 =

-
4

0.625
-1

A-1 =

2
=

104

64

64

40

-1

1.625

The same
with

Hal.: 100

(A-1)3 =

1
Matriks

0.625
-1

-1

1.625
Adaptif

DETERMINAN DAN INVERS


4. (AB)-1 = B-1 A-1

A=

(AB)-1 =

B-1 A-1 =

B=

16

24

10

14

-1

-
1

B-1

5/4

-0.875 1.5
0.625 -1

-
Hal.: 101

5/4

A-1 B-1 =

-
-

5/4

-
Matriks

-0.875 1.5
0.625 -1

-0.5
1
0.75 -1.375
Adaptif

DETERMINANT AND INVERSE


4. (AB)-1 = B-1 A-1

A=

(AB)-1 =

B-1 A-1 =

B=

16

24

10

14

-1

-
1

B-1

5/4

-0.875 1.5
0.625 -1

-
Hal.: 102

5/4

A-1 B-1 =

-
-

5/4

-
Matriks

-0.875 1.5
0.625 -1

-0.5
1
0.75 -1.375
Adaptif

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


2014

Mata Kuliah : MATEMATIKA 1


SKS

:2

Pengajar

: Hari Purwadi ST, MT


Bilangan komplek

DASAR
BILANGAN
KOMPLEKS
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI

TUJUAN

Apakah Tujuan Pertemuan ini ?


Mahasiswa diharapkan mampu :
Memahami bilangan kompleks
Menggambarkan kurva pada bilangan kompleks
Menuliskan bilangan kompleks dalam bentuk
polar

PENDAHULUAN

Apakah Bilangan Kompleks itu ?


Bilangan Kompleks adalah gabungan dari bilangan
nyata (Riil) dengan bilangan imajiner

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Apakah Bilangan Imajiner itu ?


Bilangan yang merupakan akar kuadrat dari suatu
bilangan negatif
Contoh :

5, 7, 13
Definisi 1 : i 1
Jadi

dan i 2 1

5 dapat ditulis 1* 5 i 5

PENDAHULUAN
Bilangan kompleks dinotasikan
dalam
bentuk a + bj dimana a dan b merupakan
bilangan real dan j merupakan bilangan
imajiner
Jika nilai a 0 dan b = 0 maka a+bi
merupakan bilangan kompleks yang real
Jika nilai a = 0 dan b 0 maka a+bi merupakan
bilangan imajiner murni
7

MACAM BIL KOMPLEKS


1. Bilangan Kompleks Sekawan
contoh: a+bi dan a-bi

2.Bilangan Kompleks Berlawanan


contoh: a+bi dan (a+bi)

ASAL BILANGAN KOMPLEKS

Mengapa bisa muncul bilangan

1 tersebut ?

Bilangan tersebut berasal dari akar-akar persamaan


kuadrat yang diperoleh dengan menggunakan rumus
ABC

Masih ingatkah Anda dengan Rumus ABC ?

b b 4.a.c
x1 , x2
2.a
2

RUMUS ABC
Carilah akar-akar dari persamaan kuadrat berikut :
x - 4x + 5 = 0
Jawab :
1. Cari nilai diskriminan D nya.
D = b - 4ac
= (-4) - 4(1)(5)
= 16 20
= -4
D<0
apabila D < 0 maka persamaan tersebut tidak memiliki
akar real
2. Gunakan rumus ABC
10

RUMUS ABC
b b 2 4.a.c
x1 , x2
2.a

4 4
x1 , x2
2.

4 2 1
x1 , x2
2.

x1 2 1

x2 2 1

Akar-akar ini merupakan akar imajiner dan apabila digunakan


lambang i maka dapat ditulis :
x1 = 2 + i
x2 = 2 - i
11

LATIHAN 1
Tentukan akar akar dari persamaan kuadrat berikut :

x2 2x 5 0
3x 2x 1 0
2

x2 4x 8 0
x2 x 7 0
x2 2x 3 0
12

BILANGAN KOMPLEKS
Penulisan bilangan kompleks z =
a+bj sering disingkat sebagai
pasangan terurut (a,b), oleh
karena itu bilangan kompleks
dapat dinyatakan dalam suatu
bidang datar seperti halnya
koordinat titik dalam sistem
koordinat kartesius
Bidang yang digunakan untuk
menggambarkan
bilangan
kompleks
disebut
bidang
kompleks atau bidang argand
13

BILANGAN KOMPLEKS
Buatlah grafik bilangan kompleks berikut :
x = 4 + 6j dimana :
4 merupakan bilangan real positif
6j merupakan bilangan imajiner positif

14

Latihan 2
Buatlah grafik bilangan kompleks berikut :
x = -4 + 3j dimana :
-4 merupakan bilangan real negatif
3j merupakan bilangan imajiner positif

15

Latihan 2
berapa nilai bilangan kompleks dari grafis berikut:

x=-6j2

16

Latihan 3
Buatkan kedalam bentuk grafis bilangan kompleks berikut:
x =4 j 6
x = -7
x = - 6 j 13
x =j11

17

Bentuk-bentuk Bilangan Kompleks


Ada beberapa bentuk penulisan bilangan kompleks
yaitu :
Bentuk Polar
Bentuk Rectangular
Bentuk Exponensial

18

BENTUK REKTANGULAR
Bentuk bilangan kompleks a + jb
disebut juga bilangan kompleks bentuk
rektangular
Gambar grafik bilangan kompleks
bentuk rektangular :
Dari gambar di atas titik A mempunyai
koordinat (a,jb). Artinya titik A
mempunyai absis a dan ordinat b.

19

BENTUK POLAR
Bilangan kompleks bentuk rektangular
a+ jb dapat juga dinyatakan dalam
bentuk polar, dengan menggunakan
suatu jarak (r) terhadap suatu titik
polar
Jika OA = r, maka letak (kedudukan)
titik A dapat ditentukan terhadap r dan
.

20

BENTUK POLAR
Sehingga rumus yang didapatkan untuk mengubah suatu bilangan
kompleks dari bentuk rektangular ke bentuk polar adalah:

r adalah sisi miring, yang nilainya adalah :


Besar
sudut
dengan :

21

kemiringan

BENTUK EKSPONENSIAL
Bentuk eksponensial diperoleh dari
bentuk polar.
Harga r dalam kedua bentuk itu sama
dan sudut dalam kedua bentuk itu juga
sama,
tetapi
untuk
bentuk
eksponensial harus dinyatakan dalam
radian.

22

KUADRAN
Selain itu, perlu diketahui pula letak posisi sudut berada kuadran
berapa dari garis bilangan. Dimana :
Kuadran I berada pada sudut ke 0 - 90
Kuadran II berada pada sudut ke 90 - 180
Kuadran III berada pada sudut ke 180 270 atau (-90) (-180)
Kuadran IV berada pada sudut ke 270 360 atau 0 (-90)

23

CONTOH SOAL
Perhatian persamaan bilangan kompleks berikut z = 3 j8
bentuk umum bilangan kompleks diatas dapat dirubah ke
dalam bentuk bentuk penulisan yang lain.

Sudut yang dibentuk adalah

di kuadran IV

Bentuk Polar nya :


z = r(cos + j sin) = 8.54(cos(-69.44) + j sin(-69.44))
Bentuk Exponensialnya :

z r.e j 8,54.e j .69, 44


24

LATIHAN SOAL
Dapatkan bentuk polar dan bentuk exponensial dari bilangan
kompleks z = -3 + 3i dan terletak di kuadran berapa sudut
nya ?

25

JAWABAN
Persamaan bilangan kompleks z = -3 + j3

r (3) 2 32 3 2

arctg (3 / 3) arctg (1) 135


Dimana

1
2
: Sin =
2
1

2
Cos =
2

di kuadran II

Bentuk Polar nya :


z = r(cos + j sin) = 3 2 (cos(135) + j sin(135))
Bentuk Exponensialnya :

z r.e j 3 2 .e j .135
26

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

Operasinal matematika penjumlahan dan pengurangan


merupakan konsep yang umum dan sederhana. Namun
bagian ini merupakan bagian yang terpenting dan
mendasar.
Prinsip penjumlahan dan pengurangan adalah sama,
memenuhi sifat-sifat aljabar penjumlahan dan pengurangan

27

CONTOH SOAL
x1 = 2- j3
x2 = 5+ j4
Jawab :
xt
= (2-j3) + (5+j4)
= (2+5) +j(-3+4)
= 7+j

28

CONTOH SOAL
x1 = 2- j3
x2 = 5+ j4
Jawab :
x1 + x2= (2-j3) + (5+j4)
= (2+5) +j(-3+4)
= 7+j
x1-x2 = (2-j3) - (5+j4)
= (2-5) +j(-3-4)
= -3-j7
29

LATIHAN MATEMATIKA 1Klas IE dan IF


1.

Tentukan akar akar dari persamaan kuadrat berikut :

x2 2x 5 0

3x2 2x 1 0

x2 4x 8 0

x2 x 7 0

x2 2x 3 0
2.

Gambarkan dalam bentuk kartesian, bentuk polar dan


bentuk
exponensial dari bilangan kompleks z = -3 + 3i
dan terletak di kuadran berapa sudut nya ?

Teknologi Informasi POLNES

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


2014

Mata Kuliah : MATEMATIKA 1


SKS

:2

Pengajar

: Hari Purwadi ST, MT

Aplikasi bilangan komplek

Aplikasi Bilangan Kompleks,


Phasor,Impedans,admitans

BILANGAN KOMPLEKS
Definisi:
Satuan bilangan khayal (imajiner) adalah bilangan
yang umumnya dinyatakan dengan simbol

i 1

1
atau

j 1

2
5
x
6 x 5 0 adalah 0,6 j 0,8
Penyelesaian persamaan

Penjumlahan dan pengurangan bilangan kompleks

(3 j 4) (6 j 3) 9 j 7
(3 j 4) (6 j 3) 3 j
3

BILANGAN KOMPLEKS
Perkalian bilangan kompleks

(3 j 4) (6 j 3) (18 9 j 24 j 12) 6 33 j
(3 j 4) (6 j 3) (18 9 j 24 j 12) 30 15 j
(3 j 4) (3 j 4) (9 12 j 12 j 16) 25
(6 j 3) adalah Konjugat dari (6 j 3)

Z (6 j 3) Konjugatnya adalah Z (6 j 3)
Pembagian bilangan kompleks

3 j 4 (3 j 4) (6 j 3) 30 j15

2
6 j 3 (6 j 3) (6 j 3) 6 32
4

BILANGAN KOMPLEKS

Bentuk kutub bilangan kompleks

a jb r (cos j sin )
j

r
b
arctan
r

a
Bentuk-bentuk kompleks
Rectangular
Polar atau steinmetz:
Exponensial:
Trigonometri:

a 2 b2

z x jy

z re j

z z

z r (cos j sin

)
5

BILANGAN KOMPLEKS
Perkalian bilangan kompleks dalam bentuk polar
Andaikan:

z1 a jb r1 (cos 1 j sin 1 )
z2 c jd r2 (cos 2 j sin 2 )
z1 . z2 ( a jb)(c jd ) [r1 (cos 1 j sin 1 )][r2 (cos 2 j sin 2 )]

z1. z2 r1r2 [cos(1 2 ) j sin(1 2 )]


z1 . z2 r11 .r2 2 r1 .r2 ( 1 2 )
6

BILANGAN KOMPLEKS
Perkalian bilangan kompleks dalam bentuk polar
Andaikan:

z1 a jb r1 (cos 1 j sin 1 )
z2 c jd r2 (cos 2 j sin 2 )
z1 . z2 ( a jb)(c jd ) [r1 (cos 1 j sin 1 )][r2 (cos 2 j sin 2 )]

z1 . z2 r1r2 [cos(1 2 ) j sin(1 2 )]

z1 . z2 r11 .r2 2 r1 .r2 ( 1 2 )


Pembagian bilangan komplek
z1 r1 (cos 1 j sin 1 ) r1

[cos(1 2 ) j sin(1 2 )]
z2 r2 (cos 2 j sin 2 ) r2
7

Sumber gelombang sinusoidal

Gelombang Sinusoidal

Sumber tegangan dan arus


sinusoidal;satuan sudut(Derajat dan radian)
r
1 radian
57.296o
r

dl=rd
2 rad = 360o
1 rad = 57,3o

(a) Sumber tegangan ac sinusoidal


(b) Sumber arus sinusoidal
10

Perioda,frekuensi,kecepatan sudut
1
dan
T
f Hz
f

T det ik ( s )
2
T
2 f


Satuan frekuensi : Hertz (Hz)
1 Hz = 1 cycle per second (c/s)

(rad/s)

jarak ( derajat atau radian )


kecepatan sudut
waktu (det ik )

dan t
t

11

1
f

Bentuk Umum Sinyal Sinusoidal

Sinyal sinusoidal bisa dinyatakan dalam bentuk matematis :

Am sin
Atau

Am sin t

12

Pergeseran Gelombang
Jika sinyal sinusoidal digeser ke kanan atau
kiri dari titik 0, bentuknya menjadi :

Am sin (t + )
dengan adalah sudut geser dalam derajat
atau radian

(a)

Jika gelombang melalui sumbu horisontal


dan slope ke arah negatif (naik seiring
waktu) terjadi sebelum 0o (gambar a),
maka bentuk matematis gelombangnya :

Am sin (t + )
Jika gelombang melalui sumbu horisontal
dan slope ke arah positif terjadi setelah
sumbu 0o (gambar b), maka bentuk
matematis gelombangnya :

Am sin (t - )
(b)

di mana

13

Pergeseran Gelombang
Jika gelombang melewati sumbu horizontal dengan slope ke arah kiri
artinya lebih cepat 90o (/2) seperti pada gambar di bawah,maka
disebut gelombang cosinus

sin( t 90o ) sin t cos t


2

atau

sin t cos( t - 90o ) cos t


2

14

Bagaimana respons paksa ( arus yang diakibatkan mengalir


dalam rangkaian ) jika masukan fungsi sinusoidal diberikan
pada rangkaian RL seri ?
L

di
Ri V m cos t
dt

Dengan tabel trial solution


akan diperoleh:

V cos t
m

i f A cos t B sin t
L A sin t B cos t R A cos t B sin t V m cos t

RA LB V m

RVm
A 2
R 2 L2

LA RB 0
B

LVm
R 2 2 L2
15

RV m
LV m
if 2
cos t 2
sin t
2 2
2 2
R L
R L
if
2
R

1 L
cos t tan

2
2 2
R

R L
Vm

i f I m cost
L

Im
R

in A1e

R
t
L

dimana

Vm
R 2 2 L2
tan 1

L
R

16

Solusi nya

dalam keadaan mantap

1 L
cos t tan

2
2 2
R

R L
Vm

Vm
i
cost
Z

17

Contoh berikut adalah rangkaian R//C


dicatu oleh sumber arus sinusoidal atau
forcing functionnya sinusoidal

Tentukan v dan i di kapasitor C dalam


keadaan mantap

18

Vc
I m cos t ic
R
Dari Trial Solution

I m cos t dVC V c

C
dt
RC

VCf A cos t B sin t

I m cos t
1
A sin t B cos t
( A cos t B sin t )
C
RC
I m cos t
1
1

B
A cos t A
B sin t
C
RC
RC

1
A
0 B CRA
RC
2
Im
1
1
1

CR
)
A
2
B
A CRA
A
C
RC
RC
RC

19

RI m 1 (CR) A
2

RI m
A
2
1 RC

RI m
R 2CRI m
B CR

2
2
1 RC 1 RC
CR

VCf

CR

cos t
sin t
2
2
2

1 RC 1 RC
1 RC

RI m

VCf
cos t cos sin t sin
2
1 RC
RI m

VCf

RI m

1 RC

cost
20

Solusi nya adalah :

dv
ic C c
dt

VC

RI m

1 RC

ic
ic

cost

CRI m

1 RC

CRI m

1 RC

sin t

cost 90

Cara penyelesaian dengan menggunaakan


trial solution ,adalah cara kuno dan tidak
menarik buat calon sarjana Teknik Elektro
.Cara lain lebih elegan adalah dengan
menggunakan Phasor
21

PHASOR
Jika terdapat suatu fungsi
maka

v Vm cos(t )

v e(Vm e j (t ) )

Jika kecepatan sudut dari fungsi tersebut diketahui,


dan fungsi tsb dapat ditentukan oleh nilai Vm dan
maka ditulis Vm Vm

time domain

phasor

Vm cos(t )

Vm Vm

Vm cos t
Vm sin t

Vm Vm 0
Vm Vm 90

22

Pemahaman Phasor dalam dimensi ranah waktu dan


bidang komplek

Phasor dalam arah maju ( leading )dan mundur ( lagging)

Hitunglah amplituda dan phasa dari fungsi sinus


berikut (Beca 10.1.2)

a) 3 cos 2t 4 sin 2t
b) (4 3 3) cos(2t 300 ) (3 3 4) cos(2t 600 )

a ) 5 ; 53.10

b) 5 ; 36.90

Jawab 10.1.2
Tentukan frekuensi fungsi sinus
berikut ( Beca 10.1.3)

a ) 3 cos(6t 100 )
b) 4 sin 377t

a) 3 ; b) 60 Hz

25

PHASOR
Contoh penggunaan:

Pada R

Vm cos t iR

Vm cos t

Vm 0 I R
Vm
I
0
R

Diagram phasor
Vm 0 V
I m 0 I
26

PHASOR
Contoh penggunaan:
vL L

Pada L

di
Vm cos t
dt

1
Vm
i Vm costdt sint
L
L
i

if
L

Vm cos t

Vm
cos(t 90)
L

Vm 0
V
V
j V
900 m 900 m jx m
L
L
L
j jL
0

maka

VL I L900 jL I

jL X L L Reaktansi induktans
27

PHASOR
Pada C

Contoh penggunaan:

if
C

Vm cos t

iC

dV cos t
dV
C m
CVm sin t C (Vm cos(t 90))
dt
dt

I CVm 0 90 CVm 90 jCVm


0

1
1
XC

900
jC C
XC

I
V

1
reaktansi kapasitif
C
28

PHASOR
Dari sini diperoleh:

Z R R0 R
0

Z L jL L90 0 X L
ZC

1
1

90 0 X C
jC C
Animasi phasor
Animasi Phasor 2

29

Hitunglah sudut antara V1 dan V2

v1 10 cos(t 50)

dan

v2 12 sin(t 10)

IMPEDANSI Z
I
Jika:

maka

dan

I I

V V V
Z

I
I
I

Z1 Z1 Z1 Z 1 R1 jX 1

Jika

Z1

V V

X1
R1

32

R2

IMPEDANSI
Jika

Z 2 0 Z 2 R2 jX 2

ADMITANSI

Z2
X2

1
1
Y
G jB
Z R jX
G = konduktansi, B= suseptansi

jX

R
X
G 2
;B 2
2
R X
R X2
33

1 1
1

Z R jX
R

jX

IMPEDANSI SERI

Y G j

I
V

Z1

Z2
Zn

Z T Z 1 Z 2 .... Z n
34

IMPEDANSI PARALEL
I1

Z1

In

I2
Z2

Zn

V
V
V
V

...
ZT
Z1
Z 2
Z n
1
1
1
1

...
Z T
Z 1
Z 2
Z n

Y T Y 1 Y 2 ... Y n
Y = admitansi
35

Tentukan impedans dari rangkaian jika diketahui


dalam domain waktu yang direpresentasikan oleh
phasor
V dan I Adalah: (Beca 10.15)

a ) v 30 cos 2t 16 sin 2t volt


i 1.7 cos(2t 200 ) Amp

b) v je j 2t volt

i (1 j )e j ( 2t 30 ) mA
0

20 171.9 0

1
150 k
2

Jawab 10.15

36

Dari gambar tentukan v1 dan gunakan


untuk mencari v1 bila tegangan masuk
34cos4t ( Beca 10.9)

v1 10e

j ( 4 t 28.10 )

Amp v 10 cos(4t 28.10 ) volt

Jawab 10.9
37

Bab VI

39

V1

Z2
Zx
Vs V2
Vs
Z1 Z 2
Z3 x

Z2
Zx

Z 2 Z 3 Z1 Z x
Z1 Z 2 Z 3 x

Zx

Z3
Z2
Z1

Cx

R1
Cs
R2

R2
Lx
Ls
R1

42

Anda mungkin juga menyukai