SYNTHETIS OF ACETAMINOPHEN
OLEH :
DAHLISA SOLEMAN
NIM 14037
SHAIDATUL CHAZANAH
NIM 14174
AKFAR D
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Parasetamol
Parasetamol adalah drivat p-aminofenol yang mempunyai
sifat antipiretik / analgesik. Parasetamol utamanya digunakan
untuk menurunkan panas badan yang disebabkan oleh karena
infeksi atau sebab yang lainnya. Disamping itu, parasetamol juga
dapat
digunakan
untuk
meringankan
gejala
nyeri
dengan
: 4-hidroksiasetanilida
Rumus Molekul
: C8H9NO2
Berat Molekul
: 151,16
Kandungan
Pemerian
Kelarutan
Jenis Ikatan
bekerja
sebagai
inhibitor
prostaglandin
dengan
1. Gugus OH
Adanya
gugus
OH
tersubstitusi
pada
asetaminofen
menjadikan
kelarutannya dalam air menjadi lebih tinggi. Hal ini diperlukan agar ketika obat
ini ditelan maka obat ini akan segera larut dalam air sehingga mempercepat
metabolismenya. Adanya gugus OH ini, di mana pasangan elektron bebas di atom
O ikut terdelokalisasi pada senyawa aromatiknya menyebabkan asetaminofen
bersifat asam lemah di mana jika senyawa ini berada pada lambung yang bersifat
asam, akan terdapat dalam bentuk tidak terionisasi yang mudah larut dalam lemak
sehingga mudah menembus membran lambung sehingga ketika mencapai
lambung, langsung terserap ke pembuluh darah dan menuju ke pusat nyeri.
2. Gugus C=O
Gugus C=O merupakan inti dari obat asetaminofen ini. Gugus inilah yang
secara aktif menghilangkan rasa nyeri melalui interaksi dipol-dipol. Rangsangan
penimbul nyeri umumnya punya kemampuan menyebabkan sel-sel melepaskan
enzim proteolitik (pengurai protein) dan polipeptida yang merangsang ujung saraf
yang kemudian menimbulkan impuls nyeri. Senyawa kimia dalam tubuh yang
disebut prostaglandin beraksi membuat ujung saraf menjadi lebih sensitif terhadap
rangsangan nyeri oleh polipeptida ini.
3. Gugus CH3
Penggunaan gugus CH3 sebagai gugus yang terikat dengan karbonil ialah
untuk melindungi gugus karbonil yang mudah dimetabolisis dari serangan
metabolik. Hal ini akan memperpanjang masa kerja obat sekaligus mengurangi
efek pembentukan hidrogen peroksida (H2O2) yang menjadi faktor utama
pembentukan methemoglobin dari hemoglobin melalui reaksi redoks.
4. Sifat antipiretiknya disebabkan oleh gugus aminobenzen dan
mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral.
2.5 Mekanisme
2.5.1 Mekanisme Kerja
(senyawa
penyebab
inflamasi),
namun
enzim
menghambatnya
siklooksigenase
untuk
membentuk
(COX),
sehingga
senyawa
penyebab
N-arachidonoylfenolamin
meningkatkan
kadar
Karena
efek
canabino-mimetik
inilah
terkadang
pada
metabolisme
asam
arakidonat
menjadi
aspirin
dalam
mengurangi
proses
produksi
nyeri
dan
prostaglandin,
demam
yang
sehingga
menghambat
aksi
anti
inflamasi.
Hal
ini
menyebabkan
temperatur
tubuh,
dimana
kondisinya
tidak
oksidatif.
2.5.2 Mekanisme Reaksi
Paracetamol bekerja dengan mengurangi produksi prostaglandins dengan
mengganggu enzim cyclooksigenase (COX). Parasetamol menghambat kerja
COX pada sistem syaraf pusat yang tidak efektif dan sel edothelial dan bukan
pada sel kekebalan dengan peroksida tinggi. Kemampuan menghambat kerja
enzim COX yang dihasilkan otak inilah yang membuat paracetamol dapat
mengurangi rasa sakit kepala dan dapat menurunkan demam tanpa menyebabkan
efek samping,tidak seperti analgesik-analgesik lainnya.
2.5.3
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
LAMPIRAN