PERAWATAN JENAZAH
A.
Dari Yahya bin Amarah ia berkata aku mendengar abu said al-Khudriy
berkata Rasulullah SAW bersabda Talqinkan orang yang hendak mati di
antara kalian dengan ucapan la ilaaha illallooh.[1]
Hal itu diharapkan agar akhir ucapannya adalah tahlil sebagaimana Sabda
Rasulullah :
Dari Muadz bin Jabal berkata Rasulullah SAW bersabda barangsiapa yang
akhir ucapannya adalah laa ilaaha illallooh maka ia akan masuk surga.
[2]
CATATAN : Sebagian ahli fiqih menganjurkan membaca surah yasin di sisi
orang yang akan mati, karena bersandar dengan riwayat yang marfu :
Bacalah surah Yasin atas orang yang akan mati dari kalian , Tetapi
hadits ini dloif. Jadi tidak disyariatkan.
[1] HR. Muslim (916), Abu Dawud (3117)
[2] HR. Abu Dawud (2709)
lanjutan
Dari Ummu Salamah berkata Rasulullah menjenguk
Abu Salamah sementara matanya terbuka dan
Rasulullah memejamkannya seraya berkata
Sesungguhnya ketika ruh dicabut maka mata
mengikutinya.[1]
[1] HR. Muslim (1527), Abu Dawud (3102)
Lanjutan
2. Hal-hal yang banyak disebutkan oleh para
ulama fiqh :
Lanjutan
3. Mendoakannya
Kemudian Rasulullah berkata Janganlah berdoa di
atas diri kalian kecuali dengan kebaikan. Karena
sesungguhnya malaikat mengaminkan apa yang
kalian katakana, kemudian beliau berdoa : Ya Allah
ampunilah Abu Salamah dan angkatlah derajatnya di
kalangan orang-orang yang mendapatkan petunjuk
serta harumkanlah namanya sepeninggalnya di
tengah orang-orang yang masih hidup. Ampunilah
kami dan ampunilah dia wahai Rabb semesta alam.
Luaskanlah ia di dalam kuburnya dan terangilah ia di
dalamnya[1].
Lanjutan
Lanjutan
5. Menyegerakan pengurusan jenazahnya dan
mengantarkannya ke pemakaman.
Diriwayatkan dari Abu Hurairoh bahwa Rasulullah
SAW bersabda :
Bersegeralah membawa jenazah. Jika ia adalah
orang yang baik, maka itu adalah kebaikan yang
kalian segerakan dan jika ia adalah sebaliknya,
maka ia adalah keburukan yang kalian turunkan dari
leher-leher kalian.[1]
[1] HR. Muttafaq Alaih
Lanjutan
Lanjutan
7. Diperbolehkan mencium dan menangisi
jenazah, sepanjang tidak sampai menjerit dan
meratap
8. Diletakkan membujur ke utara dan badannya
diselubungi dengan kain
lanjutan
C. APA YANG BOLEH DILAKUKAN TERHADAP
MAYIT
1. Membuka penutup wajahnya dan
menciumnya
Diriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah
SAW melayat Usman bin Mazhun yang
sudah wafat, maka beliau menyingkap
penutup wajahnya dan kemudian bersimpuh
di hadapannya lalu menciumnya hingga aku
melihat air matanya mengalir di pipi beliau.
Lanjutan
2.
Sesungguhnya mata ini meneteskan air mata dan hati ini
bersedih, tetapi kami tidak mengucapkan kecuali apa yang
diridhoi oleh Rabb kami dan sesungguhnya kami merasa
sedih atas kepergianmu, wahai Ibrohim.[1]
[1] HR. Bukhori (1303)
Lanjutan
D. HAL-HAL YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN
TERHADAP MAYIT
1. Meratapi
Diriwayatkan dari Abu Malik al-Asyari bahwa Nabi
SAW bersabda :
Ada empat perkara di tengah umatku dari perkara
jahiliyah yang tidak mereka tinggalkan, berbanggabangga dengan keturunan, mencela nasab, meminta
hujan kepada bintang-bintang, dan meratapi mayit.
Dan Rasulullah SAW bersabda : wanita yang
meratap jika tidak bertaubat sebelum matinya, maka
ia dibangkitkan pada hari Kiamat dengan
mengenakan pakaian yang terbuat dari cairan timah
(yang sangat panas) dan pakaian yang terbuat dari
penyakit kulit.
Lanjutan
2. Memukul-mukul pipi dan merobek-robek
pakaian
Nabi SAW bersabda :
Bukan termasuk golongan kami orang yang
menampar-nampar pipi, merobek-robek
pakaian dan memanggil dengan panggilam
jahiliyyah.[1]
.
[1] HR. Bukhori & Muslim
Lanjutan
3. Mencukur rambut dan membiarkannya acak-acakan.
Diriwayatkan dari Abu Burdah bin Abu Musa, ia
berkata : Abu Musa menderita sakit lalu ia pingsan,
sementara kepalanya di pangkuan salah seorang
istrinya. Namun, Abu Musa tidak mampu untuk
membalas ucapannya. Ketika Abu Musa siuman, ia
berkata : Aku berlepas diri dari perkara yang mana
Rasulullah berlepas diri darinya. Sesungguhnya
Rasulullah SAW berlepas diri dari Ash-Sholiqoh, AlHaliqah, dan Asy-Syaqqah. Ash-Shaliqah adalah
wanita yang mengeraskan suaranya ketika tertimpa
musibah. Al-Haliqah adalah wanita yang mencukur
kepalanya ketika tertimpa musibah. Asy-Syaqqah
adalah wanita yang mencabik-cabik pakaiannya
ketika tertimpa musibah.
E. MEMANDIKAN JENAZAH
1. Orang yang memandikan memakai alat pelindung diri (masker,
kaos tangan, dll-jika ada).
2. Jenazah laki-laki dimandikan oleh laki-laki atau istrinya. Jenazah
perempuan dimandikan oleh perempuan atau suaminya.
3. Meletakkan jenazah di dipan atau meja, diusahakan kepala
lebih tinggi dari kaki.
4. Tempat jenazah harus tertutup, baik dinding maupun atapnya
agar aurat dan cela jenazah tidak terlihat.
5. Menutup aurat jenazah dengan handuk besar atau kain. Untuk
jenazah putra dari pusar sampai lutut sedangkan untuk jenazah
perempuan dari dada sampai mata kaki.
6. Bersihkan kotoran dengan cara mengangkat pundak dan kepala
sambil menekan perut dan dada, miringkan ke kanan dan ke
kiri sambil ditekan bagian perut dan dada dengan
mempergunakan sarung tangan atau kain perca dan disiram
berkali-kali agar kotoran hilang.
Lanjutan
Lanjutan
12. Setelah selesai, badannya dikeringkan dengan handuk,
kemudian di tutup dengan kain yang kering agar auratnya
tetap tertutup.
13. Selesailah proses memandikan jenazah. Setelah itu,
jenazah siap diangkat untuk di kafani.
CATATAN :
Apabila jenazah berusia tujuh tahun ke bawah maka tidak ada
batasan auratnya
CATATAN
Orang yang gugur, syahid dalam peperangan
membela agama Allah cukup dimakamkan
dengan pakaiannya yang melekat ditubuhnya
(tanpa dimandikan, dikafani dan disholatkan)
Orang yang wafat dalam keadaan berikhram
dirawat seperti biasa tanpa diberi wewangian
Syahid selain dalam peperangan membela
agama Allah spt melahirkan, tenggelam,
terbakar dirawat spt biasa.
lanjutan
Jenazah janin yang telah berusia 4 bulan
dirawat spt biasa
Apabila terdapat halangan untuk memandikan
jenazah, maka cukup diganti dengan
bertayamum
Bagi orang yang memandikan jenazah
disunnahkan untuk mandi
Mengafani Jenazah
Kain untuk mengafani secukupnya
diutamakan yang berwarna putih
Kain kafan untuk laki-laki terdiri dari 3 lembar,
untuk perempuan 5 lembar, terdiri dari : kain
basahan, baju kurung, kerudung, dua lembar
kain penutup
Sebaiknya disediakan perlengkapan sbb : tali
sejumlah 3,5,7 atau 9. untuk mengikat ujung
kepala, leher, pinggang, perut, lutut,
pergelangan kaki dan ujung kaki
Pelaksanaan Mengafani
Jenazah
MENSHOLATKAN JENAZAH
Orang yang mensholatkan jenazah harus memenuhi syarat sah sholat
Tidak ketentuan jenazah harus membujur ke utara atau ke selatan
Berdiri menghadap kiblat dengan jenazah disebelah arah kiblat, jenazah
didepan imam
Sebaiknya dilakukan dengan berjamaah
Ketentuan shof harus 3 bukan suatu keharusan
Imam menempatkan diri pada arah kepala jenazah laki-laki, dan pada arah
tengah badan (pinggang) jenazah perempuan
Shof laki-laki dibelakang dan perempuan di belakang
PENGUBURAN JENAZAH
Doa masuk kubur :
: semoga kedamaian tercurah kepadamu, wahai
perumahan orang-orang mukmin. Dan insya Allah kami akan menyusul kamu
sekalian. Ya Allah ..janganlah Engkau menjauhkan kami dari pahala mereka
dan janganlah Engkau timbulkan fitnah kepada kami sepeninggal mereka.
Assalamu `alaikum ahladdiyar minal mukminin wal muslimin wa inna insya
Allah bikumullahiqun
Kaum wanita, walau keluarga dekatsebaiknya tidak ikut ke kuburan dalam
proses penguburan
Dua atau tiga orang dari keluarga terdekat jenazah dan diutamakan yang tidak junub pada
malam hari sebelumnya, masuk ke liang kubur denghan berdiri untuk menerima jenazah
Jenazah dimasukkan dari arah kaki kubur dengan mendahulukan kepala sambil membaca :
: dengan nama Allah dan atas agama rasulullah
Khusus ketika memasukkan jenazah perempuan hendaklah dibentangkan kain diatas liang
kuburnya
Adapun melepas tali-talinya dan membuka kain yang menutupi pipi dan jari-jari kakinya
sehingga menempel ke tanah , serta memasang bantalan tidak ada tuntunan dari nabi
Menutup dengan papan, bambu, atau batu lempeng dengan memberi rongga secukupnya
Menimbun liang kubur dengan tanah dan boleh ditinggikan kurang lebih satu jengkal
Memasang dengan asebuah batu, kayu, atau bambu pada arah kepala saja tanpa diberi
identitas apapun
LANJUTAN
Bagi penggiring jenazah dan menyaksikan
penguburtannya seyogyanya menaburkan tanah ke atas
kuburannya 3 kali
Bagi pengiring jenazah yang tiba dikuburan ketika kubur
belum selesai digali hendaklah duduk dan menghadap ke
kiblat
Memintakan ampunan dan keteguhan dalam jawaban
bagi jenazah dan mendoakannya sambil berdiri.
CATATAN
Jenazah boleh dimasukkan ke dalam peti bila tanahnya berair atau jenazah
dalam kondisi rusak
Pada prinsipnya satu jenazah dikubur dalam satu liang kubur, tetapi tidak ada
larangan untuk mengubur beberapa jenazah dalam satu liang kubur dengan
posisi berjajar
Memindahkan kuburan diperbolehkan denagan alasan darurat atau demi
kemaslahatan, dengan hati-hati dan memuliakan jenazah
Autopsi (pembedahan) pada jenazah diperbolehkan atas dasar keperluan
mendesak ( kesehatan, penyelidikan, dll ) hingga terpenuhinya tujuan
pembedahan, kemudian jenazah diperlakukan sebagaimana mestinya,
menurut aturan sunnah
Penguburan di laut ( dari kapal ) dilakukan dengan memberi pemberat di
bagian kaki jenazah supaya tenggelam sebagai pengganti penguburan.
Sebelumnya jenazah dirawat seperti biasa.