Anda di halaman 1dari 3

PANTUN MERDEKA

Jalur Gemilang bendera negara,


Tanda Malaysia negara merdeka,
Sambutan kemerdekaan besar ertinya,
Jangan dinodai dengan dosa dan noda
Jalur gemilang berkibar megah
Lagu Negaraku berkumandang indah,
Apakah erti kemerdekaan dari penjajah,
Tapi budaya dan pemikiran masih dijajah
Tanah Melayu tertubuhlah sudah,
Tanggal 31 Ogos '57 hari merdeka,
Wahai kengkawan jagalah maruah,
Budi bahasa, budaya bangsa rakyat merdeka.
Bangsa Melayu pidatonya petah
Tutur kata berkias indah
Bersama menjaga maruah negara bertuah,
Jangan nantinya kembali dijajah
MEREDAH SASA BUMI MELAKA,
AMALAN DAYANG PENGGERAK HIASAN
INDAH SENTOSA BUMI MERDEKA,
TINGGALAN MOYANG TUNGGAK WARISAN.
BERLAPIS CEMPAKA DI SISI KEKWA,
INDAH REDUP DIHIAS MELATI;
SEMANGAT MERDEKA KEKAL DI JIWA,
NESCAYA HIDUP LEBIH BERERTI.
RAWA DI TANJUNG KEMAS DIPAKU,
DI DADA JEJAWI BERSILANG HIASAN;
JIWA MEYANJUNG LAGU NEGARAKU,
TANDA PERTIWI DIJULANG WARISAN.
AWAN TENANG BERSERI HIASAN,
KEDIDI DI HUTAN RIUH BELAKA;
PAHLAWAN DIKENANG WATAN WARISAN,
MENJADI IKUTAN RAKYAT MERDEKA.
HALUS TERATUR JAMBANGAN CEMPAKA,
DI TEPI JEJAWI MOLEK KEDIDI;
TAKKAN LUNTUR SEMANGAT MERDEKA,
DIJULANG PERTIWI SENTOSA ABADI.
REMAJA KINI MENJULANG NUSA,
BAGAI CAHAYA MENYERI PANDANGAN;

MALAYSIA HARMONI AMAN SENTIASA,


DENGAN ADANYA PEMIMPIN SANJUNGAN.
CINDAI SI DESA SELASIH MEWAJAH,
GAMAT MELAKA BERTINGKAH KELICAP;
ANDAI NUSA MASIH DIJAJAH,
NIKMAT MERDEKA DAPATKAH DIKECAP?
JIWA HAMBA
Menung seketika sunyi sejenak
kosong di jiwa tak berpenghuni
hidup terasa diperbudak-budak
hanya suara melambung tinggi
Berpusing roda, beralih masa
berbagai neka, hidup di bumi
selagi hidup berjiwa hamba
pasti tetap terjajah abadi
Kalau hidup ingin merdeka
takkan tercapai hanya berkata
tetapi cuba maju ke muka
melempar jauh jiwa hamba
Ingatan kembali sepatah kata
dari ucapan seorang pemuka
di atas robohan Kota Melaka
kita dirikan jiwa merdeka
Tongkat Warrant
1948
TANAHAIR
(menjelang kemerdekaan)
Engkau Tanah Air
pemilik perut yang berbudi
penampung hujan penyedut sinar mentari
lahirlah anakmu dari semaian petani
Engkau Ibu Murni
dengan jasa abadi
berdetik didenyut nafas kami
kerna kita satu sama dipunyai
Telah kau rasa
segala seperti kami
dalam ngeri perang dadamu dibongkar besi
di mana-mana wajahmu tak pernah mati

Tapi begitu
sejarah hidup zaman berzaman
pernah merangkul pahlawan kemerdekaan
mereka sujud dalam kaku
mohon perlindungan
Bukankah dengan
kasih dan harapan
kau tenggelamkan mereka dalam dakapan
di mana bunga ganti nisan bertaburan
Negara baru
di atas rongga jantungmu
akan tertegak bertapak dalam kebebasan
cinta antara kita wahyu dari Tuhan.
Tongkat Warrant
1956
Damai
(Tanahairku dan Dunia)
Sisa hidup ini hendak kita pelihara
juga tanah, pohon dan buah-buah
juga tulang, daging dan darah
jangan suara jadi parau di musim kemarau.
Tapi tanah kami sudah kerecikan api
lama bermula, tidak hilang sampai kini
dan meski tawaran damai sudah diberi
orang masih tidak peduli!
Pohon getah dan tanah mengandung bijih
rebutan manusia daerah asing
kita gali kubur dan masuk berdiam di dalamnya!
Damai - seruan dan tawaran
damai - untuk tanahairku dan kemerdekaan
damai - untuk dunia dan kesejahteraan!

Anda mungkin juga menyukai