Anda di halaman 1dari 6

DASAR TEORI

Fenomena Kritis dengan Diagram P-V-T


Sifat fisika kimia fisika suatu materi dipengaruhi oleh factor
tekanan (P), volume (V), dan temperature (T). ketiga factor
tersebut berperan dalam menentukan fasa materi. Secara
umum, kita mengetahui terdapat tiga jenis fasa materi, yaitu
padat, cair, gas. Namun, dalam kajian termodinamika fasa materi
tidak

hanya

bergantung

itu,
pada

masih

ada

kondisi.

beberapa

Pada

jenis

kondisi

fasa

tertentu,

lainnya
dapat

dimungkinkan muncul lebih dari satu jenis fasa yang berbeda


sekaligus. Hubungan kondisi tersebut dapat dipelajari lebih
mudah melalui suatu penggambaran diagram yang mencakup
tekanan (p), volum (V) dan suhu (T). Ketiga faktor tersebut
berpadu membentuk sebuah diagram tiga dimensi (3D) yang
sering disebut diagram p-v-T yang ditunjukkan pada gambar 1 .
Diagram tersebut dibentuk dengan meletakkan masing-masing
faktor (p-v-T) pada sumbu koordinat kartesius (x,y,z).

Gambar 1. Diagram P-V-T

1. Jelaskan bagaimana anda dapat menjelaskan tentang


fenomena kritis cairan dengan memanfaatkan kurva P-V-T
dan berikan contoh? Apa bedanya dengan cairan
superkritikal?
Jawab:

Gambar 1. Diagram P-V-T


Diagram P-V-T adalah diagram yang memadukan
ketiga factor Tekanan (P), Volume (V), dan temperature (T).
diagram ini menggambarkan beberapa fasa zat.
Pada gambar di atas terlihat ada daerah-daerah di
mana zat tersebut memiliki satu fase (single phase), dua
fase (two phase) dan

ketiga wujud zat berada dalam

kesetimbangan. Daerah single-phase adalah


mana
yaitu

hanya

terdapat

: solid (padat), liquid (cair),

daerah

satu
dan vapor (uap).

di
fase
Pada

daerah tersebut dipengaruhi oleh dua kombinasi faktor,


yakni tekanan, temperature atau volume spesifik dan pada
kondisi ini ketiganya independent .
Sementara daerah di antara satu fasa atau fasa
tunggal adalah daerah dua fasa. Daerah dua fasa (two
phase) adalah daerah di mana terdapat kesetimbangan
antara dua fasa : cair-uap, cair-padat, dan padat-uap.
Daerah dua fasa muncul karena adanya perubahan fasa

seperti : penguapan (cair ke uap), peleburan (padat ke cair)


dan penyubliman (padat-gas). Pada daerah dua fasa
tekanan dan temperature saling bergantung (dependent)
artinya salah satu tidak akan berubah jika yang lainya tidak
berubah.

Oleh

karena

itu,

bentuk

fasa

tidak

hanya

ditentukan oleh temperature dan tekanan saja, melainkan


ditentukan juga oleh volume spesifik. Garis di mana
terdapat kesetimbangan tiga fasa disebuttriple line.
Untuk pemahanan lebih lanjut mengenai diagram
diagram p-T dan

diagram p-T maka

akan

dijelaskan

beberapa keadaan tambahan yang terbentuk pada kondisi


tertentu. Keadaan jenuh (saturation state) adalah keadaan
di mana perubahan fasa dimulai dan berakhir. Kurva uap
(vapor dome) adalah kurva yang terdiri atas dua fase cair
dan uap. Garis yang membatasi kurva uap tersebut disebut
garis cairan jenuh (saturated liquid lines) dan garis uap
jenuh (saturated vapor lines). Titik di mana garis jenuh
cairan dan uap bertemu di sebut titik kritis (critical
point). Titik kritis tersebut juga adalah titik di mana gas di
atas tekanan dan temperatur kritis tidak dapat dicairkan
hanya

dengan

mengecilkan

volumenya. Suhu

pada

terjadinya titik kitis disebut Temperature kritis (Tc) yang


menunjukkan batas maksimum agar kesetimbangan fasa
cairan dan uap terbentuk. Sementara tekanan pada suhu
kritis disebut tekanan kritis (pc). Sedangkan volume spesifik
pada kondisi tersebut disebut volume spesifik kritis.
Cairan superkritis adalah gas yang suhu

dan

tekanannya berada di atas kondisi kritis. Cairan tersebut


mempunyai

sifat

fisika

gas

tetapi

dengan

tingginya

kerapatan yang tetap ada menjadikan gas tersebut juga


tetap memiliki sifat-sifat cairan sehingga tidak dapat
dibedakan.

Perbedaan cairan superkritis dan titik kritis adalah


cairan superkritis merupakan fenomena dimana sifat cairan
dan gas tidak dapat dibedakan dan titik kritis adalah titik
yang mencapai temperature dan tekanan kritis sehingga
fase cairan dan gas tidak dapat dibedakan.
2. Berikanlah penjelasan singkat tentang fungsi dan manfaat
cairan pada kondisi kritikat atau superkritikal berbanding
dengan cairan pada kondisi STP?
Jawab:
a. Produksi Biodiesel
Konversi minyak nabati untuk biodiesel adalah melalui
transesterifikasi

reaksi,

dimana

trigliserida

diubah

menjadi metil ester ditambah gliserol. Hal ini biasanya


dilakukan dengan menggunakan metanol dan kaustik
katalis

atau

asam,

tetapi

dapat

dicapai

dengan

menggunakan metanol superkritis tanpa katalis.


Hal ini memiliki keuntungan yang memungkinkan
kandungan air yang lebih besar dan bahan baku
(khususnya,minyak goreng yang digunakan), produk
tidak perlu dicuci untuk menghilangkan katalis, dan
lebih mudah untuk desain sebagai proses berkelanjutan.
b. Nano dan Formasi Mikro Partikel
Pembentukan partikel kecil dari suatu zat dengan dist
ribusi

ukuran yang sempit

merupakan

proses

penting dalam industri farmasi dan lainnya.

Cairan

superkritis memberikan sejumlah cara untuk mencapai


kondisi nano dengan cepat. Cairan superkritis terbaru
menunjukkan kemampuan untuk mengurangi partikel
hingga 5000-2000 nm.
c. Ekstraksi Superkritis
Ekstraksi superkiritis merupakan salah satu metode
operasi ekstraksi dengan menggunakan solven berupa
fluida superkritis, yaitu fluida yang kondisinya berada di
atas temperatur dan tekanan kritis. Temperatur kritis
adalah

suhu

tertinggi

yang

dapat

mengubah

fase gas suatu zat menjadi

fase

cair

dengan

cara

menaikkan tekanan. Sedangkan tekanan kritis adalah


tekanan tertinggi yang dapat mengubah fase cair suatu
zat

menjadi

fase

gas

dengan

cara

menaikkan

temperatur. Pada kondisi ini fluida memiliki sifat di


antara cairan dan gas. Metode ini memiliki beberapa
kelebihan, antara lain:
Kekuatan solven dapat diatur sesuai keperluan
dengan mengatur kondisi operasinya.
Daya larut solven tinggi karena bersifat seperti
cairan.
Viskositas solven rendah karena bersifat seperti
gas, sehingga koefisien perpindahan massanya
tinggi.
Pemisahan kembali solven dari ekstrak cukup
cepat

dan

sempurna

karena

pada

keadaan

normal solven tersebut berupa gas, sehingga


dengan penurunan tekanan solven otomatis akan
keluar sebagai gas.
Dapat menggunakan solven berupa fluida yang
tidak merusak lingkungan dan tidak mudah
terbakar.
Difusi dalam padatan dapat berlangsung cepat.
Temperatur operasi bisa rendah sekalipun
tekanannya tinggi.
3. Dapatkah anda menjelaskan hubungan antara kondisi kritis
dengan persamaan van der waals?
Jawab:
Persamaan van der waals pada kondisi kritis dapat
digunakan untuk menentukan konstanta kritis.
Bentuk persamaan van der waals
V b

RT
P=

Agar dapat diperoleh nilai konstanta kritis maka hasil dari


turunan pertama dan kedua dari persamaan di atas dibuat
menjadi sama dengan nol
V mb

dP RT
=

dVm
V mb 3

2
d P 2 RT
=
d V 2m
Sehingga diperoleh
V c =3 b
Pc =

a
27 b2

T c=

8a
27 Rb

Anda mungkin juga menyukai