Anda di halaman 1dari 7

Sistem Koloid

A. Pengertian dan Jenis-jenis Koloid


Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
suspensi (campuran kasar). Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita
sehari-hari. Cairan tubuh, seperti darah adalah sistem koloid, bahan makanan seperti susu, keju,
nasi, dan roti adalah sistem koloid. Cat, berbagai jenis obat, bahan kosmetik, tanah pertanian
juga merupakan sistem koloid. Koloid adalah suatu sistem campuran metastabil (seolah-olah
stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan; larutan bersifat
stabil.
PERBEDAAN LARUTAN SEJATI, SISTEM KOLOID, DAN SUSPENSI KASAR.

Larutan

Koloid

Suspensi

(Dispersi Molekuler)

(Dispersi Koloid)

(Dispersi Kasar)

Contoh: larutan gula


dalam air

Contoh: campuran susu Contoh: campuran


dengan air.
tepung terigu dengan air.

Homogen, tak
dapat dibedakan,
walaupun
menggunakan
mikroskop ultra.
Semua partikel
berdimensi
(panjang, lebar,
atau tebal) <
1nm.

Satu fase

Stabil

Tidak dapat
disaring

Secara
makroskopis
bersifat
homogen, tetapi
heterogen jika
diamati dengan
mikroskop ultra.
Partikel
berdimensi
antara 1 nm-100
nm.

Dua fase

Pada umumnya
stabil.

Tidak dapat
disaring, kecuali
dengan
penyaring ultra.

Heterogen

Salah satu atau


semua dimensi
partikel >100
nm.

Dua fase

Tidak stabil

Tidak dapat
disaring.

Jenis Jenis Koloid


Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai berikut :

Fase Terdispersi

Pendispersi

Nama koloid

Contoh

Gas

Gas

Gas

Cair

Gas

Padat

Cair

Gas

Cair

Cair

Cair
Padat

Padat
Gas

Padat
Padat

Cair
Padat

Bukan koloid, karena gas bercampur


secara homogen
Busa
Buih, sabun,
ombak, krim kocok
Busa padat
Batu apung, kasur
busa
Aerosol cair
Obat semprot,
kabut, hair spray di
udara
Emulsi
Air santan, air susu,
mayones
Gel
Mentega, agar-agar
Aerosol padat
Debu, gas knalpot,
asap
Sol
Cat, tinta
Sol Padat
Tanah, kaca, lumpur

1. Aerosol

Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispesi dalm gas disebut aerosol. Jika zat yang
terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang tyerdispersi berupa zat cair,
disebut aerosol cair. Dewasa ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti semprot
rambut (hair spray), semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-lain.
2. Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol
banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
Sistem koloid dari cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya
emulsi adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi terbeentuk karena adanya
pengemulsi (emulgator). Contohnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonise.
3. Buih

Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Seperti halnya emulsi, untuk
menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya sabun, detergen, dan protein.
4. Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel. Contoh: agar-agar, lem kanji,
selai, gelatin, gel sabun, dan gel silika. Gel dapat dibentuk dari suatu sol yang zat terdispersinysa
mengadsorbsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat.
Berdasarkan sifat keelastisitasnya, gel dapat dibagi menjadi:
1.Gel elastis

Gel yang bersifat elastis, yaitu dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan kembali ke bentuk awal
jika gaya ditiadakan. Contoh adalah sabun dan gelatin.
2. Gel non-elastis
Gel yang bersifat tidak elastis, artinya tidak berubah jika diberi gaya. Contoh adalah gel silika.
B. Sifat Koloid

Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana jalannya sinar
dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke segala jurusan.
Contoh: sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di angkasa, hingga langit berwarna
biru pada siang hari dan jingga pada sore hari ; debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar
masuk melalui celah.

Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus menerus,
karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi. Karena gerak aktif
yang terus menerus ini, partikel koloid tidak memisah jika didiamkan.

Adsorbsi Koloid

Adsorsi koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid. Sifat adsorsi digunakan
dalam proses: pemutihan gula tebu, Norit, dan penjernihan air. Contoh: koloid antara obat diare
dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare

Muatan Koloid dan Elektroforesis

Muatan Koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid.Elektroforesis
adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.

Partikel koloid mempunyai kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya.
Oleh karena itu partikel koloid manjadi bermuatan listrik. Penyerapan pada permukaan ini di
sebut adsorpsi.
Karena partikel koloid mempunyai muatan maka dapat bergerak dalam medan listrik. Jika ke
dalam koloid dimasukkan arus searah melalui elektroda, maka koloid bermuatan positif akan
bergerak menuju elektroda negatif dan sesampai di elektroda negatif akan terjadi penetralan
muatan dan koloid akan menggumpal (koagulasi).

Contoh: cerobong pabrik yang dipasangi lempeng logam yang bermuatan listrik dengan tujuan
untuk menggumpalkan debunya.

Koagulasi Koloid

Koagulasi koloid adalah penggumpalan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan.
Contoh: kotoran pada air yang digumpalkan oleh tawas sehingga air menjadi jernih.

Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:


Perubahan suhu.
Pengadukan.
Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.

Koloid Pelindung

Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi relatif besar disebut
koloid liofil yang bersifat lebih stabil. Sedangkan jika partikel terdispersinya mempunyai gaya
absorpsi yang cukup kecil, maka disebut koloid liofob yang bersifat kurang stabil. Yang
berfungsi sebagai koloid pelindung ialah koloid liofil.
Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit, tetapi menjadi
lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaitu koloid liofil. Berikut ini penjelasan yang
lebih lengkap mengenai koloid liofil dan liofob:

Koloid liofil (suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik menarik yang cukup
besar antara fase terdispersi dan medium pendispersi. Contoh, disperse kanji, sabun,
deterjen.

Koloid liofob (tidak suka cairan) adalah koloid di mana terdapat gaya tarik-menarik yang
lemah atau bahkan tidak ada sama sekali antar fase terdispersi dan medium
pendispersinya. Contoh, disperse emas, belerang dalam air.

Dialisis

Pada pembuatan koloid, sering kali terdapat ion-ion yang dapat mengganggu kesetabilan koloid
tersebut. Ion-ion pengganggu ini dapat dihilangkan dengan suatu proses yang disebut dialisis.

Dalam proses ini, sistem koloid dimasukkan kedalam kantong koloid, lalu kantong koloid itu di
masukkan kedalam bejana yang berisi air mengalir (lihat gambar). Kantong koloid terbuat dari
selaput semipemeable, yaitu selaput yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil, seperti ionion atau molekul sederhana, tetapi menahan koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari
kantong dan hanyut bersama air.
PERBANDINGAN SIFAT SOL LIOFIL DAN SOL LIOFOB

Sifat-Sifat
Pembuatan

Sol Liofil
Dapat dibuat langsung
dengan mencampurkan

Sol Liofob
Tidak dapat dibuat hanya
dengan mencampur fase

Muatan partikel

Adsorpsi medium
pendispersi

Viskositas
(kekentalan)

Penggumpalan

Sifat reversibel

Efek Tyndall
Migrasi dalam
medan listrik

fase terdispersi dengan


medium terdispersinya
Mempunyai muatan yang
kecil atau tidak
bermuatan
Partikel-partikel sol liofil
mengadsorpsi medium
pendispersinya. Terdapat
proses solvasi/ hidrasi,
yaitu terbentuknya
lapisan medium
pendispersi yang
teradsorpsi di sekeliling
partikel sehingga
menyebabkan partikel sol
liofil tidak saling
bergabung
Viskositas sol liofil >
viskositas medium
pendispersi

terdispersi dan medium


pendisperinya
Memiliki muatan positif
atau negative
Partikel-partikel sol
liofob tidak mengadsorpsi
medium pendispersinya.
Muatan partikel diperoleh
dari adsorpsi partikelpartikel ion yang
bermuatan listrik

Viskositas sol hidrofob


hampir sama dengan
viskositas medium
pendispersi
Tidak mudah
Mudah menggumpal
menggumpal dengan
dengan penambahan
penambahan elektrolit
elektrolit karena
mempunyai muatan.
Reversibel, artinya fase Irreversibel artinya sol
terdispersi sol liofil dapat liofob yang telah
dipisahkan dengan
menggumpal tidak dapat
koagulasi, kemudian
diubah menjadi sol
dapat diubah kembali
menjadi sol dengan
penambahan medium
pendispersinya.
Memberikan efek Tyndall Memberikan efek Tyndall
yang lemah
yang jelas
Dapat bermigrasi ke
Akan bergerak ke anode
anode, katode, atau tidak atau katode, tergantung
bermigrasi sama sekali jenis muatan partikel

Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Koloid Liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling
koloid. Contoh: agar-agar.
Koloid Liofob adalah kolid yang tidak mengadsorbsi cairan. Agar muatan koloid stabil, cairan
pendispersi harus bebas dari elektrolit dengan cara dialisis, yakni pemurnian medium pendispersi
dari elektrolit.

Koloid Liofil

Mengadsorpsi mediumnya.

Koloid Liofob

Tidak mengadsorpsi

Dapat dibuat dengan


konsentrasi yang relatif besar.

mediumnya.

Tidak mudah digumpalkan


dengan penambahan
elektrolit.

Hanya stabil pada


konsentrasi kecil.

Mudah menggumpal pada


penambahan elektrolit.

Viskositas lebih besar


daripada mediumnya.

Viskositas hampir sama


dengan mediumnya.

Bersifat reversibel.

Tidak reversibel.

Efek tyndall lemah

Efek tyndall lebih jelas.

Anda mungkin juga menyukai