Anda di halaman 1dari 17

BAB I

TERMOKIMIA
1.1 Pengertian
Termokimia adalah cabang dari ilmu kimia yang
yang mempelajari hubungan antara reaksii dan panas.
Persamaan reaksi yang mengikutsertakan perubahan
entalpinya disebut persamaan termokimia. Nilai H yang
dituliskan pada persamaan termokimia disesuaikan
dengan stokiometri reaksi. Artinya jumlah mol zat yang
terlibat dalam reaksi sama dengan koefisien reaksinya.
Termokimia adalah kajian tentang perpindahan
kalor yang terjadi dalam reaksi kimia (kalor yang
menyertai suatu reaksi kimia).
Aliran kalor yang terjadi dalam reaksi kimia dapat
dijelaskan melalui konsep sistem-lingkungan. Sistem
adalah bagian spesifik (khusus) yang sedang dipelajari
oleh kimiawan. Reaksi kimia yang sedang diujicobakan
(reagen-reagen yang sedang dicampurkan) dalam
tabung reaksi merupakan sistem. Sementara, lingkungan
adalah area di luar sistem, area yang mengelilingi
sistem. Dalam hal ini, tabung reaksi, tempat
berlangsungnya reaksi kimia, merupakan lingkungan.
Ada tiga jenis sistem. Sistem terbuka, mengizinkan
perpindahan massa dan energi dalam bentuk kalor
dengan lingkungannya. Sistem tertutup, hanya
1

mengizinkan perpindahan kalor dengan lingkungannya,


tetapi tidak untuk massa. Sedangkan sistem terisolasi
tidak mengizinkan perpindahan massa maupun kalor
dengan lingkungannya.Oleh karena entalpi reaksi juga
bergantung pada wujud zat harus dinyatakan, yaitu
dengan membubuhkan indeks s untuk zat padat , l untuk
zat cair, dan g untuk zat gas. Perhatikan contoh
berikut .
Contoh: Pada pembentukan 1a mol air
dari gas hidrogen dengan gas oksigen dibebaskan 286
kJ. Kata dibebaskan menyatakan bahwa reaksi
tergolong eksoterm. Oleh karena itu ?H = -286 kJ Untuk
setiap mol air yang terbentuk. Persamaan
termokimianya adalah:
H2 (g) + 1/2 O2 (g) > H2O (l)
kJ

H = -286

Atau
2 H2 (g) + O2 (g) > 2 H2O (l)

H = -572 kJ

(karena koefisien reaksi dikali dua, maka harga H juga


harus dikali dua).
Pembakaran gas hidrogen dengan gas oksigen
adalah salah satu contoh reaksi kimia dapat
menghasilkan kalor dalam jumlah besar. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
H2(g) + O2(g) > 2 H2O(l) + energi

Reaksi Eksoterm

Adalah reaksi yang pada saat berlangsung


disertai pelepasan panas atau kalor.
Contoh:
N2(g) +3H2(g)

2NH3(g) +26,76 Kkal

Dalam reaksi ini, baik produk maupun


reaktan merupakan sistem, sedangkan sekeliling
reaksi kimia merupakan lingkungan. Oleh karena
energi
tidak
dapat
diciptakan
maupun
dimusnahkan, hilangnya sejumlah energi padat
sistem akan ditampung pada lingkungan.
Dengan demikian, kalor yang dihasilkan dari
reaksi
pembakaran
ini
sesungguhnya
merupakan hasil perpindahan kalor dari sistem
menuju lingkungan. Ini adalah contoh reaksi
eksoterm, yaitu reaksi yang melepaskan kalor,
reaksi yang memindahkan kalor ke lingkungan.
Reaksi Endoterm
Adalah reaksi yang pada saat berlangsung
membutuhkan panas. Panas reaksi ditulis
dengan tanda negatif
Contoh :
2NH3

N2 (g) + 3H2 (g) - 26,78 Kkal

pada reaksi endoterm terjadi hal yang


berlawanan. Pada reaksi endoterm, terjadi
penyerapan kalor pada perubahan dari reaktan

menjadi produk. Dengan demikian, reaktan


memiliki tingkat energi yang lebih rendah
dibandingkan produk.

2.1

PERSAMAAN TERMOKIMIA

Persamaan Termokimia merupakan persamaan


reaksi kimia yang dilengkapi dengan nilai entalpi
reaksinya. Melalui persamaan termokimia, selain
mengetahui perubahan yang terjadi dari reaktan
menjadi produk, kita juga sekaligus dapat mengetahui
apakah proses ini membutuhkan kalor (endoterm) atau
melepaskan panas (eksoterm). Berikut ini diberikan
beberapa persamaan termokimia:
CH4(g) + 2 O2(g)

>

CO2(g) + 2 H2O(l) H = -890,4 kJ/mol

SO2(g) + O2(g) > SO3(g) H = -99,1 kJ/mol


Entalpi merupakan salah satu sifat ekstensif materi.
Sifat ekstensif materi bergantung pada kuantitas
(jumlah) materi tersebut. Oleh karena itu, bila suatu
persamaan termokimia dikalikan dengan faktor n, maka
nilai H juga ikut dikalikan dengan faktor n. Sebagai
contoh:
H2O(s) > H2O(l) H = +6,01 kJ/mol
(untuk melelehkan satu mol es diperlukan kalor
sebesar 6,01 kJ)

2 H2O(s)
kJ/mol

>

2 H2O(l) H = 2(+6,01 kJ/mol) = +12,02

(untuk melelehkan dua mol es diperlukan kalor


sebesar dua kali kalor pelelehan satu mol es)
Ketika suatu persamaan reaksi dibalik, posisi
reaktan dan produk akan saling tertukar satu sama
lainnya. Dengan demikian, nilai H akan tetap
dipertahankan, akan tetapi tandanya berubah [dari (+)
menjadi () atau sebaliknya dari ( )menjadi( +)].
Sebagai contoh:
H2O(s)

>

H2O(l) H = +6,01 kJ/mol

H2O(l)

>

H2O(s) H = -6,01 kJ/mol

Dalam laboratorium, perubahan kalor yang terjadi


akibat proses fisika maupun kimia dapat diukur dengan
kalorimeter. Prinsip perhitungan entalpi reaksi melalui
metode kalorimeter memanfaatkan Azas Black, yaitu
kalor reaksi sebanding dengan massa zat yang
bereaksi, kalor jenis zat yang bereaksi, dan perubahan
temperatur yang diakibatkan oleh reaksi tersebut.
Secara matematis, Azas Black dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut:
Q = m . c . T
Q = kalor reaksi (J)
m =massa zat yang bereaksi (g)
c = kalor jenis zat (J/g.C)
5

T = perubahan temperatur (C)


Jumlah mol zat yang bereaksi dapat dihitung
dengan salah satu dari persamaan berikut:
n = massa zat yang bereaksi / massa molar (Mr) zat
tersebut
atau
n = Molaritas . Volume (khusus untuk larutan)
Satuan H adalah joule per mol atau kilojoule per
mol. Hubungan kalor reaksi (Q), jumlah mol zat yang
bereaksi (n), dan entalpi reaksi (H) dapat dinyatakan
dalam persamaan berikut:
H = Q / n
Selain menggunakan metode kalorimeter, entalpi
reaksi dapat pula ditentukan melalui beberapa metode
lainnya. Salah satu metode yang sering digunakan para
kimiawan untuk mempelajari entalpi suatu reaksi kimia
adalah melalui kombinasi data-data Hf. Keadaan
standar (subskrip ) menunjukkan bahwa pengukuran
entalpi dilakukan pada keadaan standar, yaitu pada
tekanan 1 atm dan suhu 25C. Sesuai kesepakatan,
Hf unsur bebas bernilai 0, sedangkan Hf senyawa
tidak sama dengan nol (Hf unsur maupun senyawa
dapat dilihat pada Tabel Termokimia). Kita dapat
menghitung entalpi suatu reaksi kimia apabila H f
unsur maupun senyawa yang terlibat dalam reaksi

tersebut diberikan. Sebagai contoh, berikut ini diberikan


suatu reaksi hipotetis:
aA+bB

> c C + d D

Jika diberikan data:


Hf A = p kJ/mol
Hf B = q kJ/mol
Hf C = r kJ/mol
Hf D = s kJ/mol
a, b, c, dan d adalah koefisien reaksi untuk masingmasing zat A, B, C, dan D. Maka H reaksi dapat
dihitung dengan persamaan berikut:
Hreaksi = [c(Hf C )+ d(Hf D)] [a(Hf A) +
b(Hf B)]
Hreaksi = [c.r + d.s] [a.p + b.q]
Dengan demikian, entalpi suatu reaksi adalah
penjumlahan entalpi produk yand dikurangi dengan
penjumlahan entalpi reaktan. Singkat kata,
Hreaksi = Hf produk Hf reaktan
7

(jangan lupa masing-masing dikalikan terlebih


dahulu dengan koefisien reaksinya)
Beberapa senyawa tidak dapat dihasilkan langsung
dari unsur-unsurnya. Reaksi semacam ini melibatkan
beberapa tahapan reaksi. Untuk menentukan entalpi
reaksinya, kita dapat menggunakan hukum
penjumlahan entalpi reaksi yang dikembangkan oleh
Germain Hess, seorang ilmuwan berkebangsaan Swiss.
Metode ini lebih dikenal dengan istilah Hukum Hess.
HUKUM HESS
Hukum Hess menyatakan bahwa entalpi reaksi
tidak bergantung pada jalannya reaksi, tetapi hanya
bergantung pada kondisi awal (reaktan) dan kondisi
akhir (produk)reaksi. Ini merupakan konsekuensi dari
sifat fungsi keadaan yang dimilki oleh entalpi. Hal ini
berarti, nilai H akan sama, baik reaksi berlangsung
dalam satu tahap maupun beberapa tahap.
Sebagai contoh, kita ingin menentukan entalpi
pembentukan gas karbon monoksida (CO). Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
C(grafit) + o2(g)

>

CO(g)

Kita tidak dapat menentukan Hf CO secara


langsung, sebab pembakaran grafit akan menghasilkan
sejumlah gas CO2. Oleh sebab itu, kita dapat
menggunakan cara tidak langsung dengan Hukum
Hess. Diberikan dua persamaan reaksi termokimia yang

berkaitan dengan gas CO, masing-masing adalah


sebagai berikut:
(1)

C(grafit) + O2(g)

(2)

CO(g) + o2(g)

>

CO2(g) H = -393,5 kJ/mol


>

CO2(g) H = -283,0 kJ/mol

Untuk mendapatkan reaksi pembentukan CO, reaksi (1)


dipertahankan (tetap), sementara reaksi (2) dibalik
(jangan lupa mengubah tanda pada H). Selanjutnya
jumlahkan kedua reaksi tersebut.
(1)

C(grafit) + O2(g)

(2)

CO2(g) > CO(g) + o2(g) H = +283,0 kJ/mol +

C(grafit) + o2(g)

>

>

CO2(g) H = -393,5 kJ/mol

CO(g) H = -110,5 kJ/mol

Dengan menjumlahkan kedua reaksi tersebut, kita


telah memperoleh reaksi pembentukan CO dengan H
reaksi sebesar -110,5 kJ/mol. Spesi CO2 di ruas kiri dan
kanan saling meniadakan. Dengan demikian, reaksireaksi yang akan dijumlahkan harus disusun
sedemikian rupa, sehingga spesi yang tidak diharapkan
dapat dihilangkan dan hanya tersisa reaktan dan
produk yang diinginkan dalam reaksi kimia.

1.2 PERUBAHAN ENTALPI


Perubahan entalpi adalah perubahan panas dari
reaksi pada suhu dan tekanan yang tetap, yaitu
selisih antara entalpi zat-zat hasil dikurangi entalpi
zat-zat reaktan.
9

Rumus :

H = Hh - Hr

H : perubahan entalpi
Hh : entalpi hasil reaksi
Hr : entalpi zat reaktan.

Setiap sistem atau zat mempunyai energi yang


tersimpan didalamnya. Energi potensial berkaitan
dengan wujud zat, volume, dan tekanan. Energi
kinetik ditimbulkan karena atom atom dan molekulmolekul dalam zat bergerak secara acak. Jumlah
total dari semua bentuk energi itu disebut entalpi (H)
. Entalpi akan tetap konstan selama tidak ada energi
yang masuk atau keluar dari zat. . Misalnya entalpi
untuk air dapat ditulis H H20 (l) dan untuk es ditulis
H H20 (s).
Perhatikan lampu spiritus, jumlah panas atau energi
yang dikandung oleh spiritus pada tekanan tetap
disebut entalpi spiritus. Entalpi tergolong sifat
eksternal, yakni sifat yang bergantung pada jumlah
mol zat. Bahan bakar fosil seperti minyak bumi,
batubara mempunyai isi panas atau entalpi.
Entalpi (H) suatu zat ditentukan oleh jumlah energi
dan semua bentuk energi yang dimiliki zat yang
jumlahnya tidak dapat diukur. Perubahan kalor atau
entalpi yang terjadi selama proses penerimaan atau
10

pelepasan kalor dinyatakan dengan perubahan


entalpi (H) . Misalnya pada perubahan es menjadi
air, maka dapat ditulis sebagai berikut:
H = H H20 (l) -H H20 (s) (7)
Marilah kita amati reaksi pembakaran bensin di
dalam mesin motor. Sebagian energi kimia yang
dikandung bensin, ketika bensin terbakar, diubah
menjadi energi panas dan energi mekanik untuk
menggerakkan motor.
Demikian juga pada mekanisme kerja sel aki. Pada
saat sel aki bekerja, energi kimia diubah menjadi
energi listrik, energi panas yang dipakai untuk
membakar bensin dan reaksi pembakaran bensin
menghasilkan gas, menggerakkan piston sehingga
menggerakkan roda motor.
Gambar 10 berikut ini menunjukkan diagram
perubahan energi kimia menjadi berbagai bentuk
energi lainnya.

Harga entalpi zat sebenarnya tidak dapat ditentukan


atau diukur. Tetapi H dapat ditentukan dengan cara
11

mengukur jumlah kalor yang diserap sistem.


Misalnya pada perubahan es menjadi air, yaitu 89
kalori/gram. Pada perubahan es menjadi air, H
adalah positif, karena entalpi hasil perubahan,
entalpi air lebih besar dari pada entalpi es.
Termokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang
mempelajari perubahan entalpi yang menyertai
suatu reaksi. Pada perubahan kimia selalu terjadi
perubahan entalpi. Besarnya perubahan entalpi
adalah sama besar dengan selisih antara entalpi
hasil reaksi dam jumlah entalpi pereaksi.
Pada reaksi endoterm, entalpi sesudah reaksi
menjadi lebih besar, sehingga H positif. Sedangkan
pada reaksi eksoterm, entalpi sesudah reaksi
menjadi lebih kecil, sehingga H negatif. Perubahan
entalpi pada suatu reaksi disebut kalor reaksi. Kalor
reaksi untuk reaksi-reaksi yang khas disebut dengan
nama yang khas pula, misalnya kalor
pembentukan,kalor penguraian, kalor pembakaran,
kalor pelarutan dan sebagainya.
Suatu reaksi kimia dapat dipandang sebagai suatu
sistem yang terdiri dari dua bagian yang berbeda,
yaitu pereaksi dan hasil reaksi atau produk.
Perhatikan suatu reaksi yang berlangsung pada
sistem tertutup dengan volume tetap (V = 0), maka
sistem tidak melakukan kerja, w = 0. Jika kalor reaksi
pada volume tetap dinyatakan dengan qv , maka
persamaan hukum I termodinamika dapat ditulis:

12

U = qv + 0 = qv = q

reaksi

(8)

q reaksi disebut sebagai kalor reaksi. Hal ini berarti


bahwa semua perubahan energi yang menyertai
reaksi akan muncul sebagai kalor. Misal: suatu reaksi
eksoterm mempunyai perubahan energi dalam
sebesar 100 kJ. Jika reaksi itu berlangsung dengan
volume tetap, maka jumlah kalor yang dibebaskan
adalah 100 kJ.
Kebanyakan reaksi kimia berlangsung dalam sistem
terbuka dengan tekanan tetap (tekanan atmosfir).
Maka sistem mungkin melakukan atau menerima
kerja tekanan volume, w = 0). Oleh karena itu kalor
reaksi pada tekanan tetap dinyatakan dengan qp ,
maka hukum I termodinamika dapat ditulis sebagai
berikut:
U = qp + w atau qp = U w = q

reaksi

(9)

Untuk menyatakan kalor reaksi yang berlangsung


pada tekanan tetap, para ahli mendefinisikan suatu
besaran termodinamika yaitu entalpi (heat content)
dengan lambang H
Entalpi didefinisikan sebagai jumlah energi dalam
dengan perkalian tekanan dan volume sistem, yang
dapat dinyatakan:
H = U + P V (10)

13

Reaksi kimia termasuk proses isotermal, dan bila


dilakukan di udara terbuka maka kalor reaksi dapat
dinyatakan sebagai:
qp = H (11)
Jadi, kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan
tetap sama dengan perubahan entalpi. Oleh karena
sebagian besar reaksi berlangsung pada tekanan
tetap, yaitu tekanan atmosfir, maka kalor reaksi
selalu dinyatakan sebagai perubahan entalpi (H).
Akibatnya, kalor dapat dihitung dari perubahan
entalpi reaksi, dan perubahan entalpi reaksi yang
menyertai suatu reaksi hanya ditentukan oleh
keadaan awal (reaktan) dan keadaan akhir (produk).
q = H reaksi = Hp-Hr (12)

1.2.1 PADA REAKSI EKSOTERM


P + Q
R + x Kkal
P dan Q = zat awal
R
= zat hasil reaksi
x
= besarnya panas reaksi
Menurut hukum kekekalan energi :
Isi panas (P + Q) = Isi panas R + x Kkal
H (P + Q)
= H ( R) + x Kkal
H (R) - H (P + Q) = - x Kkal
H = - x Kkal

14

1.2.2. PADA REAKSI ENDOTERM


Berlaku :
Besarnya perubahan entalpi (H) sama dengan besarnya
H (P + Q) - H (R) = x Kkal
Kesimpulan :
panas reaksi, tetapi dengan tanda berlawanan.
R
P + Q x Kkal
H = x Kkal
Kestabilan suatu molekul ditentukan oleh besarnya
energi (entalpi) ikatan, yaitu perubahan entalpi yang
terjadi saat pemutusan satu mol molekul dalam wujud
gas. Semakin besar energi ikatan, semakin stabil ikatan
bersangkutan. Besarnya entalpi ikatan dapat dilihat
pada Tabel Termokimia.
Reaksi kimia pada dasarnya merupakan peristiwa
pemutusan-penggabungan ikatan. Saat reaksi kimia
berlangsung, reaktan akan mengalami pemutusan
ikatan, menghasilkan atom-atom yang akan bergabung
kembali membentuk produk dengan sejumlah ikatan
baru. Dengan mengetahui nilai entalpi masing-masing
ikatan, kita dapat menghitung entalpi suatu reaksi kimia.
Oleh karena pemutusan ikatan kimia selalu
membutuhkan sejumlah kalor dan sebaliknya
pembentukan ikatan kimia baru selalu disertai dengan
pelepasan kalor, maka selisihnya dapat berupa
pelepasan (eksoterm) maupun penyerapan (endoterm)
kalor.
Jika kalor yang dibutuhkan untuk memutuskan
ikatan lebih tinggi dibandingkan kalor yang dilepaskan
pada saat pembentukan ikatan, maka reaksi tersebut
membutuhkan kalor (endoterm)
15

Jika kalor yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan


lebih rendah dibandingkan kalor yang dilepaskan pada
saat pembentukan ikatan, maka reaksi tersebut
melepaskan kalor (eksoterm).
Persamaan yang dapat digunakan untuk
menghitung entalpi reaksi dari data energi ikatan adalah
sebagai berikut:
H = energi ikatan reaktan energi ikatan produk
H = energi yang dibutuhkan energi yang
dilepaskan
Sebagai contoh, diberikan data energi ikatan sebagai
berikut:
H-H = 436,4 kJ/mol
O=O = 498,7 kJ/mol
O-H = 460 kJ/mol
Dengan menggunakan data-data tersebut, maka entalpi
reaksi 2 H2(g) + O2(g) > 2 H2O(g) dapat dihitung dengan
cara sebagai berikut:
H = energi ikatan reaktan energi ikatan produk
H = [2.energi ikatan H-H + 1.energi ikatan O=O]
[4.energi ikatan O-H]
H = [2(436,4) + 1(498,7)] [4(460)]
H = 1371,5 1840 = -468,5 kJ/mol
DAFTAR PUSTAKA
http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia_fisika1/termokimia/entalpi-danperubahan-entalpi-2/
http://free.vlsm.org/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Kimia/0166%20Kim%201-3b.htm

16

http://id.wikipedia.org/wiki/Entalpi
http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia_fisika1/termokimia/persamaantermokimia/
http://andykimia03.wordpress.com/2009/08/29/materi-energi-dantermokimia/
http://www.chem-istry.org/materi_kimia/kimia_fisika1/termokimia/pengertiantermokimia/

17

Anda mungkin juga menyukai