Anda di halaman 1dari 3

TIPE SEDIMENTASI

TIPE I: DISCRETE PARTICLES


(Konsep ini antara lain diterapkan pada alat elutriasi, gravity settling tank,
klasifikasi, dan sizing)
Tipe pengendapan ini terjadi bila konsentrasi padatan rendah, sehingga butir padatan dapat
dipandang sebagai satu butir yang mengendap, karena interaksi dengan butir lainnya dapat
diabaikan. Di dalam Discrete settling, partikel secara individu mengendap dengan bebas dan
tidak mengganggu atau tidak mencampuri pengendapan dari partikel lainnya. Contoh aplikasi
dari Discrete settling adalah grit chambers.
Perancangan alat sedimentasi tipe discrete particle didasarkan atas neraca gaya pada butir
padatan.
Merupakan pengendapan partikel tanpa menggunakan koagulan. Yang dimaksud dengan discrete
particle adalah partikel yang tidak mengalami perubahan bentuk, ukuran maupun berat selama
partikel tersebut mengendap. Proses pengendapan partikel berlangsung semata-mata akibat
pengaruh gaya partikel atau berat sendiri partikel. Pengendapan akan berlangsung sempurna
apabila aliran dalam keadaan tenang ( aliran laminar ). Tujuan dari unit ini adalah menurunkan
kekeruhan air baku dan digunakan pada grit chamber. Pengendapan sebuah discrete particle di
dalam air hanya dipengaruhi oleh karakteristik air dan partikel yang bersangkutan . Dalam
perhitungan dimensi efektif bak, faktor-faktor yang mempengaruhi performance bak seperti
turbulensi pada inlet dan outlet, pusaran arus lokal, pengumpulan lumpur, besar nilai G
sehubungan dengan penggunaan perlengkapan penyisihan lumpur dan faktor lain diabaikan
untuk menghitung performance bak yang lebih sering disebut dengan ideal settling basin.
Partikel yang mempunyai rapat masa lebih besar dari rapat masa air akan bergerak vertical ke
bawah. Gerakan partikel di dalam air yang tenang akan diperlambat oleh gaya hambatan akibat
kekentalan air (drag force) sampai dicapai suatu keadaan dimana besar gaya hambatan setara
dengan gaya berat efektif partikel di dalam air. Setelah itu gerakan partikel akan berlangsung
secara konstan dan disebut terminal settling velocity. Gaya hambatan yang dialami selama
partikel bergerak di dalam air dipengaruhi oleh kekasaran, ukuran, bentuk, dan kecepatan gerak
partikel serta rapat masa dan kekentalan air.
TIPE II FLOCCULANT SETTLING
Pada flocculant settling inilah konsentrasi partikel cukup tinggi terjadi pada penggumpalan
(agglomeration). Peningkatan rata-rata massa partikel ini menyebabkan partikel karam lebih
cepat. Flocculant settling banyak digunakan pada primary clarifier .
Flokulasi atau koagulasi adalah termasuk operasi sedimentasi, dengan penambahan
flocculant agent menyebabkan terjadinya penggabungan butir padatan selama mengendap.
Sehingga flokulasi atau koagulasi merupakan peristiwa yang kompleks, karena kecepatan
pengendapan dipengaruhi beberapa faktor antara lain sifat butir dan ukuran padat , sifat fluida,
dan sifat flocculant agent. Untuk dasar perancangan flokulator digunakan data pengamatan
secara batch di laboratorium.

Partikel yang berada dalam larutan encer sering tidak berlaku sebagai partikel mandiri (discrete
particle) tetapi sering membentuk gumpalan (flocculant particle) selama mengalami proses
sedimentasi. Bersatunya beberapa partikel membentuk gumpalan akan memperbesar rapat
masanya, sehingga akan mempercepat pengendapannya.
Proses penggumpalan (flocculation) di dalam kolam pengendapan akan terjadi tergantung pada
keadaan partikel untuk saling berikatan dan dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti laju
pembebanan permukaan, kedalaman kolam, gradient kecepatan, konsentrasi partikel di dalam air
dan range ukuran butir. Pengaruh dari variabel-variabel tersebut dapat ditentukan dengan
percobaan sedimentasi.
Pengendapan material koloid dan solid tersuspensi terjadi melalui adanya penambahan koagulan,
biasanya digunakan untuk mengendapkan flok-flok kimia setelah proses koagulasi dan flokulasi.
Pengendapan partikel flokulen akan lebih efisien pada ketinggian bak yang relatif kecil. Karena
tidak memungkinkan untuk membuat bak yang luas dengan ketinggian minimum, atau membagi
ketinggian bak menjadi beberapa kompartemen, maka alternatif terbaik untuk meningkatkan
efisiensi pengendapan bak adalah dengan memasang tube settler pada bagian atas bak
pengendapan untuk menahan flokflok yang terbentuk.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan efisiensi bak pengendapan adalah:

Luas bidang pengendapan;

Penggunaan baffle pada bak sedimentasi;

Mendangkalkan bak;

Pemasangan plat miring.

PENGENDAPAN TIPE III. HINDERED SETTLING


Fenomena pengendapan tipe III atau hidered settling terjadi pada pengendapan slurry
dengan konsentrasi padatan yang cukup tinggi, sehingga adanya pengaruh antar butir padatan
tidak
dapat diabaikan pengaruhnya. Kecepatan pengendapan dipengaruhi oleh sifat fluida, sifat dan
ukuran padatan, dan konsentrasi slurry.
Merupakan pengendapan dengan konsentrasi koloid dan partikel tersuspensi adalah sedang, di
mana partikel saling berdekatan sehingga gaya antar pertikel menghalangi pengendapan
paertikel-paertikel di sebelahnya. Partikel berada pada posisi yang relatif tetap satu sama lain dan
semuanya mengendap pada suatu kecepatan yang konstan. Hal ini mengakibatkan massa pertikel
mengendap sebagai suatu zona, dan menimbulkan suatu permukaan kontak antara solid dan
liquid.
Jenis sedimentasi yang umum digunakan pada pengolahan air bersih adalah sedimentasi
tipe satu dan dua, sedangkan jenis ketiga lebih umum digunakan pada pengolahan air buangan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju sedimentasi :

Banyaknya lumpur
Luas bak pengendapan
Kedalaman bak pengendapan

Anda mungkin juga menyukai