Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGA

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga


1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2008).
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing,
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Bailon dan (Maglaya, 1989 dalam
Setiadi,2008).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan,
adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial diri tiap
anggota keluarga (Duval dan logan, 1986 dalam Setiadi,2008).
Keluarga adalah suatu sistem sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup
bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, tingga bersama
dan saling menguntungkan, mempunyai tujuan bersama, mempunyai generasi
penerus, saling pengertian dan saling menyayangi. (Murray & Zentner, 1997) dikutip
dari (Achjar, 2010).
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan,
adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari
individu-individu yang ada didalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling
ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama. (Friedman, 1998).
Menurut UU no. 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah : unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya
atau ibu dan anaknya.
Sesuai dgn PP no. 21 (1994) bahwa keluarga dibentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah.
Dari definisi diatas dapat menarik kesimpulan bahwa keluarga adalah :
a. Unit terkecil dari masyarakat.
1

b. Terdiri atas dua orang atau lebih.


c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
d. Hidup dalam satu rumah tangga.
e. Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga.
f. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga.
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
h. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.
2. Tipe Keluarga
Dalam (Murwani, 2007) di sebutkan beberapa tipe keluarga yaitu :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
3) Keluarga Dyad yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri
tanpa anak.
4) Single Parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
5) Single Adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja
atau kuliah)
b. Tipe Keluarga Non Tradisional
1) The Unmarriedteenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah
2) The Stepparent Family
Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas kelompok
atau membesarkan anak bersama.
2

4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family


Keluarga yang hidup bersama dan berganti ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
5) Gay And Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
suami istri (marital partners).
6) Cohibiting Couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alas an tertentu.
7) Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat alat rumah tangga bersama
yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk sexual dan
membesarkan anaknya.
8) Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai nilai, hidup bersama atau
berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang barang
rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan
anaknya.
9) Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara
didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
11) Gang.
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.
3. Ciri-ciri Keluarga
a. Karakteristik dari sistem keluarga
Sistem keluarga adalah sistem terbuka dengan ciri-ciri :
1) Memiliki komponen yang saling berinteraksi, saling ketergantungan
3

2) Memiliki batasan, sebagai filter dalam menerima dan mengeluarkan


informasi
3) Berada dalam sistem yang lebih besar sub sistem dengan sistem masyarakat
4) Terbuka dalam batasan permiabel dengan sistem yang lain
5) Memiliki organisasi / struktur yang mempengaruhi fungsi
b. Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang di kutip dari (Setiadi, 2008)
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2) Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.
3) Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
4) Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggotaanggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan
membesarkan anak.
5) Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, rumah atau rumah tangga.
4. Struktur Keluarga
a. Struktur Keluarga
Dalam (Setiadi, 2008), struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam,
diantarannya adalah :
1) Patrilineal

: adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak

saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun


melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal

: adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak

saudara sedarah dalam beberapa generasi di mana hubungan itu disusun


melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal

: adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah istri.


4) Patrilokal

: adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah suami.


5) Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembina keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

b. Struktur keluarga (parad & Caplan 1965, yang di adopsi oleh Friedman)
1) Struktur peran keluarga
2) Nilai atau norma kelurga
3) Pola komunikasi keluarga
4) Struktur kekuatan keluarga
c. Ciri ciri struktur keluarga (anderson carter)
1) Terorganisir

: saling berhubungan, saling ketergantungan antara

anggota keluarga
2) Ada keterbatasan

: setiap anggota keluarga memerlukan kebebasan tetapi

mereka juga mempunyai keterbatasan dan menjalankan fungsi tugasnya


masing-masing.
3) Ada perbedaan dan kekhususan

: setiap anggota keluarga mempunyai

peranan dan fungsinya masing-masing.


d. Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :
1) Pola dan proses komunikasi
a) Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
bersifat terbuka dan jujur.
selalu menyelesaikan konflik keluarga.
berfikiran positif.
tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
2) Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
a) Karakteristik pengirim Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau
pendapat, apa yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta
dan menerima umpan balik.
b) Karakteristik penerima Siap mendengarkan, memberi umpan balik, dan
melakukan validasi.
e. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi
individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya.
Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu
dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi

kebutuhan anggota keluarga yang lain, sedangkan orang tua mereka entah
kemana atau malah berdiam diri di rumah.
f. Struktur Kekuatan
kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah
positif ada beberapa macam tipe struktur kekuatan :
1) Legimati power
Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa
dalam suatu keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol tingkah
laku anggota keluarga yang lain.
2) Referent power
Kekuasan yang dimiliki orang-orang tertentu terhadap orang lain
karena identifikasi positif terhadap mereka,seperti identifikasi positif
seorang anak dengan orang tua (role mode).
3) Reward power
Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima oleh
seseorang dari orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan
seseorang. Seperti ketaatan anak terhadap orang tua.
4) Coercive power
Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum dengan
paksaan,ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau taat.
5) Affectif power
Kekuasaan yang diberikan melalui manipulasi dengan memberikan
atau tidak memberikan afeksi atau kehangatan, cinta kasih misalnya
hubungan seksual pasangan suami istri.
g. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma
adalah perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam
keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

5. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai berikut:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga saling mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat
dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga.
Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh
anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi
afektif adalah :
1) Saling mengasuh : cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan
dukungan dari anggota yang lain. Maka kemampuannya untuk memberikan
kasih sayang akan meningkat, yang pada akhirnya tercipta hubungan yang
hangat dan saling mendukung. Hubbungan intim didalam keluarga
merupakan modal dasar dalam memeberikan hubungan dengan orang lain
diluar keluarga/ masyarakat.
2) Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan
iklim yang positif, maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru. Ikatan antar anggota keluarga dikembangkan melalui
proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota
keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses identifikasi yang positif
sehingga anak-anak dapat meniru tingkah laku yang positif dari kedua orang
tuanya.
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan
keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul
karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak dapat terpenuhi.

b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial.
Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu
untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap
ayah, ibu, dan orang-orang yang ada di sekitarnya Kemudian beranjak balita dia
mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun demikian
keluarga

tetap

berperan

penting

dalam

bersosialisasi.

Keberhasilan

perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan


antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah untuk meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian,
dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan
yang tidak seimbang antara suami dan istri, hal ini menjadikan permasalahan
yang berujung pada perceraian.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan
kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau
merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan
asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan
keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas
kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakana
tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
Menurut Effendy, (1998) dalam (Setiadi,2008) dari berbagai fungsi diatas ada 3
fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, adalah :

a. Asih adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang
sesuai usia dan kebutuhannya.
b. Asuh adalah memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anakanak yang sehat baik fisik, mental, sosila dan spiritual.
c. Asah adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mendiri dalam mempersiapkan masa depannya.
6. Peran Keluarga
Dalam (Setiadi, 2008), peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan
situasi tertentu. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut :
a. Peranan ayah

: ayah sebagai suami dan istri dan anak-anak, berperan sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkunmgan.
b. Peranan ibu

: sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai

peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anakanaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak

: anak- anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan

tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spriritual.


7. Tingkatan Keluarga :
a. Family as context
1) Fokus pada kesehatan individu
2) Keluarga sebagai background dari anggotanya
3) Keluarga sebagai support system atau stressor terberat bagi anggota
4) Individu / anggota keluarga akan dikaji dan diintervensi
5) Keluarga akan dilibatkan dalam berbagai kesempatan
b. Family as client
1) Fokus pada seluruh anggota keluarga
9

2) Keluarga didefinisikan sebagai kelompok atau keseluruhan dari anggota


keluarga
3) Keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya
4) Masalah kesehatan atau keperawatan yang sama dari masing-masing
anggota akan diintervensi bersamaan
c. Family as system
1) Fokus masalah pada hubungan antara anggota keluarga
2) Fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah subsistem dalam
keluarga
3) Anggota-anggota keluarga dipandang sebagai unit yang berinteraksi
4) Fokus intervensi : mengenai hubungan ibu anak, hub perkawinan, dll
d. Family as component of society
1) Seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan jadi fokus utama dari
pengkajian dan keperawatan
2) Fokus keluarga dengan individu sebagai background
3) Keluarga dipandang sebgai interaksional sistem
4) Fokus intervensi : dinamia internal keluarga, hubungan dalam keluarga,
hubungan subsistem keluarga dengan lingkungan luar
8. 4 intervensi utama perawat keluarga dititikberatkan kepada pencegahan :
a. Primer proaktif mencegah stessor, mempermudah mendapatkan fasilitas
kesehatan. Contoh : memberi pendkes untuk mencegah penyakit, menciptakan
suasana harmonis di keluarga
b. Sekunder screening, vaksinasi, deteksi awal timbulnya penyakit
c. Tersier rehabilitasi untuk mencegah morbiditas lebih lanjut. Contohnya ROM
bagi penderita stroke
d. Direct care bekerja sama dengan keluarga yang merupakan sistem pendukung
utama untuk menyembuhkan
9. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Menurut Freedman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan
yang harus dilakukan, yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila

10

menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan erjadinya, perubahan


apa yang terjadi dan beberapa besar perubahannya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara
keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan
tindakan keluarga maka segera melakukan tindakan tepat agar masalah
kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai
keterbatasan seyogyanya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar
keluarga.
c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
Perawatan ini dapat dilakukan tindakan dirumah apabila keluarga memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan
kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjjutan agar masalah yang lebih parah
tidak terjadi.
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada)
10. Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Duval (1985) dalam Setiadi (2008), membagi keluarga dalam 8 tahap
perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan
keluarga tahap ini antara lain adalah :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Menetapkan tujuan bersama.
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5) Persiapan menjadi orang tua
6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi
orang tua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing).
11

Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan
krisis keluarga. Studi klasik Le Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17
% tidak bermasalah selebihnya bermasalah dalam hal :
1) Suami merasa diabaikan.
2) Peningkatan perselisihan dan argument.
3) Interupsi dalam jadwal kontinu.
4) Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan
kegiatan).
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap
bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
4) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5) Konseling KB post partum 6 minggu.
6) Menata ruang untuk anak.
7) Biaya / dana Child Bearing
8) Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
9) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak
pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak sosial)
dan merencanakan kelahiran berikutnya.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.
d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas.
12

2) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.


3) Menyediakan aktivitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan
brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda
dan mulai memiliki otonomi).
2) Memelihara komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga
untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri
dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang
ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman.
3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anaknya.
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
6) Berperan suami istri kakek dan nenek.
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak
anaknya.
g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat
sosial dan waktu santai.
2) Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.
13

3) Keakraban dengan pasangan.


4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
5) Persiapan masa tua/ pension.
h. Keluarga Lanjut Usia.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup.
2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.
11. Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keluarga
a. Peran perawat keluarga (WHO: 2000) :
1) Health educator (pemberi pendidikan kesehatan)
2) Coordinator (Conector) mengatur perencanaan program-program atau
merancang intervensi yang akan dilaksanakan. Contoh merencanakan klien
untuk dirujuk ke tim medis lain.
3) Provider / caregiver memberikan pelayanan kesehatan secara langsung.
4) Health Promotion (home care & home visit)
5) Consultant penasehat dan memberi saran jika diminta oleh klien
6) Collaborator berkolaborasi dengan tim medis lain untuk tujuan
kesembuhan klien.
7) Fasilitator contohnya memfasilitasi keluarga yang kurang mampu untuk
memperoleh jamkesmas.
8) Case founder penemu kasus
9) Enviromental modifier memodifikasi lingkungan baik berupa fisik, psikis,
maupun perilaku dan gaya hidup.
b. Setiadi (2008) mengatakan dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan
keluarga, ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain :
1) Pengenal kesehatan (health monitor),Perawat membantu keluarga untuk
mengenal penyimpangan dari keadaan normal tentang kesehatannya dengan
menganalisa data secara objektif serta membuat keluarga sadar akan akibat
masalah dalam perkembangan keluarga.
2) Pemberian pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan memberikan
asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit.
14

3) Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga, yaitu


berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluaraga baik secara
berkelompok maupun individu.
4) Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah
dijangkau oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya.
5) Pendidik kesehatan, yaitu merubah perilaku keluarga dan perilaku tidak
sehat menjadi perilaku sehat.
6) Penyuluh dan konsultan, yang berperan dalam memberikan petunjuk tentang
asuhan keperawatan dasar dalam keluarga.
Dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap keluarga perawat tidak
dapat bekerja sendiri, melainkan bekerja sama secara tim dan bekerja sama
dengan profesi lain untuk mencapai asuhan keperawatan keluarga dengan
baik.
12. Prinsip Perawatan Kesehatan Keluarga
Setiadi (2008) mengatakan ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan
dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga yaitu :
a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.
b. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan Kesehatan keluarga sehat sebagai
tujuan utama.
c. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan keluarga, perawat melibatkan peran
aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah dan ebutuhan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatannya.
e. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat proinotif dan preventif
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
f. Dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga, keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan
kesehatan keluarga.
g. Sasaran Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan.
h. Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan Asuhan Keperawatan
kesehatan

keluarga

adalah

pendekatan

pemecahan

masalah

dengan

menggunakan proses keperawatan.


15

i. Kegiatan utama dalam memberikan Asuhan Keperawatan kesehatan keluarga


adalah penyuluhan kesehatan dan Asuhan Keperawatan kesehatan dasar atau
perawatan dirumah.
j. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
Keluarga-keluarga yang tergolong resiko tinggi dalam bidang kesehatan antara
lain adalah :
1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur dengan masalah :
a) Tingkat sosial ekonomi yang rendah.
b) Keluarga kurang tahu atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan
sendiri.
c) Keluarga dengan keturunan yang kurang baik atau keluarga dengan
penyakit keturunan.
2) Keluarga dengan Ibu dengan resiko tinggi kebidanan yaitu :
a) Umur Ibu (16 tahun/lebih dari 35 tahun).
b) Menderita kekurangan gizi (anemia).
c) Menderita hipertensi.
d) Riwayat persalinan atau komplikasi.
3) Keluarga dalam anak menjadi resiko tinggi karena :
a) Lahir prematur (BBLR).
b) Berat badan sukar naik.
c) Lahir dengan cacat bawaan.
d) ASI Ibu kurang sehingga tidak mencukupi kebutuhan bayi.
e) Ibu menderita penyakit menular yang dapat mengancam bayi dan
anaknya.
4) Keluarga mempunyai masalah hubungan antara anggota keluarga :
a) Anak yang tidak pernah dikehendaki pernah mencoba untuk digugurkan.
b) Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering
timbul cekcok dan ketegangan.
c) Ada anggota keluarga yang sering sakit.
d) Salah satu anggota (suami atau istri) meninggal, cerai, lari meninggalkan
rumah.

16

Anda mungkin juga menyukai