Dosen Tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Sunan Ampel Surabaya
A. Pendahuluan
1. Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen
untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak
berfungsi sebagai peta jalan yang menunjukkan arah saja, melainkan harus
menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.1 Suatu strategi juga merupakan
keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna
mencapai tujuan. Jadi dalam merumuskan strategi komunikasi, selain diperlukan
perumusan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitungkan kondisi dan situasi
khalayak.2
Ada empat tujuan dalam strategi komunikasi sebagai berikut3 : (1) To
Secure Understanding yaitu untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian
dalam berkomunikasi. (2) To Establish Acceptance, yaitu bagaimana cara
penerimaan itu terus dibina dengan baik. (3) To Motivate Action yaitu penggiatan
untuk memotivasinya, dan (4) To Goals Which Communicator Sought To Achieve
yaitu bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari
proses komunikasi tersebut.
Strategi juga memiliki fungsi ganda sebagaimana dijelaskan oleh Effendy
yaitu4 :
1. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan
instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang
optimal.
2. Menjembatani cultural gap, yaitu kondisi yang terjadi akibat kemudahan
diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media yang begitu ampuh,
yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai yang dibangun.
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menyusun strategi komunikasi adalah
dengan merperhatikan segala kelebihan dan kekurangan yang melekat pada
komponen-komponen komunikasi tersebut, yaitu :
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2005), hal. 32
2
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, (Bandung: PT Amrico, 1984), hal. 59
3
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi ,hal. 32
4
Ibid, 33
1) Komunikator
Istilah komunikator berpadanan dengan kata pengirim, dalam bahasa
Inggris sender dan enconder. Istilah-istilah ini diberi makna sama ketika
bertindak sebagai pelaku / pengirim informasi. Dalam komunikasi antar
manusia, komunikator tidak bisa lepas dari proses komunikasi. Disini peran
yang dilakukan adalah sebagai pengirim simbol/lambang/bahasa/informasi
apapun. Syarat komunikasi efektif bagi seseorang komunikator adalah
mempunyai
kredibilitas,
keterampilan
berkomunikasi,
personality,
beberapa ciri yaitu memiliki energi tinggi dan toleransi terhadap tekanan, rasa
percaya diri, kendali internal, kestabilan dan kematangan emosional, integritas
pribadi, motivasi kekuasaan dan orientasi kepada keberhasilan.7
Terkait
dengan
keterampilan
komunikasi
Kris
Cole
(2005)19
kemampuan mendorong dan memotivasi, 5). Memiliki respek pada orang lain,
dan 6). Mampu sebagai pemain tim dan bekerjasama secara efektif.
Kepribadian komunikator juga harus diperhitungkan seperti cara
bertingkah
laku,
bersikap,
berkomunikasi
terhadap
public/masyarakat.
Soleh Soemirat, Dasar-Dasar Komunikasi, (Bandung : Program Pascasarjana UNPAD, 2000), hal.5
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya: 2005) hal. 257.
7
Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi. Terjemahan oleh Budi Supriyanto, (Jakarta: P.T.
Indeks: 2009), hal. 223.
19
http://ronawajah.wordpress.com/2007/05/24/ketrampilan-komunikasi-antarpersonal/
6
laku
apabila
dirinya
terdapat
faktor-faktor
kredibilitas
dan
Ibid, 44
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung ; Remaja Rosyda Karya, 1989), hal.
10
M.O Palapah, Diktat Kuliah Ilmu Publisistik, (Bandung : UNPAD 1975) hal. 15
dan Agee11 sebagai media cetak atau gambar yang membawa pesan-pesan
mereka kepada yang diinginkan. Misalnya surat kabar, majalah, buku-buku,
pamflet, billboard dan surat kilat. Radio dan Televisi mempunyai fungsi ganda
yaitu bisa didengar dan dilihat (audio-visual). Adapun menurut Hafied
Cangara12 bahwa kegiatan dan tempat-tempat tertentu yang banyak ditemui
dalam masyarakat pedesaan bisa juga dipandang sebagai media komunikasi
sosial, misalnya rumah-rumah ibadah, balai desa, arisan, panggung kesenian
dan pesta rakyat.
Dalam strategi komunikasi segala sesuatunya harus dipertautkan dengan
komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan yang
dirumuskan oleh Harold D. Lasswell (dikenal luas sebagai formula Lasswell),
yaitu who says what in which channel to whom with what effect. Rumus di atas
tampaknya sederhana, tetapi jika dikaji lebih jauh, pertanyaan efek apa yang
diharapkan secara implisit mengandung pertanyaan lain yang perlu dijawab
dengan seksama, yaitu :13
1. When ( Kapan dilaksanakannya).
2. How ( Bagaimana melaksanakannya).
3. Why ( Mengapa dilaksanakan demikian).
Emery, Ault dan Agee, Introduction to Mass Communications, ( New York : Dadd Mead &
Company, 1970),hal. 10
12
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000), hal. 25
13
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2005) hal. 34
14
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi .. hal. 58
mengenal
komunikan
dan
situasinya,
maka
langkah
sumber.
Tetapi
tidaklah
semua
rangsangan
itu
dapat
menentukan efektivitas
2.
Penyusunan pesan (isi pesan), harus menggunakan etika yang sesuai dengan
norma-norma.
3.
4.
5.
Memilih Waktu, tempat, dan penemuan cara yang terbaik serta lokasi yang
tepat.
Selanjutnya pada tingkat pelaksanaan, harus memperhatikan/mengimbangi
Eduard Depari, Peranan Komunikasi Massa Dalam Pembangunan, (Gadjah Mada University
Press, 1995) hal 173
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
meningkatkan
kemampuan
manusia
dalam
pelaksanaan
masyarakat,
dapat
memecah
belah
masyarakat
dan
16
Sumadi Dilla, Komunikasi Pembangunan, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007) hal Ibid,
hal 181-184
17
Ibid., hal. 116
18
Sutaryo, Sosiologi Komunikasi, (Yogyakarta : Arti Bumi Intaran, 2005) hal 279
usaha-usaha
Materi
(ide, gagasan, inovasi
pembangunan)
Pemerintah
Masyarakat
Proses
Komunikasi
ii
Komunikasi
Pembangunan
sosial-budaya),
model
ini
berupaya
menumbuhkan
motivasi,
memperoleh
informasi,
memberi
bantuan
pemikiran
dan
baru, bangunan lebih tertata dan modern, banyak berdiri pusat hiburan dan
sejenisnya,
sehingga
memungkinkan
adanya
perubahan/
pergeseran
menggunakan
media
komunikasi
formal
melalui
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan mayoritas penduduk masih lulusan sekolah dasar
(SD) dengan fasilitas pendidikan yang terdapat di Kecamatan Ketapang
adalah Taman Kanak-Kanan (TK) berjumlah 3 buah, Sekolah Dasar (SD)
berjumlah 27 buah, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) berjumlah 3
buah dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) berjumlah 1 buah
Pola Kekerabatan
Pola kekerabatan masih bersifat patrilineal atau mengikuti garis ayah
dan juga bersifat mengikuti garis suku/adat masing-masing komunitas.
Namun seiring dengan perubahan dan perkembangan sosial kemasyarakatan,
mereka sudah membaur menjadi satu spirit yaitu menjadi warga Lampung.
Interaksi Kelompok Sosial
Masyarakat Ketapang tergolong terbuka dan memiliki rasa solidaritas
sosial tinggi. Tidak tampak gejolak konflik antar etnis atau antara penduduk
lokal dengan penduduk pendatang.
Media Komunikasi Sosial
Masyarakat
menggunakan
media
komunikasi
formal
melalui
maka tradisi sosial keagamaan di bagi menjadi dua yaitu tradisi ritual
keagamaan dan tradisi sosial kemasyarakatan. Pada tradisi ritual keagamaan,
mereka menganut dan mengikuti ajaran agama yang dianutnya, sementara itu
ketika melakukan tradisi sosial kemasyarakatan, warga dapat berbaur dengan
agama lain, misalnya kerja bakti, gotong royong pembangunan jalan dan lainlain.
Sistem Sosial Budaya
Masyarakat di kecamatan Ketapang sangat heterogen yang terdiri dari
penduduk asli Lampung dan penduduk pendatang. Mayoritas penduduk di
kecamatan Ketapang adalah pendatang, sebagian kecil
penduduk asli
Tingkat Pendidikan
Mayoritas tingkat pendidikan masyarakat Bakaehuni paling tinggi hanya
SMP dan paling tinggi hanya level SMA. Faktor biaya menjadi alasan terkuat
terjadinya putus sekolah.
Pola Kekerabatan
Pola kekerabatan di Kecamatan Bakauheni lebih menitik beratkan kepada
toleransi yang telah dibangun antar etnis dari hasil pembauran. Namun
demikian mereka tetap berpedoman pada adat / suku dari mana dia berasal.
Interaksi Kelompok Sosial
Masyarakat Kecamatan Bakuheni memiliki tingkat heterogenitas yang
tinggi terdiri dari berbagai etnik yaitu Jawa, Lampung, Batak, Bugis, Sunda,
Bali dan lain-lain. Interaksi sosial terjadi dengan cara membaur antar etnik.
Bauran etnik inilah yang menjadi kearifan lokal masyarakat Bakauheni dalam
interaksi sosial. Terjadinya pembauran ini masyarakat lebih mudah
memahami karakter masing-masing etnis sehingga tidak terjadi konflik.
Media Komunikasi Sosial
Media komunikasi sosial yang sering digunakan oleh masyarakat
Bakauheni melalui undangan pengajian setiap minggu dan juga silaturahmi.
Dari hasil komunikasi melalui media komunikasi sosial tersebut dapat
membentuk opini publik melalui ruang publik masyarakat, contohnya balai
desa, masjid, gardu (pos tukang ojek) dan pasar tradisional. Al-Hidayah
adalah kelompok keagamaan yang terkenal di Bakaehuni. Pemeluk agama
lain pun juga memiliki tradisi serupa.
Pemimpin Formal dan Non Formal
Penyelesaian konflik yang muncul di masyarakat diselesaikan dengan
musyawarah dengan menghadirkan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
adat, aparat dan pihak yang terkait. Meski bersifat majemuk, semangat
kekeluargaan dan kebersamaan tetap dipupuk masyarakat Bakaehuni.
Tradisi Sosial Keagamaan (Ritual)
Mayoritas penduduk beragama Islam maka tradisi-tradisi yang dibangun
berdasarkan agama selalu mengacu pada ritual-ritual keagamaan Islam.
Contohnya suro-an, dan peringatan-peringatan PHBI lainnya.
rekomendasi