Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
STATUS PASIEN
: Ny. N
Umur
: 31 Tahun
Umur
: 29 Tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Mande
Alamat
: Mande
Tanggal Masuk
Yang Merujuk
: Dokter
ANAMNESIS
Autoanamnesis
Keluhan Utama
Riwayat Pengobatan
Riwayat Psikososial
RIWAYAT OBSTETRI
Riwayat Kehamilan
: G3P2A0
HPHT
: 01 Februari 2014
TP
: 07 November 2014
PNC
: Bidan/1x
KB
: Suntik, 6 bulan
Th.
Tempat
Umur
Jenis
Penolong
Penyulit
BB/ Kel
Anak
Partus Partus
2002 Rumah
2008 Rumah
Hamil ini
Hamil
9 bln
9 bln
Persalinan
Spontan
Spontan
Persalinan
Paraji
Paraji
/2,5kg
/2,6kg
Sehat
Sehat
Riwayat Menstruasi
Riwayat Pernikahan
Menarche
: 15 Tahun
Pernikahan ke-
Siklus Haid
: 28 hari
Lama Haid
: 7 hari
Usia Suami 1
Dismenorrhea : Disangkal
:2
: 25 tahun
: 28 tahun
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
:-T
: 110/70 mmHg
-N
-R
-S
: 80 kali/menit
: 22 kali/menit
: 36,5oC
STATUS GENERALIS
STATUS OBSTETRI
Kepala : Normocephal
Inspeksi
- Wajah
- Thorax
: Mammae simetris
- Abdomen
: Datar, lembut
Isokor ka=ki
Palpasi
Gerak Simetris
Paru-Paru
: VF Simetris (+/+)
Vesikular (+/+)
- His : -
- TBA : -
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
- Leopold :
tidak dapat dikaji
Pemeriksaan Luar Genitalia
- Vulva/ Vagina/perineum : t.a.k
Pemeriksaan Dalam Genitalia
- portio tebal lunak, pembukaan tdk
ada, darah (-) pada handscone
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
Leukosit
Trombosit
Tes Kehamilan
Hasil
8,4
28.4
3.25
8.9
305
Nilai Rujukan
12 16
37 47
4.2 - 5.4
4.8 - 10.8
150 - 450
+
Satuan
g/dL
%
106/L
103/L
10s/L
INTERPRETASI USG
1. Cavum uteri lebih lebar dari normal
3
RESUME
G3P2A0 31 tahun, Hamil 4 bulan mengeluh perdarahan dari jalan lahir sejak 3 hari yang
lalu. Perdarahan mula-mula sedikit, hilang timbul, membasahi 1 pembalut per hari tidak
penuh. Tetapi tiba-tiba menjadi banyak disertai keluar gumpalan-gumpalan seperti telur
ikan sejak 1 hari SMRS. Ibu mengaku sudah mengganti pembalut 3x. 2 bulan yang lalu
juga pernah terjadi perdarahan selama 2 hari. Keluhan mual-mual, muntah tiap akan makan
dirasakan oleh ibu. Gerakan anak belum ibu rasakan. Di klinik telah di USG oleh dokter
dengan hasil mola hidatidosa. Ibu pasien pernah hamil anggur.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis TD : 110/70 mmHg, N : 80
x/menit, R : 22 kali/menit, S : 36,5oC, status generalis dalam batas normal. Status obstetri
didapat TFU : 3 jari dbawah pusat, pemeriksaan dalam potio tebal lunak, pembukaan tidak
ada, darah (-) pada handscone..
Pemeriksaan laboratorium : Hb 8.4 g/dL, Ht 28,4%, leukosit 8,9 103/L, trombosit 305
103/L, pp test (+), Hasil USG menunjukkan mola hidatidosa
DIAGNOSIS
G2P1A0 dengan Mola Hidatidosa
PLANNING
1. Informed concent
2. Infus, cross-match, sedia darah.
3. Perbaikan keadaan umum
4
17.00
Asam
tranexsamat
500mg
IV
diikuti
pemasangan Laminaria
24 Mei 2014
Tindakan
vakum
kuretase
dilakukan.
11.30
Hasil
kuretase
jaringan
berbentuk
08.30
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
BAB II
ANALISIS KASUS
Permasalahan :
1. Apakah etiologi dan faktor predisposisi pada pasien ini?
6
Faktor Risiko
Umur terlalu tua dan terlalu muda
Pada Kasus
Sosial ekonomi rendah
Genetik
Genetik
Gizi Kurang
Sering ada
Tidak ada
7
Amnion,
sel-sel
Tidak ada
fetal
Fokal, bervariasi
Diffuse
Edema vili
Proliferasi trofoblast
sampai sedang
sampai berat
Diagnosa
Abortus tertunda
Kehamilan mola
Ukuran uterus
Lebih kecil dari usia kehamilan 50% lebih besar dari usia
dari
ringan
Gambaran Klinis
kehamilan
Kista theca-lutein
Jarang
25-30%
Komplikasi medis
Jarang
Sering
pemeriksaan USG didapatkan kantong gestasi dan janin yang tidak normal
dengan gambaran vesikel. Klasifikasi pada kasus ini merupakan mola hidatidosa
komplit.
3. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien ini?
1. Perbaikan keadaan umum:
a. Transfusi darah
b. Pengobatan gestosis
c. Tirotoksikosis (dilakukan bersama bagian SMF Ilmu Penyakit Dalam)
d. Emboli paru (dilakukan bersama bagian SMF Ilmu Penyakit Dalam)
2. Evakuasi
a. Bila gelembung sudah keluar
Setelah keadaan umum diperbaiki, langsung dilakukan vakum kuretase dan
untuk pemeriksaan PA dilakukan pengambilan jaringan dengan kuret tajam.
Bila perdarahan banyak, perbaiki keadaan umum, evakuasi harus segera
dilakukan.
b.
3. Terapi profilaksis
a. Kemoterapi
Diberikan pada pasien risiko tinggi yaitu:
b. Histerektomi
Dilakukan terutama pada pasien yang berumur > 35 tahun dengan jumlah
anak yang cukup.
4. Pengawasan lanjut
Bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin adanya perubahan ke arah
keganasan. Lama pengawasan :1 tahun. Pasien dianjurkan jangan hamil dulu.
Tidak dianjurkan memakai IUD atau suntikan. Akhir pengawasan : bila setelah
pengawasan 1 tahun, kadar -HCG dalam batas normal atau bila telah hamil
lagi.
Jadwal pengawasan:
3 bulan pertama : dua minggu sekali
3 bulan kedua : satu bulan sekali
6 bulan terakhir : dua bulan sekali
Pemeriksaan yang dilakukan selama pengawasan
1. Pemeriksaan klinis dan -HCG setiap kali datang.
2. Foto thoraks pada bulan keenam dan kedua belas atau bila ada keluhan.
Pada kasus ini penanganan saat di rumah sakit dirasakan sudah sesuai, pasien
saat datang diperbaiki keadaan umumnya, sambil dilakukan dilatasi dengan
laminaria selama 12 jam setelah itu dilakukan vacum kuretase dan pengambilan
jaringan PA.
4. Bagaimanakan prognosis pasien pada kasus mola hidatidosa?
Remisi dilaporkan terjadi pada 45-65% kasus. Faktor yang bertanggung jawab
terhadap peningkatan mortalitas:
1. Choriocarcinoma ekstensif pada diagnosis awal.
2. Ketidaktepatan penanganan awal
3. Kegagalan kemoterapi
Kemoterapi yang diberikan tidak berpengaruh terhadap fertilitas dan apabila
terjadi kehamilan, tidak meningkatkan resiko anomali pada janin.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
10
E. PATOFISIOLOGI
Ada beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan patogenesis dari penyakit
trofoblast :
Teori missed abortion
Mudigah mati pada kehamilan 3 5 minggu karena itu terjadi gangguan
peredarah darah sehingga terjadi penimbunan cairan masenkim dari villi dan
akhirnya terbentuklah gelembung-gelembung.
Teori neoplasma dari Park. Sel-sel trofoblast adalah abnormal dan memiliki fungsi
yang abnormal dimana terjadi reabsorbsi cairan yang berlebihan ke dalam villi
sehigga timbul gelembung.
Studi dari Hertig lebih menegaskan lagi bahwa mola hidatidosa semata-mata
akibat akumulasi cairan yang menyertai degenerasi awal atau tiak adanya embrio
komplit pada minggu ke tiga dan ke lima. Adanya sirkulasi maternal yang terus
menerus dan tidak adanya fetus menyebabkan trofoblast berproliferasi dan
12
melakukan
fungsinya
selama
pembentukan
cairan.
G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada Mola Hidatidosa terdiri atas empat tahap, yaitu :
Perbaikan Keadaan Umum
Yang termasuk usaha ini misalnya pemberian transfusi darah untuk memperbaiki
syok atau anemia dan menghilangkan atau mengurangi penyulit seperti
preeklampsia.
Pengeluaran Jaringan Mola
1. Vakum kuretase
Setelah keadaan umum diperbaiki dilakukan vakum kuretase tanpa
pembiusan. Untuk memperbaiki kontraksi diberikan urotonika. Vakum
kuretase dilanjutkan dengan kuretase dengan menggunakan sendok kuret
biasa yang tumpul. Tindakan kuret cukup dilakukan 1 kali saja asal bersih.
Sebelum tindakan kuret sebaiknya disedikan darah untuk menjaga bila terjadi
perdarahan yang banyak.
2. Histerektomi
Tindakan ini dilakukan pada perempuan yang telah cukup umur dan cukup
mempunyai anak. Alasan untuk melakukan ialah karena umur tua dan paritas
tinggi merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya keganasan. Batasan
yang dipakai adalah umur 35 tahun dengan anak hidup 3. Tidak jarang bahwa
14
H. PROGNOSIS
Kematian pada mola hidatidosa disebabkan oleh perdarahan dan infeksi. Dinegara
maju kematian mola hampir tidak ada lagi. Akan tetapi di negara berkembang masih
cukup tinggi yaitu berkisar antara 2,2 % dan 5,7 %. Sebagian pasien dari pasien mola
akan segera sehat kembali setelah jaringan dikeluarkan, tetapi ada kelompok
perempuan yang kemudian menderita degenarasi keganasan.
15
DAFTAR PUSTAKA
1.
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD. Obstetri Patologi Edisi 2:
Kelainan telur, plasenta, air ketuban, cacat dan gangguan janin. Penerbit buku
kedokteran EGC: Bandung, 3: 28-33. 2005
4Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD. Pedoman Diagnosis dan
Terapi
Obstetri dan Ginekologi RS. DR. Hasan Sadikin. Bagian Obstetri dan
16