Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Anjing dan kucing merupakan jenis hewan yang banyak dipelihara oleh
manusia. Selain itu, anjing dan kucing juga banyak dijadikan sebagai teman
bermain dan fisioterapy (Wells 2007). Hal ini disebabkan karena anjing dan
kucing dianggap dapat memberikan kepuasan tersendiri terutama bagi pemiliknya.
Akan tetapi anjing dan kucing rentan terhadap berbagai macam penyakit, sehingga
harus didukung dengan perawatan yang baik dan maksimal. Beberapa penyakit
pada anjing dan kucing pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
faktor keturunan, managemen pemeliharaan dan umur. Umur sangat memengaruhi
kejadian penyakit, karena pada hewan kecil seperti anjing dan kucing banyak
penyakit yang muncul terkai dengan umur (Widodo et al. 2010). Oleh sebab itu,
sangatlah penting untuk mengetahui umur seekor hewan terutama bagi seorang
dokter hewan yang akan mendiagnosa dan mengobati hewan tersebut. Biasanya
pemilik hewan memiliki data kelahiran hewannya, namun tidak jarang juga
pemilik yang tidak memiliki data tersebut. Oleh sebab itu, seorang dokter hewan
harus dapat mengetahui umur hewan pasiennya agar tidak terjadi kesalahan dalam
diagnosa dan pengobatan. Mengetahui umur hewan dapat dilakukan dengan
berbagai cara, satu diantaranya adalah dengan melihat pertumbuhan dan
morfologi gigi.
Gigi berperan dalam proses pencernaan secara mekanik, seperti memotong
dan merobek makanan. Bentuk gigi berhubungan erat dengan makanan yang
dimakan oleh hewan tersebut. Gigi anjing dan kucing sama seperti gigi manusia
yang terdiri atas gigi seri (incisivus), gigi taring (caninus), gigi geraham depan
(premolar), dan gigi geraham belakang (molar). Selain itu, gigi anjing dan kucing
juga terdiri atas gigi susu dan gigi tetap atau permanen (Kusumawati et al. 2014).
Gambaran gigi anjing dan kucing dapat dilihat pada gambar 1.
gigi seri. Perubahan tersebut dapat terjadi akibat pola makan dan gigitan.
Secara umum perkiraan umur pada kucing sama dengan pada anjing seperti
tabel 1. Selain itu, menurut Elvira et al. (2014) pada kucing juga dapat dilihat
karang gigi yang umumnya terdapat pda gigi premolar akhir (p3 dan p4) dan
gigi molar pertama (m1). Kucing yang berumur lebih tua memiliki karang gigi
bewarna lebih gelap dibandingkan dengan yang muda. Karang gigi pada
kucing yang berumur 2 s/d 4 tahun memiliki karang gigi yang relatif tipis,
sedangkan kucing yang berumur lima sampai tujuh tahun selain memiliki
karang gigi yang tipis, juga memiliki karang gigi yang tebal (Elvira et al.
2014).
DAFTAR PUSTAKA
Duckworth S. 1996. How to determine a cats or dogs age. The Human Society of
The United States. Animal shaltering
Muylle S. 2014. Estimation of age by examination of the teeth [internet]. [2015
Februari 24]. Tersedia pada: http://www.merckmanuals.com/vet/digestive_
system/dental_development/estimation_of_age_by_examination_of_the_tee
th.html
Elvira, Widyastuti SK, Utama IH. 2014. Karakteristik karang gigi pada kucing.
Indonesia Medicus Veterinus. 3(2) : 99-106
Kusumawati N. Widyastuti SK, Utama IH. 2014. Karakteristik karang gigi pada
anjing di Denpasar Bali. Indonesia Medicus Veterinus. 3(3) : 223-229.
Wells DL. 2007. Domestic dogs and human health. British Journal of Health
Physiology. 12:145-156.
Widodo S, Sajuthi D, Choliq C, Wijaya A, Wulansari R, Lelana RPA. 2011.
Diagnostik Klinik Hewan Kecil. Bogor (ID): IPB Press.