Anda di halaman 1dari 10

Metode Seismik Refraksi

2014 JANUARY 30
by Vani Novita
Metode Seismik
Metode seismik merupakan salah satu metode yang sangat penting dan
banyak dipakai di dalam teknik geofisika. Hal ini disebabkan metode seismik
mempunyai ketepatan serta resolusi yang tinggi di dalam memodelkan
struktur geologi di bawah permukaan bumi. Dalam menentukan struktur
geologi, metode seismik dikategorikan ke dalam dua bagian yang besar yaitu
seismik bias dangkal (head wave or refrected seismic) dan seismik refleksi
(reflected seismic). Seismik refraksi efektif digunakan untuk penentuan
struktur geologi yang dangkal sedang seismik refleksi untuk struktur geologi
yang dalam. (Nurdiyanto dkk, 2011)
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh
Robert Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak
seismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi gelombang
seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan
oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri
pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang
diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic
menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk eksperimennya
dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi
yang sekarang disebut sebagai Moho. Pemakaian awal observasi seismik
untuk eksplorasi minyak dan mineral dimulai pada tahun 1920an. Teknik
seismik refraksi digunakan secara intemsif di Iran untuk membatasi struktur
yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi merupakan
metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi. Metode ini
pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921.
Dasar teknik seismik dapat digambarkan sebagai berikut. Suatu sumber
gelombang dibangkitkan di permukaan bumi. Karena material bumi bersifat
elastik maka gelombang seismik yang terjadi akan dijalarkan ke dalam bumi
dalam berbagai arah. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang ini
sebagian dipantulkan dan sebagian lain dibiaskan untuk diteruskan ke
permukaan bumi. Dipermukaan bumi gelombang tersebut diterima oleh
serangkaian detektor (geophone) yang umumnya disusun membentuk garis
lurus dengan sumber ledakan (profil line), kemudian dicatat/direkam oleh
suatu alat seismogram. Dengan mengetahui waktu tempuh gelombang dan
jarak antar geophone dan sumber ledakan, struktur lapisan geologi di bawah

permukaan bumi dapat diperkirakan berdasarkan besar kecepatannya.


(Susilawati, 2004)
Asumsi Dasar
Berbagai anggapan yang dipakai untuk medium bawah permukaan bumi
antara lain medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan
menjalarkan gelombang seismik dengan kecepatan yang berbeda, makin
bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi makin kompak. Sedangkan
anggapan yang dipakai untuk penjalaran gelombang seismik antara lain
panjang gelombang seismik sangan kecil dibandingkan ketebalan lapisan
bumi. Hal ini memungkinkan setiap lapisan bumi akan terdeteksi. Gelombang
seismik dipandang sebagai sinar seismik yang memenuhi hukum Snellius
dan perinsip Huygens. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang seismik
menjalar dengan kecepatan gelombang pada lapisan dibawahnya. Kecepatan
gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman.
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada
tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu.
Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah gangguan pertama (first
break) diabaikan, sehingga sebenarnya hanya datafirst break saja yang
dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat
rambat gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh
sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal
sebagai parameter elastisitas batuan.
Sedangkan dalam seismik refleksi, analisis dikonsentrasikan pada energi
yang diterima setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang
dicari adalah gelombang-gelombang yang terpantulkan dari semua interface
antar lapisan di bawah permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat
disamakan dengan echo sounding pada teknologi bawah air, kapal, dan
sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari bentuk
dan amplitudo gelombang refleksi yang direkam. Struktur bawah permukaan
dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan
seismik refraksi, yaitu analisis berdasar kontras parameter elastisitas
medium
Berdasar perbedaan-perbedaan tersebut, teknik refleksi lebih mampu
menghasilkan data pengamatan yang dapat diinterpretasikan (interpretable).
Seperti telah dinyatakan sebelumnya, bagaimanapun juga teknik refleksi
membutuhkan biaya yang lebih besar. Biaya tersebut biasanya sangat
signifikan secara ekonomis. Karena survey refleksi membutuhkan biaya lebih
besar daripada survey refraksi, maka sebagai konsekuensinya survey refraksi
lebih senang digunakan untuk lingkup sempit/kecil. Misalnya digunakan

dalam mendukung analisis lingkungan atau geologi teknik. Sedangkan


survey refleksi digunakan dalam eksplorasi minyak bumi.
Metode Seismik Refraksi
Metode seismik refraksi merupakan teknik umum yang digunakan dalam
survai geofisika untuk menentukan kedalaman batuan dasar, litologi batuan
dasar (bed rock), sesar, dan kekerasan batuan. Pada prinsipnya, metode
seismik refraksi memanfaatkan perambatan gelombang seismik yang
merambat kedalam bumi. Pada dasarnya dalam metoda ini diberikan suatu
gangguan berupa gelombang seismik pada suatu sistem kemudian gejala
fisisnya diamati dengan menangkap gelombang tersebut melalui geophone.
Waktu tempuh gelombang antara sumber getaran dan penerima akan
menghasilkan gambaran tentang kecepatan dan kedalaman lapisan.
Hal tersebut akan menghasilkan gambaran tentang kecepatan dan
kedalaman lapisan berdasarkan penghitungan waktu tempuh gelombang
antara sumber getaran (shot) dan penerima (geophone). Waktu yang
diperlukan oleh gelombang seismik untuk merambat pada lapisan batuan
bergantung pada besar kecepatan yang dimiliki oleh medium yang dilaluinya
tersebut. Data yang diperoleh berupa travel time dari gelombang pada tiaptiap geophone.Untuk mendapatkan kualitas rekaman seismik refraksi yang
tinggi dan mengandung bentukfirst breakyang tajam, dilakukan
teknikstacking,gain danfiltering.
Pada survai seismik refraksi hukum dasar yang digunakan yaitu dasar
pemantulan dan pembiasan diantaranya: hukum Snellius, azas Fermat, dan
hukum Huygens. Menurut hukum Snellius menjelaskan hubungan antara
sinus sudut datang dan sudut bias terhadap kecepatan gelombang dalam
medium. Azas Fermat yang menyatakan dalam penjalaran gelombang dari
satu titik ke titik selanjutnya yang melewati suatu medium tertentu akan
mencari suatu lintasan dengan waktu tempuh yang paling sedikit.
Sedangkan untuk hukum Huygens menyatakan bahwa suatu gelombang
yang melewati suatu titik akan membuat titik tersebut menjadi sumber
gelombang baru dan akan begitu seterusnya. (Telford, 1976)
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh
gelombang untuk menjalar pada batuan dari posisi sumber seismik menuju
penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang
terjadi setelah sinyal pertama (firstbreak) diabaikan, karena gelombang
seismik refraksi merambat paling cepat dibandingkan dengan gelombang
lainnya kecuali pada jarak (offset) yang relatif dekat sehingga yang
dibutuhkan adalah waktu pertama kali gelombang diterima oleh
setiapgeophone. Kecepatan gelombang P lebih besar dibandingkan dengan
kecepatan gelombang S sehingga waktu datang gelombang P yang

digunakan dalam perhitungan metode ini. Parameter jarak dan waktu


penjalaran gelombang dihubungkan dengan cepat rambat gelombang dalam
medium. Besarnya kecepatan rambat gelombang tersebut dikontrol oleh
sekelompok konstanta fisis yang ada dalam material yang dikenal sebagai
parameter elastisitas.

Gelombang seismik refraksi yang dapat terekam oleh penerima pada


permukaan bumi hanyalah gelombang seismik refraksi yang merambat pada
batas antar lapisan batuan. Hal ini hanya dapat terjadi jika sudut datang
merupakan sudut kritis atau ketika sudut bias tegak lurus dengan garis
normal (r = 90 sehingga sin r = 1). Hal ini sesuai dengan asumsi awal
bahwa kecepatan lapisan dibawah interfacelebih besar dibandingkan dengan
kecepatan diatas interface.
Gelombang seismik berasal dari sumber seismik merambat dengan
kecepatan V1 menuju bidang batas (A), kemudian gelombang dibiaskan
dengan sudut datang kritis sepanjang interface dengan kecepatan V2.
Dengan menggunakan prinsip Huygens pada interface, gelombang ini
kembali ke permukaan sehingga dapat diterima oleh penerima yang ada di
permukaan.

Tahapan akhir dalam metode seismik refraksi adalah membuat atau


melakukan interpretasi hasil dari survei menjadi data bawah permukaan
yang akurat. Data-data waktu dan jarak dari kurva travel time diterjemahkan
menjadi suatu penampang seismik, dan akhirnya dijadikan menjadi
penampang geologi. Survey geofisika dengan metode seismik refraksi adalah
bertujuan untuk mendeteksi struktur geologi di bawah permukaan dangkal,
misalnya patahan. Untuk menentukan kedalaman di bawah sumber pada
medium dua lapis atau lebih yang horizontal maupun miring serta
menentukan jenis batuan berdasarkan kecepatan gelombang yang
merambat dalam batuan tersebut.
Akuisisi pada Metode Seismik Refraksi
Tujuan utama akuisisi data seismik adalah untuk memperoleh pengukuran
travel time dari sumber energi ke penerima. Keberhasilan akusisi data bisa
bergantung pada jenis sumber energi yang dipilih. Sumber energi seismik
dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber impulsif dan vibrator. Sumber
impulsif adalah sumber energi seismik dengan transfer energinya terjadi
secara sangat cepat dan suara yang dihasilkan sangat kuat, singkat dan
tajam. Sumber energi impulsif untuk akuisisi data seismik yang digunakan
untuk akusisi data seismik di laut adalah air gun. Sumber energi vibrator
merupakan sumber energi dengan durasi beberapa detik. Panjang sinyal
input dapat bervariasi. Gelombang outputnya berupa gelombang sinusoidal.
Seismik refleksi resolusi tinggi menggunakan vibrator dengan frekuensi 125
Hz atau lebih.
Perekaman data seismik melibatkan detektor dan amplifier yang sangat
sensistif serta magnetic tape recorder. Alat untuk menerima gelombanggelombang refleksi untuk survei seismik di laut adalah hidropon. Hidropon
merespon perubahan tekanan. Hidropon terdiri atas kristal piezoelektrik yang
terdeformasi oleh perubahan tekanan air. Hal ini akan menghasilkan beda
potensial output. Elemen piezoelektrik ditempatkan dalam suatu kabel
streamer yang terisi oleh kerosin untuk mengapungkan dan insulasi.
Hampir semua data seismik direkam secara digital. Karena output dari
hidropon sangat lemah dan output amplitude decay dalam waktu yang
sangat singkat, maka sinyal ini harus diperkuat. Amplifier bisa juga
dilengkapi dengan filter untuk meredam frekuensi yang tidakdiinginkan.

Dalam survei seismik refraksi dilakukan desain survei konfigurasi peralatan


yang disusun seperti pada Gambar 2. Geophone dan sumber gelombang
ditempatkan pada suatu garis lurus (line seismik). Near offset, far offset, dan
jarak antar geophone ditentukan berdasarkan kondisi lapangan tempat
melakukan survei. Pengambilan data dilakukan dengan memberikan sumber
getar yang dalam penelitian ini menggunakan weightdrop seberat 50 kg
untuk jarak 10 meter dari geophone yang pertama. Sistem perekaman
dilakukan oleh 12 geophone dalam satu garis lurus dengan sumber getar.
Pasangan geophone ditempatkan dengan masing-masing spasi geophone
yang telah ditentukan yaitu 2 meter.
Pengukuran dilakukan dengan memberikan impuls vertikal pada permukaan
tanah dan merekam sinyal yang terjadi, sensor diletakkan sepanjang garis
lurus dari sumber impuls. Sensor yang digunakan adalah seismometer darat
yaitu geophone. Akuisisi dalam pengambilan data seismik menggunakan
cara end-on (Common Shot). Dari akusisi data ini akan didapatkan data
mentah seismik, berupa trace-trace seismik dari geophone yang merekam
waktu tempuh gelombang seismik.
Peralatan yang digunakan dalam survei seismik refraksi antara lain
geophone, seismograph, baterai, kabel, radio dan portabel drill. Sumber
energi yang biasa digunakan dalam survei ini antara lain Buffalo gun(energi
lebih banyak), Sledge hammer (mudah digunakan dan murah), bahan
peledak (lebih banyak energi yang dihasilkan), drop weight (membutuhkan
daerah yang datar), serta air gun yang biasanya digunakan untuk survei di
danau atau laut. Dinamit yang digunakan bermerk Power Gel ini terbungkus
dalam tabung plastik dan dapat disambung-sambung sesuai dengan berat
yang diinginkan untuk ditanam. Di dalam tabung ini dinamit diisi dengan

detenator atau cap sebagai sumber ledakan pertama, serta dipasang pula
anchor
agar
dinamit
tertancap
kuat
di
dalam
tanah.
Pemasangan dinamit (preloading) dilakukan langsung setelah pemboran
selesai, dengan tujuan untuk menghindari efek pendangkalan dan runtuhan
di dalam lubang. Pengisian dinamit dilakukan oleh regu loader yang dipimpin
oleh seorang shooter yang telah mempunyai pengetahuan keamanan yang
berhubungan dengan bahan peledak dan telah memiliki lisensi tertulis dari
migas.
Dalam membuat desain survei seismik terdapat beberapa parameter
lapangan yang harus diperhatikan. Trace adalah point untuk data seismic
yang terekam oleh satu perekam (geophone), sedangkan trace interval
sendiri adalah jarak antar trace. Station unit adalah alat yang di gunakan
sebagai pengubah sinyal yang di terima yaitu sinyal analog ke dalam sinyal
digital. Far Offset adalah jarak antara sumber seismik dengan trace terjauh
terjauh. Near Offset adalah jarak antara sumber seismik dengan trace
terdekat. Jumlah shot point adalah banyaknya SP yang digunakan dalam satu
lintasan. Jumlah Trace banyaknya trace yang digunakan dalam satu SP.
Record length dalah lamanya merekam gelombang seismic. Fold coverage
adalah Jumlah atau seringnya suatu titik di subsurfece terekam oleh
geophone di permukaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam akuisisi yaitu:
Mencari informasi literatur mengenai daerah tersebut, diantaranya apakah
sudah pernah dilakukan penelitian dengan metode geofisika tertentu. Agar
diperoleh point survey.
Mencari informasi mengenai kondisi/struktur geologi area, misalnya peta
geologi.
Tentukan tujuan/main goal dari akuisisi
Dibuat design survey dengan menyesuaikan kondisi lapangan.design survey
dibuat serapat/seideal mungkin agar didapat data yang diinginkan.
Ditentukan konfigurasi yang akan diterapkan di lapangan, serta Source yang
akan digunakan
Chek list kelengkapan sebagai berikut :
Kalibrasi alat
Akomodasi transportasi
Job description masing-masing peserta survei
Form data akuisisi

Dalam survey seismik refraksi pada umumnya dilakukan prosedur sebagai


Berikut :
Menyusun konfigurasi peralatan (sesuai kondisi lapangan), pada umumnya
geophone dan sumber gelombang dipasang dalam satu garis lurus (line
seismic). Jarak pisah antara geophone adalah jarak horizontal dan ditentukan
oleh kondisi lapangan.
Penempatan sumber gelombang dilakukan untuk mendapatkan sumber
imformasi struktur bawah permukaan bumi secara detail. Sumber
gelombang yang berada di tengah spread (satu rangkaian geophone)
diharapkan dapat mendeteksi lapisan paling atas, dan sumber gelombang
yang berada di luar spread diharapkan dapat mendeteksi lapisan paling
bawah yang dapat dicapai (lapisan bed rock).
Data yang diperoleh dari survey seismik refraksi adalah waktu tempuh jalar
gelombang dari sumber ke tiap geophone yang disebut travel time.
Untuk survei yang efisien, minimal harus ada 2 offset shots, 2 end shots, dan
2 center shot. (Jenny, 2013)

Atau bisa juga seperti metode berikut ini


Membuat bentangan berupa garis lurus
Menentukan jarak antar geophone dan menentukan titik tembak dengan
memperhatikan kondisi lingkungan
Memasang geophone dengan interval 3 meter
Menentukan arah bentangan dengan menggunakan kompas dan mengukur
posisi tiap geophone
Menghubungkan
semua geophone dengan
menggunakan kabel konektor

utama

(seismograf)

unit

Mengoperasikan alat Pasi


Memberi gangguan pada shoot point pada enset 1 dan enset 2. Dimana
ensed 1 berada pada 1,5 meter sebelum geophone pertama dan ensed 2
berada 1,5 meter setelah geophone 24
Merekam data berupa respon yang diperoleh berupa penjalaran gelombang
di bawah permukaan yang akan terekam otomatis pada alat pasif.
Selanjutnya lintasan pengukuran dipindahkan lagi ke lintasan berikutnya dan
mengikuti urutan kerja seperti pada point 1 8 (N.K. Adnyawati, et al. 2012)

Hal yang perlu diperhatikan pada saat pengukuran di lapangan adalah nois
yang sifatnya mengganggu. Ada beberapa hal penyebab nois antara lain
adalah angin, pohon, aliran sungai (parit), benda-benda lain yang bergerak
dekat dengan geophone (orang berjalan, sepeda motor, dan sebagainya).
Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, nois ini harus ditekan sekecil
mungkin. Ada dua macam nois yang dapat dibedakan,
Nois yang timbul sesaat kemudian lenyap. Nois ini diakibatkan oleh orang
berjalan, motor/mobil, dan sebagainya. Untuk menghindari nois semacam
ini, pada saat sumber gelombang (source) ditimbulkan, diusahakan agar
tidak ada sesuatu yang bergerak disekitar geophone.
Nois yang timbul terus menerus. Nois ini biasanya ditimbulkan oleh angin,
pohon (bergoyang), aliran air sungai, dan sebagainya. Untuk menghindari
keadaan semacam ini sebaiknya setiap kali mengadakan pengukuran
seismik, diadakan terlebih dahulu nois tes. Jika nois yang timbul cukup
kecil dibanding dengan sinyal yang dihasilkan maka pengukuran dapat
dilaksanakan. Tetapi jika nois cukup besar dibanding sinyal, pengukuran
perlu ditunda beberapa saat sampai nois menjadi kecil.
Untuk menghindari nois, signal yang masuk dapat ditumpuk (di-stack)
beberapa kali, sehingga data yang diperoleh lebih baik dan jelas. Dilakukan
demikian karena dengan stacking, sinyal dijumlahkan sedang nois ditiadakan
(nois bersifat random dan acak). Sebelum melakukan pengukuran
ditentukan terlebih dahulu garis lintasan pengukuran, lintasan pengukuran
diusahakan datar dan mewakili daerah seismik penelitian atau dengan kata
lain penempatan lintasan penelitian didasarkan pada pertimbangan teknis
dan kaitannya dengan usaha untuk mendapatkan gambaran keadaan bawah
permukaan yang memadai.

Survei seismik Crosshole melibatkan pengukuran waktu tempuh energi seismik ditransmisikan antara dua
atau lebih boreholes dalam rangka untuk memperoleh informasi tentang sifat-sifat elastis bahan
selang. Satu lubang digunakan untuk mengerahkan sumber lain sementara lubang (s) digunakan untuk
mendeteksi kedatangan energi seismik. Perjalanan kali dari gelombang seismik berasal dari pendatang

pertama diidentifikasi pada jejak seismik untuk setiap shot-posisi penerima dan digunakan dengan jarak
yang sudah diketahui (s) antara tembakan / penerima boreholes untuk menghitung kecepatan nyata (P dan
S ) untuk setiap kedalaman interval. This data is then used to derive a vertical profile of the various elastic
moduli.Data ini kemudian digunakan untuk memperoleh profil vertikal dari berbagai modulus elastis.
Hubungan antara kecepatan gelombang seismik dan kepadatan dan sifat elastis bahan yang melaluinya
mereka bepergian berarti bahwa teknik seismik dapat digunakan untuk memberikan informasi tentang
berbagai sifat-sifat geoteknik bawah permukaan, seperti Poisson's ratio dan modulus geser. Metode yang
paling umum untuk mengukur properti ini dalam studi rekayasa adalah melalui penggunaan crosshole
survei

seismik.

Survei seismik Crosshole melibatkan pengukuran waktu tempuh energi seismik ditransmisikan antara dua
atau lebih boreholes. Satu lubang digunakan untuk mengerahkan sumber lain sementara lubang (s)
digunakan untuk mendeteksi kedatangan energi seismik. Hal ini biasanya memerlukan penggunaan dua
sumber terpisah. Energi gelombang P terdeteksi menggunakan serangkaian antara 10-24 hydrophone
tersuspensi

di

air

di

sumur.

Sebagai

gelombang

geser

tidak

dapat

melakukan perjalanan melalui air atau udara mereka dideteksi menggunakan satu geophone Triaxial
menempel

di

bagian

dalam

sumur

menggunakan

sistem

hidrolik.

0.5-2m) dengan memindahkan tembakan dan detektor (s) secara paralel. Dalam kasus hydrophone sebuah
array string dijaga tetap sampai ditembak telah berlalu di bawah kedalaman Hidropon terakhir.
Perjalanan

kali

dari

gelombang

dan

berasal

dari

pendatang

pertama

diidentifikasi pada jejak seismik untuk setiap shot-posisi penerima dan digunakan dengan jarak yang
diketahui (s) antara tembakan / penerima boreholes untuk menghitung kecepatan nyata (P dan S) untuk
setiap
kedalaman interval. Data ini kemudian digunakan untuk memperoleh profil vertikal kekakuan material
properti. Mana pemisahan sumur kecil yang dihitung kecepatan jelas akan sama dengan kecepatan yang
sebenarnya untuk setiap kedalaman, seperti perjalanan energi langsung dari sumber ke penerima.
Namun, dimana dibiaskan atau gelombang yang dipantulkan tiba di penerima pertama(pertama-tiba), ini
tidak
kekakuan

akan

terjadi,

material

properti.Mana

menyebabkan
pembiasan

refleksi

perhitungan
dianggap

sebagai

palsu
masalah

pemodelan komputer dari raypaths harus digunakan untuk membantu menurunkan kecepatan interval
benar.

Anda mungkin juga menyukai