Anda di halaman 1dari 66

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan

adalah

suatu

bentuk

pelayanan

profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan


kesehatan

yang

mencakup

Pelayanan

keperawatan

unsur

merupakan

bio-psiko-sosio-spritual.
bagian

terdepan

dari

pelayanan kesehatan yang menentukan kualitas pelayanan di


tataran pelayanan Rumah Sakit, hal ini disebabkan karena 40%60% pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan
(Gillies, 1994).
Pelayanan keperawatan
merupakan
diberikan

sistem
kepada

yang

pengelolaan
klien

agar

dilakukan
asuhan

menjadi

di

rumah

sakit

keperawatan

yang

bermanfaat.

Sistem

pengelolaan ini akan berhasil apabila perawat yang memiliki


tanggung

jawab

sebagai

pengelola

tersebut

mempunyai

pengetahuan tentang manajerial dan kemampuan memimpin


orang lain disamping pengetahuan dan keterampilan klinis yang
harus dikuasai. Keberhasilan pengelolaan pelayanan keperawatan
akan

berdampak

pada

kualitas

asuhan

keperawatan

yang

diberikan oleh perawat pelaksananya. Demikian pula sebaliknya,


keberhasilan kerja perawat pelaksana akan sangat tergantung dari
upaya manajerial keperawatan (Nurachmah, 2001).
Kualitas pelayanan keperawatan pada tatanan pelayanan di
Rumah Sakit dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut
haruslah

dapat

menggunakan

dikelola
proses

secara

efektif

manajemen,

dan

efisien

khususnya

dengan

manajemen

keperawatan. Manajemen keperawatan adalah suatu proses kerja


yang dilakukan oleh anggota staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara profesional. Manajemen keperawatan
dilaksanakan

melalui

tahap-tahap

situasional),

perencanaan

yaitu

(strategis

pengkajian
dan

(kajian

operasional),

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 1

implementasi dan evaluasi. Untuk menjalankan fungsi manajemen


agar berhasil secara optimum seorang manajer keperawatan
dituntut untuk dapat melakukan suatu proses yang meliputi 4
fungsi

utama

dari

manajemen

yaitu

perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan kontrol.


Praktik lapangan di Rumah Sakit berfokus pada pengenalan
system manajemen keperawatan yang dilaksanakan di Rumah
Sakit dan merupakan salah satu kegiatan pembelajaran Mata
Kuliah Manajemen Keperawatan bagi Mahasiswa Program Profesi
Ners

Program

Studi

Ilmu

Keperawatan

Fakultas

Kedokteran

Universitas Sriwijaya. Manajemen Keperawatan adalah suatu


proses bekerja melalui upaya anggota staff keperawatan untuk
memberikan pelayanan keperawatan, pengobatan dan bantuan
terhadap para pasien yang dilakukan oleh seorang manajer
keperawatan

dengan

tugas

merencanakan,

mengorganisir,

memimpin, serta mengontrol keuangan, material dan sumber


daya

manusia

yang

ada

untuk

memberikan

pelayanan

keperawatan seefektif mungkin bagi setiap kelompok pasien dan


keluarga

mereka.

Maka

untuk

dapat

menerapkan

asuhan

keperawatan yang optimal, mahasiswa melakukan praktik profesi


manajemen keperawatan di ruang rawat inap Aster G (Syaraf
Bawah).
Adapun langkah pertama yang dilakukan oleh mahasiswa
adalah mengidentifikasi masalah yang ada diruangan dengan
menganalisa SWOT. Berdasarkan hasil analisa situasi yang telah
dilakukan mahasiswa Program Profesi Ners Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya pada
tanggal 23 Februari 14 Februari 2015 maka mahasiswa
merancang

program

kegiatan

untuk

meningkatkan

Asuhan

Keperawatan yang berkualitas. Kegiatan yang telah dilakukan


adalah melaksanakan metode penugasan keperawatan tim, ronde
keperawatan,

meningkatkan

kualitas

lingkungan

fisik

yang

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 2

kondusif,

menerapkan

Keperawatan

yang

proses

berfokus

pendokumentasian

pada

pasien.

Setelah

Asuhan
program

kegiatan tersebut dilakukan maka mahasiswa beserta perawat


ruangan melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan.

B. Tujuan Praktik
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan Praktek Manajemen Keperawatan
praktikan

mampu

melakukan

dasar

pengelolahan

unit

pelayanan keperawatan sesuai dengan konsep dan langkah


Manajemen Keperawatan yang berfokus pada pasien di Ruang
Rawat Inap Aster G (Syaraf Bawah) RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan kajian situasi di Ruang Rawat Inap Aster G
(Syaraf Bawah) RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
sebagai dasar untuk menyusun rencana strategis dan
operasioanal unit
b. Menyusun perancangan strategis dan operasional unit
pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap Aster G (Syaraf
Bawah)

RSUP

Dr.

Mohammad

Hoesin

Palembang

berdasarkan kajian bersama sama penanggung jawab unit


c. Mengorganisasikan pelayanan keperawatan Ruang Rawat
Inap Aster G (Syaraf Bawah) RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang sesuai kondisi unit
d. Melakukan pengelolahan
e. Memberikan pengelolahan dan pengarahan organisasional
f. Melakukan fungsi kontrol evaluasi terhadap program yang
telah dilakukan

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 3

BAB II
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
RUANG RAWAT INAP ASTER G RSUP. DR. MOHAMMAD HOESIN
PALEMBANG
TAHUN 2015
A. Kajian Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang
1. Sejarah dan Perkembangan RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Mohammad Hoesin
Palembang terletak di pusat Kota Palembang. Pada mulanya
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang dibangun pada
tahun 1953 yang dibiayai oleh Pemerintah Pusat atas prakarsa
Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang saat itu dijabat oleh
Dr. Mohammad Ali (Lee Kiat Teng). Pertimbangan untuk
membangun rumah sakit ini karena pada saat itu belum ada
rumah sakit yang memadai. Pada tanggal 3 Januari 1957, rumah
sakit ini mulai beroperasi yang dapat melayani masyarakat seSumatera Bagian Selatan yang meliputi Provinsi Sumatera
Selatan, Lampung, Jambi dan Bangka Belitung. Pada saat itu
RSUP

Dr.

Mohammad

Hoesin

Palembang

baru

memiliki

pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap dengan fasilitas 78


tempat tidur, yang

kemudian melengkapi fasilitas pelayanan

Laboratorium, Apotik, Radiologi, Emergency,

dan peralatan

penunjang medik lainnya.

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 4

RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dahulu bernama


Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang resmi menggunakan nama RSUP
Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada tanggal 4 Oktober
1997, berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No : 1297 /
Menkes / SK / XI / 1997. Tahun 2000 dengan PP No.122/2000,
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang ditetapkan menjadi
salah satu dari 13 Rumah Sakit Pemerintah menjadi Rumah
Sakit Perusahaan Jawatan di Indonesia dan operasionalnya
dimulai tanggal 01 Januari 2002.
Pada tahun 2003 RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
telah menyediakan pelayanan rawat jalan tanpa antri, yaitu di
Graha Spesialis, yang diresmikan oleh Menteri Kesehatan
Republik Indonesia dan mulai operasional berdasarkan Surat
Keputusan Direktur Utama No. KR.01.06.1.583. Graha Spesialis
tersebut merupakan salah satu pelayanan unggulan RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.
Pada tanggal 27 Desember 2005 RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum
(BLU)

diatur

dengan

permenkes

RI

No:

1680/Menkes/pek/XII/2005, sedangkan untuk fasilitas patologi


anatomi dan rehabilitas medis akan di tempat kan pada
bangunan lain setelah di renovasi pada tahun 2007, demikian
juga pembuatan nya akan di lengkapi sesuai dengan standar
pelayanan.
Seiring dengan perkembangan waktu

rumah

sakit ini

semakin berkembang baik sarana maupun prasarana. Melalui


berbagai persiapan dan pembinaan serta penilaian dari tim
survei komisi gabungan Akreditasi Rumah Sakit, maka dengan
keputusan Menteri Kesehatan sejak tanggal 12 September 2009
enam

belas

pelayanan

di

RSUP

Dr.

Mohammad

Hoesin

Palembang telah memperoleh status terakreditasi. Dan saat ini


RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang menjadi Rumah Sakit
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 5

tipe A dan menjadi rumah sakit terbesar dan sebagai pusat


rujukan pelayanan kesehatan se-Sumatera Selatan, Jambi,
Bengkulu, Lampung, dan Bangka Belitung.
2. Visi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Visi
RSUP Dr. Mohammad Hoesinn Palembang yaitu :
Menjadi Rumah Sakit Pusat Pelayanan Kesehatan, Pendidikan,
dan penelitian Yang Terbaik dan Bermutu se-Sumatera.
3. Misi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang komprehensif
b.

dan berkualitas tinggi


Menyelenggarakan jasa pendidikan dan penelitian dalam

c.

bidang kedokteran dan kesehatan


Menyelenggarakan promosi kesehatan

4. Motto RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang


Motto
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang yaitu:
Kesembuhan dan Kepuasan Anda merupakan Kebahagiaan
Kami.
5. Tujuan RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
a.
Meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa
b.

berorientasi pada kepentingan masyarakat.


Meningkatkan citra pelayanan pemerintah

c.

masyarakat dalam bidang kesehatan.


Menghasilkan tenaga dokter, dokter

kepada

spesialis

dan

keperawatan yang berkualitas dan bermoral tinggi.


6. Fungsi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
a.
Pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam bentuk
pelayanan promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif.
b.
Pengembangan pelayanan, pendidikan dan penelitian
dibidang

kegawatdaruratan,

gastroentrologi,

rehabilitasi

medis, kardiovaskular, stroke, reproduksi, transplantasi serta


pelayanan penunjang.
c.
Pelayanan kesehatan

lainnya,

seperti

pendidikan,

penelitian dan usaha lain dalam bidang kesehatan.


7. Budaya RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
S

Senyum, Sapa, Santun Semua petugas Rumah Sakit dalam

memberi

pelayanan kepada masyarakat harus bersikap

ramah tamah dengan menunjukkan air muka yang jernih dan


Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 6

ikhlas.
E : Efisien & Efektif Dalam melaksanakan semua aktifitas di
rumah sakit, petugas harus selalu melakukan efisiensi untuk
H

mencapai tujuan.

Harmonis Terdapat keserasian atau keharmonisan dalam


kerjasama antara petugas medis, paramedis dan non medis
dengan pasien dan keluarga pasien serta pengguna jasa

rumah sakit yang lainnya.

Akuntabilitas

Semua

keuangan

harus

akademis

dan

kegiatan

dapat

ilmiah

pelayanan dan

transaksi

dipertanggungjawabkan
serta

sesuai

dengan

secara

peraturan

T : perundang-undangan yang berlaku.


Transparansi Ada keterbukaan di segenap aspek kegiatan.
B. Kajian Situasi Ruang Rawat Inap Aster G (Syaraf Bawah)
1.
Karakteristik Unit
a. Visi Ruang Rawat Inap Aster G (Syaraf Bawah)
Menjadi
pusat
rujukan
bagi
penerapan
asuhan
keperawatan, pendidikan dan penelitian yang bermutu dan
berkualitas sesuai standar akreditasi Rumah Sakit.
b. Misi Ruang Rawat Inap Aster G (Syaraf Bawah)
1) Menyelenggarakan Asuhan Keperawatan pada

pasien

dengan gangguan system persyarafan, kulit kelamin dan


rehabilitasi medis yang bermutu sesuai dengan SAK dan
SPO
2) Menyelenggarakan proses pengembangan pendidikan dan
pelatihan yang berkelanjutan bagi tenaga keperawatan
3) Menyelenggarakan
penelitian
keperawatan
yang
berkualitas
c. Sifat Kekaryaan Ruang Rawat Inap Aster G (Syaraf Bawah)
1) Fokus Telaah
Ruang rawat inap Aster G (Syaraf Bawah) merupakan
ruang rawat inap yang menerima dan melayani pasien
dengan berbagai penyakit neurologi (persyarafan) dan
pasien dengan masalah kulit kelamin khususnya pasien
dewasa hingga lansia, baik laki-laki maupun perempuan.
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 7

Ruang rawat inap Aster G merupakan ruang rawat inap


pasien

kelas

III

dengan

masalah

system

neurologi

(persyarafan) yang terdiri dari kamar 1,2,3,4 dan 5, ruang


rawat pasien kelas II dengan masalah system neurologi
(persyarafan) yang terdiri dari kamar 7 dan 8, dan ruang
rawat inap pasien dengan masalah kulit kelamin yang
terdiri dari ruang isolasi 1 dan isolasi 2 (kamar 6). Ruang
rawat inap Aster G (Syaraf Bawah) menangani berbagai
kasus neurologi (persyarafan) dan penyakit kulit kelamin.
Berdasarkan hasil kajian kasus yang telah dilakukan
mulai tanggal 23 Februari-14 Maret 2015, adapun beberapa
contoh kasus yang telah ditangani di Ruang Rawat Inap
Aster

antara

lain,

Stroke

Hemoragik,

Stroke

Non

Hemoragik, SOL, ICH, Vertigo,Trauma Kapitis, Scabies,


Steven Jhonson, ITP, dan Syndrome Guiland Bare.
2) Lingkup Garapan
Lingkup garapan di ruang Aster G (Syaraf Bawah) dalam
pelayanan meliputi pemenuhan kebutuhan dasar pasien
dan keluarga, penyimpangan dan pemberian intervensi
untuk

mengatasi

maupun

potensial.

masalah
Elemen

yang

muncul

elemen

baik

dalam

aktual
lingkup

garapan ruang rawat inap Aster G (Syaraf Bawah) :


a) Pemeliharaan pola pola normal dari fungsi fungsi
dasar/ kebutuhan dasa manusia
b) Pengelolaan rasa nyeri dan ketidaknyamanan
c) Penanganan masalah psikis (emosional) berkaitan
dengan penyakit & pengobatan
d) Peningkatan pengetahuan klien dan keluarga tentang
pemeliharaan kesehatan
e) Memfasilitasi self care ( perawatan diri ) pasien secara
f)

mandiri oleh klien maupun keluarga


Membantu pasien menghadapi kematian beserta
prosesnya agar dapat meninggal dengan damai

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 8

Adapun fungsi pelayanan keperawatan di Ruang Aster G


(Syaraf Bawah) adalah:
a) Memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif
dan berkualitas tinggi kepada pasien
b) Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
dalam memberikan asuhan keperawatan
c) Tempat lahan praktek mahasiswa keperawatan
3) Basis intervensi
Basis intervensi ruang rawat inap Aster G (Syaraf
Bawah)

dalam

bidang

pelayanan

seperti

selalu

memberikan edukasi kepada pasien dan rutin memberikan


penkes

kepada

pasien

dan

keluarga

pasien

serta

menyediakan leaflet tentang kasus penyakit yang beresiko


terjadi untuk bahan bacaan. Dalam bidang pendidikan
terjalinnya kerjasama yang baik antara pihak rumah sakit
dengan beberapa instansi pendidikan hal ini terlihat
dengan beberapa instansi yang mahasiswanya melakukan
praktik klinik di RSMH salah satunya di ruang perawatan
Aster G (Syaraf bawah) dan di masing-masing ruangan
tempat

mahasiswa

mengikuti

pelatihan

praktik

terdapat

sebagai

CI

CI

untuk

yang

telah

membimbing

mahasiwa praktik disana. Dalam bidang penelitian, selama


mahasiswa

melakukan

praktik

klinik

manajemen

keperawatan yang dimulai pada tanggal 23 Febuari 2015


ruang rawat Aster G (Syaraf Bawah) belum pernah
melakukan riset keperawatan seperti menerapkan jurnal
keperawatan terbaru di ruangan Aster G (Syaraf Bawah).
d. Model Layanan Ruang Rawat Inap Aster G (Syaraf Bawah)
Saat ini Ruang Aster G (Syaraf Bawah) sedang menuju
kepada

sistem

Profesional),

MPKP

dengan

(Model
pelayanan

Pelayanan

Keperawatan

menggunakan

SP2KP.

Simpulan ideal dan actual model layanan Ruang Rawat Inap


Aster G (Syaraf Bawah) dapat dilihat pada tabel dibwah ini :
Ideal

Aktual

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 9

10

Mekanisme Pelaksanaan
Pengorganisasian

1.

Ruangan
1. Kepala ruangan membagi

membagi
tim

2 tim atau lebih dan tiap


diketuai

perawat

menjadi 3 tim dan tiap

perawat yang ada menjadi


tim

Kepala Ruangan

diketuai

masing

masing-

ketua

masing oleh seorang ketua

masing-

oleh
tim

seorang

yang

dipilih

oleh kepala ruangan dan

tim yang dipilih setiap 6

disetujui

bulan sekali oleh kepala

oleh

kepala

Instalasi.

ruangan dan disetujui oleh


kepala Instalasi. Catatan:
Setiap

tim

mengelola

pasien

dengan

jumlah

sesuai

yang

telah

ditentukan

oleh

kepala

ruangan/ satu tim : 8-10


pasien.
2. Kepala Ruangan

bekerja

sama dengan ketua tim


mengatur
(pagi,

jadwal
sore,

Pembagian

dinas

malam).

jadwal

dinas

masing-masing tim terdiri


dari shift pagi, shift sore
dan

shift

mewakili
tim.

malam

yang

masing-masing

Jumlah

jam

kerja

perawat dalam satu bulan


adalah 165-170 jam.

2.

Kepala Ruangan
bekerja
ketua

sama
tim

dengan
mengatur

jadwal dinas shift pagi


mulai jam 7:00 14:00
WIB, shift sore mulai dari
14:00 - 21:00 WIB dan
shift malam mulai pukul
21:00-07.00

WIB.

Pembagian jadwal dinas


masing-masing tim terdiri
dari shift pagi, shift sore
dan

shift

mewakili

malam

yang

masing-masing

tim dan setiap bulannya


jadwal

baru

selalu

dikoordinasikan

kepala

ruangan

dengan

ketua

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 10

11

tim

dan

perawat

pelaksana
3. Kepala ruangan membagi
pasien

untuk

3.

masing-

pasien

tim

mengelola pasien dengan

masing tim lalu ketua tim


membagi

Setiap

jumlah sesuai yang telah

kepada

ditentukan

perawat pelaksana.

oleh

ruangan.

kepala

Tim

bertanggung

I
jawab

pasien di kamar 7, 5 dan


kamar

bed

1-Tim

bertanggung

II

jawab

pasien di kamar 4, 8 dan


4. Apabila suatu ketika suatu
tim

kekurangan

ruang isolasi 1 (kamar 6).

perawat

Tim III bertanggung jawab

pelaksana karena kondisi

pasien di kamar 1,2 dan

tertentu, Kepala Ruangan


dapat

memindahkan

perawat
tim

kamar

pelaksana

lain

ke

mengalami

tim

ruang

isolasi

(kamar 6).

dari
yang

kekurangan

4.

Apabila perawat
pelakasana
tim

anggota.

dalam

berhalangan

kepala

satu
hadir,

ruangan

berkoordinasi

dengan

ketua tim dan perawat


5. Jika

Kepala

Ruangan

berhalangan,

maka

pengganti Kepala Ruangan


adalah

Ketua

Tim,

sedangkan jika Ketua Tim


berhalangan,
digantikan
tim

tugasnya

oleh

(perawat

anggota

pelaksana)

pelaksana dalam anggota


tim

yang

sama

menggantikan

untuk
dinas

dengan catatan perawat


pelaksana

yang

berhalangan

hadir

menganti kembali dinas


dijadwal

perawat

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 11

12

yang

paling

sesuai

kompeten

dengan

level

jenjang

karir

di

anggota

tim.

Pada

libur

dan

pelaksana

antara

shift

mengantikan.
5.

saat

Jika
Ruangan

malam

Kepala
berhalangan,

maka pengganti Kepala

maka yang menggantikan


adalah

yang

Ruangan

Perawat

adalah

Ketua

Tim, sedangkan jika Ketua

Penanggung Jawab.

Tim

berhalangan,

tugasnya digantikan oleh


6. Ketua

Tim

jawab

bertanggung

atas

keperawatan
diberikan

anggota

asuhan

pelaksana)

yang

kepada

pasien

maupun

Perawat

level

Tim

6.

yang

bersangkutan

sedang

Tim

suatu

tidak

Ketua
Asuhan

pasien

tim

keperawatan

diberikan

kepada

pasien baik oleh dirinya

diketahui Ketua Tim. Bila


Ketua

di

bertanggung jawab atas

Pelaksana

mengelola

yang

karir

maka yang menggantikan

Kesehatan lain dilakukan


yang

jenjang

adalah Perawat Pelaksana

dengan

Perawat

paling

saat libur dan shift malam

anggota timnya.

oleh

yang

antara anggota tim. Pada

oleh

Pelaksana

7. Kolaborasi

(perawat

kompeten sesuai dengan

baik yang diterapkan oleh


dirinya

tim

maupun

hari

perawat

pelaksana dalam anggota

bertugas

tim

maka tanggung jawabnya


didelegasikan
perawat

kepada
penanggung

jawab di dalam tim.


8. Masing-masing

7.

Kolaborasi
dengan

tim

kesehatan

lain : ahli gizi, fisioterapis,


Tim

dokter

spesialis

memiliki Buku Komunikasi/

Bedah

syaraf,

PDL,
VCT,

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 12

13

Buku Laporan.

Penyakit Kulit & Kelamin


didelegasikan ke perawat

9. Perawat

pelaksana

melaksanakan

asuhan

keperawatan

kepada

pasien

yang

tanggung

penanggung jawab pada


setiap shift.

menjadi 8.

jawabnya

dan

Tim 1, Tim 2,
dan Tim 3 sudah memiliki

mendokumentasikannya

Buku

dalam

Laporan.

catatan

perkembangan pasien.

Komunikasi/Buku

9.

Perawat
pelaksana di Ruang Aster
G

(Syaraf

Bawah)

melaksanakan

asuhan

keperawatan

kepada

pasien

yang

menjadi

tanggung jawabnya dan


mendokumentasikannya
dalam

catatan

perkembangan pasien.
Mekanisme

Operan

dan

Pre-Post Conference

1. Sebelum kegiatan operan

1. Berdoa.

dimulai

salah

satu

perawat Di Ruang Aster G


(Syaraf

Bawah)

memimpin doa menurut


agama dan kepercayaan
masing masing. Kegiatan
2. Kepala
memimpin

Ruangan
overan

pagi

langsung ke semua kamar


pasien (perawat keliling ke

berdoa

biasnya

dilakukan
pergantian

hanya

pada

saat

shift

dari

malam ke shift pagi.

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 13

14

tiap

kamar,

2. Kepala

ruangan

memperkenalkan

diri

memimpin

kepada

dan

kesemua kamar pasien.

pasien

melaporkan
pasien

keadaan

kepada

shift

berikutnya).

hari

(perawat

pagi

berkeliling

ke

tiap kamar, hanya ada


beberapa perawat yang

3. Pada shift sore dan malam


juga

operan

libur,

overan

dipimpin oleh Perawat PJ


shift.

memperkenalkan
pada

saat

diri
overan

berlangsung)
3. Pada saat operan hanya
pasien

pasien

yang

keadaan ya tidak stabil,


pasien baru dan pasien
yang

meninggal.

Sedangkan

pada

saat

operan langsung perawat


pelaksana
4. Laporan meliputi: Masalah
keperawatan
intervensi
yang
sedang
yang

utama,
keperawatan

telah

dilakukan,

dilakukan
akan

dan

dilakukan

menjelaskan

secara singkat dan jelas


masalah

keperawatan,

intervensi
yang

telah

sedang
yang

keperawatan
dilakukan,

dilakukan
akan

dilakukan

berikut kolaborasi tindakan

berikut

medis.

tindakan medis.

5. Kepala Ruangan menindak


lanjuti

masalah-masalah

yang ditemukan.

dan

kolaborasi

4. Di ruang Aster G tidak


dilakukan
SPO

pembacaan
setiap

pre-

conference.

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 14

15

6. Serah

terima

alat

inventaris sesuai dengan

5. Perawat

pelaksana

melaksanakan

tanggung jawab tim.

tindakan
7. Pelaporan
lingkungan

kondisi
(air,

listrik,

sampah)

tindakan-

yang

telah

direncanakan

dan

membuat

dokumentasi

asuhan

keperawatan

yang dilakukan timnya.


6. Tidak
8. Sosialisasi informasi terkini
(jika

diperlukan)

contoh:

pembacaan
pembahasan
hasil

rapat,

SPO,
SAK,
hasil

PPI,
audit,

visi, misi, dan lain-lain.


9. Katim
kepada

membagi

tugas

anggota

timnya

(PP): Pasien/Kamar, Tugas


(pengkajian

s/d

serah

terima alat inventaris dari


masing-masing tim
7. Hanya

dilakukan

pelaporan jika salah satu


dari

kondisi

lingkungan

ada

yang

bermasalah

contohnya air yg padam.


8. Kepala

ruangan

memberikan

selalu

informasi

terbaru pada saat operan

pendokumentasian),
Implementasi

dilakukan

tindakan

pagi berlangsung.

keperawatan baik mandiri


9. Masing_masing

maupun kolaborasi.

melakukan
10. Pelaksanaan

Asuhan

Keperawatan
Masing-masing
melaksanakan
keperawatan
dengan

tim
asuhan
sesuai

kesepakatan

dan pembagian tugas


pre conference

tim

pengkajian

terhadap pasien/ kamar


sesuai pembagian
dan

tim
selalu

mendokumentasikan
implementasi
tidakan

baik

serta
mandiri

maupun kolaborasi.

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 15

16

Katim

mengkoordinir

pelaksanaan tindakantindakan

yang

direncanakan

telah
baik

tindakan

mandiri

maupun

kolaborasi

dengan tim kesehatan

10. Pelaksanaan

Asuhan

Keperawatan
Masing-masing
melakukan

tim
Asuhan

Keperawatan
dengan

sesuai

Kesepakatan

dan pembagian tugas


pre conference
Katim mengkoordinir

lainnya
Perawat

pelaksana

anggota timnya dalam

melaksanakan

pelaksanaan tindakan-

tindakan-tindakan yang

tindakan

telah direncanakan dan

direncanakan

membuat dokumentasi

tindakan

mandiri

asuhan

maupun

kolaborasi

keperawatan

yang dilakukan timnya.

yang
baik

dengan tim kesehatan


lainnya
Perawat

pelaksana

melakukan

tugas

dengan

baik

melakukan
tindakan

tindakan-

yang

direncanakan

telah
dan

membuat
dokumentasi

asuhan

keperawatan

yang

telah

dilakukan

timnya.
e. Letak Ruang Rawat Inap Aster G (Syaraf Bawah)
Simpulkan ideal ruangan menurut kemenkes dan actual di
ruangan dalam tabel:
Ideal

Aktual

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 16

17

Tata Letak:
Menurut kemenkes RI tahun Ruang rawat inap Aster G
2012, setiap bangunan rawat terletak pada lokasi yang
inap harus terletak pada lokasi cukup
yang

strategis

memudahkan
berbagai
yang

Hal

ini

yang dapat terlihat dari lokasi

akses

sarana

strategis.

ke pintu utama ruang rawat

penunjang yang

dibutuhkan

tidak

ruangan. langsung

Selain itu, setiap bangunan utama.

berhubungan
dengan

jalur

Sedangkan

pintu

rawat inap sebaiknya terletak belakang ruang rawat inap


pada lingkungan yang tenang, Aster
serta

jauh

dari

tata

letak

kemenkes
bahwa

(Syaraf

tempat berhubungan

pembuangan kotoran.
Untuk

Bawah)
langsung

dengan jalur utama.


ruangan Ruang

Rawat

Aster

menyebutkan (Syaraf

sebaiknya

Bawah)

dilakukan berdepanan dengan Ruang

pengelompokkan

ruang Rawat Inap Aster H (RPK).


Untuk tata letak ruang,
berdasarkan aktifitas sejenis
Ruang Rawat Inap Aster G
sehingga penggunaan ruang
(Syaraf
Bawah)
belum
dapat tertata dengan baik,
mempunyai
lokasi
Pos
perawat
juga
pengelompokkan
ruang
sebaiknya tidak jauh dari
berdasarkan
aktifitas
ruang
rawat
inap
yang
sejenis. Hal ini dapat dilihat
dilayaninya
sehingga
dari ruang perawat, ruang
pengawasan terhadap pasien
tindakan,
ruang
linen
menjadi lebih efektif dan
bersih, ruang operan yang
efisien.
masih terletak dalam satu
ruangan yang sama. Hal ini
disebabkan

oleh

keterbatasan luas ruangan


sehingga

belum

ada

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 17

18

pembagian

ruang

yang

jelas untuk masing-masing


aktivitas. Akan tetapi untuk
kamar mandi, ruang kepala
ruangan, nurse station, dan
gudang

sudah

memiliki

kapasitas ruang tersendiri.


Ruang

rawat

(Syaraf

Aster

Bawah)

berada

pada satu garis linier dan


memiliki counter perawat
yang

strategis.

Nurse

station di Ruang Aster G


(Syaraf

Bawah)

berada

ditengah-tengah
sehingga

ruangan

memudahkan

perawat

untuk

mengobservasi pasien dari


jarak jauh.
Ventilasi:
Menurut Kemenkes RI tahun Berdasarkan
2012,

setiap

sebaiknya

ruang

rawat observasi yang dilakukan,

menggunakan Ruang

rawat

jendela kaca sorong sehingga merupakan


memudahkan
pemeliharaan

hasil
Aster

ruang

rawat

dalam kelas III dan ruang rawat


kebersihannya, kelas

II

yang

memiliki

serta harus memiliki sirkulasi delapan ruang rawat inap.


udara yang baik baik kedalam Yaitu,
maupun keluar ruangan.

Kamar

1,2,4,5,6

(Ruang Isolasi 1 dan 2),


7,8, dan 9.
Semua
Aster

kamar
G

(Syaraf

diruang
Bawah)

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 18

19

sudah

memiliki

udara

yang

ventilasi
mengarah

keluar ruangan, sehingga


pencahayaan
pertukaran
semua

dan
udara

pada

ruangan

rawat

tersebut sudah cukup baik


Jarak Tempat Tidur:
Menurut Kemenkes RI tahun Ruang rawat Inap Aster G
2012,

mempunyai delapan ruang

Ruang rawat kelas III terdiri rawat yang masing-masing


dari 6 tempat tidur atau lebih ruangan memiliki kapasitas
untuk

masing-masing bed yang berbeda. Kamar

ruangan. Besaran ruang dan 1,2,4,5,

dan

memiliki

kapasitas ruang harus dapat kapasitas 6 bed, kamar 7


memenuhi

persyaratan dan 8 memiliki kapasitas 3

minimal. Luas masing-masing bed (ruang rawat kelas 2),


tempat tidur pada ruang rawat kamar 6 memiliki kapasitas
kelas III adalah 7,2 m2.

1 bed di setiap ruangan

Sedangkan luas ruang rawat (Isolasi 1 dan 2) Jumlah


kelas 2 10 m2 per tempat tidur bed untuk masing-masing
pasien dengan 4 tempat tidur ruang disesuaikan dengan
setiap kamar (Kelas 2).
Khusus

untuk

tertentu

luas ruangan yang ada.

pasien-pasien Menurut kemenkes,

harus

dipisahkan masing-masing

(Ruang Isolasi), seperti :

tidur

pada

luas

tempat

ruang

rawat

yang

menderita kelas III adalah 7,2 m2,

penyakit menular.

akan tetapi luas masing-

a)

Pasien

b) Pasien dengan pengobatan masing tempat tidur pada


yang

menimbulkan

(seperti penyakit
tumor,

ganggrein,

bau ruang
Bawah)

Aster

(Syaraf

6m2

(2x3m),

diabetes, ruang rawat kelas 2 luas

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 19

20

dan sebagainya).

masing-masing

tempat

c)Pasien yang gaduh gelisah tidur 6m2 (2x3m) dengan


(mengeluarkan
ruangan).

suara

dalam 1

kamar

mandi

didalamnya,

sedangkan

ruang

dengan

isolasi

kamar luas masing-masing


kamar 2m2 (2x1m).

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 20

21

f. Kapasitas Unit Ruang Rawat Inap Aster G (Syaraf Bawah)


Rawat Inap Aster G (Syaraf Bawah) memiliki 9 kamar 1
ruang perawat jaga, 1 kamar mandi petugas, 3 kamar mandi
pasien, 1 ruang tindakan, 1 gudang, dan 1 ruang kepala
ruangan, dengan spesifikasi ruang perawatan sebagai berikut
:
1) Kelas II
2) Terdiri dari 2 kamar dipisahkan berdasarkan jenis kelamin
pasien, masing-masing kamar memiliki:
a) 3 tempat tidur
b) Kamar mandi didalam
c) 3 kipas angin masing-masing menempel diatas tempat
tidur
d) 3 kursi
e) 3 rak handuk
f) 3 narkase
3) Kelas III
Terdiri dari 6 kamar

dengan

masing-masing

kamar

mempunyi 6 tempat tidur, masing-masing kamar memiliki


Fasilitas:
a) 1 kipas baling-baling yang terletak di tengah kamar
b) 6 kursi
c) Kamar mandi diluar
d) 6 narkase
4) Kelas III ISO
Terdiri dari 2 kamar tidur, masing-masing kamar memiliki
fasilitas:
a) 1 tempat tidur
b) 1 narkase
c) 1 kursi

1. Analisa terhadap Klien


a. Karakteristik
Ruang Aster G (Syaraf Bawah) merawat pasien-pasien
dengan berbagai penyakit neurologi (persyarafan) dan pasien
dengan masalah kulit kelamin khususnya pasien dewasa hingga
lansia, baik laki-laki maupun perempuan. Kasus yang telah
ditangani di Ruang Rawat Inap Aster G antara lain, Stroke
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 21

22

Hemoragik, Stroke Non Hemoragik, SOL, ICH, Trauma Kapitis,


Scabies, Steven Jhonson, ITP dan Syndrome Guiland Bare.
b.Tingkat Ketergantungan
Kebutuhan tenaga kerja perawat sesuai dengan tingkat
ketergantungan pasien yang terdapat di ruangan yaitu

5-8

orang perawat per hari termasuk kepala ruangan dan masing


masing kepala tim.
Tim 1
Katego

Jumlah

ri

pasien

MC
PC
TC
Total
Total

1
9
0
10

Pagi
0,17x1
0,27x9
0
2.6

Sore
0,14x1
0,15x9
0
1.49
5.06

Malam
0,07x1
0,10x9
0
0.97

Tim 2
Katego

Jumlah

ri
MC
PC
TC
Total

pasien
0
8
2
10

0
0,27x8
0,36x2
2.88

Jumlah

Pagi

Sore

Malam

0
0,27x9
0,36x1
2.79

0
0,15x9
0,30x1
1.65
5.54

0
0,10x9
0,20x1
1.1

Pagi

Sore
0
0,15x8
0,30x2
1.8
5.88

Malam
0
0,10x8
0,20x2
1.2

Tim 3
Katego
ri
MC
PC
TC

pasien
0
9
1
Total

5.06 + 5.88 + 5.54 = 16.48 (16 orang)


Total Pasien :
Mandiri Care
Partial Care
Total Care

: 1 orang
: 26 orang
: 3 orang

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 22

23

Total

: 30 orang

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per


hari di ruang Aster G (Syaraf Bawah)
16 orang + Karu + 3 Katim = 20 orang
Sedangkan jumlah perawat per hari di ruang bedah Aster G
hanya 12 orang dengan rincian
Total Tenaga perawat
Pagi
: 6 orang
Sore
: 3 orang
Malam
: 3 orang
Total
: 12 orang

2. Analisa Unit Layanan Keperawatan


a. Flow of care
Tindakan keperawatan di ruang Aster G (Syaraf Bawah),
meliputi:
1)
Penerimaan
Menurut Kemenkes

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 23

24

Aktual
a) Pasien yang dirawat di ruang rawat Aster G (Syaraf
Bawah) berasal dari IGD, Poli dan Graha. Pasien yang
telah dianamnesa oleh dokter di IGD, Poli dan Graha
untuk dirawat inap kemudian diantar ke ruang rawat
Aster G (Syaraf Bawah) yang dituju sesuai dengan
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 24

25

diagnosa pasien, yakni pasien CVD hemoragik, CVD


Non hemoragik, vertigo, SOL, ICH, Abses Serebral,
Tetanus atau pasien dengan indikasi neurologis dan
masalah kulit kelamin (Skabies, Steven Jhonson, dll)
b) Dilakukan Konfirmasi oleh perawat IGD, Poli, dan
Graha kepada perawat jaga di Ruang Aster G (Syaraf
Bawah) untuk menanyakan ketersediaan ruangan di
ruang

rawat

inap

Aster

(Syaraf

Bawah)

dan

memberitahukan jika ada pasien yang akan dirawat di


ruangan tersebut
c) Setelah dilakukan konfirmasi, perawat jaga ruang
Aster G (Syaraf Bawah) menyiapkan kamar dan
fasilitas sesuai dengan instruksi (linen, bantal, selimut,
narkase, tiang infus, dan tabung oksigen jika ada
indikasi pasien memerlukan oksigen)
d) Setelah semua persiapan selesai dilakukan pasien
diantar oleh petugas dari IGD, poliklinik, dan Graha
e) Setelah pasien diantar ke ruang rawat Aster G (Syaraf
Bawah), pasien diterima oleh perawat di ruangan.
Perawat memeriksa kelengkapan status (baik status
IGD/Poli dan status ruangan), kim, gelang pasien, serta
pemeriksaan yang telah dilakukan (Hasil Rontgen, dll).
Kemudian, perawat mengorientasikan pasien tentang
ruang perawat pasien dan perawat yang menjadi
penanggung jawab pasien. Setelah semua selesai,
perawat memberitahukan pada dokter jaga bahwa ada
pasien baru yang memerlukan pemeriksaan medis,
lalu pasien resmi menjadi pasien Rawat Aster G
(Syaraf Bawah).
Jika dibandingkan

dengan

alur

sirkulasi

pasien

berdasarkan pedoman teknis sarana dan prasarana Rumah


Sakit yang diterbitkan oleh KEMENKES-RI. Alur penerimaan
pasien rawat inap di ruang Aster G (Syaraf Bawah) sudah

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 25

26

berjalan sesuai pedoman yang ditetapkan oleh KEMENKESRI.


Berdasarkan observasi instrument penerimaan pasien
baru, seluruh perawat melaksanakan prosedur tindakan
penerimaan pasien baru sesuai protap yang ada.
2)

Pengelolaan
Pada tahap pengelolaan, selama 3 hari melakukan
observasi

terdapat

pasien baru, tahap awal pengelolaan

yakni pengkajian pasien, secara holistik dan komprehensif


oleh perawat

seperti pemeriksaan kebutuhan dasar klien

(makan, minum, tidur, eliminasi, aktivitas bermain), status


nutrisi, tingkat perkembangan Selain itu pemeriksaan fisik
pada klien seperti pengukuran tanda vital belum dilakukan
secara berkala sesuai kebutuhan/tiap pergantian shift pada
setiap pasien. Dalam hal pelaporan pendokumentasian

di

ruang bedah Aster G meliputi, antara lain:


Buku Laporan Karu
Buku laporan tiap tim
Status klien
Buku laporan Karu, laporan tiap tim dan buku laporan
injeksi belum didokumentasikan dengan baik.
3)

Pendokumentasian askep
Dari hasil observasi semua status terisi lengkap, mulai
dari pengkajian, penegakan diagnosa, rencana keperawatan,
dan catatan keperawatan secara rutin tiap shift sesuai
dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) Rumah Sakit.

4)

Kerapian pendokumentasian informed consent


Sudah tersedianya lemari penyimpanan status pasien,
tempat buku laporan, SOP dll.

5)

Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang sering dilakukan pada
pasien adalah pemasangan infus. Pemasangan infus yang

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 26

27

dilakukan diruangan Rawat Inap Aster G perawat sesuai


dengan SOP RS yaitu menggunakan handscoon bersih dan
melakukan desinfeksi diarea penusukan dengan alkohol
swab dan tidak menyentuh area yang telah di desinfeksi.
Sebelum pemasangan infus perawat melakukan informed
consent dengan menjelaskan tujuan pemasangan infus dan
menanyakan ketersediaan pasien untuk dipasang infus.
Infus pasien diganti setiap 4 hari sekali, dimana hari ke-1
terhitung dari hari pertama pemasangan. Perawat membuat
tanggal pemasangan infus dihipafix/plester dan ditempel
diatas selang dekat area penusukan. Sebelum memasang
infus perawat melakukan tindakan disinfeksi area yang akan
ditusuk dengan menggunakan alkohol swab yang telah
disediakan. Sebelum melakukan tindakan keperawatan,
perawat selalu mencuci tangan menggunakan hand scrub
yang tersedia di setiap bed pasien dan begitu juga setelah
melakukan tindakan perawat selalu mencuci tangan dengan
menggunakan alkohol.
Dalam pemberian obat-obatan kepada pasien, perawat
jarang sekali menyebutkan atau menjelaskan jenis obat
yang diberikan kepada pasien. Namun dalam prinsip 12
benar pemberian obat (benar pasien, benar obat, benar
dosis, benar cara dan benar waktu, benar dokumentasi,
benar pendidikan kesehatan perihal medikasi, hak klien
untuk menolak, benar pengkajian, benar evaluasi, benar
reaksi terhadap makanan dan benar reaksi terhadap obat
lain) perawat sudah melakukan dengan baik, misalnya pada
prinsip benar pasien sebelum memberikan obat perawat
bertanya siapa nama pasien dalam dua suku kata dan
memastikan nama pasien dengan melihat gelang biru/pink
yang dipakai oleh pasien.
6)

Kebutuhan Dasar Manusia

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 27

28

Pemenuhan kebutuhan dasar manusia di Ruang Aster G


menggunakan prinsip pasien safety yakni :
a) Identifikasi pasien
Pemasangan gelang pasien di Ruang Aster G dilakukan
pada saat pasien memasuki ruangan dan hendak dirawat,
ketika gelang hendak dipasang perawat akan menjelaskan
fungsi gelang. Jika pasien berasal dari IRD atau perawatan
Intensive

perawat

akan

mengecek

apakah

pasien

menggunakan gelang atau tidak, gelang apa saja yang


terpasang dan sudah mengetahui fungsinya atau tidak.
Jika diketahui pasien menggunakan gelang berwarna
kuning, perawat akan mengingatkan pada pasien dan
keluarga bahwa itu pertanda risiko jatuh, sehingga pasien
membutuhkan bantuan dalam menjalani aktivitas apapun,
tidak boleh ditinggal sendiri dan pagar pengaman pada
bed harus tetap dipasang.
b) Komunikasi yang efektif
Meliputi: cara mengangkat telepon, pelaporan pasien
dengan dokter.
Contoh :

c) Mencegah kesalahan obat (12 Benar)


Dua Belas hal yang perlu diperhatikan : benar pasien,
benar obat, benar dosis, benar cara dan benar waktu,
benar dokumentasi, benar pendidikan kesehatan perihal
medikasi, hak klien untuk menolak, benar pengkajian,
benar evaluasi, benar reaksi terhadap makanan dan benar
reaksi terhadap obat lain. Obat diresepkan oleh dokter,
kemudian diantarkan ke TPO, selanjutnya TPO akan
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 28

29

memberikan obat sesuai nama yang diresepkan dan


dimasukkan dalam suatu wadah plastic, diberi nama,
tanggal pemberian dan ruang rawat. Obat tersebut
kemudian diantar oleh petugas farmasi ke Ruang Aster G
dan diletakkan langsung oleh petugas farmasi kepada
kotak obat dilemari obat pasien ruang Aster G sesuai
sesuai dengan nama pasien untuk obat-obat yang belum
akan digunakan sedangkan untuk obat-obat yang harus
segera diberikan ke pasien, pada saat shift pagi petugas
farmasi langsung memberikan obat tersebut

langsung

kepada pasien, untuk shift sore dan shift malam obat


tersebut diberikan ke perawat dan perawat memberikan
langsung ke pasien.
Perawat ruangan biasanya memberikan obat sesuai
dengan

waktu

konsumsi.

Begitupun

jika

obat

yang

diberikan berupa vial dan ampul, perawat ruangan akan


melarutkan terlebih dahulu obat yang membutuhkan
pengenceran

seperti

Ceftiaxone,

OMZ

dan

lain-lain

kemudian dimasukkan dalam spuit dan diberi label nama


pasien, jenis obat jam pemberian. Pada saat pemberian
obat, perawat akan menanyakan nama dan melihat
gelang pasien kemudian menanyakan apakah sudah
diberi obat atau belum. Dari hasil pengkajian analisa
situasi kondisi hanya 2 dari 3 perawat yang menyebutkan
jenis dan fungsi obat yang diberikan. Setelah pemberian
obat

perawat

akan

mendokumentasikan

di

laporan

masing-masing tim. Sedangkan untuk catatan pengobatan


distatus pasien diisi oleh dokter.
d) Mencegah infeksi nosokomial
Pemakaian handscoon
Handscoon digunakan secara benar pada saat
melakukan tindakan invasive dan akan menyentuh

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 29

30

dengan cairan tubuh pasien. Di Ruang Aster G


pemakaian Handscoon selalu dilakukan pada tiap
tindakan yang berhubungan dengan pasien seperti GV,
pemasangan IVFD, kateter, NGT dan prosedur invasive
lainnya.
Cuci tangan 6 langkah
Dari hasil pengkajian analisa situasi terdapat 85%
dari perawat yang melakukan cuci tangan 6 langkah
yang benar pada 5 moment yakni sebelum kontak
dengan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptic,
setelah kontak dengan pasien, setelah terkena cairan
tubuh pasien, dan setelah terpapar dengan lingkungan
pasien. Begitupun pada pasien, setelah dilakukan
observasi pada setiap pasien di kamar inap, baik
pasien

maupun

keluarga

jarang

melakukan

cuci

tangan 6 langkah setelah kontak maupun sebelum


kontak. Pasien dan keluarga pasien juga mengatakan
penyuluhan dan edukasi mengenai cuci tangan 6
langkah dilakukan hanya satu kali ketika memasuki
dan dirawat di Aster G, perawat hanya mengingatkan
untuk melihat cara cuci tangan 6 langkah pada brosur
yang ditempel di depan pintu masuk kamar pasien
dengan

menggunakan

hand

scrub

yang

telah

tergantung di masing-masing bed pasien.


Pemilihan sampah
Pemilihan sampah yang meliputi sampah infeksius
pada kotak sampah kuning, kotak sampah hijau untuk
sampah non-infeksius, kotak sampah ungu untuk
sampah sitostatika dan benda tajam seperti nald,
ampul, vial pada container. Pemilahan sampah yang
benar jarang disosialisasikan oleh perawat ruangan
pada pasien dan keluarga paien di Aster G, perawat
hanya menegur pasien atau keluarga ketika mereka
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 30

31

hendak membuang sampah yang diduga berupa


cairan tubuh pasien agar membuang di tempat
sampah kuning. Kotak sampah hanya ada 4 yang
terdiri dari tiga kotak sampah non infeksius, satu kotak
sampah infeksius.
e) Mencegah Jatuh
Berdasarkan hasil pengkajian selama 3 hari, perawat di
Ruang Aster G (Syaraf Bawah) perawat selalu melakukan
observasi kembali pada pasien yang harus diberikan risiko
jatuh di bed atau yang tidak diberikan risiko jatuh.
7)

Pasien pulang
Ideal
Aktual
Menurut Nursalam dan Efendi Berdasarkan

hasil

(2008), jalur pulang pasien observasi

yang

telah

adalah sebagai berikut:

dilakukan,

alur

pulang

ruang

1. Dokter

dan

melakukan
terhadap

perawat Bedah
klinis

pemeriksaan

penunjang

dan

tingkat

ketergantungan

pasien

untuk menentukan status


keadaan

Aster

rawat
(Syaraf

pengkajian Bawah) meliputi :


kondisi

pasien,

di

pasien

pasien

apakah

sudah diperbolehkan untuk

1.Pasien

diperbolehkan

pulang

setelah

memenuhi indikasi untuk


pulang/

rawat

jalan,

yang telah di acc oleh


dokter dan perawat yang
merawat.

pulang
2. Membuat

perencanaan

pulang
planning)
edukasi
pasien

(discharge
yang

meliputi

kesehatan
dan

pada

keluarga

berupa pengontrolan dan

2.Setelah di acc, perawat


membantu pasien untuk
menyelesaikan
administrasi

(jaminan

dan biaya rawat inap)

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 31

32

perawatan selama pasien

kemudian status pasien

berada di rumah, nutrisi

ditutup. Obat yang telah

yang dibutuhkan pasien,

diresepkan oleh dokter

pola aktivitas dan istirahat

untuk

pasien,

diambil di bagian farmasi

serta

aktivitas

perawatan diri pasien.

pasien

(TPO).

pulang

Kemudian,

perawat

menjelaskan

tentang

discharge

planning

untuk

pasien

(obat, nutrisi, perawatan


selama di rumah, jadwal
3. Penyelesaian

administrasi

kontrol pasien). Setelah

yang meliputi jaminan dan

semua

biaya

pasien

dilepas,

pasien

sudah

rawat

inap,

serta

resep obat pasien


4. Setelah
selesai

semua

proses

pasien

dapat

diperbolehkan pulang

selesai,

gelang
dan
boleh

pulang.
3.Sebelum pasien pulang
administrasi pasien telah
diselesaikan

terlebih

dahulu.
4.Setelah
selesai

Administrasi
pasien

diperbolehkan pulang.

a. Manajemen Unit
Menurut Nursalam
perhitungan Gillies
sesuai

dengan

(2006)

dengan

berdasarkan

Kebutuhan tenaga kerja perawat

tingkat

ketergantungan

terdapat di ruangan yaitu

pasien

yang

orang perawat per hari

termasuk kepala ruangan dan masingmasing kepala tim.


Jumlah ini dihitung berdasarkan jumlah pasien terbanyak
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 32

33

dalam satu hari selama 3 hari observasi.

Sedangkan

jumlah perawat per hari di ruang bedah Aster G hanya 18


orang. Dengan rincian sebagai berikut :
Kepala Ruangan : 1 Orang
Katim
: 3 Orang
Perawat shift Pagi : 6 Orang
Perawat shift Sore: 3 Orang
Perawat shift Malam
: 3 Orang
Cuti
: 2 Orang
Ruang Aster G (Syaraf Bawah) telah memberikan
pelayanan kepada pasien selama 24 Jam. Kepuasan
pasien lebih diutamakan dengan komunikasi yang baik
dan sopan kepada pasien dan keluarganya yang akan
memberikan

dampak

positif

bagi

perkembangan

kesehatan pasien. 85 % pasien mengatakan sangat puas


terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat di Ruang
Aster G (Syaraf Bawah).
8) Sumber Daya
a. Man/Ketenagakerjaan
Tabel distribusi Jumlah Tenaga Perawat, Jenis Kelamin,
Usia, Status Kepegawaian dan Tingkat Pendidikan dengan
klasifikasi pendidikan Pegawai Ruang Aster G (Syaraf
Bawah) sebagai berikut:
Tabel
Distribusi Pegawai Ruang Aster G (Syaraf Bawah)
Berdasarkan Kelompok Umur
No
.
1.
2.
3.

Kelompok Umur
20 29 Tahun
30 39 Tahun
40 49 Tahun
TOTAL

Jumlah
16 orang
3 orang
1 orang
20 orang

Tabel
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 33

34

Distribusi Pegawai Ruang Aster G (Syaraf Bawah)


Berdasarkan Status Kepegawaian
No.
1.
2.

Kelompok Umur
PNS
BLU
TOTAL

Jumlah
11 orang
9 orang
20 orang

Tabel
Distribusi Pegawai Ruang Aster G (Syaraf Bawah)
Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
1.
2.

Kelompok Umur
Laki Laki
Perempuan
TOTAL

Jumlah
4 orang
16 orang
20 orang

Tabel
Distribusi Pegawai Ruang Aster G (Syaraf Bawah)
Tingkat Pendidikan
No.
1.
2.
3.

Kelompok Umur
DIII Keperawatan
S1 Keperawatan
S1 Keperawatan Ners
TOTAL

Jumlah
15 orang
3 orang
2 orang
20 orang

Berdasarkan tabel rentang umur perawat di Ruang


Aster G (Syaraf Bawah) berkisar antara 20 59 tahun
dengan kelompok umur 20-29 tahun, 30-39 tahun, 40-49
tahun, dan lebih dari 50 tahun. Rata-rata umur perawat di
Ruang Aster G berusia 20-29 tahun. Jumlah perawat di
Ruang Aster G (Syaraf Bawah) sebanyak 20 orang yang
terdiri dari kepala ruangan, 3 orang ketua tim, dan 16
orang perawat pelaksana. Adapun tingkat pendidikan
terdiri D3 Keperawatan 15 orang, S1 Keperawatan 3
orang, S1 Keperawatan (Ners) 2 orang,. Jumlah pekarya
ada 4 orang.
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 34

35

b.Non manusia
1) Method
Ditinjau dari segi pengorganisasian, di ruang
Rawat Inap Aster G (Syaraf Bawah) metode penugasan
yang diterapkan adalah metode tim yaitu SP2KP yang
memberikan
sekelompok
profesional,

sekelompok
pasien,

perawat

dimana

berpengalaman

terhadap

kelompok

perawat

serta

memiliki

pengetahuan dibidangnya. Tim terbagi menjadi 3,


yaitu tim 1, tim 2, dan tim 3. Tim I bertanggung jawab
pasien di kamar 7, 5 dan kamar 9 bed 1-3. Tim II
bertanggung jawab pasien di kamar 4, 8 dan ruang
isolasi 1 (kamar 6). Tim III bertanggung jawab pasien
di kamar 1,2 dan kamar ruang isolasi 2 (kamar 6).
Dalam pelaksanaan metode tim, kepala ruangan
berperan memberikan solusi bersama-sama dengan
ketua tim dan perawat pelaksana menyelesaikan
masalah pasien. Bila kepala ruangan berhalangan
hadir, kepala ruangan akan mendelegasikan tugas
kepemimpinan kepada perawat yang berkompeten
dan dapat dipercaya untuk mengerjakan tugasnya
(biasanya katim). Apabila perawat pelaksana salah
satu tim berhalangan untuk melaksanakan tugasnya
pada hari itu maka perawat pelaksana dari tim lain
dapat secara fleksibel menggantikan tugasnya saat
itu.

Berdasarkan

hasil

observasi

setiap

hari

dilaksanakan kegiatan 11 kali pre conference dan 11


kali post conference di ruangan ini, kegiatan timbang
terima/operan

selalu

dilakukan

pada

shift

pagi/sore/malam. Untuk operan didepan pasien hanya


dilakukan pada saat pergantian shift malam ke shift
pagi saja.
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 35

36

Penggunaan metode penugasan tim ini cukup


efektif sehingga perawat dapat mengetahui kondisi
klien

yang

menjadi

tanggung

komprehensif

sehingga

keperawatan

menjadi

proses
optimal.

KEPALA INSTALASI IRNA E

mahasiswa

program

profesi

jawabnya

secara

pemberian

asuhan

Oleh
Ners

karena
PSIK

itu,

UNSRI

merencanakan
untuk
tetap
Hj.Nurlela,
S.KM,
MM mempertahankan dan ikut
serta

dalam

pre

dan

post

conference

serta

meningkatkan timbang terima/operan pasien langsung


dihadapan pasien setiap pergantian shift dan dihadiri
oleh seluruh tenaga kesehatan di Ruang
KEPALA RUANGAN SYARAF
(Syaraf bawah)BAWAH
yang dimulai

Aster G

pada hari ke tujuh

pelaksanaan
roleSuhartini,
play. S.Kep
Selain itu ruang Aster G
Ns. Jannah
memiliki perencanaan cuti yang dibuat setiap awal
tahun.
Seluruh pegawai berhak mendapat cuti baik BLU
maupun PNS seperti cuti hamil, menikah dan cuti
KETUA TIMkarena
I

KETUA TIM IImusibah. KETUA


TIM III
mengalami
Setiap
perawat

Suryanti Helena,
Nora jatah
Kurniawaty,
mendapatkan
cuti AMK
12 hari
AMK

Ns. Eva
Nilam P,
kerja
selama
1 tahun
S.Kep

untuk pegawai non-shift, sedangkan untuk pegawai


yang kerja shift 10 hari kerja selama 1 tahun.

Miswanto, AMK

Rina Mardiana, AMK

Agfanul, AMK

Erika, AMK

Junaidi, AMK

Sri Hartati AMK

Puji Yani, AMK

Meyla Wulandari,
S.Kep

Arif Darmawan, AMK

Altrisia, AMK

Eka Winarti, AMK

Syarifah W, AMK

Multi Prima, AMK


Eka Maryani, S.Kep

Elyana, AMK

Kamar 7, 5 dan 9

Kamar 4, 8 dan 6
(ruang isolasi 1)

Kamar 1,2 dan 6


(ruang isolasi 2)

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 36


PEKARYA

PEKARYA

PEKARYA

PEKARYA

Siti

Desi

Verawati

Engga

PEKARY
A

Hardiyan
to

37

2) Material
Ruang inap Aster G adalah ruang rawat inap
penderita dan apapun yang berhubungan dengan
penyakit bedah, terdiri atas :
a) 8 ruang rawat inap
Kamar 1 terdiri dari 6 TT dan 6 narkase
Kamar 2 terdiri dari 6 TT dan 6 narkase
Kamar 4 terdiri dari 6 TT dan 6 narkase
Kamar 5 terdiri dari 6 TT dan 6 narkase
Kamar 6 terdiri dari 2 TT dan 2 narkase
Kamar 7 terdiri dari 3 TT dan 3 narkase
Kamar 8 terdiri dari 3 TT dan 3 narkase
Kamar 9 terdiri dari 6 TT dan 6 narkase
b) 1 ruang kepala ruangan
1 ruang perawat
1 kamar mandi perawat
5 kamar mandi pasien (1 kamar mandi di kamar
7, 1 kamar mandi di kamar 8, 3 kamar mandi)
3) Lingkungan Non-Fisik
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 37

38

Lingkungan non-fisik meliputi hubungan kinerja


petugas di ruangan yakni;
a) Kepala Ruangan dengan perawat
Kepala ruangan berperan memberikan

solusi

bersama-sama dengan ketua tim dan perawat


pelaksana dalam menyelesaikan masalah pasien.
Bila kepala ruangan berhalangan hadir, kepala
ruangan akan mendelegasikan tugas kepemimpinan
kepada perawat yang berkompeten dan dapat
dipercaya untuk mengerjakan tugasnya (biasanya
katim). Apabila perawat pelaksana salah satu tim
berhalangan untuk melaksanakan tugasnya pada
hari itu maka perawat pelaksana dari tim lain dapat
secara fleksibel menggantikan tugasnya saat itu.
b) Perawat dengan Perawat
Berdasarkan
hasil
observasi
setiap
hari
dilaksanakan kegiatan 3 kali pre conferencedan 3
kali

post

conference

di

ruangan

ini,

kegiatan

timbang terima/operan selalu dilakukan pada shift


pagi/sore/malam.

Untuk

operan didepan

pasien

hanya dilakukan pada saat pergantian shift malam


ke shift pagi saja. Kegiatan timbang terima antar
perawat

ini

merupakan

salah

satu

cara

berkomunikasi efektif antar shift perawat untuk


mengetahui kondisi klien yang menjadi tanggung
jawabnya secara komprehensif sehingga proses
pemberian asuhan keperawatan menjadi optimal.
c) Dari hasil observasi mengenai kedisiplinan pegawai,
95% perawat tergolong disiplin yaitu datang tepat
waktu (07.00) dan pulang tepat waktu (14.00),
memakai seragam perawat, perawat melakukan
pendokumentasian keperawatan, perawat selalu izin
ketika akan pergi keluar, perawat selalu melakukan

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 38

39

timbang terima, perawat selalu mendengar keluhan


pasien, perawat memberikan obat dengan prinsip
12 benar dan sesuai spo dari ruangan.
d) Kepala Ruangan dengan Mahasiswa
Kepala Ruangan sangat membantu mahasiswa
dalam praktik di ruang Aster G (Syaraf Bawah)
Kepala Ruangan selalu memberikan masukan atau
saran

dan

mahasiswa

sangat
di

terbukan

ruangan.

Kepala

bagi

kehadiran

ruangan

juga

memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk


melakukan role play mandiri dengan pengawasan
Kepala Ruangan yang sebelumnya telah ditetapkan
perannya masing-masing oleh mahasiswa. Kepala
Ruangan juga berperan serta dalam mengoreksi
peran-peran yang dijalankan oleh mahasiswa ketika
e)

praktik di Ruang Aster G (Syaraf Bawah).


Perawat dengan Mahasiswa
Berdasarkan hasil observasi mahasiswa selama
praktik di ruang Aster G (Syaraf Bawah), respon
perawat terhadap mahasiswa cukup baik dimana
mahasiswa

dapat

belajar

dan

mempraktikkan

keterampilan yang didapatkan selama ini serta


dapat membantu kerja perawat ruangan dalam
merawat pasien-pasien.
f)
Perawat dengan Klien
Kepuasan klien di Ruang Aster G dari
didapatkan hasil 64%
dengan

pelayanan

pasien

pasien dikategorikan puas

yang

diberikan

perawat

di

ruangan Aster G (Syaraf Bawah). Alur penerimaan


pasien baru di ruangan sudah dilaksanakan sesuai
g)

protokol penerimaan pasien baru.


Klien dengan Lingkungan
Secara umum pasien mengatakan

bahwa

pelayanan di ruang Aster G (Syaraf Bawah) sudah

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 39

40

bagus. Beberapa keluarga pasien mengeluhkan


tidak adanya kotak sampah di tiap ruang rawat
pasien, ini menyulitkan mereka yang harus bolakbalik membuang sampah ke kotak sampah yang ada
dekat dengan counter perawat dan didekat WC
pasien

bahkan

ada

juga

yang

mengumpulkan

sampah di kamar mandi kemudian baru dibuang.


Kemudian sarana air bersih yang terkadang mati
sehingga beberapa pasien harus menunggu air
hidup baru bisa menggunakan air bersih. Dalam
kebersihan

lingkungan

ruang

Aster

(Syaraf

Bawah) pasien mengatakan sudah baik dimana


petugas

kebersihannya

membersihkan

ruangan

sebanyak 3 kali/hari dan system ventilasi dan


pencahayaan
sebagai

yang

masukan

pelayanan

di

baik.

Adapun

untuk

ruang

saran

meningkatkan

Aster

(Syaraf

pasien
mutu
Bawah)

khususnya fasilitas yang tersedia di ruangan, yaitu


pasien mengharapkan adanya penambahan kotak
sampah

di

tiap

ruang

rawat

pasien

yang

dikarenakan akses keluar untuk membuang sampah


sangat menyita waktu serta adanya sarana air
bersih yang 24 jam.
Perawat di Aster G (Syaraf Bawah) cepat tanggap
terhadap

keluhan

menghubungi

dokter

pasien
jaga.

dengan
Sebelum

segera

melakukan

intervensi perawat berkonsultasi terlebih dahulu


kepada dokter apa yang harus dilakukan terhadap
pasien tersebut.
Ruang Aster G (Syaraf Bawah) memiliki tempat
khusus obat. Setiap pasien memiliki 1 tempat
khusus obat sehingga memudahkan perawat pada
saat membagikan obat-obatan kepada pasien. ObatLaporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 40

41

obatan tersebut tidak dibagikan seluruhnya kepada


pasien, tetapi sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.

Setiap

harinya

bagian

farmasi

mengantarkan obat ke ruang Aster G (Syaraf


Bawah), sekaligus melakukan pengecekan apakah
ada obat yang kurang, apakah ada pasien yang
pindah ruangan dan apakah ada pasien baru.
Begitupun juga dengan ahli gizi, ahli gizi setiap
hari datang ke ruang Aster G (Syaraf Bawah) sesuai
dengan jadwal makan pasien yaitu 3x sehari, ahli
gizi

juga

melakukan

pengecekan

apabila

ada

perubahan menu diet yang ditulis perawat di status


pasien, sekaligus melakukan pengecekan apakah
ada pasien baru dan pasien pulang.
c. Kajian Indikator Mutu Ruangan
1) BOR (Bed Occupancy Rate)
BOR (Bed Occupancy Rate) atau tingkat hunian RS
(dalam bentuk presentase). Menurut Depkes RI (2005),
BOR adalah presentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu. Indikator ini
gambaran

tinggi

rendahnya

tingkat

memberikan
pemanfaatan

tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang


ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus Perhitungan

Pada tanggal 25 Februari 2015 jumlah pasien yang


dirawat adalah 32 orang, tanggal 26 Februari 2015
jumlah pasien yang dirawat adalah 31 orang. Jumlah
pasien di Ruang Aster G (Syaraf Bawah) adalah

63

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 41

42

orang, jumlah tempat tidur yaitu 38 Tempat tidur dan


periode nya yaitu 2 hari.
Jadi

BOR = 82%
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa nilai BOR di Ruang Aster G (Syaraf
Bawah) termasuk dalam kategori ideal. Berdasarkan
hasil laporan, didapatkan hasil perhitungan BOR di
ruang Aster G (Syaraf Bawah) yaitu 82%.
2) ALOS (Average Length of Stay)
Menurut Depkes RI (2005), ALOS adalah rata-rata
lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping
memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan

gambaran

mutu

pelayanan,

apabila

diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal


yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara
umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes,
2005).
Rumus Perhitungan ALOS :

1) Pada tanggal 25 Februari 2015, ada 2 orang pasien


pulang
a. Pasien A Pulang dengan lama dirawat 7 hari
b. Pasien B Pulang dengan lama dirawat 6 hari
Maka ALOS nya

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 42

43

ALOS = 6,5 hari


Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa nilai ALOS tanggal 25
Februari 2015 di Ruang Aster G (Syaraf Bawah)
termasuk dalam kategori Ideal.
2) Pada tanggal 26 Februari 2015, ada 1 orang pasien
pulang
Pasien A dengan lama rawat = 8 hari
Maka ALOS nya

ALOS = 8 hari
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa nilai ALOS tanggal 26
Februari 2015 di Ruang Aster G (Syaraf Bawah)
termasuk dalam kategori Ideal.

3) TOI (Turn Over Interval)


TOI
(Turn
Over
Interval)

adalah

tenggang

perputaran. Menurut Depkes RI (2005), TOI adalah


rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari
telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini
memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan
tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi
pada kisaran 1-3 hari.
Rumus perhitungan

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 43

44

1). Pada tanggal 25 Februari 2015.


Jumlah Pasien secara keseluruhan adalah 32 orang,
dan ada 2 orang pasien yang keluar (pulang).
Maka, TOI nya :

TOI = 3
TOI = 3 hari
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa nilai TOI tanggal 25
februari 2015 di Ruang Aster G (Syaraf Bawah)
termasuk dalam kategori ideal
2). Pada tanggal 26 Februari 2015
Jumlah Pasien secara keseluruhan adalah 31 orang,
dan 1 orang pasien yang keluar (pulang).
Maka, TOI nya

TOI = 7
TOI = 7 hari
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa nilai TOI tanggal 26 Februari
2015 di Ruang Aster G (Saraf Bawah) termasuk
dalam kategori kurang ideal.
d.Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga keperawatan di ruang Aster G berjumlah 20
orang dimana 15 orang lulusan diploma 3, 3 orang lulusan
profesi ners, 2 orang lulusan sarjana keperawatan dengan
beberapa kualifikasi pelatihan yang pernah didapatkan :
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 44

45

PPGD (9 orang), BLS (3 orang), Cardiovasculer (1 orang),


BCLS (2 orang) BNLS(1 orang), CI (4 orang), BTCLS (1
orang), ACLS (1 orang), BHD (4 orang), WOUND CARE (2
orang), TOT (1 orang).

BAB III
ANALISA DATA DAN PERENCANAAN
A. Analisa SWOT
Analisa
SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan
kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini
menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan yang
kemudian dikelompokkan menurut konstribusinya masing-masing.
Analisa ini terbagi menjadi empat bagian dasar, yaitu:
1. Strength (S)
Strength (S) adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 45

46

2. Weakness (W)
Weakness (W) adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
3. Oppurtunity (O)
Oppurtunity (O) adalah situasi atau kondisi yang merupakan
peluang dari luar organisasi dan memberikan peluang
berkembangan bagi organisasi di masa depan.
4. Threathened (T)
Threathened (T) adalah situasi atau kondisi yang merupakan
ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan
dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.

Tabel 3.1
Analisis SWOT
N
O
1

ANALISIS SWOT

BOBO

RATING

BXR

0,1

0,4

0,1

0,4

KET

T
MAN (SDM)
a.Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1.Ketenagaan di Ruang Saraf
Bawah Aster G yaitu 2 orang
perawat

memiliki

latar

belakang pendidikan Ners, 3


orang

latar

pendidikan
15

orang

S1

belakang
Keperawatan,

memiliki

belakang

latar

Akademi

Keperawatan. Kepala Ruangan


Ruang Aster G (Syaraf Bawah)
merupakan

lulusan

sarjana

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 46

47

keperawatan.
2.Menurut informasi dari Kepala
Ruangan sudah banyak staff
yang

mengikuti

diantaranya,
telah

terdapat

mengikuti

BNLS,

pelatihan
pelatihan

pelatihan

pelatihan

BTCLS,

ACLS,

pelatihan

pelatihan

CI,

dan

staff
PPGD,

pelatihan

0,05

0,15

0,05

0,2

BHD,
pelatihan

wound care.
3.Pegawai

S-W
3 0,8

direkrut

melalui

seleksi CPNS dan BLU.


4.Pegawai

=
0,1

0,4

0,05

0,2

0,1

0,4

0,05

0,15

0,1

0,3

0,1

0,4

2,2

diorientasikan

keruangan

sesuai

dengan

ketentuan

DIKLAT

sebelum

masuk keruangan
5.SDM diperbolehkan izin belajar
untuk

melanjutkan

jenjang

karir dengan kriteria/ syarat


tertentu
6.Kepala ruangan memberikan
motivasi kerja kepada staffnya
untuk melaksanakan asuhan
keperawatan dengan baik
7.Kepala

ruangan

memonitoring
pelayanan

selalu
terhadap

keperawatan

di

ruangan setiap hari


8.Terlaksananya

kegiatan

timbang terima oleh perawat


shift pagi/ sore/ malam
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 47

48

9.Hasil

analisis

perawat

di

bahwa

Ruang

85%

Aster

0,1

0,4

0,1

0,4

datang dinas tepat waktu


10.

Adanya

tenaga

keperawatan;

ada

non

orang

pekarya
WEAKNESS
1.

Masih

kurangnya

jumlah tenaga keperawatan


berdasarkan

perhitungan

ketenagaan menurut Douglas


yang

memungkinkan

menyebabkan
perawat

beban

dapat
kerja

menjadi

berlebih.

Jumlah

kebutuhan

perawat

yang

dibutuhkan

untuk

2,2

bertugas perhari sebanyak 20


orang
yang

sedangkan
bertugas

perawat

dalam

0,05

0,15

satu

hari berjumlah 12 orang, hal


ini disesuaikan dengan tingkat
ketergantungan pasien
2.

Perbandingan jumlah

OT
0,05

0,2

perawat dan pasien 1:3

1,22 =

TOTAL
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY

1,55
0,33

0,1

0,4

0,2

0,8

1. Ruang Bedah Aster G dipakai


sebagai lahan praktek bagi
mahasiswa D3 keperawatan,

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 48

49

profesi

ners,

kedokteran

dan

profesi

(coass

dan

residen).
2. Adanya kebijakan rumah sakit
memberikan kesempatan bagi

0,1

0,3

0,2

0,8

0,3

0,12

perawat untuk meningkatkan


pendidikan.
3. Adanya kebijakan rumah sakit
dalam pemberian izin untuk
mengikuti

pelatihan

guna

peningkatan kualitas kinerja


perawat
4. Adanya seleksi CPNS dan BLU
untuk

menambah

jumlah

pegawai di ruangan
THREATENED
1. Adanya
penerapan

JCI

10

menuntut ruangan untuk lebih


meningkatkan
baik

dari

maupun

kompetensi

tenaga

perawat

pemberian

asuhan

keperawatan
melakukan

dalam
tindakan

keperawatan.
2. Kurangnya tenaga
dapat

perawat

menyebabkan

beban

kerja perawat meningkat


3. Dibutuhkannya
tenaga
perawat

sesuai

dengan

perhitungan Douglas adalah


sebanyak 20 orang/ hari
TOTAL
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 49

50

2.

MATERIAL
a.

Internal Factor (IFAS)

STRENGTH
1.

Kapasitas

tempat

0,1

0,4

0,05

0,15

0,1

0,4

tidur yaitu 38 tempat tidur


dan 38 narkase.
2.

Pencahayaan pada
setiap ruangan baik dan
lancar

3.

Penggantian laken
setiap hari untuk menghindari

SW
0,1

0,4

kejadian infeksi pada pasien


4.

Tersedianya GV Set

-1,125
0,1

0,4

yang diambil dari CSSD


5.

2,375
=
1,25

Terdapat trolly

0,1

0,4

0,025

0,07

emergency yang letaknya


strategis
6.

Terdapat nurse

station yang letaknya


strategis
7.

0,05

Terdapat sejumlah

0,15

banner dalam peningkatan


pengetahuan pasien dan
keluarga pasien
8.

0,05

Adanya mading yang

0,2

terdapat di ruangan Aster G


0,025

WEAKNESS
1.

0,07

Kamar pasien hanya


dibagi

berdasarkan

kelamin

bukan

penyakit

jenis

berdasarkan
0,1

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 50

51

2.

Kamar mandi pasien


terletak di luar kamar pasien.

0,4

1 kamar mandi di kamar 7, 1


kamar mandi di kamar 8, dan
3

kamar

mandi

1,75
0,05

2=

disamping

- 0,25

kamar 1).
3.

OT

0,15

Kurang

ketersediaan

handscoon untuk melakukan


tindakan

yang

dengan

bersentuhan

cairan

0,05

maupun

tindakan invasif pada pasien.


4.

0,1

0,15

Washtafel yang hanya


ada satu untuk perawat dan
tenaga

medis,

10

0,15

sedangkan

tidak tersedia washtafel untuk


pasien

maupun

1,25

keluarga

pasien
5.

Tempat
blanko

yang

penyusunan

belum

0,25

tertata

rapih.
6.

0,75
Adanya mading yang

tidak difungsikan

0,25

TOTAL
1
b.

External Factor (EFAS)

OPPORTUNITY
1. Adanya

0,5

pengajuan

pengadaan
prasarana

proposal

sarana
secara

dan
berkala

2
10

setiap tahunnya kepada pihak


RSUP M. HOESIN

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 51

52

2. Adanya bantuan pengadaan

0,25

alat dari pemerintah pusat,


misalnya

dari

kementrian

kesehatan.
THREATENED
1.

Pengadaan
dan

sarana

prasarana

memerlukan
panjang

yang

waktu

yang

dalam

proses

permintaannya
3.

TOTAL
METODE
a.Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1.

Adanya visi dan misi

0,1

0,4

0,1

0,4

0,025

0,07

ruangan di ruang Aster G


2.

Metode
yang

penugasan

diterapkan

adalah

metode tim yaitu SP2KP


3.

Ada

tim

dalam

metode tim di ruangan.


4.

Terdapat

5
0,025

pengaturan

jadwal dinas pagi, siang dan

1
0,05

malam
5.

0,15
Adanya

bagi

para

mengajukan
disesuaikan

kemudahan

pegawai
cuti

untuk

0,1

yang

dengan/oleh

0,4
0,05

kebutuhan
6. Terdapatnya
pendokumentasian

4,175
0,2

format

SW
0,6 =
3,575

0,05

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 52

53

7. Adanya

SOP

digunakan

yang

dapat

sebagai

0,2

standar

untuk melakukan tindakan

0,1

8. Jadwal dinas disusun oleh Karu


dengan

persetujuan

Katim

dan Perawat Pelaksana


9. Adanya

0,4
0,1

monitoring

0,4

pendokumentasian askep oleh


karu dan katim
10.

Hasil

analisis

kepuasan pasien bahwa 85%


pasien

menyatakan

puas

dengan

0,05

sangat

0,15

pelayanan

perawat

dan

menyatakan

puas

15%
dengan

0,1

pelayanan keperawatan
11.

Hasil

observasi

penerimaan
hampir

0,4

pasien

100%

melakukan

baru
perawat

penerimaan

pasien baru sesuai dengan


protap
12.

0,1
Kepala

ruangan

0,4

berperan memberikan solusi


bersama-sama dengan ketua

0,05

tim dan perawat pelaksana


dalam

menyelesaikan

masalah pasien

4
0,2

10
3,57
5

WEAKNESS
1.

Masih
pengetahuan

terdapat
pasien

dan

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 53

54

keluarga
mengenai

yang
6

kurang

langkah

0,1

cara

mencuci tangan
2.

0,4

Keluarga
terlihat

masih

pasien
membuang

0,2

sampah sembarangan

OT

TOTAL

0,8

2,8
1,1 =

0,1

c.External Factor (EFAS)

1,7
0,4

OPPORTUNITY
1.

Adanya kebijakan dari

0,1

0,2

rumah sakit yang


memberikan kesempatan

0,4

pada kepala ruangan untuk


mengelola ruangan
2.

0,8

Adanya dukungan
dari pihak rumah sakit untuk
meningkatkan reward perawat
berdasarkan hasil laporan
perawat/ log book setiap
bulannya

3.

Adanya dukungan
dari pihak rumah sakit untuk

0,1

melakukan pelatihan pada


staff perawat di ruangan Aster
G yang ditunjuk oleh Kepala

0,3
0,1

Ruangan
4.

Adanya pelatihan CI

0,4

yang telah diikuti oleh kepala


ruangan Aster G

0,05

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 54

55

5.

Adanya program
akreditasi rumah sakit menuju

0,2

RS international yang
menuntut perawat menjadi

0,05

lebih baik dengan


memperhatikan Hak dan

0,2

Kewajiban Pasien, 6 sasaran


keselamatan pasien, Etika
berkomunikasi dengan pasien

10

serta program lainnya


1
THREATENED
1.

Adanya UU No. 23
Tahun

1992

tentang

perlindungan terhadap pasien


2.

Adanya

sanksi

pemotongan

renumerasi

akibat data yang diisi oleh


perawat dalam status tidak
lengkap
3.

Ketidakpahaman
keluarga
cara

pasien

mencuci

pemilahan

mengenai

tangan

sampah

menyebabkan

dan
dapat

infeksi

nosokomial
4.

Kurang
pengetahuannya

keluarga

pasien/ pasien terhadap tata


tertib

dan

hak

kewajiban

pasien dapat mengakibatkan


pelanggaran tata tertib oleh
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 55

56

keluarga/ pasien
TOTAL

B. Prioritas Masalah
SCORING
MASALAH

SKOR ANALISIS
SWOT
IFAS (SEFAS

MATERIAL
MEN (SDM)
METODE

W)
1,25
2,2
3,575

(O-T)
- 0,25
0,33
1,7

JUMLA

PRIORITA

KONDI

SI

MASALAH
1
2,53
5,275

Pertama
Kedua
Ketiga

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 56

57

C. Planning Of Action (POA)


PLANNING OF ACTION (POA) MAHASISWA PROFESI NERS PSIK UNSRI STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG SYARAF BAWAH (ASTER G) RSUP MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
TANGGAL 23 FEBRUARI 2015 14 MARET 2015
NO

KEGIATAN

23

24

25

26

2
7

2
8

0
2

0
3

TANGGAL
0
0
0
4
5
6

07

09

10

11

12

13

PJ

14

1.

Pembuatan instrumen pengkajian

2.

Analisa situasi
a. Wawancara instrument manajemen keperawatan
b. Penghitungn tenaga kerja perawat berdasarkan
tingkat ketergantungan pasien
c. Perhitungan tingkat kepuasan pasien diruangan
d. Perhitungan instrument standar asuhan
keperawatan di ruangan
e. Perhitungan analisis tindakan keperawatan
f. Perhitungan kedisiplinan pegawai
Paparan analisa situasi

Neng Anis, Wenny,


Vitaloka

Pembuatan dan sosialisasi identitas masing-masing


tim pada tempat obat
Penataan kembali status pasien, penamaan setiap
Tim serta anggota di lemari dan pembuatan famplet
kembalikan lagi
Penyuluhan kesehatan di ruang Aster G :
a. Penyuluhan Penyakit Stroke
b. Penyuluhan ROM Aktif dan Pasif
Pembuatan banner Vertigo dan tempat leaflet
stroke dan ROM Aktif Pasif di ruang Aster G
Ronde Keperawatan dengan masalah Emboli Cerebri
dan AF Rapid Response
Evaluasi manajemen perawatan

Hupazmi, Redi,
Nurkumalasari
Ronal, Tiara

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

10. Pelaporan secara keseluruhan

Co-Ners Unsri

Co-Ners Unsri

a.
b.

Ferinda, Ellen
Fajar, Meina
Ellen, Redi
Co-ners Unsri
Co-Ners Unsri
Co-Ners Unsri

Keterangan :

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK-UNSRI| 57

58

: dilaksanakan
: belum dilaksanakan

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK-UNSRI| 58

59

BAB IV
IMPLEMENTASI HASIL
Setelah Mahasiswa Co-Ners Program Profesi Ners 2014 melakukan
praktik stase Manajemen Keperawatan selama 3 minggu dalam jangka
waktu (23 Februari 14 Maret 2015) di Ruang Aster G (Ruang Syaraf
Bawah) Instalasi Rawat Inap E RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang,
dengan berpedoman pada POA

(Planning of Action) yang telah

dipaparkan pada saat seminar hasil analisa situasi, maka mahasiswa


telah melakukan tindakan manajemen keperawatan, yaitu:
1. Menganalisa Situasi
Analisa situasi di Ruang Aster G yang dilakukan oleh Co-Ners
mulai dari tanggal 23 Februari 2015 sampai dengan 25 Februari 2015
dengan

mengkaji

beberapa

instrument

yang

mengevaluasi

manajemen keperawatan di Ruang Aster G. Co-Ners melakukan


analisa ruangan dengan berfokus pada 5 fungsi yaitu Planning,
Actuating, Controlling, dan Staffing. Mahasiswa Co-Ners melakukan
analisa

situasi

dengan

beberapa

instrument

yaitu

instrument

manajemen keperawatan di ruangan (Man, Methode, Material,


Money) yang dilakukan dengan cara teknik wawancara dengan
Kepala Ruangan, Ketua Tim dan Perawat Pelaksana, berikutnya yaitu
Co-Ners menyebar kuesioner instrument untuk mengevaluasi tingkat
kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan, serta Co-Ners
juga melakukan penilaian manajemen keperawatan dalam bentuk
observasi

yang

tertuang

dalam

beberapa

instrument

instrument standar asuhan keperawatan, instrument

yaitu,

observasi

kebersihan lingkungan, instrument kedisiplinan pegawai, instrument


timbang terima perawat, instrument penerimaan pasien baru,
instrument penilaian observasi tingkat ketergantungan pasien dan
instrument tindakan keperawatan.
Setelah mengumpulkan data-data tersebut dan dianalisis,
maka Co-Ners kemudian membuat analisa kondisi ruangan tersebut
dan membuat perencanaan atas masalah yang memiliki prioritas
terbesar dengan menggunakan analisis SWOT. Setelah itu Co-Ners
membuat perencanaan dari masalah-masalah yang timbul dari
ruangan dan membuat POA (Planning of Action) sebagai pedoman
untuk melaksanakan rencana tindakan di Ruang Aster G.
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK-UNSRI|
59

60

2. Paparan Analisa Situasi


Hasil analisa ruangan dan rencana kerja yang tertuang dalam
POA (Planning of Action) yang akan dilaksanakan oleh Co-Ners,
kemudian dipaparkan dalam paparan hasil analisa situasi yang
dilakukan pada hari Sabtu, 28 Februari 2015. Adapun hasil analisa
situasi

yang

dijabarkan,

terdapat

masalah

yang

akan

diimplementasikan oleh Co-Ners Unsri sesuai dengan jadwal yang


telah tertera di POA.
3. Perubahan di Ruang Aster G
a. Sistem
Ruang Aster G saat ini sedang melaksanakan kegiatan yang
menunjang SP2KP yang juga dilaksanakan oleh Co-Ners selama
melaksanakan praktik manajemen keperawatan di Ruang Aster G.
Kegiatan

tersebut

meliputi

kegiatan

timbang

terima

yang

dilakukan oleh perawat setiap shift yang dapat dijabarkan


sebagai berikut:
Shift Pagi:
1) Pre Conference: Sebelum memulai operan, Kepala Ruangan
Aster G mempersilahkan salah satu perawat untuk memimpin
doa. Kepala ruangan memimpin operan pagi yang meliputi
pelaporan dari perawat malam ke perawat pagi mengenai
masalah keperawatan utama, intervensi keperawatan dan
medis yang telah dilakukan, sedang dilakukan dan yang akan
dilakukan berikut dengan tindakan medis. Pelaporan kondisi
lingkungan dan juga kegiatan yang akan dilaksanakan.
Sosialisasi informasi terkini oleh Kepala Ruangan dan Kepala
Ruangan memberikan solusi jika terjadi konflik.
2) Post Conference: Melakukan operan langsung ke semua
kamar pasien (perawat didampingi oleh Kepala Ruangan
berkeliling ke setiap kamar, memperkenalkan perawat jaga
shift pagi kepada pasien, melakukan timbang terima dengan
perawat shift pagi, melaporkan keadaan pasien, tindakan
yang telah dilakukan, sedang dilakukan dan akan dilakukan).
Shift Sore:
Perawat shift pagi melakukan timbang terima kepada
perawat shift sore mengenai masalah keperawatan utama,
intervensi keperawatan dan medis yang telah dilakukan, sedang
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK-UNSRI|
60

61

dilakukan dan yang akan dilakukan berikut dengan tindakan


medis. Pelaporan kondisi lingkungan dan juga kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Shift Malam:
Perawat shift sore melakukan timbang terima kepada
perawat shift malam mengenai masalah keperawatan utama,
intervensi keperawatan dan medis yang telah dilakukan, sedang
dilakukan dan yang akan dilakukan berikut dengan tindakan
medis. Pelaporan kondisi lingkungan dan juga kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Penerapan

metode

SP2KP

di

Ruang

Aster

sudah

memberikan hasil yang cukup baik dalam metode penugasannya


menggunakan metode tim yaitu model pelayanan keperawatan
diberikan kepada sekelompok perawat terhadap sekelompok
pasien. Setiap tim mengelola pasien dengan jumlah sesuai yang
telah ditentukan oleh Kepala Ruangan dengan satu tim yaitu 1113 pasien dengan jumlah perawat pelaksana (4-5 orang), lalu
ketua tim membagi pasien kepada perawat pelaksana.
b. Program
Program yang telah dilaksanakan oleh Co-Ners di Ruang
Aster

meliputi

penyuluhan

mengenai

penyakit

stroke,

Penyuluhan ROM aktif dan pasif, pelaksanaan ronde keperawatan,


serta discharge planning.
1) Penyuluhan Kesehatan mengenai Penyakit Stroke
Penyuluhan kesehatan tentang penyakit Stroke dilakukan
pada hari Kamis, 12 Maret 2015 di depan kamar Isolasi
Ruang Aster G yang dihadiri oleh Co-Ners yang dinas di
Ruang Aster G dan didampingi Kepala Ruangan Aster G.
Peserta penyuluhan terdiri dari pasien, keluarga pasien atau
pun

kerabat

yang

sedang

menjenguk

pada

saat

itu.

Penyuluhan menggunakan metode ceramah dan tanya


jawab dengan menggunakan media banner dan leaflet.
Respon peserta penyuluhan cukup antusias, dibuktikan
dengan peserta penyuluhan dapat bertanya dan menjawab
pertanyaan penyuluh dengan tepat.
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK-UNSRI|
61

62

2) Penyuluhan Kesehatan ROM Aktif dan Pasif


Penyuluhan kesehatan tentang ROM aktif dan pasif
dilakukan pada hari yang sama dengan penyuluhan penyakit
Stroke yaitu pada hari Kamis tanggal 12 Maret 2015 di depan
kamar Isolasi Ruang Aster G yang dihadiri oleh seluruh CoNers yang dinas di Ruang Aster G dan didampingi oleh Kepala
Ruangan dan perawat Aster G. Peserta penyuluhan terdiri dari
pasien, keluarga pasien dan kerabat yang saat itu sedang
membesuk. Penyuluhan menggunakan metode ceramah dan
demonstrasi dengan menggunakan media leaflet. Respon
peserta

penyuluhan

cukup

antusias,

dibuktikan

dengan

peserta penyuluhan dapat mempraktikkan cara latihan ROM


aktif dan pasif dengan baik.
3) Melakukan Pre dan Post Conference
Pelaksanaan
Pre
dan
Post

Conference

sudah

dilaksanakan oleh Co-Ners yang dimulai dari tanggal 02 Maret


2015 sampai 13 Maret 2015 di setiap akan memulai dan
mengakhiri

shift.

Pre

conference

dipimpin

oleh

Kepala

Ruangan yang dijabat oleh Co-Ners saat itu, kemudian


dilanjutkan dengan penyampaian asuhan keperawatan yang
telah dilakukan, sedang dilakukan dan akan dilakukan baik
secara

mandiri

ataupun

kolaborasi,

penyampaian

pengumuman dan implementasi yang akan dilakukan pada


hari tersebut, diskusi mengenai kegiatan yang akan dilakukan.
Berdoa.
Post conference dilaksanakan dengan berkeliling ke
setiap kamar, memperkenalkan Co-Ners yang akan bergantian
jaga pada saat itu. Untuk kegiatan timbang terima shift
malam dilakukan oleh Co-Ners penanggung jawab yang
sebelumnya ditunjuk oleh Co-Ners yang menjabat kepala
ruangan pada saat itu.
4) Pelaksanaan Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan dilaksanakan sebanyak 1 kali pada
tanggal 13 Maret 2015 pada Tn. C dengan diagnosa medis
Emboli Cerebri. Dalam kegiatan ronde keperawatan, Co-Ners
melakukan ronde keperawatan, masing-masing Co-Ners ada
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK-UNSRI|
62

63

yang berperan sebagai Kepala Ruangan, Perawat Primer dan


Perawat Associate. Ronde dilaksanakan pada jam dinas pagi
yaitu pukul 11.30 12.30 WIB. Ronde Keperawatan dihadiri
oleh Kepala Ruangan Aster G beserta Katim Ruangan Aster G.
5) Pelaksanaan Discharge Planning
Discharge planning dilaksanakan selama 1 hari yaitu
pada tanggal 13 Maret 2015. Discharge planning dilaksanakan
sesuai dengan kasus pasien yang banyak ditemukan di ruang
rawat Aster G yaitu penyakit Stroke. Dalam melaksanakan
discharge planning, tidak ada hambatan yang bermakna.
Perawat juga mengatakan bahwa mereka selalu mengedukasi
pasien sebelum pulang disesuaikan dengan kebutuhan yang
mereka butuhkan, misalkan perawatan luka, pencegahan
stroke

berulang,

memberikan

kontrol

surat

berobat

kontrol

dan

berobat.

lainnya
Namun

ketika
perawat

mengatakan bahwa mereka tidak memiliki media discharge


planning yang tepat yang bisa digunakan untuk mengedukasi
pasien yang akan rawat jalan. Oleh karena itu Co-Ners
membuat leaflet discharge planning sesuai yang dibutuhkan
oleh perawat untuk masalah medis stroke beserta leaflet
latihan ROM aktif dan pasif. Hal ini disesuaikan dengan
kebutuhan leaflet sebagai hal yang mendukung keberhasilan
edukasi discharge planning di ruangan, hal ini merujuk pada
sistem MPKP.
c. Material
1) Pengklasifikasian

Form

Diagnosa

sesuai

dengan

Nomor

Diagnosa
Pengklasifikasian form diagnosa sesuai dengan nomor
diagnosa dilakukan pada tanggal 2 Maret sampai 3 Maret
2015.

Adapun

mempermudah

manfaat
perawat

pengklasifikasian
dalam

adalah

membuat

untuk
asuhan

keperawatan, dan agar form diagnosa lebih tertata rapi dalam


penyimpanan berkas.
2) Pembuatan Label Kotak Obat Sesuai dengan Kamar Pasien
Berdasarkan Tim
Pembuatan label kotak obat dimulai sejak tanggal 2
Maret 2015 4 Maret 2015. Co-ners membuat pelabelan di
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK-UNSRI|
63

64

kotak obat dan lemari obat yang sudah tersedia. Pembuatan


label bertujuan untuk mempermudah perawat mengetahui
dan

mengambil

obat

sesuai

dengan

kamar

pasien

berdasarkan tim perawat masing-masing, serta bertujuan


agar penataan obat di Ruang Aster G lebih tertata rapi.
Pembuatan label menggunakan kertas kambing, plester, dan
spidol. Semua Co-Ners bertanggungjawab dalam pembuatan
label obat tersebut.
3) Pembuatan Banner
Pembuatan banner telah dimulai sejak tanggal 10 Maret
dan berakhir pada 13 Maret 2015. Penempelan dilakukan
pada tanggal 14 Maret 2015. Pembuatan banner disesuaikan
dengan kebutuhan ruangan, adapun banner yang telah dibuat
yaitu Brandt Daroff Exercises untuk pasien yang mengalami
vertigo. Tidak ada kendala dalam pembuatan banner.
4) Pembuatan Famplet
Pembuatan famplet dilakukan oleh seluruh Co-Ners pada
tanggal 13 Maret 2015 dan penempelan dilakukan pada
tanggal 14 Maret 2015. Pembuatan famplet disesuaikan
dengan kebutuhan ruangan, adapun famplet yang telah
dibuat yaitu Kembalikan Saya dan Rapikan Kembali!.
Famplet tersebut bertujuan agar petugas medis terutama
perawat dan dokter di Ruang Aster G sadar akan kerapian
berkas ataupun lebaran status pasien di Ruang Aster G.
Famplet tersebut ditempel di dinding atas lemari status
pasien dan di meja nurse station. Tidak ada kendala dalam
pembuatan famplet.
5) Evaluasi Manajemen Keperawatan
Evaluasi manajemen keperawatan dilakukan setiap hari
yang dimulai pada tanggal 2 Maret 2015. Evaluasi manajemen
difokuskan pada pelaksanaan POA (planning of action). Ada
beberapa rencana kerja yang tidak dilaksanakan antara lain
pembuatan kotak leaflet dikarenakan sudah terdapat kotak
kaca leaflet di Ruang Aster G dan yang telah dimanfaatkan
dengan optimal. Implementasi yang telah dimulai sejak
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK-UNSRI|
64

65

tanggal 2 Maret 2015 hingga 14 Maret 2015 dilaksanakan


dengan

maksimal

oleh

kelompok

Co-Ners

Unsri

agar

manajemen Ruang Rawat Inap Aster G menjadi lebih baik.


6) Pelaporan Secara Keseluruhan
Pelaporan secara keseluruhan dilaksanakan pada tanggal
14

Maret

2015

yang

disajikan

dalam

seminar

akhir

manajemen keperawatan. Pemaparan pelaporan mencakup


analisa

situasi,

perencanaan

kerja,

implementasi,

serta

evaluasi kegiatan.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kegiatan praktik manajemen keperawatan di Ruang Aster G
telah terlaksana dengan baik, dalam pelaksanaan metode SP2KP
memberikan hasil yang optimal. Dalam memenuhi kebutuhan
pendidikan kesehatan, kerapian ruangan dan informasi bagi pasien
dan keluarganya, Co-Ners telah melakukan penyuluhan kesehatan
tentang

penyakit

stroke,

penyuluhan

ROM

aktif

dan

pasif,

pengklasifikasian form diagnosa sesuai dengan nomor diagnosa,


pembuatan
famplet,

label

kotak

pelaksanaan

obat,

ronde

pembuatan

banner,

pembuatan

keperawatan,

serta

pelaksanaan

discharge planning di Ruang Aster G 2015.


B. Saran
1. Kepala Ruangan
Diharapkan agar kepala ruangan tetap mendukung adanya
perubahan yang berkesinambungan menuju keadaan yang lebih
baik di Ruang Aster G.
2. Perawat

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK-UNSRI|


65

66

Diharapkan perawat ruangan agar tetap terbuka dalam


menerima perubahan, pembaharuan dan berperan serta demi
tercapainya asuhan keperawatan yang berkualitas.
3. Rumah Sakit
Diharapkan pihak rumah sakit melakukan follow up terhadap
program kegiatan yang telah dilaksanakan serta memfasilitasi
sarana dan prasarana yang dapat menunjang pemberian asuhan
keperawatan yang berkualitas.
4. Ruang Aster G
a. Kekurangan peralatan di ruang Aster G dapat ditindaklanjuti
dengan menyarankan kepada kepala ruangan untuk secara
berkala

mengajukan

proposal

pengadaan

alat

dan

menindaklanjutinya.
b. Masalah kurangnya tenaga keperawatan dapat ditindaklanjuti
dengan perencanaan penambahan tenaga keperawatan oleh
kepala ruangan. Sedangkan masalah pengembangan staff
dapat disarankan untuk bekerjasama dengan kepala ruangan
dan tenaga perawat di ruang Aster G dalam melakukan
diskusi mengenai pelatihan-pelatihan yang telah didapatkan.
c. Diharapkan untuk pengadaan pelatihan pendokumentasian
asuhan keperawatan.
d. Diharapkan

mengoptimalkan

penggunaan

SAK

(Standar

Asuhan Keperawatan) dan dilakukan evaluasi secara rutin


oleh

kepala

ruangan

serta

ketua

tim

dalam

proses

pendokumentasian asuhan keperawatan.


e. Diharapkan untuk dilaksanakan ronde keperawatan setiap
minggu.
f.

Diharapkan

dapat

melakukan

penelitian

mandiri

seperti

mencari riset- riset terbaru dan menelaah jurnal terbaru


mengenai masalah kesehatan maupun keperawatan terkini.
g. Diharapkan untuk mengoptimalisasi discharge planning pada
pasien ataupun keluarga pasien.

Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIK-UNSRI|


66

Anda mungkin juga menyukai