BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan keperawatan
adalah
suatu
bentuk
pelayanan
yang
mencakup
Pelayanan
keperawatan
unsur
merupakan
bio-psiko-sosio-spritual.
bagian
terdepan
dari
sistem
kepada
yang
pengelolaan
klien
agar
dilakukan
asuhan
menjadi
di
rumah
sakit
keperawatan
yang
bermanfaat.
Sistem
jawab
sebagai
pengelola
tersebut
mempunyai
berdampak
pada
kualitas
asuhan
keperawatan
yang
dapat
menggunakan
dikelola
proses
secara
efektif
manajemen,
dan
efisien
khususnya
dengan
manajemen
melalui
tahap-tahap
situasional),
perencanaan
yaitu
(strategis
pengkajian
dan
(kajian
operasional),
utama
dari
manajemen
yaitu
perencanaan,
Program
Studi
Ilmu
Keperawatan
Fakultas
Kedokteran
dengan
tugas
merencanakan,
mengorganisir,
manusia
yang
ada
untuk
memberikan
pelayanan
mereka.
Maka
untuk
dapat
menerapkan
asuhan
program
kegiatan
untuk
meningkatkan
Asuhan
meningkatkan
kualitas
lingkungan
fisik
yang
kondusif,
menerapkan
Keperawatan
yang
proses
berfokus
pendokumentasian
pada
pasien.
Setelah
Asuhan
program
B. Tujuan Praktik
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan Praktek Manajemen Keperawatan
praktikan
mampu
melakukan
dasar
pengelolahan
unit
RSUP
Dr.
Mohammad
Hoesin
Palembang
BAB II
KAJIAN SITUASI MANAJEMEN KEPERAWATAN
RUANG RAWAT INAP ASTER G RSUP. DR. MOHAMMAD HOESIN
PALEMBANG
TAHUN 2015
A. Kajian Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang
1. Sejarah dan Perkembangan RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Mohammad Hoesin
Palembang terletak di pusat Kota Palembang. Pada mulanya
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang dibangun pada
tahun 1953 yang dibiayai oleh Pemerintah Pusat atas prakarsa
Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang saat itu dijabat oleh
Dr. Mohammad Ali (Lee Kiat Teng). Pertimbangan untuk
membangun rumah sakit ini karena pada saat itu belum ada
rumah sakit yang memadai. Pada tanggal 3 Januari 1957, rumah
sakit ini mulai beroperasi yang dapat melayani masyarakat seSumatera Bagian Selatan yang meliputi Provinsi Sumatera
Selatan, Lampung, Jambi dan Bangka Belitung. Pada saat itu
RSUP
Dr.
Mohammad
Hoesin
Palembang
baru
memiliki
dan peralatan
diatur
dengan
permenkes
RI
No:
rumah
sakit ini
belas
pelayanan
di
RSUP
Dr.
Mohammad
Hoesin
c.
c.
kepada
spesialis
dan
kegawatdaruratan,
gastroentrologi,
rehabilitasi
lainnya,
seperti
pendidikan,
memberi
ikhlas.
E : Efisien & Efektif Dalam melaksanakan semua aktifitas di
rumah sakit, petugas harus selalu melakukan efisiensi untuk
H
mencapai tujuan.
Akuntabilitas
Semua
keuangan
harus
akademis
dan
kegiatan
dapat
ilmiah
pelayanan dan
transaksi
dipertanggungjawabkan
serta
sesuai
dengan
secara
peraturan
pasien
kelas
III
dengan
masalah
system
neurologi
antara
lain,
Stroke
Hemoragik,
Stroke
Non
mengatasi
maupun
potensial.
masalah
Elemen
yang
muncul
elemen
baik
dalam
aktual
lingkup
dalam
bidang
pelayanan
seperti
selalu
kepada
pasien
dan
keluarga
pasien
serta
mahasiswa
mengikuti
pelatihan
praktik
terdapat
sebagai
CI
CI
untuk
yang
telah
membimbing
melakukan
praktik
klinik
manajemen
sistem
Profesional),
MPKP
dengan
(Model
pelayanan
Pelayanan
Keperawatan
menggunakan
SP2KP.
Aktual
10
Mekanisme Pelaksanaan
Pengorganisasian
1.
Ruangan
1. Kepala ruangan membagi
membagi
tim
perawat
Kepala Ruangan
diketuai
masing
masing-
ketua
masing-
oleh
tim
seorang
yang
dipilih
disetujui
oleh
kepala
Instalasi.
tim
mengelola
pasien
dengan
jumlah
sesuai
yang
telah
ditentukan
oleh
kepala
bekerja
jadwal
sore,
Pembagian
dinas
malam).
jadwal
dinas
shift
mewakili
tim.
malam
yang
masing-masing
Jumlah
jam
kerja
2.
Kepala Ruangan
bekerja
ketua
sama
tim
dengan
mengatur
WIB.
shift
mewakili
malam
yang
masing-masing
baru
selalu
dikoordinasikan
kepala
ruangan
dengan
ketua
11
tim
dan
perawat
pelaksana
3. Kepala ruangan membagi
pasien
untuk
3.
masing-
pasien
tim
Setiap
kepada
ditentukan
perawat pelaksana.
oleh
ruangan.
kepala
Tim
bertanggung
I
jawab
bed
1-Tim
bertanggung
II
jawab
kekurangan
perawat
memindahkan
perawat
tim
kamar
pelaksana
lain
ke
mengalami
tim
ruang
isolasi
(kamar 6).
dari
yang
kekurangan
4.
Apabila perawat
pelakasana
tim
anggota.
dalam
berhalangan
kepala
satu
hadir,
ruangan
berkoordinasi
dengan
Kepala
Ruangan
berhalangan,
maka
Ketua
Tim,
tugasnya
oleh
(perawat
anggota
pelaksana)
yang
sama
menggantikan
untuk
dinas
yang
berhalangan
hadir
perawat
12
yang
paling
sesuai
kompeten
dengan
level
jenjang
karir
di
anggota
tim.
Pada
libur
dan
pelaksana
antara
shift
mengantikan.
5.
saat
Jika
Ruangan
malam
Kepala
berhalangan,
yang
Ruangan
Perawat
adalah
Ketua
Penanggung Jawab.
Tim
berhalangan,
Tim
jawab
bertanggung
atas
keperawatan
diberikan
anggota
asuhan
pelaksana)
yang
kepada
pasien
maupun
Perawat
level
Tim
6.
yang
bersangkutan
sedang
Tim
suatu
tidak
Ketua
Asuhan
pasien
tim
keperawatan
diberikan
kepada
di
Pelaksana
mengelola
yang
karir
jenjang
dengan
Perawat
paling
anggota timnya.
oleh
yang
oleh
Pelaksana
7. Kolaborasi
(perawat
tim
maupun
hari
perawat
bertugas
tim
kepada
penanggung
7.
Kolaborasi
dengan
tim
kesehatan
dokter
spesialis
Bedah
syaraf,
PDL,
VCT,
13
Buku Laporan.
9. Perawat
pelaksana
melaksanakan
asuhan
keperawatan
kepada
pasien
yang
tanggung
menjadi 8.
jawabnya
dan
Tim 1, Tim 2,
dan Tim 3 sudah memiliki
mendokumentasikannya
Buku
dalam
Laporan.
catatan
perkembangan pasien.
Komunikasi/Buku
9.
Perawat
pelaksana di Ruang Aster
G
(Syaraf
Bawah)
melaksanakan
asuhan
keperawatan
kepada
pasien
yang
menjadi
catatan
perkembangan pasien.
Mekanisme
Operan
dan
Pre-Post Conference
1. Berdoa.
dimulai
salah
satu
Bawah)
Ruangan
overan
pagi
berdoa
biasnya
dilakukan
pergantian
hanya
pada
saat
shift
dari
14
tiap
kamar,
2. Kepala
ruangan
memperkenalkan
diri
memimpin
kepada
dan
pasien
melaporkan
pasien
keadaan
kepada
shift
berikutnya).
hari
(perawat
pagi
berkeliling
ke
operan
libur,
overan
memperkenalkan
pada
saat
diri
overan
berlangsung)
3. Pada saat operan hanya
pasien
pasien
yang
meninggal.
Sedangkan
pada
saat
utama,
keperawatan
telah
dilakukan,
dilakukan
akan
dan
dilakukan
menjelaskan
keperawatan,
intervensi
yang
telah
sedang
yang
keperawatan
dilakukan,
dilakukan
akan
dilakukan
berikut
medis.
tindakan medis.
masalah-masalah
yang ditemukan.
dan
kolaborasi
pembacaan
setiap
pre-
conference.
15
6. Serah
terima
alat
5. Perawat
pelaksana
melaksanakan
tindakan
7. Pelaporan
lingkungan
kondisi
(air,
listrik,
sampah)
tindakan-
yang
telah
direncanakan
dan
membuat
dokumentasi
asuhan
keperawatan
diperlukan)
contoh:
pembacaan
pembahasan
hasil
rapat,
SPO,
SAK,
hasil
PPI,
audit,
membagi
tugas
anggota
timnya
s/d
serah
dilakukan
kondisi
lingkungan
ada
yang
bermasalah
ruangan
memberikan
selalu
informasi
pendokumentasian),
Implementasi
dilakukan
tindakan
pagi berlangsung.
maupun kolaborasi.
melakukan
10. Pelaksanaan
Asuhan
Keperawatan
Masing-masing
melaksanakan
keperawatan
dengan
tim
asuhan
sesuai
kesepakatan
tim
pengkajian
tim
selalu
mendokumentasikan
implementasi
tidakan
baik
serta
mandiri
maupun kolaborasi.
16
Katim
mengkoordinir
pelaksanaan tindakantindakan
yang
direncanakan
telah
baik
tindakan
mandiri
maupun
kolaborasi
10. Pelaksanaan
Asuhan
Keperawatan
Masing-masing
melakukan
tim
Asuhan
Keperawatan
dengan
sesuai
Kesepakatan
lainnya
Perawat
pelaksana
melaksanakan
pelaksanaan tindakan-
tindakan-tindakan yang
tindakan
direncanakan
membuat dokumentasi
tindakan
mandiri
asuhan
maupun
kolaborasi
keperawatan
yang
baik
pelaksana
melakukan
tugas
dengan
baik
melakukan
tindakan
tindakan-
yang
direncanakan
telah
dan
membuat
dokumentasi
asuhan
keperawatan
yang
telah
dilakukan
timnya.
e. Letak Ruang Rawat Inap Aster G (Syaraf Bawah)
Simpulkan ideal ruangan menurut kemenkes dan actual di
ruangan dalam tabel:
Ideal
Aktual
17
Tata Letak:
Menurut kemenkes RI tahun Ruang rawat inap Aster G
2012, setiap bangunan rawat terletak pada lokasi yang
inap harus terletak pada lokasi cukup
yang
strategis
memudahkan
berbagai
yang
Hal
ini
akses
sarana
strategis.
penunjang yang
dibutuhkan
tidak
ruangan. langsung
berhubungan
dengan
jalur
Sedangkan
pintu
jauh
dari
tata
letak
kemenkes
bahwa
(Syaraf
tempat berhubungan
pembuangan kotoran.
Untuk
Bawah)
langsung
Rawat
Aster
menyebutkan (Syaraf
sebaiknya
Bawah)
pengelompokkan
oleh
belum
ada
18
pembagian
ruang
yang
sudah
memiliki
rawat
(Syaraf
Aster
Bawah)
berada
strategis.
Nurse
Bawah)
berada
ditengah-tengah
sehingga
ruangan
memudahkan
perawat
untuk
setiap
sebaiknya
ruang
menggunakan Ruang
rawat
hasil
Aster
ruang
rawat
II
yang
memiliki
Kamar
1,2,4,5,6
kamar
G
(Syaraf
diruang
Bawah)
19
sudah
memiliki
udara
yang
ventilasi
mengarah
dan
udara
pada
ruangan
rawat
dan
memiliki
untuk
tertentu
harus
dipisahkan masing-masing
tidur
pada
luas
tempat
ruang
rawat
yang
penyakit menular.
a)
Pasien
menimbulkan
(seperti penyakit
tumor,
ganggrein,
bau ruang
Bawah)
Aster
(Syaraf
6m2
(2x3m),
20
dan sebagainya).
masing-masing
tempat
suara
dalam 1
kamar
mandi
didalamnya,
sedangkan
ruang
dengan
isolasi
21
dengan
masing-masing
kamar
22
5-8
Jumlah
ri
pasien
MC
PC
TC
Total
Total
1
9
0
10
Pagi
0,17x1
0,27x9
0
2.6
Sore
0,14x1
0,15x9
0
1.49
5.06
Malam
0,07x1
0,10x9
0
0.97
Tim 2
Katego
Jumlah
ri
MC
PC
TC
Total
pasien
0
8
2
10
0
0,27x8
0,36x2
2.88
Jumlah
Pagi
Sore
Malam
0
0,27x9
0,36x1
2.79
0
0,15x9
0,30x1
1.65
5.54
0
0,10x9
0,20x1
1.1
Pagi
Sore
0
0,15x8
0,30x2
1.8
5.88
Malam
0
0,10x8
0,20x2
1.2
Tim 3
Katego
ri
MC
PC
TC
pasien
0
9
1
Total
: 1 orang
: 26 orang
: 3 orang
23
Total
: 30 orang
24
Aktual
a) Pasien yang dirawat di ruang rawat Aster G (Syaraf
Bawah) berasal dari IGD, Poli dan Graha. Pasien yang
telah dianamnesa oleh dokter di IGD, Poli dan Graha
untuk dirawat inap kemudian diantar ke ruang rawat
Aster G (Syaraf Bawah) yang dituju sesuai dengan
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 24
25
rawat
inap
Aster
(Syaraf
Bawah)
dan
dengan
alur
sirkulasi
pasien
26
Pengelolaan
Pada tahap pengelolaan, selama 3 hari melakukan
observasi
terdapat
di
Pendokumentasian askep
Dari hasil observasi semua status terisi lengkap, mulai
dari pengkajian, penegakan diagnosa, rencana keperawatan,
dan catatan keperawatan secara rutin tiap shift sesuai
dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) Rumah Sakit.
4)
5)
Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan yang sering dilakukan pada
pasien adalah pemasangan infus. Pemasangan infus yang
27
28
perawat
akan
mengecek
apakah
pasien
29
langsung
waktu
konsumsi.
Begitupun
jika
obat
yang
seperti
Ceftiaxone,
OMZ
dan
lain-lain
perawat
akan
mendokumentasikan
di
laporan
30
maupun
keluarga
jarang
melakukan
cuci
menggunakan
hand
scrub
yang
telah
31
Pasien pulang
Ideal
Aktual
Menurut Nursalam dan Efendi Berdasarkan
hasil
yang
telah
dilakukan,
alur
pulang
ruang
1. Dokter
dan
melakukan
terhadap
perawat Bedah
klinis
pemeriksaan
penunjang
dan
tingkat
ketergantungan
pasien
Aster
rawat
(Syaraf
pasien,
di
pasien
pasien
apakah
1.Pasien
diperbolehkan
pulang
setelah
rawat
jalan,
pulang
2. Membuat
perencanaan
pulang
planning)
edukasi
pasien
(discharge
yang
meliputi
kesehatan
dan
pada
keluarga
(jaminan
32
untuk
pasien,
serta
aktivitas
pasien
(TPO).
pulang
Kemudian,
perawat
menjelaskan
tentang
discharge
planning
untuk
pasien
administrasi
semua
biaya
pasien
dilepas,
pasien
sudah
rawat
inap,
serta
semua
proses
pasien
dapat
diperbolehkan pulang
selesai,
gelang
dan
boleh
pulang.
3.Sebelum pasien pulang
administrasi pasien telah
diselesaikan
terlebih
dahulu.
4.Setelah
selesai
Administrasi
pasien
diperbolehkan pulang.
a. Manajemen Unit
Menurut Nursalam
perhitungan Gillies
sesuai
dengan
(2006)
dengan
berdasarkan
tingkat
ketergantungan
pasien
yang
33
Sedangkan
dampak
positif
bagi
perkembangan
Kelompok Umur
20 29 Tahun
30 39 Tahun
40 49 Tahun
TOTAL
Jumlah
16 orang
3 orang
1 orang
20 orang
Tabel
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 33
34
Kelompok Umur
PNS
BLU
TOTAL
Jumlah
11 orang
9 orang
20 orang
Tabel
Distribusi Pegawai Ruang Aster G (Syaraf Bawah)
Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
1.
2.
Kelompok Umur
Laki Laki
Perempuan
TOTAL
Jumlah
4 orang
16 orang
20 orang
Tabel
Distribusi Pegawai Ruang Aster G (Syaraf Bawah)
Tingkat Pendidikan
No.
1.
2.
3.
Kelompok Umur
DIII Keperawatan
S1 Keperawatan
S1 Keperawatan Ners
TOTAL
Jumlah
15 orang
3 orang
2 orang
20 orang
35
b.Non manusia
1) Method
Ditinjau dari segi pengorganisasian, di ruang
Rawat Inap Aster G (Syaraf Bawah) metode penugasan
yang diterapkan adalah metode tim yaitu SP2KP yang
memberikan
sekelompok
profesional,
sekelompok
pasien,
perawat
dimana
berpengalaman
terhadap
kelompok
perawat
serta
memiliki
Berdasarkan
hasil
observasi
setiap
hari
selalu
dilakukan
pada
shift
36
yang
menjadi
tanggung
komprehensif
sehingga
keperawatan
menjadi
proses
optimal.
mahasiswa
program
profesi
jawabnya
secara
pemberian
asuhan
Oleh
Ners
karena
PSIK
itu,
UNSRI
merencanakan
untuk
tetap
Hj.Nurlela,
S.KM,
MM mempertahankan dan ikut
serta
dalam
pre
dan
post
conference
serta
Aster G
pelaksanaan
roleSuhartini,
play. S.Kep
Selain itu ruang Aster G
Ns. Jannah
memiliki perencanaan cuti yang dibuat setiap awal
tahun.
Seluruh pegawai berhak mendapat cuti baik BLU
maupun PNS seperti cuti hamil, menikah dan cuti
KETUA TIMkarena
I
Suryanti Helena,
Nora jatah
Kurniawaty,
mendapatkan
cuti AMK
12 hari
AMK
Ns. Eva
Nilam P,
kerja
selama
1 tahun
S.Kep
Miswanto, AMK
Agfanul, AMK
Erika, AMK
Junaidi, AMK
Meyla Wulandari,
S.Kep
Altrisia, AMK
Syarifah W, AMK
Elyana, AMK
Kamar 7, 5 dan 9
Kamar 4, 8 dan 6
(ruang isolasi 1)
PEKARYA
PEKARYA
PEKARYA
Siti
Desi
Verawati
Engga
PEKARY
A
Hardiyan
to
37
2) Material
Ruang inap Aster G adalah ruang rawat inap
penderita dan apapun yang berhubungan dengan
penyakit bedah, terdiri atas :
a) 8 ruang rawat inap
Kamar 1 terdiri dari 6 TT dan 6 narkase
Kamar 2 terdiri dari 6 TT dan 6 narkase
Kamar 4 terdiri dari 6 TT dan 6 narkase
Kamar 5 terdiri dari 6 TT dan 6 narkase
Kamar 6 terdiri dari 2 TT dan 2 narkase
Kamar 7 terdiri dari 3 TT dan 3 narkase
Kamar 8 terdiri dari 3 TT dan 3 narkase
Kamar 9 terdiri dari 6 TT dan 6 narkase
b) 1 ruang kepala ruangan
1 ruang perawat
1 kamar mandi perawat
5 kamar mandi pasien (1 kamar mandi di kamar
7, 1 kamar mandi di kamar 8, 3 kamar mandi)
3) Lingkungan Non-Fisik
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 37
38
solusi
post
conference
di
ruangan
ini,
kegiatan
Untuk
operan didepan
pasien
ini
merupakan
salah
satu
cara
39
dan
mahasiswa
sangat
di
terbukan
ruangan.
Kepala
bagi
kehadiran
ruangan
juga
dapat
belajar
dan
mempraktikkan
pelayanan
pasien
yang
diberikan
perawat
di
bahwa
40
bahkan
ada
juga
yang
mengumpulkan
lingkungan
ruang
Aster
(Syaraf
kebersihannya
membersihkan
ruangan
yang
masukan
pelayanan
di
baik.
Adapun
untuk
ruang
saran
meningkatkan
Aster
(Syaraf
pasien
mutu
Bawah)
di
tiap
ruang
rawat
pasien
yang
keluhan
menghubungi
dokter
pasien
jaga.
dengan
Sebelum
segera
melakukan
41
Setiap
harinya
bagian
farmasi
juga
melakukan
pengecekan
apabila
ada
tinggi
rendahnya
tingkat
memberikan
pemanfaatan
63
42
BOR = 82%
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa nilai BOR di Ruang Aster G (Syaraf
Bawah) termasuk dalam kategori ideal. Berdasarkan
hasil laporan, didapatkan hasil perhitungan BOR di
ruang Aster G (Syaraf Bawah) yaitu 82%.
2) ALOS (Average Length of Stay)
Menurut Depkes RI (2005), ALOS adalah rata-rata
lama rawat seorang pasien. Indikator ini disamping
memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan
gambaran
mutu
pelayanan,
apabila
43
ALOS = 8 hari
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa nilai ALOS tanggal 26
Februari 2015 di Ruang Aster G (Syaraf Bawah)
termasuk dalam kategori Ideal.
adalah
tenggang
44
TOI = 3
TOI = 3 hari
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa nilai TOI tanggal 25
februari 2015 di Ruang Aster G (Syaraf Bawah)
termasuk dalam kategori ideal
2). Pada tanggal 26 Februari 2015
Jumlah Pasien secara keseluruhan adalah 31 orang,
dan 1 orang pasien yang keluar (pulang).
Maka, TOI nya
TOI = 7
TOI = 7 hari
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa nilai TOI tanggal 26 Februari
2015 di Ruang Aster G (Saraf Bawah) termasuk
dalam kategori kurang ideal.
d.Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga keperawatan di ruang Aster G berjumlah 20
orang dimana 15 orang lulusan diploma 3, 3 orang lulusan
profesi ners, 2 orang lulusan sarjana keperawatan dengan
beberapa kualifikasi pelatihan yang pernah didapatkan :
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 44
45
BAB III
ANALISA DATA DAN PERENCANAAN
A. Analisa SWOT
Analisa
SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan
kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini
menempatkan situasi dan kondisi sebagai faktor masukan yang
kemudian dikelompokkan menurut konstribusinya masing-masing.
Analisa ini terbagi menjadi empat bagian dasar, yaitu:
1. Strength (S)
Strength (S) adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
Laporan Manajemen Keperawatan Mahasiswa Program Profesi Ners PSIKUNSRI| 45
46
2. Weakness (W)
Weakness (W) adalah situasi atau kondisi yang merupakan
kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
3. Oppurtunity (O)
Oppurtunity (O) adalah situasi atau kondisi yang merupakan
peluang dari luar organisasi dan memberikan peluang
berkembangan bagi organisasi di masa depan.
4. Threathened (T)
Threathened (T) adalah situasi atau kondisi yang merupakan
ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan
dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.
Tabel 3.1
Analisis SWOT
N
O
1
ANALISIS SWOT
BOBO
RATING
BXR
0,1
0,4
0,1
0,4
KET
T
MAN (SDM)
a.Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1.Ketenagaan di Ruang Saraf
Bawah Aster G yaitu 2 orang
perawat
memiliki
latar
latar
pendidikan
15
orang
S1
belakang
Keperawatan,
memiliki
belakang
latar
Akademi
lulusan
sarjana
47
keperawatan.
2.Menurut informasi dari Kepala
Ruangan sudah banyak staff
yang
mengikuti
diantaranya,
telah
terdapat
mengikuti
BNLS,
pelatihan
pelatihan
pelatihan
pelatihan
BTCLS,
ACLS,
pelatihan
pelatihan
CI,
dan
staff
PPGD,
pelatihan
0,05
0,15
0,05
0,2
BHD,
pelatihan
wound care.
3.Pegawai
S-W
3 0,8
direkrut
melalui
=
0,1
0,4
0,05
0,2
0,1
0,4
0,05
0,15
0,1
0,3
0,1
0,4
2,2
diorientasikan
keruangan
sesuai
dengan
ketentuan
DIKLAT
sebelum
masuk keruangan
5.SDM diperbolehkan izin belajar
untuk
melanjutkan
jenjang
ruangan
memonitoring
pelayanan
selalu
terhadap
keperawatan
di
kegiatan
48
9.Hasil
analisis
perawat
di
bahwa
Ruang
85%
Aster
0,1
0,4
0,1
0,4
Adanya
tenaga
keperawatan;
ada
non
orang
pekarya
WEAKNESS
1.
Masih
kurangnya
perhitungan
memungkinkan
menyebabkan
perawat
beban
dapat
kerja
menjadi
berlebih.
Jumlah
kebutuhan
perawat
yang
dibutuhkan
untuk
2,2
sedangkan
bertugas
perawat
dalam
0,05
0,15
satu
Perbandingan jumlah
OT
0,05
0,2
1,22 =
TOTAL
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1,55
0,33
0,1
0,4
0,2
0,8
49
profesi
ners,
kedokteran
dan
profesi
(coass
dan
residen).
2. Adanya kebijakan rumah sakit
memberikan kesempatan bagi
0,1
0,3
0,2
0,8
0,3
0,12
pelatihan
guna
menambah
jumlah
pegawai di ruangan
THREATENED
1. Adanya
penerapan
JCI
10
dari
maupun
kompetensi
tenaga
perawat
pemberian
asuhan
keperawatan
melakukan
dalam
tindakan
keperawatan.
2. Kurangnya tenaga
dapat
perawat
menyebabkan
beban
sesuai
dengan
50
2.
MATERIAL
a.
STRENGTH
1.
Kapasitas
tempat
0,1
0,4
0,05
0,15
0,1
0,4
Pencahayaan pada
setiap ruangan baik dan
lancar
3.
Penggantian laken
setiap hari untuk menghindari
SW
0,1
0,4
Tersedianya GV Set
-1,125
0,1
0,4
2,375
=
1,25
Terdapat trolly
0,1
0,4
0,025
0,07
Terdapat nurse
0,05
Terdapat sejumlah
0,15
0,05
0,2
WEAKNESS
1.
0,07
berdasarkan
kelamin
bukan
penyakit
jenis
berdasarkan
0,1
51
2.
0,4
kamar
mandi
1,75
0,05
2=
disamping
- 0,25
kamar 1).
3.
OT
0,15
Kurang
ketersediaan
yang
dengan
bersentuhan
cairan
0,05
maupun
0,1
0,15
medis,
10
0,15
sedangkan
maupun
1,25
keluarga
pasien
5.
Tempat
blanko
yang
penyusunan
belum
0,25
tertata
rapih.
6.
0,75
Adanya mading yang
tidak difungsikan
0,25
TOTAL
1
b.
OPPORTUNITY
1. Adanya
0,5
pengajuan
pengadaan
prasarana
proposal
sarana
secara
dan
berkala
2
10
52
0,25
dari
kementrian
kesehatan.
THREATENED
1.
Pengadaan
dan
sarana
prasarana
memerlukan
panjang
yang
waktu
yang
dalam
proses
permintaannya
3.
TOTAL
METODE
a.Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1.
0,1
0,4
0,1
0,4
0,025
0,07
Metode
yang
penugasan
diterapkan
adalah
Ada
tim
dalam
Terdapat
5
0,025
pengaturan
1
0,05
malam
5.
0,15
Adanya
bagi
para
mengajukan
disesuaikan
kemudahan
pegawai
cuti
untuk
0,1
yang
dengan/oleh
0,4
0,05
kebutuhan
6. Terdapatnya
pendokumentasian
4,175
0,2
format
SW
0,6 =
3,575
0,05
53
7. Adanya
SOP
digunakan
yang
dapat
sebagai
0,2
standar
0,1
persetujuan
Katim
0,4
0,1
monitoring
0,4
Hasil
analisis
menyatakan
puas
dengan
0,05
sangat
0,15
pelayanan
perawat
dan
menyatakan
puas
15%
dengan
0,1
pelayanan keperawatan
11.
Hasil
observasi
penerimaan
hampir
0,4
pasien
100%
melakukan
baru
perawat
penerimaan
0,1
Kepala
ruangan
0,4
0,05
menyelesaikan
masalah pasien
4
0,2
10
3,57
5
WEAKNESS
1.
Masih
pengetahuan
terdapat
pasien
dan
54
keluarga
mengenai
yang
6
kurang
langkah
0,1
cara
mencuci tangan
2.
0,4
Keluarga
terlihat
masih
pasien
membuang
0,2
sampah sembarangan
OT
TOTAL
0,8
2,8
1,1 =
0,1
1,7
0,4
OPPORTUNITY
1.
0,1
0,2
0,4
0,8
Adanya dukungan
dari pihak rumah sakit untuk
meningkatkan reward perawat
berdasarkan hasil laporan
perawat/ log book setiap
bulannya
3.
Adanya dukungan
dari pihak rumah sakit untuk
0,1
0,3
0,1
Ruangan
4.
Adanya pelatihan CI
0,4
0,05
55
5.
Adanya program
akreditasi rumah sakit menuju
0,2
RS international yang
menuntut perawat menjadi
0,05
0,2
10
Adanya UU No. 23
Tahun
1992
tentang
Adanya
sanksi
pemotongan
renumerasi
Ketidakpahaman
keluarga
cara
pasien
mencuci
pemilahan
mengenai
tangan
sampah
menyebabkan
dan
dapat
infeksi
nosokomial
4.
Kurang
pengetahuannya
keluarga
dan
hak
kewajiban
56
keluarga/ pasien
TOTAL
B. Prioritas Masalah
SCORING
MASALAH
SKOR ANALISIS
SWOT
IFAS (SEFAS
MATERIAL
MEN (SDM)
METODE
W)
1,25
2,2
3,575
(O-T)
- 0,25
0,33
1,7
JUMLA
PRIORITA
KONDI
SI
MASALAH
1
2,53
5,275
Pertama
Kedua
Ketiga
57
KEGIATAN
23
24
25
26
2
7
2
8
0
2
0
3
TANGGAL
0
0
0
4
5
6
07
09
10
11
12
13
PJ
14
1.
2.
Analisa situasi
a. Wawancara instrument manajemen keperawatan
b. Penghitungn tenaga kerja perawat berdasarkan
tingkat ketergantungan pasien
c. Perhitungan tingkat kepuasan pasien diruangan
d. Perhitungan instrument standar asuhan
keperawatan di ruangan
e. Perhitungan analisis tindakan keperawatan
f. Perhitungan kedisiplinan pegawai
Paparan analisa situasi
Hupazmi, Redi,
Nurkumalasari
Ronal, Tiara
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Co-Ners Unsri
Co-Ners Unsri
a.
b.
Ferinda, Ellen
Fajar, Meina
Ellen, Redi
Co-ners Unsri
Co-Ners Unsri
Co-Ners Unsri
Keterangan :
58
: dilaksanakan
: belum dilaksanakan
59
BAB IV
IMPLEMENTASI HASIL
Setelah Mahasiswa Co-Ners Program Profesi Ners 2014 melakukan
praktik stase Manajemen Keperawatan selama 3 minggu dalam jangka
waktu (23 Februari 14 Maret 2015) di Ruang Aster G (Ruang Syaraf
Bawah) Instalasi Rawat Inap E RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang,
dengan berpedoman pada POA
mengkaji
beberapa
instrument
yang
mengevaluasi
situasi
dengan
beberapa
instrument
yaitu
instrument
yang
tertuang
dalam
beberapa
instrument
yaitu,
observasi
60
yang
dijabarkan,
terdapat
masalah
yang
akan
tersebut
meliputi
kegiatan
timbang
terima
yang
61
metode
SP2KP
di
Ruang
Aster
sudah
meliputi
penyuluhan
mengenai
penyakit
stroke,
kerabat
yang
sedang
menjenguk
pada
saat
itu.
62
penyuluhan
cukup
antusias,
dibuktikan
dengan
Conference
sudah
shift.
Pre
conference
dipimpin
oleh
Kepala
mandiri
ataupun
kolaborasi,
penyampaian
63
berulang,
memberikan
kontrol
surat
berobat
kontrol
dan
berobat.
lainnya
Namun
ketika
perawat
Form
Diagnosa
sesuai
dengan
Nomor
Diagnosa
Pengklasifikasian form diagnosa sesuai dengan nomor
diagnosa dilakukan pada tanggal 2 Maret sampai 3 Maret
2015.
Adapun
mempermudah
manfaat
perawat
pengklasifikasian
dalam
adalah
membuat
untuk
asuhan
64
mengambil
obat
sesuai
dengan
kamar
pasien
65
maksimal
oleh
kelompok
Co-Ners
Unsri
agar
Maret
2015
yang
disajikan
dalam
seminar
akhir
situasi,
perencanaan
kerja,
implementasi,
serta
evaluasi kegiatan.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kegiatan praktik manajemen keperawatan di Ruang Aster G
telah terlaksana dengan baik, dalam pelaksanaan metode SP2KP
memberikan hasil yang optimal. Dalam memenuhi kebutuhan
pendidikan kesehatan, kerapian ruangan dan informasi bagi pasien
dan keluarganya, Co-Ners telah melakukan penyuluhan kesehatan
tentang
penyakit
stroke,
penyuluhan
ROM
aktif
dan
pasif,
label
kotak
pelaksanaan
obat,
ronde
pembuatan
banner,
pembuatan
keperawatan,
serta
pelaksanaan
66
mengajukan
proposal
pengadaan
alat
dan
menindaklanjutinya.
b. Masalah kurangnya tenaga keperawatan dapat ditindaklanjuti
dengan perencanaan penambahan tenaga keperawatan oleh
kepala ruangan. Sedangkan masalah pengembangan staff
dapat disarankan untuk bekerjasama dengan kepala ruangan
dan tenaga perawat di ruang Aster G dalam melakukan
diskusi mengenai pelatihan-pelatihan yang telah didapatkan.
c. Diharapkan untuk pengadaan pelatihan pendokumentasian
asuhan keperawatan.
d. Diharapkan
mengoptimalkan
penggunaan
SAK
(Standar
kepala
ruangan
serta
ketua
tim
dalam
proses
Diharapkan
dapat
melakukan
penelitian
mandiri
seperti