PEMBAHASAN
2.1 Anatomi, Histologi dan Fisiologi Sistem Pencernaan
A. Secara Fisiologi
1.
Rongga Mulut
Secara umum berfungsi untuk menganalisis makanan sebelum menelan,
proses penghancuran makanan secara mekanis oleh gigi, lidah dan permukaan
palatum, lubrikasi oleh sekresi saliva serta digesti pada beberapa material
karbohidrat dan lemak (Simon, 2003).
a.
Mulut
Mulut dibatasi oleh mukosa mulut, pada bagian atap terdapat palatum dan
bagian posterior mulut terdapat uvula yang tergantung pada palatum.
b.
Lidah
Lidah terdiri dari jaringan epitel dan jaringan epitelium lidah dibasahi oleh
sekresi dari kelenjar ludah yang menghasilkan sekresi berupa air, mukus dan
enzim lipase. Enzim ini berfungsi untuk menguraikan lemah terutama trigleserida
sebelum makanan di telan. Fungsi utama lidah meliputi, proses mekanik dengan
cara menekan, melakukan fungsi dalam proses menelan, analisis terhadap
karakteristik material, suhu dan rasa serta mensekresikan mukus dan enzim.
c.
Kelenjar saliva
Kira-kira 1500 mL saliva disekresikan per hari, pH saliva pada saat
istirahat sedikit lebih rendah dari 7,0, tetapi selama sekresi aktif, pH mencapai 8,0.
Saliva mengandung 2 enzim yaitu lipase lingual disekresikan oleh kelenjar pada
lidah dan -amilase yang disekresi oleh kelenjar-kelenjar saliva. Kelenjar saliva
tebagi atas 3, yaitu kelenjar parotis yang menghasilkan serosa yang mengandung
ptialin. Kelenjar sublingualis yang menghailkan mukus yang mengandung musin,
yaitu glikoprotein yang membasahi makanan dan melndungi mukosa mulut dan
kelenjar submandibularis yang menghasilkan gabungan dari kelenjar parotis dan
sublingualis. Saliva juga mengandung IgA yang akan menjadi pertahanan pertama
terhadapkuman dan virus.
Fungsi
penting
saliva
antara
lain,
memudahkan
poses
menelan,mempertahankan mulut tetap lembab,bekerja sebagai pelarut olekulmolekul yang merangsang indra pengecap, membantu proses bicara dengan
memudahkan gerakan bibir dan lidah dan mempertahankan mulut dan gigi tetap
bersih (Ganong, 2002).
d.
Gigi
Fungsi gigi adalah sebagai penghancur makanan secara mekanik. Jenis gigi di
sesuaikan dengan jenis makanan yang harus dihancurkannya dan prosses
penghancurannya. Pada gigi seri, terdapat di bagian depan rongga mulut berfungsi
untuk memotong makanan yang sedikit lunak dan potongan yang dihasilkan oleh
gigi seri masih dalam bentuk potongan yang kasar, nantinya potongan tersebut
akan dihancurkan sehingga menjadi lebih lunak oleh gigi geraham dengan dibantu
oleh saliva sehingga nantinya dapat memudahkan makanan untuk menuju saluran
pencernaan seterusnya. Gigi taring lebih tajam sehingga difungsikan sebagai
2.
pemotong daging atau makanan lain yang tidak mampu dipotong oleh gigi seri.
Faring
Faring merupakan jalan untuk masuknya material makanan, cairan dan
udara menuju esofagus. Faring berbentuk seperti corong dengan bagian atasnya
melebar dan bagian bawahnya yang sempit dilanjutkan sabagai esofagus setinggi
vertebrata cervicalis keenam. Bagian dalam faring terdapat 3 bagian yaitu
nasofaring,orofaring dan laringfaring. Nasofaring adalah bagian faring yang
berhubungan ke hidung. Orofaring terletak di belakang cavum oris dan terbentang
dari palatum sampai ke pinggir atas epiglotis. Sedangkan laringfaring terletak
dibelakang pada bagian posterior laring dan terbentang dari pinggir atas epiglotis
3.
meupakan epiglotis. Epiglotis akan menutup jalan masuk udara saat makanan
4.
5.
kembali ke esofagus.
Lambung
Lambung terletak di bagian kiri atas abdomen tepat di bawah diafragma.
Dalam keadaan kosong, lambung berbentuk tabung J dan bila penuh akan tampak
seperti buah alpukat. Lambung terbagi atas fundus, korpus dan pilorus. Kapasitas
normal lambung adalah 1-2 L (Lewis, 2000). Pada saat lambung kosong atau
berileksasi, mukosa masuk ke lipatan yang dinamakan rugae. Rugae yang
merupakan dinding lambung yang berlipat-lipat dan lipatan tersebut akan
menghilang ketika lambung berkontraksi (Simon, 2003). Sfingter pada kedua
ujung lambung mengatur pengeluarn dan pemasukan lambung. Sfingter kardia,
mengalirkan makanan masuk ke lambung dan mencegah refluks isi lambung
memasuki esofagus kembali. Sedangkan sfingter pilorus akan berelaksasi saat
makanan masuk ke dalam duodenum dan ketika berkontraksi, sfingter ini akan
mencegah aliran balik isi usus halus ke lambung (Corwin, 2007).
a.
Peristaltik, yaitu gerakan yang akan mendorong isi usus (kimus) ke arah
usus besar.
b.
Kontraksi segmentalis, merupakan kontrasi mirip-cincin yang muncul dalam
interval yang relatif teratur di sepanjang usus lalu menghilang dan digantikan oleh
serangkaian kontrakisi cincin lain di segmen-segmen diantara kontraksi
sebelumnya. Kontrasi ini mendorong kimus maju mundur dan meningkatkan
pemajanannya dengan pemukaan mukosa.
c.
Kontrasi tonik, merupakan kontraksi yang relatif lama untuk mengisolasi
7.
B. Secara Anatomi
1. Mulut, merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air
pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan
bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari
mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa
yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari
manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di
hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Makanan dipotongpotong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar,
geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari
kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut
dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga
mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein
dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar
dan berlanjut secara otomatis.
2. Tenggorokan (Faring), merupakan penghubung antara rongga mulut dan
kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu faring. Didalam lengkung
faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung
kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak
bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang
rongga
mulut
dan
rongga
hidung,
didepan
ruas
tulang
belakang
perantaraan
lubang
yang
disebut
ismus
fausium
Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung,
bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior =
bagian yang sama tinggi dengan laring. Bagian superior disebut nasofaring,
pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang
gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan
sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang
menghubungkan orofaring dengan laring.
melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar
( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa
( Sebelah Luar). Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari
(duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
6. Usus dua belas jari (Duodenum) adalah bagian dari usus halus yang terletak
setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian
usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari
bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz. Usus dua belas jari
merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh
selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat
sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari
pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin
duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari. Lambung melepaskan
makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian
pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter
pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh,
duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti
mengalirkan makanan.
7. Usus Kosong (jejenum, terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian
kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus
penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara
2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus
penyerapan
digantungkan
dalam
tubuh
dengan
mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot
usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat
dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner.
Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni
sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus
abdomen
atau
peritonitis
(infeksi
rongga
abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform
seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan
erat dengan duodenum (usus dua belas jari). Pankraes terdiri dari 2 jaringan
dasar yaitu : Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan serta Pulau
pankreas, menghasilkan hormon. Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke
dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang
dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak.
Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan
oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif
jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah
besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara
menetralkan asam lambung.
15. Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan
memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan
pencernaan. Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan
memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen,
sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang
penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati
biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan
pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke
dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya
masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi
pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah
diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
16. Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah
pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh
untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah
sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap bukan karena warna jaringannya,
kompleks
berkeratin,
2. Lidah
Epitel permukaan dorsal lidah sangat tidak teratur (epitel squamosa
kompleks) dan ditutupi tonjolan (papilla) yang berindentasi pada jaringan ikat
lamina propia (mengandung jaringan limfoid difus). Terdiri papilla filiformis,
fungiformis, sirkumvalata, dan foliata. Papilla lidah ditutupi epitel squamosa
kompleks yang sebagian bertanduk. Bagian pusat lidah terdiri atas berkasberkas otot rangka, pembuluh darah dan saraf.
Strukur
umum
saluran
pencernaan
Lapisan saluran pencernaan secara umum dari luar ke dalam: Tunika
mukosa,
submukosa,
Epitel pembatas, lamina propia (jaringan ikat longgar, pembuluh darah dan
pembuluh limfe, kelenjar pencernaan, jaringan limfoid) dan Tunika
muskularis mukosa (lapisan otot polos pemisah tunika mukosa dan
submukosa).
-
Jaringan ikat longgar, pembuluh darah dan pembuluh limfe, jaringan limfoid,
kelenjar pencernaan, pleksus submukosa meissner
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar).
Diantara lapisan tersebut terdapat pembuluh darah dan limfe, pleksus
mienterikus auerbach.
-
Jaringan ikat longgar yang dipenuhi pembuluh darah dan sel-sel adipose.
Epitel squamosa simpleks.
1. Esophagus
Panjang 10 inc. Meluas dari faring sampai lambung dibelakang trakea,
sebagian besar dl rongga thoraks dan menembus diafragma masuk rongga
abdomen. Terdiri atas:
a. Tunika Mukosa
Epitel squamosa kompleks non keratin, lamina propia, muskularis mukosa.
b. Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar mengandung sel lemak, pembuluh darah, dan kelenjar
esophageal propia.
c. Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar).
Diantara otot tersebut sedikit dipisah jaringan ikat. Pada bagian atas
esophagus terdiri otot rangka, bagian tengah terdiri otot polos dan otot
rangka, bagian bawah dibentuk otot polos.
d. Adventisia
Terdapat pembuluh darah, saraf, jaringan lemak. Adventisia merupakan
lapisan terluar dari esophagus bagian atas sedangkan serosa merupakan
lapisan esophagus bagian bawah
2.
Gaster
- Tunika Mukosa
Merupakan epitel kolumner simpleks, tidak terdapat vili intestinalis dan sel
goblet. Terdapat foveola gastrika/pit gaster yang dibentuk epitel, lamina
propia dan muskularis mukosa. Seluruh gaster terdapat rugae (lipatan mukosa
dan submukosa) yang bersifat sementara dan menghilang saat gaster distensi
oleh cairan dan material padat. Foveola tersebut terdapat sel mukosa yang
Tunika submukosa
Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah dan saraf pleksus
meissner
-
Tunika muskularis
Terdiri atas otot oblik (dekat lumen),otot sirkular (bagian tengah) dan otot
longitudinal (bagian luar). Diantara otot sirkuler dan longitudinal tersebut
sedikit dipisah pleksus saraf mienterikus auerbach
-
Tunika Serosa
3. Usus halus
Panjang 5 m. Ciri khas terdapat plika sirkularis kerkringi, vili
intestinalis, dan mikrovili. Plika sirkularis kerkringi merupakan lipatan
mukosa (dengan inti submukosa) permanen. Vili intestinales merupakan
tonjolan permanen mirip jari pada lamina propia ke arah lumen diisi lakteal
(pembuluh limfe sentral). Mikrovili merupakan juluran sitoplasma (striated
brush border). Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn,
didasarnya terdapat sel paneth (penghasil lisozim-enzim antibakteri pencerna
dinding bakteri tertentu dan mengendalikan mikroba usus halus) dan sel
enteroendokrin (penghasil hormone-gastric inhibitory peptide,sekretin dan
kolesistokinin/pankreozimin).
a. Duodenum
- Tunika Mukosa
Epitel kolumner simpleks dengan mikrovili, terdapat vili intestinalis dan sel
goblet. Pada lamina propia terdapat kelenjar intestinal lieberkuhn.
-
Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar. Terdapat kelenjar duodenal Brunner (ciri utama pada
duodenum yang menghasilkan mucus dan ion bikarbonat). Trdapat plak payeri
(nodulus lymphaticus agregatia/ gundukan sel limfosit)
-
Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar).
Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
-
Tunika Serosa
Diantaranya
dipisah
oleh pleksus
mienterikus auerbach.
- Tunika Serosa
4. Usus Besar (Kolon)
Terdapat sekum; kolon asendens, tranversal, desendens, sigmoid; rectum serta
anus.
-
Tunika Mukosa
Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, sel lemak dan
saraf pleksus meissner
Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar).
Otot sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar
(taenia koli). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
-
Tunika Serosa/Adventisia
Tunika Submukosa
Jaringan ikat longgar banyak mengandung pembuluh darah, sel lemak dan
saraf pleksus meissner
-
Tunika Muskularis
Terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar).
Otot sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar
(taenia koli). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
-
Adventisia
Tunika Submukosa
Tunika Muskularis
Bertambah tebal. Terdiri atas sfingter ani interna (otot polos, perubahan otot
sirkuler), sfingter ani eksterna (otot rangka) lalu diluarnya m. levator ani. Otot
sirkular berbentuk utuh tapi otot longitudinal terbagi tiga untaian besar (taenia
koli). Diantaranya dipisah oleh pleksus mienterikus auerbach.
-
Adventisia
Olfactory Stimulus
Bautertentu, khususnyasulfuryang dilepaskan olehmaterial gigitertentu,
alat dental. Dalam hal ini, rangsangan kortikal memiliki asal psikis.
Visual Stimuli
Kadang-kadanghanya dengan melihat sepasang sarung tangan karet, kapas
atau kontak swab dengan selaput lendir mulutdapat memicu refleks muntah.
Physic Stimuli
Ketakutan atau memoridari pengalaman yang tidak menyenangkan mungkin
memiliki pengaruh langsung pada pasien ketika pencetak diambil. Mual
karena psikis pada dasarnya terkait dengan memaka prostesis mobile.Setiap
ekstraksi gigi mengubah pola tubuh individu dan dapat membahayakan
keseimbangan psikologisnya. Pasien, lebih sering menganggap dirinya
bertanggung jawab atas kondisinya dan mengalami perasaan benci, dari
dehiscence psikis dan penuaan.
Muntah juga dapat dapat dipicu oleh sinyal aferen ke pusat muntah
dari sejumlah reseptor di seluruh tubuh. Penyebab muntah mencakup yang
berikut:
Stimulasi taktil (sentuh) di bagian belakang tenggorokan, yaitu salah satu
rangsangan paling kuat. Sebagai contoh, memasukkan jari tangan ke belakang
tenggorokan atau bahkan keberadaan penekan lidah atau instrumen gigi di
kranium.
Rotasi atau akselerasi kepala yang menyebabkan pusing bergoyang misalnya
mabuk perjalanan.
Bahan kimia, termasuk obat atau bahan berbahaya yang memicu muntah
(yaitu, emetik) dengan bekerja pada bagian atas saluran cerna atau dengan
merangsang kemoreseptor di chemoreceptor trigger zone khusus di samping
pusar muntah di otak. Pengaktifan zona ini memicu refleks muntah. Sebagai
contoh, obat kemoterapi yang digunakan untuk mengobati kanker sering
8. Kolesistitis
(peradangan
pada
kandung
empedu),
pankreatitis
- Beberapa orang yang terlibat dalam pesta minuman keras akan mengalami
muntah guna memberi ruang dalam perut mereka untuk konsumsi alkohol
lebih lanjut.
- Pasca operasi (mual dan muntah pasca operasi)
- bau atau pikiran (seperti materi membusuk, muntah orang lain, memikirkan
muntah), dll
- Nyeri ekstrim, seperti sakit kepala yang intens atau infark miokard
(serangan jantung)
- Kekerasan, emosi
- Sindrom muntah siklik (Cyclic Vomiting Syndrome/CVS) (kondisi burukdipahami dengan serangan muntah)
- Dosis tinggi radiasi pengion kadang-kadang akan memicu refleks muntah di
korban
- Batuk, cegukan, atau asma
- Gugup
- Melakukan aktivitas fisik (seperti berenang) segera setelah makan.
- Dipukul keras di perut.
- Kelelahan (melakukan latihan berat terlalu banyak dapat menyebabkan
muntah tak lama kemudian).
- Sindrom ruminasi, gangguan kurang terdiagnosis dan kurang dipahami yang
menyebabkan penderita memuntahkan makanan yang tak lama setelah
dikonsumsi.
dinding perut serta dalam waktu yang sama terjadi relaksasi LES (lower esophageal
sphincter). Sfi ngter ini juga tertarik ke atas oleh kontraksi otot longitudinal dari
bagian atas esofagus. Selama retching, isi lambung didorong masuk ke esofagus oleh
tekanan intraabdominal dan adanya peningkatan tekanan negatif intratorakal, bahan
muntahan di esofagus akan kembali lagi ke lambung karena adanya peristaltik
esofagus.
2.4 Mekanisme Reflek Muntah
Menurut Langland, Langlais R.P & Preece, Gag reflex dikontrol secara
menyeluruh dari batang otak. Mekanisme terjadinya gag reflek dimulai pada saat
timbulnya iritasi atau sentuhan pada palatum lunak atau bagain 1/3 posterior belakang
lidah dan kemudian diteruskan oleh serabut-serabut saraf afferent ke pusat pengaturan
muntah di medulla oblongata (porsi bagian bawah otak). Dari medula oblongata,
stimulus dilanjutkan keluar oleh serabut saraf efferent keluar dari serabut-serabut
saraf otak ke otot-otot yang berperan dalam terjadinya muntah.
Gag refleks normal adalah kontraksi antara kedua sisi belakang mulut dan
otot-otot faringeal dan ditandai pada pasien dengan adanya pengalaman tidak
menyenangkan. Informasi rangsang (sakit) datang dari batang otak melalui SSP IX
dan X (tubuh sel di ganglia superior), memasuki jalur spinal AV dan berakhir di
caudal spinal nucleus V. Sel di spinal nucleus V kemudian menghasilkan akson
bilateral menuju ke nukleus ambigus. Kontraksi otot faringeal ipsilateral terhadap
rangsang diseput Respon Langsung (Direct Response), sedangkan kontraksi otot-otot
kontralateral terhadap rangsang disebut Respon Konsensual (Consensual Respons).
Stimulasi sensori dari palatum lunak dan faring dapat mencapai nukleus spinal V
(melalui SSP IX dan X; ganglia superior) dan TTT (Trigeminothalamic Tract),
keduanya nukleus ambigus.
Sentuhan pada bagian dinding faringeal bagian posteriol, daerah tonsil atau
dasar lidah dapat menyebabkan respon palatal (palatal reflex), terdiri dari pergerakan
keatas palatum lunak dengan penyimpangan ipsilateral dari uvula, dan gag reflex
yang terdiri dari kontraksi visibel dari dinding faringeal. Respon yang terjadi
termasuk perpindahan medial, peregangan, gerakan dinding faringeal, mata berair,
batuk dan muntah. Terdapat variabilitas respon refleks pada setiap individu.
Zona Pencetus Kemoreseptor di dalam Medula Otak untuk Memulai Muntah
oleh Obat-Obatan atau oleh Motion Sickness
Selain dari muntah yang dicetudkan oleh rangsangan iritasi dalam traktus
gastrointestinal, muntah juga dapat disebabkan oleh impuls saraf yang timbul pada
daerah otak. Hal ini terutama berlaku pada daerah kecil yang terletak bilateral pada
dasar ventrikel keempat yang disebut zona pencetus kemoreseptor untuk muntah.
Perangsangan listrik pada daerah ini dapat mencetuskan muntah; namun yang lebih
penting, pemakaian obat-obat tertentu, termasuk apomorfin, morfin, dan beberapa
derivat digitalis, dapat secara langsung merangsang zona pencetus kemoreseptor ini
dan mencetuskan muntah. Destruksi daerah tersebut menghambat muntah jenis ini
tetapi tidak menghambat muntah yang ditimbulkan oleh rangsangan iritasi pada
traktus gastrointestinal itu sendiri.
Juga, telah diketahui dengan baik bahwa perubahan arah atau irama gerakan
tubuh yang cepat dapat mengakibatkan sebagai berikut: Gerakan merangsang
reseptor- reseptor di dalam labirin vestibular pada telinga dalam, dan dari sini impuls
esofagus bagian atas hingga terbuka, penutupan glotis, pengangkatan palatum molle
untuk menutup nares posterior (daearah yang paling sensitif dalam rongga mulut
terhadap berbagai rangsangan).
2.5 Pencegahan dan Pengobatan Refleks Muntah
1. Behavior Modification
Metode ini merupakan metode jangka panjang yang paling berhasil dalam
pengelolaan pasien gagging reflex. Umumnya, tujuan dari metode ini adalah untuk
mengurangi kecemasan dan membuat pasien melupakan faktor-faktor yang dapat
menyebabkan gagging reflex. Relaksasi, pengalihan perhatian, saran, dan
desensitisasi sistematis adalah metode yang dapat digunakan dan dapat dikombinasi.
2. Relaksasi
Refleks muntah dapat timbul karena rasa cemas. Relaksasi dapat membantu
memperbaiki atau merubah cara berpikir pasien yang dapat menyebabkan rasa cemas
berlebihan. Contohnya adalah dengan meminta pasien untuk rileks pada otot-otot
tertentu, dimulai dari kaki dan berlanjut ke atas, sementara dokter terus memberikan
jaminan rasa aman dan tenang pada pasien.
3. Distraksi
Teknik distraksi berguna untuk mengalihkan perhatian pasien dan teknik ini
memungkinkan untuk prosedur perawatan yang singkat. Seorang dokter dapat
mengajak pasien berkomunikasi, atau meminta pasien untuk berkonsentrasi pada
pernapasan, misalnya menghirup udara melalui hidung dan menghembuskannya
melalui mulut. Hal ini sangat bermanfaat terutama sebelum memulai pengobatan,
agar pasien mampu memvisualisasikan rasa nyaman dan aman.
Metode ini dapat dilakukan juga dengan meminta pasien untuk melakukan
kegiatan yang menyebabkan kelelahan otot, misalnya dengan meminta pasien
menaikkan kaki dan menahannya untuk beberapa saat. Ketika otot pasien semakin
lelah, maka diperlukan usaha lebih untuk menahan kaki dalam posisi tinggi, sehingga
mengalihkan perhatian pasien dari prosedur intraoral. Teknik distraksi dapat
dikombinasi dengan prosedur relaksasi, jika pasien sulit untuk mengatasi refleks
muntah dengan teknik relaksasi saja.
Teknik distraksi bermanfaat untuk pasien dengan refleks muntah yang ringan,
dan pada prosedur perawatan yang singkat. Namun, teknik-teknik ini mungkin tidak
memadai jika digunakan pada pasien dengan refleks muntah yang parah tanpa
kombinasi dengan teknik lainnya.
4. Sugesti
Teknik distraksi dapat disempurnakan dengan memasukkan unsur sugesti.
Dokter dapat meyakinkan pasien bahwa muntah tidak akan terjadi selama prosedur
perawatan. Citra visual dapat digunakan untuk meningkatkan sugesti, dengan
memberikan pandangan-pandangan yang positif. Teknik hipnosis dapat membantu
pasien untuk rileks dan mencegah refleks muntah saat perawatan gigi yang akan
dilakukan. Ada beberapa kontraindikasi terhadap teknik hipnosis, tetapi seharusnya
hanya digunakan setelah dokter telah menerima pelatihan yang tepat. Seorang
hipnoterapis yang berpengalaman dapat menggunakan pendekatan sugesti yang
canggih untuk membantu mengatasi refleks muntah.
5. Farmakologi
Mual dan muntah atau emesis dapat ditangani atau dihentikan menggunakan
obat antiemetic.Obat yang digunakan untuk mengatasi mual dan muntah bermacammacam dan pilihan penggunaan obat anti mual dan muntah disesuaikan dengan :
penyebabnya,
cepat dan absorpsi oral baik. Secara metabolism, obat antihistamin ini
dioksidasi dan dikonjugasi di hati. Contoh obat antihistamin adalah Siklizin,
Difenhidramin, Dimenhidrinat, Meklozin.
2. Antikolinergik
Obat antikolergik ini efektif mengatasi mual muntah akibat mabuk perjalanan
atau motion sickness. Berperan sebagai antagonis reseptor muskarinik.
Contoh obat antikolinergik adalah Skopolamin atau hyoskin.
3. Antagonis Dopamin
Obat ini bekerja dengan menghambat reseptor dopaminergik di daerah picu
kemoreseptor medulla untuk mual muntah. Digunakan untuk mengatasi rasa
mual muntah dan dihubungkan dengan penyakit neoplasma, pusing karena
radiasi, opioid, obat sitotoksik dan anestik.
dopamine
Klorpromazin,
golongan
fenotiazin
adalah
Prometazin,
kepala, tubuh berada dalam satu garis lurus, tegak dan rileks.
Ukuran sendok cetak sedikit lebih besar dari rahang untuk ketebalan dari
bahan cetak.
Bahan cetak jangan sampai berlebihan sehingga dapat merangsang muntah
Pencetakan dengan posisi yang benar operator di belakang kanan untuk
(berkumur dengan air es berulang kali), karena es balok (air es) memiliki suhu rendah
sehingga dapat menghambat kerja saraf untuk menyampaikan rangsang menuju pusat
muntah. Sehingga sensitifitas pasien dapat berkurangan.
Penanganan setelah terjadinya muntah
lambung
Kompres hangat di sekitar ulu hati
Tidak tidur terlentang setelah muntah, untuk mencegah respon muntah
susulan atau masuknya muntahan ke dalam saluran pernapasan