Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
METODOLOGI PENELITIAN
Maret
2 3 4
April
2 3
Mei
2 3
Juni
2 3
75
76
B. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memverifikasi pengaruh
penerapan pendekatan saintifik (scientific learning) terhadap kemampuan berpikir
kritis dan pemecahan masalah matematika siswa. Penelitian ini dilakukan dengan
pendekatan kuantitatif, menggunakan metode penelitian eksperimen. Penelitian ini
menempatkan kemampuan berpikir kritis matematika (Y 1) dan pemecahan
masalah
matematika
(Y2)
sebagai
variabel
kriteria/terikat.
Pendekatan
A2
Y2
Y2A1
Y1
Y1A2
Y2
Y2A2
Keterangan:
A
: Pendekatan Saintifik
A1
A2
Y1
Y2
Y1A1
77
Y1A2
Y2A1
Y2A2
C. Validasi Penelitian
Penelitian ini mengandung 2 (dua) validasi, yaitu validitas internal dan
validitas eksternal. Validitas internal terkait dengan tingkat pengaruh perlakuan
(treatment) artribut yang ada terhadap kemampuan berpikir kritis matematika
yang didasarkan atas kebenaran argumen, strategi dan taktik serta penarikan
kesimpulan, sedangkan kemampuan pemecahan masalah matematika yang
didasarkan atas kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah yang
berkaitan dengan identifikasi masalah, rencana pemecaham masalah, pelaksanaan
rencana pemecahan masalah, dan memeriksa kembali hasil yang diperoleh.
Sedang validitas eksternal terkait dengan dapat tidaknya hasil penelitian ini untuk
digeneralisasikan pada subyek lain yang tidak memiliki kondisi dan karakteristik
sama. Dalam penelitian ini tidak dilakukan pengontrolan terhadap pengaruh
variabel-variabel ekstra, sebagai berikut:
1. Pengaruh variabel sejarah, dikontrol dengan pemberian materi pelajaran yang
sama, dalam jangka waktu yang sama dan oleh guru yang sama.
78
79
80
81
82
b. Definisi Operasional
Kemampuan berpikir kritis matematika adalah skor yang diperoleh siswa
dari hasil tes kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran matematika
ditinjau dari ranah kognitif, yang meliputi bahan ajar SMK kelas XI semester
2 pada kompetensi dasar:
3.24. Mendeskripsikan konsep turunan dan menggunakannya untuk
menganalisis grafik fungsi dan menguji sifat-sifat yang dimiliki untuk
mengetahui fungsi naik dan fungsi turun.
4.19. Menyajikan data dari situasi nyata,
memilih
variabel
dan
Indikator
3.24 Mendeskripsikan
1. Menganalisis kurva y
= f(x) berdasarkan
menggunakannya
untuk menganalisis
pertamanya
Abilit
Nomor
Soal
1
y
C4
Soal
1
C4
2a, 2b
2. Menganalisis dan
mensketsa kurva
suatu fungsi
mengetahui fungsi
naik dan fungsi turun.
4.19 Menyajikan data
Jumlah
3. Menerapkan konsep
83
Kompetensi Dasar
Indikator
fungsi dalam
mengomunikasikan-
memecahkan
masalah maksimum
model matematika
dan minimum
Jumlah
Abilit
Nomor
Soal
1
y
C4
Soal
3
berupa persamaan
fungsi, serta
menerapkan konsep
dan sifat turunan
fungsi dalam
memecahkan masalah
maksimum dan
minimum.
Rubrik penskoran untuk soal-soal kemampuan berpikir kritis matematika
dirancang seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Kemampuan Berpikir Kritis Matematika
No.
1
2
Kriteria Penilaian
Identifikasi argumen, memberikan alasan serta
menganalisa argumen dan memberikan kesimpulan.
Identifikasi argumen, memberikan alasan serta
Skor
4
3
kesimpulan.
Identifikasi salah, jarang menerangkan alasan dan
84
a. Definisi Konseptual
Kemampuan pemecahan masalah matematika pada penelitian ini
mengacu pada konsep kemampuan pemecahan masalah yang dikembangkan
oleh Polya (dalam Sugandi, 2014:27) yang mencakup: (1) memahami
masalah; (2) merencanakan penyelesaian; (3) menyelesaikan rencana
penyelesaian; (4) memeriksa kembali.
b. Definisi Operasional
Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah skor yang diperoleh
siswa dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran
matematika ditinjau dari ranah kognitif, yang meliputi bahan ajar SMK kelas
XI semester 2 pada kompetensi dasar:
3.24. Mendeskripsikan konsep turunan dan menggunakannya untuk
menganalisis grafik fungsi dan menguji sifat-sifat yang dimiliki untuk
4.19.
variabel
dan
Indikator
3.24 Mendeskripsikan
1. Menentukan interval
menggunakannya
Jumla
Abilit
Nomor
h Soal
1
y
C3
Soal
1
85
Kompetensi Dasar
untuk menganalisis
Indikator
Jumla
Abilit
Nomor
h Soal
Soal
C4
C4
3, 4
fungsi
2. Menerapkan konsep
fungsi dalam
memecahkan masalah
kecepan dan
percepatan
3. Menerapkan konsep
model matematika
berupa persamaan
fungsi dalam
fungsi, serta
memecahkan masalah
menerapkan konsep
maksimum dan
minimum
fungsi dalam
memecahkan masalah
maksimum dan
minimum.
Rubrik penskoran untuk soal-soal kemampuan pemecahan masalah
matematika dirancang seperti pada tabel berikut ini:
Kriteria Penilaian
Menunjukkan pemahaman yang lebih terhadap
konsep, menggunakan strategi yang sesuai,
Skor
4
86
No.
Kriteria Penilaian
perhitungan seluruhnya benar, dan melebihi
Skor
87
terstruktur sehingga uji validitas butir soal dilakukan dengan menggunakan rumus
korelasi product moment Pearson (Supardi, 2013:169), yaitu:
n XY X Y
rxy
2
2
n X 2 X n Y 2 Y
Keterangan:
rxy
Y
X
Intrepretasi
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat Tinggi
88
seperangkat tes dikenakan terhadap siswa dalam satu kali pertemuan, kemudian
diperoleh sekelompok data. Dari sekelompok data yang diperoleh, selanjutnya
dihitung koefisien realibilitasnya. Dalam penelitian ini, tes kemampuan berpikir
kritis matematika dan tes kemampuan pemecahan masalah matematika berbentuk
uraian, sehingga rumus yang digunakan untuk mencari koefisien realibilitas kedua
perangkat tes tersebut yaitu rumus Cronbachs Alpha (Sudijono, 2013:208)
sebagai berikut:
si 2
n
r11
1 2
st
n 1
Keterangan:
r11
: Koefisien realibilitas
n
: Banyak butir item yang dikeluarkan dalam tes
st
: Varian total
Tolak ukur untuk menginterpretasikan koefisien realibilitas tes dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Realibilitas
Koefisien Realibilitas
r11 0,70
r11< 0,70
Sumber: Sudijono (2013:209)
Intrepretasi
Reliable
Un-reliable
89
DP
JBA JBB
JS A
Keterangan:
DP
: Daya Pembeda
JBA
: Jumlah skor siswa kelompok atas pada butir tes yang diolah
JBB
: Jumlah skor siswa kelompok bawah pada butir tes yang diolah
JSA
: Jumlah skor maksimal ideal pada butir tes yang diolah
Daya pembeda butir tes diinterpretasikan berdasarkan kategori pada tabel di
bawah ini:
Tabel 3.6 Interpretasi Koefisien Daya Pembeda
Koefisien Daya Pembeda
Interpretasi
DP < 0,00
Jelek (poor)
Cukup (statistifactory)
Baik (good)
Sangat Baik (excellent)
90
IK
JBA JBB
2 JS A
Keterangan:
IK
: Indeks Kesukaran
JBA
: Jumlah skor siswa kelompok atas pada butir tes yang diolah
JBB
: Jumlah skor siswa kelompok bawah pada butir tes yang diolah
JSA
: Jumlah skor maksimal ideal pada butir tes yang diolah
Untuk mengidentifikasi indeks kesukaran butir tes, digunakan kategori seperti
terlihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Indeks Kesukaran
Koefisien Indeks Kesukaran
0,00 <IK 0,30
0,30 <IK 0,70
0,70 <IK 1,00
Sumber: Sudjana (2009:137)
Interpretasi
Sukar
Sedang
Mudah
91
menyusunnya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram dan
poligon, mencari rata-rata (mean), modus, median, simpangan baku, dan varians
data. Deskripsi data dilakukan dengan menggunakan program komputer IBM
SPSS Statistic 21.
2. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data dari
masing-masing kelompok berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data
diperlukan untuk menentukan uji statistik data dari kelompok sampel yang
digunakan. Untuk menguji normalitas data, digunakan uji KolmogorovSmirnov Z (K-S Z) yang dilakukan dengan berbantuan software IBM SPSS
Statistics 21. Adapun hipotesis dan kriteria ujinya adalah:
H0 : Data dari masing-masing kelompok berdistribusi normal
Hi : Data dari masing-masing kelompok tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian: tolak H0 jika nilai signifikansi uji statistik KolmogorovSmirnov Z (K-S Z) < 0,05.
b. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah tiap-tiap
kelompok data maupun data keseluruhan memiliki variansi yang homogen
atau tidak. Untuk menguji homogenitas varians data, digunakan uji statistik
Levenes yang dilakukan dengan berbantuan software IBM SPSS Statistics 21.
Adapun hipotesis dan kriteria ujinya adalah:
H0 : Varians antar kelompok data homogen
Hi : Varians antar kelompok data tidak homogen
Kriteria pengujian: tolak H0 jika nilai signifikansi uji statistik Levenes < 0,05.
c. Uji Homogenitas Matriks Varians-Kovarians
Salah satu dari asumsi dasar pengujian MANOVA adalah uji
homogenitas matriks varians-kovarians. Untuk menguji homogenitas matriks
varians-kovarians, digunakan uji statistik Boxs M yang dilakukan dengan
92
berbantuan software IBM SPSS Statistics 21. Adapun hipotesis dan kriteria
ujinya adalah:
H0 : Matriks varians-kovarians antar kelompok data treatment homogen.
Hi : Matriks varians-kovarians antar kelompok data treatment heterogen.
Kriteria pengujian: tolak H0 jika nilai signifikansi uji statistik Boxs M < 0,05.
3. Uji Hipotesis
Teknik pengujian menggunakan teknik Multivariate Analysis of Varians
(MANOVA). MANOVA adalah teknik statistik yang digunakan untuk memeriksa
hubungan antara beberapa variabel bebas (biasa disebut perlakuan) dengan dua
atau lebih variabel tak bebas secara simultan. Pada MANOVA ada beberapa
statistik uji yang dapat digunakan untuk membuat keputusan, yaitu:
a. Pillais Trace. Statistik uji ini paling cocok digunakan jika asumsi
homogenitas matriks varians-kovarians tidak dipenuhi, ukuran-ukuran
sampel kecil, dan jika hasil-hasil dari pengujian bertentangan satu sama
lain yaitu jika ada beberapa vektor rata-rata yang bereda sedang yang lain
tidak. Semakin tinggi nilai statistik Pillais Trace, pengaruh terhadap
model semakin besar. Statistik uji Pilllais Trace dirumuskan sebagai:
p
i
|B|
1
P=
=tr i ( 1+ i ) =tr
|B+W |
i=1 1+ i
( )
di mana
1 , 2 , , p
93
U= ( 1+ i)1=
i=1
|W |
|B+W |
c. Hotellings Trace. Statistik uji ini cocok digunakan jika hanya terdapat
dua kelompok variabel independen. Semakin tinggi nilai statistik
Hotellings Trace, pengaruh terhadap model semakin besar. Nilai
Hotellings Trace > Pillais Trace. Statistik uji Hotellings dirumuskan
sebagai:
p
T = i =tr i =tr ( W ) ( B )
1
i=1
d. Roys Largest Root. Statistik uji ini hanya digunakan jika asumsi
homogenitas varians-kovarians dipenuhi. Semakin tinggi nilai statistik
Roys Largest Root, pengaruh terhadap model semakin besar. Nilai Roys
Largest Root > Hotellings Trace > Pillais Trace. Dalam hal pelanggaran
asumsi normalitas multivariat, statistik ini kurang robust (kekar)
dibandingkan dengan statistik uji yang lainnya. Statistik uji Roys
Largest Root dirumuskan sebagai:
R= maks=maks ( 1 , 2 , , p )
akar karakteristik maksimum dari ( W )1 ( B ) .
Setelah dilakukan pengujian dan hasilnya signifikan dalam arti terdapat
perbedaan antar kelompok (perlakuan), maka perlu dilakukan uji lanjut untuk
mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh dalam membentuk perbedaan
antar grup. Hal ini perlu dilakukan karena tidak semua variabel mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan antar grup. Kemudian setelah itu
dilakukan uji lanjut untuk mengetahui perbedaan masing-masing individu dalam
94
H. Hipotesis Statistik
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data Manova dengan hipotesis
statistik sebagai berikut:
11 12
21 22
a. H0 :
11 12
21 22
Ha :
11 12
b. H0 :
Ha :
c. H0 :
11 12
21 22
21 22
Ha :
Hipotesis secara verbal:
a. H0
95
b. H0
kritismatematika siswa.
: Terdapat pengaruh penerapan pendekatan saintifik (scientific
learning) terhadap kemampuan berpikir kritismatematika siswa.
c. H0
:
Tidak terdapat pengaruh penerapan pendekatan
saintifik (scientific learning) terhadap kemampuan pemecahan
Ha