Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 abrasi adalah
proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang
bersifat merusak yang dipicu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah
pantai tersebut. Seorang ahli perubahan iklim dari institut Teknologi Bandung
(ITB) Dr. Armi Susandi (2011) menyatakan bahwa ia meramalkan pada 2050
nanti 24 persen wilayah Jakarta akan terendam air laut secara permanen.
Seperti diketahui, Indonesia sebagai negara kepulauan tentunya tidak
lepas dengan garis pantai, Indonesia sendiri memiliki garis pantai terpanjang
keempat di dunia setelah Kanada, Amerika Serikat dan Rusia, garis pantai
Indonesia sendiri sepanjang 95.181 kilometer. Namun sebanyak 20 persen dari
garis pantai di sepanjang wilayah Indonesia dilaporkan mengalami kerusakan,
tentunya kerusakan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain perubahan
lingkungan dan abrasi pantai.
Air laut tidak pernah diam. Air laut bergelombang di permukaannya,
kadang-kadang besar kadang-kadang kecil, tergantung pada kecepatan angin
dan kedalaman dasar lautnya. Semakin dalam dasar lautnya makin besar
gelombangnya. Gelombang mempunyai kemampuan untuk mengikis pantai.
Akibat pengikisan ini banyak pantai yang menjadi curam dan terjal. Tetapi
kerusakan atau kerugian yang diakibatkan abrasi bisa diperkecil degan cara
tetap menjaga kelestarian hutan mangrove di sekitar pantai.
Akan tetapi, kerusakan lingkungan pantai semakin bertambah seiring
dengan berjalannya waktu. Hutan-hutan mangrove yang dulunya menghiasi
pesisir pantai, kini telah dibabat habis oleh manusia karena keserakahannya
untuk memperkaya diri dengan membangun sarana wisata dan rekreasi, seperti
hotel dan lainnya. Dari total 9,4 juta hektare tanaman mangrove yang ada di
Indonesia, sesuai dengan data Departemen Kehutanan RI pada 2006, sekitar
70 persennya rusak.
1
Oleh karena itu, kasus yang sering kita jumpai belakangan ini adalah
masalah abrasi pantai yang semakin parah akibatnya. Abrasi pantai ini terjadi
hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Masalah ini harus segera diatasi
karena dapat mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi makhluk hidup,
tidak terkecuali manusia.
Abrasi pantai tidak hanya membuat garis-garis pantai menjadi semakin
sempit, tapi bila dibiarkan begitu saja akibatnya bisa menjadi lebih berbahaya.
Seperti kita ketahui, negara kita Indonesia sangat terkenal dengan keindahan
pantainya. Setiap tahun banyak wisatawan dari mancanegara berdatangan ke
Indonesia untuk menikmati panorama pantainya yang sangat indah. Apabila
pantai sudah mengalami abrasi, maka tidak akan ada lagi wisatawan yang
datang untuk mengunjunginya. Hal ini tentunya sedikit banyak akan
mempengaruhi perekonomian di Indonesia karena secara otomatis devisa
negara dari sektor pariwisata akan mengalami penurunan. Selain itu, sarana
pariwisata seperti hotel, restoran, dan juga kafe-kafe yang terdapat di areal
pantai juga akan mengalami kerusakan yang akan mengakibatkan kerugian
material yang tidak sedikit. Demikian juga dengan pemukiman penduduk
yang berada di areal pantai tersebut. Banyak penduduk yang akan kehilangan
tempat tinggalnya akibat rumah mereka terkena dampak dari abrasi.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa dampak dari abrasi sangat
berbahaya. Untuk itu penulis akan mencoba menjelaskan lebih lanjut
mengenai apa itu abrasi, penyebab abrasi, dan bagaimana solusi untuk
menanggulanginya.
1.2 Pembatasan Masalah
Adapun berdasarkan dari latar belakang di atas dapat disimpulkan:
1. Apa saja yang menyebabkan terjadinya abrasi?
2. Apa dampak abrasi terhadap kehidupan?
3. Bagaimana upaya untuk mengurangi kerusakan yang ditimbulkan abrasi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyebab Abrasi
Menurut Fajar (2012) menyatakan: abrasi adalah proses
pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang
bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai.
Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya
keseimbangan alam daerah pantai tersebut.
Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami,
namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi.
3
f)
g)
h)
i)
Apabila tidak diatasi, lama kelamaan daerahdaerah yang permukaannya rendah akan tenggelam.
Pantai yang indah dan menjadi tujuan wisata menjadi
rusak. Pemukiman warga dan tambak tergerus hingga
menjadi laut. Tidak sedikit warga di pesisir pantai yang
telah direlokasi gara-gara abrasi pantai ini. Abrasi pantai
juga berpotensi menenggelamkan beberapa pulau kecil di
perairan Indonesia.
4. Abrasi ancam keasrian pantai di Bali
Menurut Eddy Lee (2013) menyatakan: Pulau
Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia
terkenal memiliki keindahan alam yang tersebar mulai
daerah pegunungan hingga kawasan pantai. Namun
belakangan ini kondisi pantai-pantai di pulau Bali
mengalami abrasi yang cukup parah. Abrasi yang
tersebar di seluruh kawasan pantai di pulau Bali telah
mengakibatkan kerusakan terhadap berbagai hak milik
dan prasarana umum seperti: areal pertanian, kebun,
pemukiman penduduk, jalan, tempat-tempat ibadah
(pura), dan resort pariwisata.
Abrasi yang terjadi di Pantai Kuta sejak tahun 2000
akibat terjangan ombak laut makin lama makin parah
hingga kini mengingat ombak yang disertai angin
kencang terus meliputi Pantai Kuta. Hal itu bertambah
parah karena pantai kian hari makin tergerus air laut
bahkan air laut sempat mencapai jalan raya sehingga
jalanan dipenuhi oleh pasir.
5. Pulau Sentut, Bintan terancam tenggelam
Menurut salah satu majalah di Kepulauan Riau,
Haluan Kepri (2013) menyatakan: akibat terjadinya
abrasi dan banyaknya penambangan bauksit di
Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri mengakibatkan
sejumlah pulau rawan tenggelam. Salah satunya Pulau
Sentut yang merupakan pulau terluar Indonesia yang
terletak di perairan Laut Cina Selatan atau perbatasan
Indonesia dengan Malaysia.
Pulau ini berada di sebelah timur dari Pulau Bintan
dengan koordinat 12'52 LU, 1044950 BT yang
terletak di titik koordinat 1, masuk Kecamatan Gunung
Kijang desa Malang Rapat, Bintan.
Pulau Sentut luasnya tidak sampai 2 hektar dan
hanya berupa pasir. Saat ini luas dan ketinggian pulau
berkurang akibat abrasi dan penambangan bauksit berapa
bulan lalu. Dikatakan sebelumnya Pulau Sentut pernah
ditambang oleh PT. Gunung Sion yang berlangsung
8
10
11
12
13
14
15
16
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi (paling tidak
menghambat) masalah abrasi pantai ini menurut Islahudin (2012), yaitu:
18
19
20
II.
III.
IV.
21
6.
7.
8.
9.
22
23
jenis pantai karena mangrove hanya tumbuh di daerah yang berlumpur. Hal ini
akan menjadi sangat sulit karena sebagian besar pantai di Indonesia
merupakan perairan yang dasarnya tertutupi oleh pasir. Seperti kita ketahui
bahwa tanaman bakau tidak dapat tumbuh pada daerah berpasir.
Tidak hanya itu, rehabilitasi hutan mangrove juga memiliki kendala di
pemerintahannya sendiri. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 25
Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Propinsi,
kewenangan Pemerintah Pusat dalam rehabilitasi hutan dan lahan, termasuk
hutan mangrove hanya terbatas menetapkan pola umum sedangkan
penyelenggaraan oleh pemerintah daerah. Jadi, keputusan untuk pemulihan
lahan masih diselenggarakan oleh pemerintah daerah.
Tetapi meskipun sangat sulit, usaha untuk mengatasi abrasi ini harus
terus dilakukan. Jika masalah abrasi ini tidak segera ditanggulangi, maka
bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan luas daratan di
Indonesia banyak yang akan berkurang. Bahkan beberapa pulau terancam
hilang.
Agar upaya ini dapat berjalan dengan lebih baik, maka peranan dari
semua elemen masyarakat sangat diperlukan. Pemerintah tidak akan dapat
mengatasinya tanpa partisipasi dari masyarakat. Apabila alat pemecah ombak
berhasil dibangun dan hutan bakau atau hutan mangrove berhasil ditanam,
maka dampak abrasi tentu akan dapat dikurangi meskipun tidak sampai 100%.
Masalah pencemaran pantai juga harus diatasi dengan sangat serius
karena dapat merusak keindahan dan keasrian pantai. Untuk mengatasi
permasalahan ini kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan harus
ditingkatkan. Selain itu peraturan untuk tidak merusak lingkungan harus
dibuat dan menindak dengan tegas bagi siapa pun yang melanggarnya.
Sekarang ini di beberapa pantai masih banyak ditemui sampah-sampah
yang berserakan. Selain itu, limbah pabrik yang beracun banyak yang
24
dialirkan ke sungai yang kemudian mengalir ke laut. Hal ini dapat merusak
ekosistem laut dan juga dapat membunuh beberapa biota laut. Pemerintah
seharusnya menghimbau agar seluruh pabrik-pabrik tersebut membuang
limbahnya setelah dinetralisasi terlebih dahulu.
Oleh karena itu, tanpa kesadaran dari diri kita sendiri untuk merawat
dan menjaga lingkungan, niscaya abrasi akan tetap terus terjadi dan semakin
memburuk. Bahkan, bukan tidak mungkin pulau-pulau besar juga mungkin
akan tenggelam.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan:
1. Abrasi dan pencemaran pantai merupakan masalah pelik yang dihadapi
oleh masyarakat. Abrasi diakibatkan oleh 2 faktor, baik faktor alam (angin
selalu berhembus menyebabkan air laut terus bergerak sehingga perlahanlahan
mengikis
daratan
atupun
oleh
bencana
alam)
maupun
27
DAFTAR PUSTAKA
Aditya, Harri Pratama. 2009. Dua Pulau di Enggano Tenggelam, Luas Indonesia
Menyusut, www.tempo.com. Diunduh pada 9 Agustus 2013.
Muhammad.
2013.
Kerusakan
Lingkungan
Pesisir
Pantai,
28
Tenggelam,
2012.
Dua
Pulau
Ubi
Tenggelam
Sebelum
Eksekusi,
Camay.
2012.
Penyebab
Abrasi
Pantai
Beserta
29
Solusinya,
Save Earth From Destroy. 2012. Mencari Solusi Pencegahan Abrasi Pantai, takesolution.blogspot.com. Diunduh pada 9 Agustus 2013.
Sofiana, Lilis. 2009.
30