Anda di halaman 1dari 28

TRANSPROTASI PADATAN

Overviews

Cement Industry Plant

Learning Outcomes
Mahasiswa memahami arti dan sifat-sifat transport bahan
padat
Mahasiswa dapat memilih alat transportasi padatan
secara horizontal (conveying), secara vertical (elevation),
transport miring (inclined)
Mahasiswa memahami prinsip kerja dari berbagai alat
transprotasi padatan; Pneumatic conveyor, Mechanical
conveyor, Hidraulic conveyor,
Mahasiswa dapat memperkirakan kebutuhan tenaga
mekanik yang terkait dengan alat transportasi yang
dipilih.
Mahasiswa mampu merancang ukuran transport bahan
dan sifat-sifat transport bahan padat

Klasifikasi
Berdasarkan cara pengangkutannya/prinsip kerjanya dikelompokan
menjadi:
oCara mekanis (dengan bantuan alat)
oCara pneumatis (dengan bantuan aliran udara)
oCara hidrolis (dengan bantuan aliran air)
Berdasarkan mekanisme pengangkutannya dikelompokan menjadi:
oCarrier (membawa/mengangkut)
oScraper (mendorong/menggaruk)

Dasar Pemilihan (1/3)


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan jenis alat transprotasi padatan antara
lain:
Karakteristik bahan padatan yang dipindahkan/diangkut
Elevasi transportasi
Kapasitas transportasi
Jarak transportasi
Proses yang diinginkan selain transportasi
Harga dan umur peralatan

Dasar Pemilihan(2/3)
Karakteristik Bahan Padatan:
Ukuran bahan : - sangat halus ( lebih kecil dari 100 mesh)
- halus (antara 100 mesh s/d 1/8 inchi)
- granular (antara 3.18 mm s/d 12.7 mm)
- gumpalan (lebih besar 12.7 mm)
- tak beraturan
Flow-abilitas Bahan: seberapa mudah bahan tersebut
diangkut/mengalir
- sangat free flowing ( angle of repose < 30o)
- free flowing ( angle of repose 30o s/d 45o)
- sluggish material ( angle of repose > 45o)
Abrasifitas: - non abrasive
- abrasive
- very abrasive
Sifat khusus: - contaminable
- hygroscopic
- corrosive

Dasar Pemilihan(3/3)
Elevasi Pengangkutan/Transportasi:
Berdasarkan arah elevasi, sistem transportasi dibagi menjadi:
- elevasi horizontal
: Conveyor system
- elevasi vertikal
: Elevator system
- inklinasi tertentu
: Conveyor-elevator system
Kapasitas Pengangkutan/Transportasi:
Tergantung dari jenis bahan ( bulk density, material charaterstics etc)
Tipe conveyor lebih fleksibel (kapasitas kecil s/d besar) dibanding screw conveyor
Tipe pneumatic ditentukan oleh ukuran padatan
Modifikasi Proses:
Sering kali selain mengangkut/memindahkan bahan terdapat proses yang diinginkan
terjadi selama pengangkutan, misal pencampuran, size reduction, dewatering,
pendinginan, pemisahan, kristalisasi dll.
Misal : Vibrating conveyor, pneumatic drier

Mechanical Conveyor Systems


Mechanical Conveyor Systems

Scraper System

Carrier System

Screw Conveyor

Belt Conveyor

Flight Conveyor

Apron Conveyor

Scraper System
Screw Conveyor:

Bahan didorong oleh putaran screw menuju tempat yang diinginkan


Terjadi proses pengecilan ukuran selama pengangkutan
Pemasangan alat umumnya miring dan tidak terlalu panjang
Digunakan untuk mengangkut bahan yang berbentuk butir dan pasta tetapi tidak
cocok untuk menangkut bahan yang abrasive dan korosif.
Dapat digunakan untuk elevasi tertentu: maksimum 30 o tetapi terjadi
pengurangan kapasitas angkut s/d 20 %

Scraper System
Modifikasi Screw Conveyor:
Redler Conveyor:
Dapat digunakan untuk transportasi vertikal terutama untuk bahan
padar powder
Ribbon Conveyor:
Digunakan untuk transportasi bahan berbentuk pasta agar terjadi
pencampuran selama pengangkutan. Hal ini dilakukan dengan memodifikasi
spiral screw menjadi screw yang tidak penuh.
Swenson Walker Crystalizer Conveyor:
Digunakan untuk mengangkut bahan sambil terjadi proses
pengkristalan. Hal ini dilakukan dengan memodifikasi bentuk screw sedemikian
rupa dan dilengkapi dengan sistem pendinginan untuk membentuk kristal.

Scraper System
Kapasitas Screw Conveyor:
Ditentukan oleh :
- Kecepatan putar
- Diameter screw
- Bahan yang diangkut
Hubungan antara ketiga besaran tersebut dapat dilihat pada tabel 13 Brown (1955)

Specifikasi Perancangan:
- Diameter screw
- Kecepatan putar (25 200 rpm), umumnya digunakan 100 rpm
- Jarak ulir yang digunakan (pith)
- Sudut dari ulir

Scraper System
Power Screw Conveyor :
Power yang diperlukan untuk menggerakkan screw conveyor tergantung dari
beberapa faktor, antara lain :
- Gesekan antara screw dengan bahan
- Panjang conveyor
- Kecepatan/kapasitas pengangkutan
Salah satu persamaan yang digunaka untuk menentukan power screw
conveyor( Perry, 3 rd):

Power ( Hp)

C.L.W .F
33000

dengan : C
: kapasitas, cuft/mnt
L
: panjang conveyor, ft
W : bulk density, lb/cuft
F
: Faktor yang tergantung pada jenis
bahan ( 0.4 : kelas a; 0.6 : kelas b; 1 : kelas c)

Scraper System
Flight Conveyor:
Umumnya digunakan umtuk
mengangkut food waste dan batubara
Tidak cocok untuk mengangkut bahan
yang abrasive (tajam dan keras)
Selama pengangkutan terjadi proses
pengecilan bahan
Dapat digunakan untuk mengangkut
dengan elevasi maksimum 30 o

Scraper System
Modifikasi Flight Conveyor
Drag Conveyor :
-Flight berupa batangan kayu yang dipasang dilantai
-Bahan yang diangkut : abu, lumpur, batuan yang ukurannya relatif besar
Redler Conveyor:
-Memiliki saluran yang tertutup
-Cocok untuk mengangkut bahan yang kering dan mudah terbawa angin,
misal tepung, semen, lempung
-Dapat digunakan untuk transportasi vertikal.

Scraper System
Kapasitas Flight Conveyor
T

B.D.S .Rho
6000

dengan : T: kapasitas, ton/jam


B
: lebar flight, in
D : kedalaman flight, in
S
: putaran conveyor, fpm
Rho: bulk density bahan yang diangkut,
lb/cuft.

Power Flight Conveyor

a. T . L b.W . L . S 10. L
HP
1000

dengan : T: kapasitas bahan, ton/jam


L
: panjang conveyor, ft
W : total berat flight conveyor (tabel 16
A Brown, 1955)
S
: kecepatan putar conveyor, fpm
a
: tetapan untuk jenis bahan (tabel 14
Brown, 1955)
b
: tetapan untuk conveyor (tabel 14

Carrier Systems
Belt Conveyor:

Paling banyak digunakan karena bekerja


secara kontinyu, powernya rendah dan
konstruksinya sederhana
Umumnya digunakan untuk transportasi
horizontal tetapi juga dapat digunaka untuk
transportasi dengan inklinasi tertentu (18o s/d
20o)
Bahan yang diangkut dapat berupa butir,
tepung, dan gumpalan
Belt terbuat dari kanvas, reinforced rubber,
kasa kawat dll
Kadang moisture manjadi penghalang
terhadap bahan pada yang menimbulkan
kesulitan pada saat discharge bahan karena
terjadi sticking

Carrier Systems
Spesifikasi Belt Conveyor
meliputi:
- kapasitas bahan angkut
- kecepatan belt
- lebar belt
- bahan belt
- spesifikasi dan jenis
motor penggerak

Carrier Systems
Kapasitas Belt Conveyor:
Dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
- bulk density bahan
- angle of repose
- elevasi pengangkutan
- kecepatan belt conveyor
- lebar belt conveyor
- ukuran bahan
Hubungan antara faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada tabel 16 Brown, 1955
Untuk meningkatkan kapasitas pengangkutan dapat dilakukan dengan
menaikkan kecepatan belt. Kecepatan maksimum dibatasi oleh kemungkinan
terjadinya pendebuan dari bahan yang diangkut

Carrier Systems
Power Belt Conveyor (1/2):
Power total yang diperlukan terdiri dari:
- Power untuk mengangkut belt kosong

Hp

F . L Lo . 0.03.W .S
990

- Power untuk mambawa bahan dan beban gesek


dari bagian yag berputar

F . L Lo .T
Hp
990
- Power untuk mangatasi elevasi

T .Z
Hp
990

Carrier Systems
Power Belt Conveyor (2/2):
- Power untuk mengoperasikan tripper

Hp Y .S Z .T
- Total Power merupakan penjumlahan dari semua power
tersebut
dengan : F : faktor gesek tergantung pada instalasi conveyor
F : 0.05 untuk plain bearing
F: 0.03 untuk anti friction bearing
Lo : konstanta yang tergantung pada instalasi
conveyor
Lo : 100 untuk plain bearing
Lo : 150 untuk anti friction bearing
W
: berat belt/satuan ft
T
: kapasitas angkut, ton/jam
Y dan Z
: tetapan (tabel 16A Brown, 1955)

Carrier Systems
Modifikasi Belt Conveyor :
Roller conveyor:
Prinsip kerjanya memanfaatkan dorongan roller-roller
yang ada dengan bahan padat yang diangkut
Bahan diletakkan pada rol-rol kemudian diberikan
dorongan awal
Untuk membantu pengangkutan roller ini diletakkan
agak morong ke bawah
Bahan yang diangkut dapat bahan padat yang berat
dan abrasive dan bahkan suhu tinggi, misal potongan
kayu, transportasi do pabrik ban, softdrink dll

Carrier Systems
Modifikasi Belt Conveyor :
Vibrating conveyor:

Memanfaatkan gerakan vibrasi dan


gravitasi
Terdiri dari papan yang salah satu
ujungnya disangga dengan pegas dan
digetarkan oleh roda eksentrik.
Diletakkan agak miring untuk membantu
pengaliran bahan
Belt biasanya berlubang-lubang yang
berfungsi sebagai ayakan atau
dewatering.
Keuntungan alat ini adalah selain terjadi
proses pengangkutan juga akan terjadi
proses pemisahan ukuran (screening)
atau pengeringan

Carrier Systems
Apron Conveyor:

Digunakan untuk mengangkut


bahan yang kasar, abrasive
dan suhu tinggi
Kecepatan pengangkutan tidak
cukup tinggi 15 30 fpm

Vertical Mechanical Conveyor Systems


Alat ini terdiri dari :
-Satu belt yang berputar pada dua roda atas dan bawah
ataupun sebuah rantai yang berputar pada roda gigi atas
dan bawah
- ember-ember (bucket) yang terpasang pada belt atau
rantai
Alat ini disebut juga BUCKET ELEVATOR
Berdasarkan sistem discharge-nya, bucket elevator
dikelompokkan menjadi:
-Centrifugal discharge elevator
-Positive discharge elevator
-Continuous discharge elevator

Vertical Mechanical Conveyor Systems


Centrifugal Discharge Elevator
Ember-ember terpasang pada belt dengan
jarak tertentu
Bahan dikeluarkan dari alat dengan cara
dilempar karena gaya centrifugal
Alat ini cocok untuk mengangkut bahan yang
bersifat free flowing, fine or small lump
material misal grain, pasir ataupun zat kimia
yang kering
Jarak transportasi dapat mencapai 75 ft

Vertical Mechanical Conveyor Systems


Positive Discharge Elevator
Untuk membantu pengeluaran bahan maka saat
rantai memutar pulley pada bagian atas
dipasangkan knockers (dari roda gigi)
Kecepatan putar/rantai relatif lebih kecil bila
dibandingkan yang lain sehingga untuk kapasitas
yang sama maka diperlukan ukuran ember yang
lebih besar atau jarak ember diperkecil
Digunakan untuk mengangkut bahan yang
cenderung mudah mengalir atau yang berukuran
agak kasar

Vertical Mechanical Conveyor Systems


Continuous Discharge Elevator
Untuk mendapatkan discharge yang kontinyu
maka ember-ember disusun saling berimpitan
Pada kecepatan putar yang rendah, saat
discharge akan terjadi dumping (sentuhan) dari
ember-ember saat melalui pulley bagian atas
Sistem pengumpanan langsung ke emberember yang ada
Apabila digunakan rantai maka kecepatan putar
maksimum 100 fpm
Sedangkan apabila digunakan belt, kecepatan
putar maksimum 200 fpm

Pneumatic Conveyor
Hidrolic Conveyor

Anda mungkin juga menyukai