Anda di halaman 1dari 1

Waspada Epidemi TB-HIV

PENANGGULANGAN
penyakit tuberkolosis (TB) di
Yogyakarta mengalami perkembangan
positif. Penerapan starategi directly
observed treatment shortcourse
(DOTS) telah mampu mengurangi
jumlah penderita TB didaerah ini.
Bahkan, strategi yang
direkomendasikan bahan kesehatan
dunia (WHO. Red) telah mampu
mekekan angka kematian akibat
penyakit ini. Setiap tahun jumlah
penderita TB angkanya mengalami
penurunan, tutur peneliti Ilmu
Kesehatan Masyarakat FK UGM Adi
Utarini MSc MPH PhD dalam diskusi
Inovasi Percepatan Pengendalian TB di
DIY di Aula Dinas Kesehatan Provinsi
DIY belum lama ini.
Diungkapkan, pada tahun 2008
angka kematian TB di DIY mencapai
38/100.000 penduduk. Jumlah ini
menurun tajam dibandingkan tahun
1990 sebesar yang mencapai
29/100.000 penduduk.
Penurunan menunjukkan
implementasi strategi DOTS yang telah
dilakukan telah berjalan dan mencapai
hasil yang baik, paparnya.
Selain menekan angka,
efektivitas penerapan DOTS juga
semakin mendekati sempurna. Pada
tahun 2009 dari angka cakupan khasus
TB mencapai 71%, keberhasilan

pengobatan mencapai 90%. Angka ini


lebih baik dari tahun sebelumnya yang
hanya berkisar diangka 80%, urainya.

Meskipun demikian, kata


Utarini, tantangan masalah TB kedepan
masih besar. Terutama tantangan baru
berupa perkembangan epidemi ganda
TB HIV dan merebaknya khasuskhasus resistensi terhadap obat anti
tuberculosis.
Inilah yang belum
diperhatikan dan sering dilupakan
dokter atau rumah sakit. Seharusnya
dalam setiap penanganan penderita TB,
harus dipastikan penderita pernah

mendapatkan pengobatan atau belum?


Kelihatannya sepele tapi ini
menentukan untuk proses pengobatan
selanjutnya. tuturnya.
Selain TB, saat ini epidemi
ganda TB HIV juga menjadi momok
tersendiri dari survei yang dilakukan
Puslitbangkes Departemen Kesehatan
(Depkes ) RI, banyak ditemukan
pasien-pasien dengan ko-inveksi TB
HIV dirumah sakit dan penjara
Indonesia. Survei ini juga menemukan
TB merupakan salah satu penyebab
utama terjadinya inveksi oportunistik
diantara pasien-pasien AIDS dirumah
sakit Indonesia, terangnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan
Penanggulangan Masalah Kesehatan
Dinas Kesehatan Provinsi DIY Drg
Daryanto Bsc MKes menambahkan,
keberhasilan strategi DOTS dalam
menekan angka penderita TB salah
satunya karena adanya inovasi yang
dilakukan. Yakni, dengan memperkuat
jejaring dilapangan dan bekerja sama
dengan menjaga dan elemen di
masyarakat. Seperti Perkumpulan
Pemberantasan Tuberculosis Indonesia
(PPTI), PKK dan lembaga swadaya
masyarakat (LSM). Adanya support
dari elemen-elemen ini membuat
program ini bisa berhasil dengan baik.
tambahnya. (sam)

Anda mungkin juga menyukai