MONOPOLI
M. Hawin
Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada
Perfect competition:
Ada banyak pembeli dan penjual;
Kuantitas produk yang dibeli/dijual kecil dibandingkan
dengan jumlah produk yang diperdagangkan
sehingga perubahan kuantitas tersebut tidak
mempengaruhi harga pasar;
Produk homogen;
Informasi yang lengkap bagi pembeli dan penjual
tentang harga pasar dan produk yang dijual;
Bebas masuk ke dalam pasar (freedom of entry).
Monopolistic Competition:
Ada banyak pembeli dan penjual;
Informasi yang lengkap bagi pembeli dan
penjual tentang harga pasar dan produk yang
dijual;
Bebas masuk ke dalam pasar;
Produk yang dijual heterogen; dari
pandangan pembeli, produk setiap penjual
berbeda (walaupun sedikit) dengan produk
penjual lainnya.
Monopoli:
Satu penjual dalam satu pasar;
Produk penjual unik (tidak ada substitusi yang
dekat);
Sangat sukar bagi penjual lain untuk masuk
ke dalam pasar tersebut.
Pasar (market)
A market is the area of close competition
between firms or the field of rivalry
between them.
Untuk menentukannya harus dilihat:
Produk subtitusi;
Intensitas persaingan dalam area tersebut.
Bentuk-bentuk larangan
Per se illegal = suatu tindakan
dilarang tanpa harus dibuktikan
dulu apakah tindakan tsb
mengurangi persaingan atau tidak;
Rule of reason = dilarang apabila
secara substansial mengurangi
persaingan (substantially lessening
competition).
Yang dilarang:
Horizontal arrangement, contoh:
Kolusi antar pesaing
Kartel;
Penetapan harga (price fixing);
Predatory pricing;
Refusal to deal.
Pembuktian:
Untuk Perjanjian: langsung;
Untuk arrangement atau understanding:
Langsung
Tidak langsung (indirect/circumstantial evidence),
contoh:
UU Antimonopoli (UU No 5 /
1999)
Bandingkan:
Australia (the Trade Practices Act 1974):
Contract, Arrangement, and Understanding.
Oligopoli
Pasal 4(1):
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku
usaha lain untuk secara bersama-sama melakukan
penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau
jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli
dan atau persaingan usaha tidak sehat.
Pasal 4(2): Pelaku usaha patut diduga melakukan oligopoli
sebagaimana dimaksud ayat (1), apabila 2 (dua) atau 3 (tiga)
pelaku usaha menguasai lebih dari 75% (tujuh puluh lima
persen) pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu.
Di Indonesia:
Pasal 8 menganut Rule of Reason
Bandingkan:
Di Australia dan AS, baik penetapan harga
horisontal maupun penetapan harga
vertikal adalah per se illegal.
Pembagian wilayah:
Pembagian secara geografis;
Pembagian macam dan kelas konsumen
(misal: wholesalers dan retailers);
Pembagian berdasarkan jenis barang (misal:
peralatan video professional dan peralatan
video amatiran).
5. Kartel
Pasal 11:
Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian,
dengan pelaku usaha pesaingnya, yang
bermaksud untuk mempengaruhi harga dengan
mengatur produksi dan atau pemasaran suatu
barang dan atau jasa, yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan
atau persaingan usaha tidak sehat.
A Cartel is:
An arrangement in which competing
firms have substituted an agreement on
price, output, or related matters for
independent decision making.
6. Pemboikotan
Adalah: suatu perjanjian antara para
pesaing untuk tidak berhubungan
dengan pesaing-pesaing lain,
supplier dan atau konsumen lain.
Biasanya, boikot menutup akses terhadap input
yang diperlukan (produk, fasilitas atau pasar).
Pasal 10:
(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian, dengan
pelaku usaha pesaingnya, yang dapat menghalangi
pelaku usaha lain untuk melakukan usaha yang sama,
baik untuk tujuan pasar dalam negeri maupun pasar luar
negeri.
(2) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan
pelaku usaha pesaingnya, untuk menolak menjual setiap
barang dan atau jasa dari pelaku usaha lain sehingga
perbuatan tersebut:
a.merugikan atau dapat diduga akan merugikan pelaku
usaha lain; atau
b.membatasi pelaku usaha lain dalam menjual atau
membeli setiap barang dan atau jasa dari pasar
bersangkutan.
Sherman Act
Section 1: Every contract, combination or
conspiracy, in restraint of trade or commerce among
the several States, or with foreign nations, is declared
to be illegal.
Section 2: Every person who shall monopolize, or
attempt to monopolize, or combine or conspire with
any other person or persons, to monopolize any part
of the trade or commerce among the several States,
or with foreign nations, shall be deemed guilty of a
felony
Article 86:
Any abuse by one or more undertakings of a dominant position
with the common market or a substantial part of it shall be
prohibited as incompatible with the common market in so far as
it may affect trade between the Member states. Such abuse in
particular, consist in: (a) directly or indirectly imposing unfair
purchase or selling prices or unfair trading conditions; (b)
limiting production, market or technical development to the
prejudice of consumers; (c) applying dissimilar conditions to
equivalent transactions with other trading parties, thereby
placing them at a competitive disadvantage; (d) making the
conclusion of contracts subject to acceptance by the other
parties of supplementary obligations which, by their nature or
according to commercial usage, have no connection with the
subject of such contracts.