Anda di halaman 1dari 38

PANUM

STASE ILMU KESEHATAN ANAK


Resusitasi Bayi Baru Lahir

Presented by: Dian Sidiq Wibowo/ 20080310156

Topik Pembahasan
Resusitasi Bayi Baru Lahir
The

first golden hour of


STABLE
Resuscitation update
Take home message

The first golden hour


Periode

emas 1 jam pertama yang harus


dicapai dalam hal penanganan bayi baru
lahir dengan risiko tinggi/ kasus kegawatan
bayi baru lahir.

Bila

waktu tersebut terlampaui, dan bayi


masih belum tertangani dengan optimal,
maka luaran bayi dalam hal kemampuan
hidup, maupun hidup berkualitas
dikemudian hari akan tidak mencapai
tujuan survival intact (keselamatan utuh
bayi hidup tanpa cacat/gejala sisa).

STABLE
Stabilisasi harus tercermin dengan
tampilan bayi baru lahir memenuhi
kriteria STABLE:
Sugar and safe care,
Temperature,
Airway,
Blood pressure,
Lab work,
Emotional support.

Resuscitation update
Tatalaksana

antisipatif pada bayi


baru lahir berdasarkan American
Academic of Pediatric (AAP) dan
American Heart Association
(AHA).

Penolong

persalinan harus
dengan cepat menilai apakah
bayi tersebut memerlukan
resusitasi atau tidak.

Continue...
Bayi

baru lahir khususnya Bayi


Berat Lahir Sangat Rendah
(BBLSR) sangat mudah
kehilangan panas.
Penggunaan plastik tahan
panas yang menutupi BBLSR
sampai leher dipakai untuk
mencegah kehilangan panas
tubuh.

Continue...
Tujuan stabilisasi dan resusitasi
yang adekuat :
Menurunkan morbiditas dan mortalitas
MDGs no. 4 tahun 2015
Target AKN 25 per 1000 kelahiran
hidup
3 penyebab kematian terbanyak:
BBLR
Asfiksia
Infeksi/Sepsis Neonatorum

Bayi yang Membutuhkan


Resusitasi
Kebanyakan

bayi lahir bugar


Hanya 10% yang perlu beberapa
bantuan untuk memulai pernapasan
Hanya 1% yang perlu resusitasi
lengkap untuk kelangsungan hidup
(intubasi, kompresi dada, pemberian
obat)
Tim Resusitasi Bayi Baru Lahir :
SpA, SpOG, SpAn, dokter umum,
paramedis, bidan

Fisiologi Janin
Arteri

pulmonalis konstriksi
Aliran darah paru berkurang
Aliran darah dialihkan melalui duktus
arteriosus

Paru dan sirkulasi setelah


lahir
Arteri

pulmonalis mengalami
dilatasi
Aliran darah paru meningkat

Transisi Normal
Cairan

alveoli diserap oleh


jaringan paru, digantikan oleh
udara
Arteri dan vena umbilikalis
konstriksi sehingga
meningkatkan tekanan darah
sistemik
Pembuluh darah paru relaksasi,
meningkatkan aliran darah paru

Masalah Yang Dapat Terjadi


Selama Transisi
Ventilasi

yang tidak adekuat,


sumbatan jalan napas atau
keduanya
Kehilangan banyak darah atau
kontraktilitas jantung yang buruk
Konstriksi pembuluh darah paru
yang menetap

Tanda yang
membahayakan
Tonus

otot buruk
Depresi pernapasan
Bradikardia
Tekanan darah
Takipnea
Sianosis

Masalah Dalam Kandungan


Atau Perinatal
Apnea primer
Ketika janin kekurangan O2,
terjadi periode awal usaha
bernapas cepat apnea primer
Frekuensi jantung
Tekanan darah tetap (kecuali terjadi
perdarahan hebat/ hipovolemi)
Bereaksi

taktil

terhadap rangsang

Apnea Sekunder
Bila

kekurangan O2
berlangsung >>>, bayi
berusaha napas/ megapmegap apnea sekunder :
FJ menurun
Tekanan darah

Tidak

bereaksi terhadap
rangsang taktil

RESUSITASI BAYI APNEA


SEKUNDER
Mulai

VTP bila bayi apnea


sekunder
meningkatnya FJ secara cepat

Etiologi Kegawatan Pada Bayi


Baru Lahir Prematur
Defisiensi

surfaktan
Mudah kehilangan panas
Kendali suhu yang buruk
Risiko tinggi infeksi
Lebih rentan perdarahan
intrakranial
Otot lemah, sulit bernapas spontan
Jaringan yang imatur mudah rusak
akibat kekurangan oksigen

PERSIAPAN RESUSITASI:
Peralatan

& Petugas

Paling sedikit 1 tenaga yang


bertanggung jawab & mampu dalam
resusitasi neonatus
Bila diperkirakan ada kebutuhan
resusitasi, tenaga terlatih tambahan
harus hadir sebelum persalinan
Siapkan peralatan:
Nyalakan pemancar panas
Cek peralatan resusitasi (lengkap & siap
pakai)

Catatan Penting
Semua

bayi perlu penilaian


awal untuk menentukan apakah
membutuhkan resusitasi

Pastikan

bahwa setiap langkah


dilakukan dengan benar &
efektif sebelum ke langkah
berikutnya.

DIAGRAM ALUR
Lahir

Cukup bulan?
Bernapas atau menangis?
Tonus otot baik?
Langkah

Awal

Berikan kehangatan
Posisikan kepala, bersihkan jalan napas*
(Pertimbangkan intubasi jika bayi tidak
bugar dengan mekonium)
Keringkan, rangsang, dan posisikan lagi

Diagram Alur
EVALUASI

Setelah LANGKAH AWAL (A):


Evaluasi pernapasan, frekuensi
jantung, dan warna kulit.
Diperlukan 30 detik untuk melakukan 1 langkah
sebelum lanjut ke langkah berikutnya.

Batas Normal HR dan


RR
Heart

rate normal neonatus adalah


120 160 kpm pada posisi berbaring
>170 kpm tachicardia
<100 kpm bradicardia

Respiration

rate normal neonatus


adalah 40-60 kpm
>60 kpm tachipneu
<40 kpm bradipneu
0 kpm apneu
Pemeriksaan dilakukan dengan melakukan observasi
selama 1 menit penuh

Diagram Alur
PERNAPASAN

(B)

Bila bayi apnea atau FJ < 100


X/menit berikan VTP
Bila bayi bernapas, FJ > 100 X/menit,
tetapi sianosis
Beri tambahan O2 bila tetap sianosis
Bila tetap sianosis, berikan VTP*
(Pertimbangkan intubasi pada langkah
ini)

Diagram Alur
SIRKULASI

( KOTAK C )

Bila FJ < 60 X / menit, meskipun


telah dilakukan VTP adekuat 30
detik:
Lakukan kompresi dada sambil tetap VTP
Evaluasi lagi, bila FJ tetap < 60 X/menit,
lanjutkan ke langkah D

Diagram Alur
PEMBERIAN

OBAT (D)

Bila FJ < 60 X / menit, meskipun


VTP adekuat & kompresi dada telah
dilakukan:
Berikan epinefrin sambil tetap
memberi VTP dan kompresi dada*
(Pertimbangkan intubasi pada
lengkah ini)

Bila Ada Mekonium


Langkah

Awal:

Bayi tidak bugar: hisap dahulu


trakea sebelum ke langkah
berikutnya
Bayi bugar: hisap hanya dari mulut
dan hidung, kemudian langkah
resusitasi yang diperlukan

TERDAPAT MEKONIUM & BAYI


BUGAR
Usaha

napas baik
Tonus otot baik
FJ > 100 X/menit
Gunakan balon penghisap atau
kateter penghisap 12F/14F untuk
membersihkan mulut dan hidung

TERDAPAT MEKONIUM DAN


BAYI TIDAK BUGAR
Berikan

O2 dan pantau FJ
Pasang laringoskop, hisap dengan
kateter penghisap no.12F/14F
Masukkan pipa ET
Sambung pipa ET ke alat penghisap
Lakukan penghisapan sambil menarik
keluar pipa ET
Ulangi bila perlu atau bila FJ
tachi/bradicardia resusitasi harus
segera dilanjutkan

Pemberian Oksigen Aliran


Bebas
O2

aliran bebas pada bayi


sianosis
O2 aliran bebas tidak dapat
diberikan dengan balon
mengembang sendiri
Cara:
Balon tidak mengembang
sendiri/T-piece resuscitator
Pipa oksigen
Sungkup oksigen

PEMBERIAN O2 ALIRAN
BEBAS
O2

dihangatkan atau
dilembabkan bila perlu
diberikan >> beberapa menit
Aliran oksigen minimal 5 L /
menit
Bila bayi kemerahan
hentikan secara bertahap

MENGURANGI CEDERA OTAK


Tangani

bayi dengan gentle


Hindari posisi kepala bayi lebih rendah
Hindari tekanan tinggi pada jalan
napas, jika mungkin
Menyesuaikan ventilasi secara
bertahap, berdasarkan pemeriksaan
fisik, oksimeter, & analisis gas darah
Hindari bolus cairan intravena yang
cepat dan cairan yang hipertonik

SURVIVAL INTACT
Dicapai

dengan :

Tatalaksana stabilisasi dan resusitasi


yang adekuat
Tenaga yang kompeten
ASI
Metode tepat guna PMK (Perawatan
Metode Kanguru)

Anda mungkin juga menyukai