Blok 4 Modul 1
Blok 4 Modul 1
_________________________
Christian Hasiholan Tmanern
_________________________
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Abstrak
Kerentanan dalam proses kehamilan dan persalinan kerap kali menjadi masalah global yang
dapat merenggut nyawa. Kasus kematian Maternal-Infant se-Asia sering terjadi dikendarai
beberapa faktor seperti Masalah Ekonomi, Pendidikan, dan Aspek Kemanusiaan lainnya yang
turut mengambil peran penting dalam kasus ini. Hal-hal yang masih mendominasi kaitan faktor
kasus Kematian Maternal-Infant ialah Pendarahan, Toxemia Gravidarum, Infeksi dari luar
(External Infection), Prematuritas, Asphyxia, Trauma Pesalinan, Anomali Congenital (Kelainan
Bawaan). Untuk mendalami secara detail perlu dibahas beberapa pokok utama seperti Siklus
Menstruasi, Proses Fertilisasi (Pembuahan) , Cleavage (Pembelahan), Organogenesis, Teratologi,
Windows of Susceptibility, serta Cacat Bawaan.
Kata kunci: Kehamilan, Fertilisasi, Cleavage, Organogesis, Persalinan.
Christian Hasiholan, NIM: 102011237, Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana, Jalan Arjuna
Utara, roketzone@yahoo.com.
Abstract
Vulnerability in the process of pregnancy and childbirth often become a global problem
that can be fatal. Case of Maternal-Infant mortality in Asia often driven by several factors such
as Problems of Economics, Education, and Other Humanitarian aspect that also took an active
role in this case. The things that still dominates the association factor for Maternal-Infant
Mortality case is Bleeding, Toxemia Gravidarum, External Infection, Prematurity, Asphyxia,
Traumatic Labor, Congenital Abnormalities. To explore in detail the need to discuss some of the
main points such as Menstrual Cycle, Process Fertilization (Conception), Cleavage,
Organogenesis, Teratology, Windows of Susceptibility, and Congenital Defects.
Keywords: Pregnancy, Fertilization, Cleavage, Organogesis, Labor.
Pendahuluan
Kehamilan merupakan berkat terbesar yang Tuhan berikan kepada kaum Hawa untuk
meneruskan jumlah kuantitas dari penerus kehidupan didunia ini. Dengan jumlah kasar selama
kurang lebih 9 bulan 10 hari manusia dalam rajutan (Yang Maha Kuasa) YME menjadi seorang
pribadi utuh yang siap dikeluarkannya lewat proses Persalinan (Partus). Masih disayangkan
dalam ketatnya persaingan modernisasi dunia ini, Indonesia masih menyumbang angka terbesar
terkait kegagalan dalam proses kehamilan dan persalinan hingga merenggut nyawa. Berdasarkan
SDKI Survey 2007 tercatat terjadi 228 kasus per 100.000 Kelahiran Hidup, meskipun demikian
2
angka ini masih mencatat Indonesia sebagai posisi tertinggi terkait kasus kematian MaternalInfant se-Asia.1 Hal ini terjadi dikendarai beberapa faktor seperti Masalah Ekonomi, Pendidikan,
dan Aspek Kemanusiaan lainnya yang turut mengambil peran penting dalam kasus ini. Hal-hal
yang masih mendominasi kaitan faktor kasus Kematian Maternal-Infant ialah Pendarahan,
Toxemia Gravidarum, Infeksi dari luar (External Infection), Prematuritas, Asphyxia, Trauma
Pesalinan, Anomali Congenital (Kelainan Bawaan) .1
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui paparan detail terkait kasus
kematian Maternal-Infant khususnya kasus Toxemia Gravidarum, mulai dari penjelasan Siklus
Menstruasi, Proses Fertilisasi (Pembuahan) , Cleavage (Pembelahan), Organogenesis,
Teratologi, Windows of Susceptibility, serta Cacat Bawaan.
Siklus Menstruasi
Menstruasi pertama kali dialami pada usia awal 11 16 tahun, adapula dalam usia 8
tahun sudah mengalami menstruasi hal ini dikarenakan asupan gizi dalam tubuh berkembang
baik sehingga membantu mempercepat proses datangnya menstruasi dan menandakan bahwa sel
telur siap dibuahi untuk kehamilan atau mengandung anak. Siklus menstruasi pada setiap wanita
berbeda satu dengan lainnya, ada yang memiliki siklus 25 -35 hari. Dalam satu kali siklus
menstruasi hanya 1 sel telur yang dapat dikeluarkan.
Bagi remaja putri yang baru pertama kali menstruasi terkadang mengalami siklus haid
yang tidak teratur, misalnya dalam 1 bulan terjadi 2 kali menstruasi (2 kali siklus ) itu adalah hal
yang lumrah / wajar. Untuk membantu mengetahui panjangnya dan waktu siklus dapat membuat
catatan pada kalender, karena dapat membantu anda memperkirakan siklus yang akan datang.
Siklus menstruasi biasanya terjadi antara 3 7 hari. Ada beberapa fase yang dialami setiap
wanita selama menstruasi, yaitu :1
a. Fase Folikuler adalah dimana kadar FSH (Folicle Stimulating Hormone) sedikit meningkat
sehingga merangsang tumbuhnya 3 30 folikel ovarium (kantung dinding telur) yang masing
masing mengandung 1 sel telur.
b. Fase Ovulatior adalah dimana kadar LH (Luteinizing Hormone) meningkat dan folikel yang
matang akan menonjol ke permukaan ovarium (dinding telur) untuk melepaskan sel telur
3
(ovulasi). Sel telur biasanya dikeluarkan dalam waktu 16 32 jam setelah terjadi peningkatan
kadar LH. Dalam fase ini biasanya wanita mengalami gangguan nyeri pada perut bagian bawah,
rasa itu bisa berlangsung dalam beberapa menit bahkan sampai beberapa jam.
c. Fase Luteal adalah lepasnya sel telur dari indung telur selama 14 hari, dan folikel ovarium
(kantung induk telur) akan menutup kembali dan membentuk kopus luteum yang menghasilkan
hormon progesteron dalam jumlah besar.
d. Fase Menstruasi adalah proses penunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari lapisan
endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya. Terjadi kembali peningkatan kadar
dan aktivitas hormon-hormon FSH dan estrogen yang disebabkan tidak adanya hormon LH dan
pengaruhnya karena produksinya telah dihentikan oleh peningkatan kadar hormon progesteron
secara maksimal. Hal ini mempengaruhi kondisi flora normal dan dinding-dinding di daerah
vagina dan uterus yang selanjutnya dapat mengakibatkan perubahan-perubahan higiene pada
daerah tersebut dan menimbulkan keputihan.
e. Fase Regenerasi / Pascamenstruasi adalah fase dimana terjadi proses pemulihan dan
pembentukan kembali lapisan endometrium uteri, sedangkan ovarium mulai beraktivitas kembali
membentuk folikel-folikel yang terkandung di dalamnya melalui pengaruh hormon-hormon FSH
dan estrogen yang sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium.
Fertilisasi
Pada koitus setiap ejakulasi mengeluarkan 2-3 cc air mani (cement) yang mengandung
120 juta spermal/ml, biasanya 80-90 % berbentuk normal. Dalam keadaan normal batang penis
diletakan di puncak vagina dekat cervix, sperma dapat menembus lendir cervix yang cocok
sampai ostium ovary interna. Selanjutnya diperlukan tenaga dari luar (kontraksi uterus) untuk
sampai ke tuba.1 Diperlukan beberapa faktor seperti aliran oleh silia, pergerakan otot tuba
(estrogen: keatas; progesterone: kebawah), serta pergerakan ligamentum adnexa. 1 Pada manusia
fertilisasi normalnya berlangsung di diampula tubae. Pada ovum diperlukan waktu migrasi agar
terjadi penipisan korona radiate yang menyelubungi diri ovum. Migrasi ovum melalui tuba
memerlukan 3-3
fertilisasi. Penyesuaian ini berkaitan dengan kapasitas fertilisasi sperma. Pada spermatozoa
terdapat enzim mirip trypsin yaitu hyalurodinase untuk menghilangkan zona pellucid dari ovum.
Tahapan fertilisasi dimulai dari sentuhan langsung sperma dan ovum, dilanjutkan dengan
penetrasi pada lapisan sel yang mengelilingi ovum, kemudian dilakukan kembali penetrasi pada
lapisan non-celullar yang mengelilingi ovum, dan diakhiri pada action (peleburan). 1 Peleburan
akan dilanjutkan dengan migrasi ulang hingga terjadi nidasi/implantasi. Nidasi berlangsung
kurang lebih 6 hari selah proses fertilisasi.1
Cleavage (Peleburan)
Pertumbuhan pada manusia dibagi menjadi 2 tahapan awal yaitu Fase Embrionik dan Fase
Pasca Embrionik. Fase Embrionik adalah fase pertumbuhan zigot hingga terbentuknya embrio.
Fase ini meliputi beberapa tahapan diantaranya, Cleavage dan Gastrulasi, Morfogenesis,
Diferensiasi dan Spesialisasi, serta Imbas Embrionik.
Fase Pembelahan (Cleavage) dan Blastulasi ditandai dengan pembelahan zigot membelah
(mitosis) menjadi banyak blastomer. Blastomer berkumpul membentuk seperti buah arbei disebut
Morula. Blastulasi sel-sel morula membelah dan "arbei" morula membentuk rongga (blastocoel)
yang berisi air disebut Blastula. Morula mempunyai 2 kutub, yaitu :1
1. Kutub Hewan (Animal pole)
2. Kutub Tumbuhan (Vegetal pole)
2. Endoderm
pancreas, thyroid)
3. Mesoderm
skrotum yang membungkusnya pada Laki-laki. Pada perempuan labia mayora telah terbentuk
sempurna. Tulang kepala sudah terletak baik di berbagai sutura.
Window of susceptibility
Jendela kerentanan berisikan uraian jelas perkembangan janin dari tahapan awal dalam
bentuk embrio hingga akhir. Dibagi 3 daerah utama, Cleavage Period (Week), Embryonic Period
(Week), dan Fetal Period (Month).2 Katian bahan dengan kajian teratogen.
Pada daerah awal dibagi pembagian kelasan pembentukan zygote, penempelan (Implantasi/
Nidasi), serta gastrulasi. Pada fase awal ini masih belum rentan terhadap teratogen.
Pada fase berikutnya ialah Embryonic Period dimana morfologi atau tanda awal
abnormalitas sudah muncul lewat proses perkembangan embrio. Lokasi utama terjadinya
teratogen.
Fase Fetal ialah tahapan dimana fungsi kecacatan mulai muncul dari abnormalitas. Pada
tahapan ini terjadi pertumbuhan indra utama dan penyempurnaan SSP.
hari setelah ruam kulit ada. Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak
terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. Jika
seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit
ini.
5.1 Teratogenesis 4
Cacat Bawaan
Kelainan congenital, malformasi congenital, anomali congenital, atau cacat lahir
merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan kelainan struktural, perilaku faal, dan
kelainan metabolik yang terdapat pada waktu lahir. Cacat-cacat struktural congenital yang besar
terjadi pada 2-3 % bayi yang lahir hidup, dan 2-3 % lainnya dikenali pada anak-anak umur 5
tahun. Cacat lahir merupakan penyebab besar kematian bayi yaitu kira-kira 21 % dari semua
kematian bayi. Pada 40-60 % dari semua cacat lahir, penyebabnya tidak diketahui. Beberapa
diantaranya3:
a. Malformasi mencerminkan kesalahan primer morfogenesis (organogenesis) atau terdapat
proses perkembangan yang secara intrinsik abnormal. Cacat ini bisa menyebabkan hilangnya
sebagian atau seluruh struktur atau konfigurasi normal. Malformasi disebabkan oleh faktor
lingkungan dan/atau genetik, biasanya bersifat multifaktor.
11
b. Disrupsi (gangguan) terjadi akibat perubahan morfologi struktur suatu organ atau bagian tubuh
yang sebelumnya berkembang normal. Disrupsi timbul karena gangguan ekstrinsik pada
morfogenesis. Berbagai agen lingkungan, seperti infeksi virus, obat, dan radiasi yang terus
menerus mengenai ibu (terpajan) dapat menyebabkan disrupsi. Gangguan tidak diwariskan
sehingga tidak disertai risiko penurunan pada kehamilan berikutnya.
c. Deformasi, seperti disrupsi, juga merupakan gangguan ekstrinsik pada perkembangan. Yang
mendasar pada patogenesis deformasi adalah penekanan lokal atau umum terhadap janin yang
sedang tumbuh oleh gaya biomekanis abnormal sehingga akhirnya terjadi beragam kelainan
struktural. Deformasi sering mengenai sistem kerangka-otot dan bisa pulih kembali setelah lahir.
d. Sekuensi mengacu pada anomali congenital multipel yang terjadi akibat efek sekunder dari
kesalahan tunggal suatu lokasi pada organogenesis. Kejadian pemicu mungkin berupa
malformasi, disrupsi, atau deformasi.
e. Sindrom malformasi menunjukkan adanya beberapa cacat yang tidak dijelaskan oleh satu
kesalahan lokal pemicu pada morfogenesis. Sindrom ini paling sering disebabkan oleh satu
faktor penyebab, misalnya infeksi virus atau kelainan kromosom tertentu yang secara simultan
memengaruhi jaringan.
Penyebab kesalahan malformasi pada manusia dapat dikelompokkan menjadi dua
kategori yakni genetik dan lingkungan.4 Namun, hampir separuh kasus tidak diketahui
penyebabnya. Penyebab genetik pada malformasi mencakup semua mekanisme penyakit genetic.
Pada dasarnya hampir semua sindrom kromosom berkaitan dengan malformasi congenital,
contohnya meliputi sindrom Down dan trisomi lain, sindrom Turner, dan sindrom Klinefelter.
Sebagian besar gangguan kromosom muncul selama gametogenesis sehingga tidak bersifat
familial.
Pewarisan multifaktor yang menandakan interaksi faktor lingkungan dan genetik (dua
atau lebih gen yang efeknya kecil) merupakan penyebab genetik tersering malformasi congenital.
Diperkirakan terdapat suatu efek ambang sehingga suatu penyakit akan bermanifestasi hanya
apabila melibatkan sejumlah gen efektor tertentu dan pengaruh lingkungan yang tepat. Efek
ambang juga menjelaskan mengapa orang tua dari seorang anak dengan gangguan poligenetik
12
mungkin normal. Apabila nilai ambang terlampaui, keparahan penyakit akan berbanding lurus
dengan jumlah dan derajat gen patologik.
Obat-obat larangan WHO
WHO memperkirakan sebanyak lebih dari 90 % wanita hamil yang mengkonsumsi obat
yang diresepkan maupun obat bebas, obat sosialisasi atau obat terlarang. Obat yang dikonsumsi
dapat berpindah ke janin melalui plasenta (ari-ari) yaitu melalui jalan yang sama yang dilewati
zat gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Pengaruh obat terhadap janin tergantung
pada tingkat perkembangan janin dan dosis yang diberikan. Obat-obat tersebut diantaranya 5,
yaitu obat Anti-Kanker (bersifat teratogen, menyebabkan cacat bawaan), Talidomid (obat
influenza dan penenang; kelainan tungkai dan lengan serta jantung), Pengobatan Kulit
(Isotertionin; obat jerawat) (Etertinat), Hormone Seksual (Androgenik, Progestin Sintesis),
Meclizin (obat mual), Obat
pendarahan), Vaksin (Vaksin rubella; infeksi pada plasenta dan janin), Obat Tiroid, Obat
Hipoglikemik Oral, Narkotika, Obat Anti-Cemas/Depresi, Antibiotik (Tetracyclin; lambat
pertumbuhan tulang, Steptomycin; ketulian, Chloramphenicol; sindroma bayi abu-abu), Obat
Antikoagulan, Obat Jantung dan Pembuluh Darah, Obat Sosialisasi dan Terlarang.
Penutup
Pengaruh konsumsi obat dan infeksi virus terhadap perkembangan janin dapat dipelajari
lebih dalam lewat mendalami Siklus Menstruasi, Proses Fertilisasi, Cleavage (Pembelahan),
Organogenesis dan Perkembangan Fetus, Teratogenesis, Window of Susceptibility, dan Cacat
Bawaan. Konsumsi Obat telah dibatasi oleh WHO sebagai badan dunia dibidang kesehatan
kepada para wanita yang sedang mengandung demi kesehatan keduanya baik Maternal dan
Infant.
Daftar Pustaka
13
1.
2.
3.
4.
5.
14