Anda di halaman 1dari 9

Tugas Individu

Mata Kuliah : Teori Akuntansi Keuangan

RMK Conceptual Framework

OLEH:

SUHARTONO
(P3400214002)

PROGRAM MAGISTER SAIN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014

TEORI AKUNTANSI: CONCEPTUAL FRAMEWORK (SFAC 1-7 )


Conceptual Framework atau disebut dengan Kerangka Konseptual dideskripsikan sebagai
sebuah konstitusi, sistem yang koheren dari objek-objek yang saling berhubungan dan mendasar
yang menuju kepada standar yang konsisten dan menentukan sifat dasar,fungsi batas dari
akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan. Dasar-dasar ini mendasari konsep akuntansi,
konsep yang menjadi petunjuk dan prinsip bagi transaksi-transaksi akuntansi, pengukuran
transaksi-transaksi tersebut untuk sekelompok pengguna akuntansi.

SFAC No. 1 Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises (1978)


Menekankan pada tujuan pelaporan keuangan perusahaan yaitu untuk menyediakan
informasi yang berguna dalam proses pengambilan keputusan bisnis dan ekonomi. Statement ini
merupakan turunan dari Trueblood Report dengan beberapa judgment penilaian yang lebih
berorientasi pada pengguna.
Statement ini mengakui adanya heterogenitas kelompok pengguna eksternal. Meskipun
demikian, statement ini menyatakan bahwa pada umumnya para pengguna eksternal tersebut
mementingkan prediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas di masa mendatang. Oleh
karena itu, tujuan pelaporan keuangan perusahaan didefinisikan secara umum dan tidak menyasar
pada kepentingan satu kelompok pengguna saja.
Statement ini berasumsi bahwa pengguna laporan keuangan memiliki kemampuan dalam
membaca informasi yang terdapat didalamnya. Selain itu, statement ini juga menyatakan
pentingnya stewardship untuk menaksir seberapa baik manajemen melaksanakan tugas dan
kewajibannya kepada pemilik dan pihak lain yang berkepentingan. Berikut ini merupakan
beberapa judgment penilaian penting yang dibuat melalui laporan:
1. Manfaat penggunaan informasi lebih besar daripada biaya yang digunakan untuk
menyediakan informasi tersebut.
2. Laporan akuntansi bukan satu-satunya sumber informasi mengenai perusahaan.
3. Accrual accounting sangat berguna dalam menaksir dan memprediksi earning power dan
aliran kas suatu perusahaan.
4. Informasi yang disediakan harus bermanfaat, tapi pengguna membuat keputusan dan
penaksiran mereka sendiri.

Dokumen ini tidak menyatakan statement mana yang harus dipakai dan bagaimana formatnya.
Namun dokumen ini menyatakan bahwa pelaporan keuangan harus menyediakan informasi
mengenai sumber ekonomi perusahaan, kewajiban, dan ekuitas pemilik.

SFAC No. 2 Qualitative Characteristics of Accounting Information (1980)


Kriteria yang menjadi pedoman kebijakan akuntansi sangat erat kaitannya dengan
masalah apakah informasi suatu objek bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi pihak
pemakai yang dituju. Kebeermanfaatan (Usefulness) merupakan suatu karakteristik yang hanya
dapat ditentukan secara kualitatif dalam hubungannya dengan keputusan, pemakai, dan
keyakinan pemakai terhadap informasi. Oleh karena itu, kriteria ini secara umum disebut
karakteristik kualitatif. Istilah karakteristik kualitatif pernah disebutkan dalam APB Statement 4.
Namun yang dibahas di sini merupakan lanjutan dari ASOBAT. Statement No. 2 ini
menempatkan kepentingan pengambil keputusan sebagai pusat perhatian. Manfaat informasi
haruslah melebihi biaya untuk menyediakannya. Dengan demikian understandability merupakan
kualitas penting yang harus dipenuhi, sekaligus menjadi hambatan besar.
Manfaat informasi akuntansi tercermin pada besarnya manfaat yang diperoleh pengguna
untuk mengambil keputusan. Dengan demikian, besarnya manfaat informasi akuntansi terkait
dengan tujuan prediktif dan akuntabilitas. Biaya langsung informasi terkait dengan kegiatan
mengumpulkan, menyiapkan, dan menyebarkan informasi. Selain itu, informasi (misal sesuai
segmentasi) yang dipublikasi dapat merugikan perusahaan dalam menghadapi persaingan dalam
industri. Sedangkan biaya tidak langsung terkait dengan understandability informasi. Misalnya
pengungkapan tambahan seperti yang diatur dalam SFAS No. 33 terbukti tidak atau kurang
dimengerti oleh pengguna. Masalah lain yaitu terjadinya overload informasi atau kemampuan
individu dan pasar dalam menyerap dan menggunakan informasi.
Biaya informasi, baik langsung maupun tidak, melibatkan konsekuensi ekonomi yang
kemudian menimbulkan masalah penilaian (valuation). Oleh karena itu, sebuah usaha diarahkan
untuk berkonsentrasi pada karakteristik representational faithfulness.
Relevance
Mampu membuat perbedaan dalam suatu keputusan dengan membantu pengguna untuk
memprediksi mengenai outcome dari kejadian masa lalu, sekarang, dan masa depan atau untuk

mengkonfirmasi atau mengoreksi ekspektasi. Relevansi memiliki dua aspek penting dan satu
aspek tambahan, yaitu:
Predictive Value
Kegunaan input untuk melakukan prediksi seperti arus kas atau earning power.
Feedback Value
Menekankan pada konfimasi dan koreksi ekspektasi awal dari para pengambil keputusan.
Untuk menaksir dimana posisi perusahaan saat ini dan bagaimana manajemen menjalankan
fungsinya. Jika dilihat lebih luas, maka feedback value ini juga berhubungan dengan
akuntabilitas. Informasi yang disediakan oleh kualitas ini juga mempengaruhi predictive value.
Timeliness
Merupakan hambatan bagi kedua aspek diatas. Sebuah informasi akan relevan bila
disajikan tepat waktu sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi
pengambilan keputusan. Sering terjadi trade- off antara timeliness dengan komponen lain
relevansi.Terdapat kemungkinan terjadi konflik antara predictive value dan feedback value.
Misalnya dalam kasus akuntansi manfaat dana pension.
Reliability
Tersusun dari tiga bagian yaitu: verifiability, representational faithfulness, dan neutrality.
Verifiability
Tingkat consensus diantara para pengukur (measurer).
Representational faithfulness
Pengukuran harus sesuai dengan fenomena yang akan diukur.
Neutrality
Keyakinan bahwa proses penetapan kebijakan harus lebih ditekankan pada relevansi dan
reliabilitas daripada dampak sebuah standar atau peraturan pada kelompok pengguna secara
spesifik atau kepentingan perusahaan itu sendiri.

SFAC No. 3 Elements of Financial Statements of Business Enterprises (1980)


Statement ketiga kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk
mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan apa,
kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan
oleh sistem akuntansi. Statement ini mendefinisikan 10 elemen laporan keuangan yang akan

diamandemen oleh SFAC No.6. Statement No. 3 ini menyebutkan tiga pandangan akuntansi
keuangan (revenue-expense, asset-liability, dan nonarticulated) yang dibicarakan lebih lanjut
dalam diskusi memorandum. Statement ini tidak menyebutkan secara spesifik tipe konsep capital
maintenance yang digunakan maupun masalah pengakuan (realization) dan pengukuran yang
disajikan dalam laporan keuangan.
SFAC No. 3 juga mengganti istilah earning menjadi income untuk mengindikasikan
comprehensive atau perubahan total dalam net asset yang terjadi selama periode sebagai hasil
dari kegiatan operasi perusahaan.

SFAC No. 4 Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Organizations (1980)


Lebih menekankan pada pelaporan keuangan entitas non bisnis yang memiliki karakter
sebagai berikut:
1. Menerima jumlah sumber daya yang signifikan dari penyumbang yang tidak
menginginkan imbalan atau proporsi ekonomi atas sumbangan yang diberikan.
2. Tujuan utama operasinya bukan untuk menyediakan barang dan jasa demi mendapatkan
profit.
3. Tidak ada hak kepemilikan yang dapat dijual, dipindahkan, atau menerima distribusi sisa
jika terjadi likuidasi.
SFAC No. 4 juga menyatakan bahwa entitas non bisnis tidak memiliki indicator tunggal
atas kinerja entitas seperti pengukuran income pada sector profit oriented.

SFAC No. 5 Recognition and Measurement in Financial Statement of Business Enterprises


(1984)
Statement ini berkaitan dengan isu pengakuan dan pengukuran. Pada paragraph 2
disebutkan bahwa kriteria dan pedoman pengakuan yang terdapat pada statement ini umumnya
konsisten dengan praktik yang dilakukan saat ini. Perubahan akan dilakukan secara evolusi atau
perlahan.
Ruang lingkup statement ini meliputi format dalam menyajikan laporan keuangan. SFAC
menyatakan bahwa disclosure (pengungkapan) yang disajikan terpisah dari laporan keuangan
akan sama efektifnya bila ia disajikan bersamaan dengan laporan keuangan. Selain itu, statement
ini juga menyinggung mengenai earning dan comprehensive income. Salah satu perhatian khusus

SFAC adalah format dan penyajian perubahan ekuitas pemilik yang tidak berasal dari transaksi
dengan pemilik. Earning akan menggantikan dan berbeda dari comprehensive income dengan
mengeluarkan efek kumulatif dalam perubahan prinsip akuntansi pada periode sebelumnya.
SFAC ini juga mengatur mengenai kriteria pengakuan dimana untuk mengakui atau
mencatat revenue dan gain, asset yang diterima harus realized or realizable atau revenue tersebut
sudah dihasilkan (earned). Sedangkan untuk mengakui biaya dan rugi, asset yang digunakan
harus telah digunakan atau asset tersebut tidak memiliki manfaat lagi di masa mendatang. Metode
pengakuan biaya termasuk matching revenue, write- off selama periode saat kas dihabiskan atau
kewajiban terjadi untuk item biaya dalam jangka waktu yang sangat pendek, atau prosedur
sistematik rasional yang lain.

SFAC No. 6 Elements of Financial Statements; A Replacement of FASB Concepts Statement


No.3 Also Incorporating an Amendment of FASB Concepts Statement No. 2 (1985)
Merupakan pengganti dari SFAC No. 3 dengan sedikit perubahan pada definisi 10 elemen
laporan keuangan sebagai berikut:
1. Aset adalah probabilitas manfaat ekonomi di masa mendatang yang diperoleh atau
dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu.
2. Liabilities (Kewajiban) adalah probabilitas pengorbanan manfaat ekonomi di masa
mendatang yang ditimbulkan dari kewajiban entitas tertentu saat ini untuk memindahkan
asset atau menyediakan jasa kepada entitas lain di masa mendatang sebagai hasil transaksi
atau kejadian masa lalu.
3. Ekuitas atau net asset adalah residual interest pada asset sebuah entitas yang masih
tersisa setelah dikurangi kewajibannya. Di perusahaan bisnis, ekuitas merupakan
kepentingan (hak) pemilik. Di entitas non profit yang tidak memiliki kepentingan (hak)
kepemilikan seperti pada entitas bisnis, net asset dibagi menjadi tiga kelas berdasarkan
ada atau tidaknya donor- imposed restrictions yaitu:permanently restricted, temporarily
restricted, dan unrestricted net asset.
4. Investasi Pemilik adalah kenaikan ekuitas entitas bisnis sebagai hasil dari transfer
sesuatu yang berharga ke entitas tertentu (perusahaan) dari entitas lain untuk memperoleh
atau meningkatkan ekuitas pemilik di perusahaan tersebut. Pemilik pada umumnya

menerima asset sebagai investasi, tapi dapat juga berupa jasa atau kepuasan atau konversi
liabilitas (kewajiban) perusahaan.
5. Distribusi kepada pemilik adalah penurunan ekuita entitas (perusahaan) yang dihasikan
dari perpindahan asset, penyewaan jasa, atau pemberian pinjaman dari perusahaan kepada
pemilik. Distribusi kepada pemilik akan mengurangi ekuitas pemilik di perusahaan
tersebut.
6. Komprehensif Income adalah perubahan ekuitas entitas bisnis selama satu periode dari
transaksi dan kejadian lain dan keadaan yang bersumber bukan dari pemilik. Meliputi
seluruh perubahan dalam ekuitas selama satu periode kecuali yang dihasilkan dari
investasi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik.
7. Revenues adalah aliran masuk atau kenaikan asset lain pada sebuah entitas atau pelunasan
kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari mengantarkan atau memproduksi
barang, menyewakan jasa, atau aktivitas lain yang menjadi aktivitas operasi utama
perusahaan.
8. Biaya adalah aliran keluar atau pengurangan asset lain atau pengeluaran yang terkait
dengan liabilitas (atau kombinasi keduanya) dari mengantarkan, menyewakan jasa, atau
melakukan aktivitas lain yang menjadi aktivitas operasi utama perusahaan.
9. Gain adalah kenaikan ekuitas (net asset) dari peripheral atau transaksi insidental sebuah
entitas dan dari seluruh transaksi lain dan kejadian lain dan keadaan yang mempengaruhi
entitas kecuali yang berasal dari revenue atau investasi dari pemilik.
10. Rugi adalah penurunan ekuitas (net asset) yang berasal dari peripheral atau transaksi
incidental sebuah entitas dan dari seluruh transaksi lain dan kejadian lain dan keadaan
yang mempengaruhi entitas kecuali yang berasal dari revenue atau investasi dari pemilik.

SFAC No. 7 Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting Measurement
(2000)
Statement No. 7 lebih menekankan pada isu pengukuran spesifik daripada isu konseptual
yang lebih luas, karena itu statement ini dapat dilihat sebagai bagian dari Statement No. 5. SFAC
No. 7 digunakan pada situasi dimana current market value tidak tersedia sehingga harus
menggunakan estimasi aliran kas di masa mendatang.

Present Value Measurement


Poin penting mengenai pengukuran asset adalah pengukuran present value yang digunakan
untuk mensimulasi fair value. Discount rate harus meliputi risiko dan ketidakpastian yang
merefleksikan pengukuran pasar terhadap nilai asset. Jika asset tertentu memiliki beberapa
kemungkinan aliran kas dalam beberapa tahun, maka aliran kas yang diekspektasi harus
menentukan probabilitas aliran kas individu tertimbang.
Liability Measurement
Poin penting dalam pengukuran liabilitas adalah discount rate harus diikutkan dalam
perhitungancredit standing perusahaan.
Pengukuran asset dan liabilitas sesuai ketentuan SFAC No. 7 dinilai tidak konsisten.
Sebuah asset dapat dipandang dan dinilai secara terpisah dari entitas perusahaan, tapi pada saat
mengukur liabilitas tidak dapat demikian.
Keseluruhan konsep tersebut dirangkum oleh Kieso et Al., seperti yang dapat dilihat pada
grafik Conceptual Framework for Financial Reporting berikut. Mereka kemudian membagi
konsep-konsep tersebut menjadi tiga tingkatan.

Referensi
FASB. 1986. Accounting Standards: Statements of financial Accounting Concepts 1-7. New
York: McGraw-Hill.
Kieso, Donald., dan Weygandt, Jerry J., 1998, Intermediate Accounting, 9th ed., John Wiley
and Sons, 1998
Suwardjono. 2011. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. BPFE: Yogyakarta.
http://elsamahromi.blogspot.com/2012/06/tugas-teori-akuntansi.html
http://cintokowati.wordpress.com/2010/11/14/teori-akuntansi-conceptual-framework-sfac-1-7dan-iai/

Anda mungkin juga menyukai