Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengelolaan lingkungan menjadi topik yang menarik
perhatian bagi banyak pihak di seluruh dunia, sebab berhubungan
dengan upaya produktivitas dan upaya pembangunan yang
berkelanjutan. Di Indonesia, permasalahan ini telah ditetapkan
melalui Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 75 tahun 1994
bahwa setiap orang yang menjalankan suatu bidang usaha atau
kegiatan wajib memelihara kelestarian kemampuan lingkungan
hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan
yang berkelanjutan.
Sejalan dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup,
pada dekade 1990-an timbul pertanyaan penting bagi kalangan
perindustrian. Apakah isu lingkungan dapat dimasukkan sebagai
faktor positif ke dalam strategi usaha mereka? Bukan sebagai
penghambat upaya mereka memperbaiki struktur biaya produk
dan jasa (Yance, 2004). Di sisi lain, kasus pencemaran yang
mencuat secara tidak langsung mendorong pemilik badan usaha
untuk menerapkan pengelolaan limbah industrinya. sebab hal ini
tidak terlepas dari sorotan tajam masyarakat yang menuntut hakhaknya untuk mendapatkan kualitas lingkungan hidup yang lebih
sehat (Kimberly, 2002).
Hal ini telah mendorong terjadinya pergeseran paradigma
dalam penanganan limbah industri. Pada awalnya, strategi
pengelolaan ini didasarkan pada pendekatan kapasitas daya
dukung lingkungan (carrying capacity approach). Pendekatan ini
menyebabkan terbatasnya daya dukung lingkungan alamiah untuk
menetralisir pencemaran yang semakin meningkat, sehingga
upaya mengatasi masalah pencemaran berkembang ke arah
pendekatan mengolah limbah yang terbentuk yakni end of pipe
treatment. Pendekatan ini terfokus pada pengolahan dan
1

pembuangan limbah untuk mencegah pencemaran dan kerusakan


lingkungan. Namun pada kenyataannya pencemaran dan
kerusakan lingkungan tetap terjadi dan cenderung terus berlanjut,
karena dalam prakteknya pendekatan ini menghadapi berbagai
kendala (DitJen PPHP, 2006). Pengamatan di beberapa negara
maju seperti di Amerika Serikat dan Eropa, teknologi end of pipe
treatment ini kurang berhasil mengurangi dampak negatif
cemaran kimia ke lingkungan, apalagi di negara yang sedang
berkembang, seperti Indonesia. (Suratno W, 2008) Untuk itu
diperlukan pendekatan yang sesuai dengan kondisi yang ada,
yakni sebuah pendekatan produksi bersih (cleaner production).
Sebuah pendekatan dengan mengurangi volume, konsentrasi,
toksisitas, dan tingkat bahaya limbah yang berasal dari proses
produksi, dengan jalan reduksi pada sumbernya dan/atau
pemanfaatan limbah (Panggabean, 2000). Pendekatan produksi
bersih ini dalam pelaksanaannya tidak bisa terlepas dari satu
kegiatan penting, yakni teknik minimisasi limbah (Bapedal,
1997).
Pabrik Gula Modjopanggoong merupakan salah satu
BUMN yang memproduksi gula kristal putih. Keberadaan
industri ini telah membawa dampak banyak bagi kehidupan dan
lingkungan sekitar. Baik dari segi produktivitas gula kristal putih
yang dihasilkan, maupun potensi pencemaran lingkungan dari
kegiatan produksinya. Potensi pencemaran lingkungan tentu akan
mendapat perhatian lebih dari perusahaan yang bersangkutan.
Untuk itu diperlukan sebuah evaluasi dan audit terkait upaya
pengelolaan limbah di pabrik tersebut. Yakni sebuah strategi
pengelolaan limbah industri yang mengacu pada penerapan
produksi bersih, guna mencapai tata laksana operasi yang baik
serta mampu mengurangi tingkat toksisitas yang ada.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang dapat rumuskan dalam
penelitian ini adalah bagaimana mengupayakan sebuah bentuk

pengelolaan limbah industri di Pabrik Gula Modjopanggoong


dalam upaya penerapan produksi bersih.
1.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian yang digunakan dalam
penelitian kali ini meliputi:
1. Penelitian
dilakukan
di
Pabrik
Gula
Modjopanggoong, Tulungagung.
2. Data primer dan sekunder yang digunakan mengacu
pada pelaksanaan produksi (periode musim giling
2008 dan musim giling 2009).
3. Variabel yang digunakan mengacu dari pelaksanaan
sistem produksi serta kegiatan pengelolaan limbah
cair, padat, gas buang (emisi), dan limbah B-3.
4. Penerapan produksi bersih yang digunakan sebatas
pada upaya teknis minimisasi limbah, yaitu upaya
daur ulang limbah dan kontrol pada sumber.
1.4 Tujuan Penelitian
Untuk mendapatkan strategi pengelolaan limbah industri
gula di Pabrik Gula Modjopanggoong dalam upaya penerapan
produksi bersih (cleaner production), tujuan penelitian dapat
dibagi dalam 3 point penting yakni:
1. Mengetahui kondisi eksisting Pabrik Gula
Modjopanggoong.
2. Melakukan evaluasi dari pelaksanaan sistem
manajemen
lingkungan
Pabrik
Gula
Modjopanggoong.
3. Mengusulkan sebuah upaya perbaikan yang
berkenaan dengan upaya pengelolaan limbah industri
yang berbasis produksi bersih.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian yang akan dilakukan ini mempunyai beberapa
manfaat untuk kedepannya, khususnya bagi perusahaan yang
bersangkutan, antara lain:
1. Sebagai bentuk rekomendasi untuk perusahaan yang
bersangkutan guna mencapai improvement yang lebih
baik.
2. Sebagai upaya untuk mengurangi toksisitas bahan
baku dan bahan pembantu yang digunakan dalam
proses produksi.
3. Menciptakan tatalaksana operasi yang sesuai dan
tepat guna.
4. Mampu meningkatkan efisiensi sistem produksi
terhadap perusahan terkait.
5. Meminimalisir terjadinya degradasi, pencemaran,
atau kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
kegiatan industri tersebut.
6. Memelihara dan memperkuat pertumbuhan ekonomi
melalui konservasi sumberdaya, bahan baku, dan
energi.
7. Mengurangi biaya-biaya yang berkenaan dengan
pemeliharaan kelestarian lingkungan.
8. Memberikan peluang untuk mencapai sistem
manajemen lingkungan yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai