Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia dikategorikan sebagai negara agraris yang memiliki lebih dari
30.000 spesies
tanaman.
merupakan
kekayaan alam yang patut disyukuri. Tumbuhan merupakan salah satu sumber
daya alam yang sangat penting dalam upaya pengobatan dan upaya
mempertahankan kesehatan masyarakat. Hingga saat ini menurut perkiraan badan
kesehatan dunia (WHO), 80% penduduk dunia masih menggantungkan dirinya
pada pengobatan tradisional termasuk penggunaan obat yang berasal dari
tumbuhan (Radji, 2005). Pada umumnya, obat tradisional tidak menyebabkan
efek samping serius dan aman untuk pemakaian obat manusia (Dalimarta,
2000). Salah satu contoh tumbuhan yang sering dimanfaatkan sebagai tanaman
obat tradisional adalah petai cina (Leucaena leucocephala).
Secara etnobani, dikalangan masyarakat daun Petai cina (Leucaena
leucocephala) digunakan sebagai obat cacing, obat luka dan obat bengkak.
Pemanfaatannya dengan cara dikunyah-kunyah atau diremas-remas, kemudian
ditempelkan pada bagian yang bengkak (Thomas, 1992). Selain itu, masyarakat
juga menggunakan petai cina sebagai bahan makanan, lauk-pauk atau
makanan ternak (Anonim,1987). Pemanfaatan petai cina ini tidak hanya di
indonesia, diluar negeri juga turut dimanfaatkan, diantaranya negara Thailand
memanfaatkan pucuk daun petai cina untuk mengobati diare (Chanwitheesuk,
dkk., 2005). Di Peru, kulit batang, dan bunga petai cina digunakan sebagai
antiseptik (Bussmann, 2010). Di Meksiko dan Zimbabwe memanfaatkan daun
petai cina untuk pakan ternak yang dapat meningkatkan produksi susu ternak
(Saucedo, dkk., 1980, Nherera, dkk., 1998). Penelitian (Wahyuni, 2006)
menunjukkan bahwa infusa daun petai cina dengan konsentrasi 40% mempunyai
efek antiinflamasi pada tikus jantan galur Wistar yang diinduksi dengan 0,1 ml
karagenin 1% dengan nilai AUC (ml.Jam) sebesar 0,24.
Cacingan merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing-cacing khusus
(cacing gelang, cacing tambang, dan cacing cambuk) yang ditularkan melalui
tanah. Sekitar 40 hingga 60 persen penduduk Indonesia menderita cacingan dan
data WHO menyebutkan
lebih
dari
satu milliar
penduduk
dunia
juga
B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana cara mengisolasi senyawa aktif anthelmintik dari daun
petai cina ?
2. Bagaimanakah struktur senyawa anthelmintik tersebut ?
3. Bagaimana potensi senyawa anthelmintik tersebut?
4. Diantara penyakit cacingan yang disebabkan oleh cacing kremi, cacing
gelang dan cacing cambuk, manakah yang menunjukkan efek
terapeutik yang paling efektik dari senyawa aktif anthelmintik ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui cara mengisolasi senyawa aktif anthelmintik dari daun
tanaman petai cina.
2. Menentukan struktur senyawa anthelmintik tersebut.
3. Mengetahui potensi senyawa anthelmintik tersebut.
4. Mengetahui diantara penyakit cacingan yang disebabkan oleh
cacing kremi, cacing gelang dan cacing cambuk, yang
menunjukkan efek terapeutik yang paling efektik dari senyawa
aktif anthelmintik
Tugas :
OLEH:
NAMA
NIM
: F1F1 10 068
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012