ABSTRACT
Everyone experience anxiety, a diffuse unpleasant, vague sense of apprehension, often accompanied by
autonomic symptoms. Anxiety is an allerting signal it warns of impending danger and enables a person to take
measures to deal with a threat. About 8.3% of general population have a diagnosable anxiety disorder. A crosssectional study to obtain an information on anxiety disorder among women 15 to 55 years of age was conducted
in West Jakarta from May through December 2001. This study included 700 respondents. Questionnaires of
Hamilton anxiety rating scale (HARS) were given to the respondents and the data collected were analyzed.
Results showed that the prevalence of anxiety disorder among women 15 to 55 years of age in Tanjung Duren
district, West Jakarta was 8.71%. There were significant associations between ageing education, working and
marriage status and anxiety disorder in women 15 - 55 years of age.
Key words: Anxiety disorder, women, prevalence, demographic factors
ABSTRAK
Ansietas dapat dialami oleh setiap orang, ditandai dengan sensasi ketakutan yang menyebar, perasaan
yang tidak menyenangkan dan samar-samar, seringkali disertai dengan gejala otonomik. Ansietas merupakan
sinyal yang memperingatkan seseorang tentang adanya bahaya yang mengancam serta membuat individu yang
bersangkutan dapat mengambil langkah untuk mengatasinya. Diperkirakan sekitar 8,3% populasi umum menderita
gangguan ansietas. Suatu penelitian potong lintang tentang ansietas dilakukan pada kaum wanita dengan usia
antara 15-55 tahun di kelurahan Tanjung Duren Utara dan Selatan, Jakarta Barat mulai Mei hingga Desember
2001. Penelitian ini melibatkan 700 responden dengan menggunakan kuesioner dari Hamilton anxiety rating
scale (HARS). Hasil penelitian menunjukan prevalensi gangguan ansietas pada wanita usia antara 15-55 tahun
adalah 8,71% dan terdapat perbedaan gangguan ansietas yang bermakna dengan usia, tingkat pendidikan, status
pekerjaan dan perkawinan pada wanita berusia 15-55 tahun.
Kata kunci: Gangguan ansietas, wanita, prevalensi, faktor demografik
PENDAHULUAN
Sensasi ansietas dapat dialami oleh hampir
setiap manusia. Perasaan tersebut ditandai oleh rasa
ketakutan yang difus, tidak menyenangkan dan
samar-samar, seringkali disertai oleh gejala
otonomik. Gejala-gejala yang ditemukan selama
terjadinya ansietas cenderung bervariasi dari orang
ke orang. Ansietas merupakan suatu sinyal yang
memperingatkan adanya bahaya yang mengancam
dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan
Wiguna, Ibrahim
METODE
Rancangan penelitian potong-silang digunakan
untuk mencapai tujuan penelitian. Penelitian
dilakukan di kelurahan Tanjung Duren Utara dan
Tanjung Duren Selatan Jakarta Barat antara bulan
Mei hingga Desember 2001.
Populasi penelitian adalah kelompok wanita
usia 15-55 tahun di kelurahan Tanjung Duren Utara
dan Selatan, Jakarta Barat. Pengambilan sampel
dilakukan melalui cluster random sampling dengan
mengacu pada kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria
inklusi penelitian ini adalah: (1) wanita berusia 1555 tahun, (2) bertempat tinggal di kelurahan
Tanjung Duren Utara dan Selatan, dan (3) bersedia
mengikuti penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi
adalah: (i) menderita penyakit fisik berat, (ii)
menderita gangguan jiwa psikotik, dan (iii)
menderita cacat bawaan/tubuh lainnya.
Besarnya sampel diperoleh melalui
perhitungan dengan rumus :
N = (Z2 x p x q )/d2
p
= prevalensi ansietas = 0,08
q
= prevalensi yang tidak ansietas = 1-0,08 =
0,92
Z = pada 95% confidence interval = 1,95
d
= perbedaan besarnya prevalensi yang
diharapkan, misalnya 0,02
N = (1,962 x 0,08 x 0,09) / 0,022 = 700
Data yang dikumpulkan adalah data primer
dengan menggunakan kuesioner dari Hamilton
anxiety rating scale (HARS). Analisis data
dilakukan secara deskriptif kemudian dilanjutkan
dengan analisis Chi-kuadrat.
HASIL
Penelitian ini mencakup sebanyak 700
responden yang terdiri dari kaum wanita usia 1555 tahun di kelurahan Tanjung Duren Utara dan
Selatan, Jakarta Barat. Dari 700 orang responden,
yang menunjukkan gangguan ansietas sebanyak 61
orang (8,71%).
Frekuensi tertinggi gangguan ansietas dialami
oleh responden usia 15-24 tahun sebanyak 26 orang
(42,6%), diikuti oleh rentang usia 25-34 tahun
sebanyak 14 orang (22,9%), dan rentang usia 35-
J Kedokter Trisakti
Vol.22 No.3
Ansietas
Ya (%)
Tidak (%)
26 (42,6)
14 (22,9)
13 (21,3)
8 (13,1)
61 (8,7)
266 (57,4)
251 (77,1)
79 (78,7)
43 (86,9)
639 (91,3)
Total
(%)
292 (100)
265 (100)
92 (100)
51 (100)
700 (100)
Ansietas
Ya (%) Tidak (%)
2 (1,7)
24 (19,2)
29 (8,2)
6 (5,6)
61 (8,7)
115 (98,3)
101 (80,8)
323 (91,8)
100 (94,3)
639 (91,3)
Total (%)
117(100)
125(100)
352(100)
106(100)
700(100)
Ansietas
Ya (%)
Tidak (%)
Total
(%)
Menikah
Belum
menikah
Total
40 (13,9)
21 (5,1)
246 (86,1)
393 (94,9)
286 (100)
414 (100)
61 (8,7)
639 (91,3)
700 (100)
Ansietas
Ya (%)
Tidak (%)
Bekerja
26 (6,4)
Tidak bekerja 35 (12,1)
Total
61 (8,7)
383 (93,6)
256 (87,9)
639 (91,3)
Total
(%)
409(100)
291(100)
700(100)
PEMBAHASAN
Prevalensi gangguan ansietas di Indonesia
belum banyak diteliti dan agak langka bila
dibandingkan dengan prevalensi gangguan neurotik
pada umumnya. Informasi tersebut harus diperoleh
dengan penelitian dari rumah ke rumah, mengingat
bahwa sebagian besar kasus ansietas tidak berupaya
untuk mendapatkan pengobatan. Diagnostic and
statistical manual of mental disorders (DSM-III(8)
dan DSM IV(9) ) hanya menyatakan bahwa ansietas
banyak dijumpai di masyarakat. International
clasification of diseases/ICD ke-10,(6) maupun
Pedoman penggolongan dan diagnosis jiwa
(PPDGJ)-III,(10) tidak menyebutkan prevalensi
ansietas sama sekali.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pervalensi
gangguan ansietas pada wanita usia 15-55 tahun
besarnya 8,17%. Hasil tersebut tidak berbeda
dengan penelitian yang dilakukan oleh Shaw dkk.(5)
89
Wiguna, Ibrahim
KESIMPULAN
Gangguan ansietas pada wanita berusia 1555 tahun di masyarakat ternyata cukup tinggi
prevalensinya. Usia wanita, tingkat pendidikan,
status pekerjaan dan penikahan berperan secara
bermakna dengan gangguan ansietas. Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut di masyarakat
untuk menentukan faktor-faktor risiko terjadinya
gangguan ansietas pada wanita. Dengan demikian
dapat diperoleh informasi untuk menentukan
langkah-langkah intervensi yang diperlukan untuk
mengatasi gangguan ansietas tersebut.
Daftar Pustaka
1.
J Kedokter Trisakti
Kesehatan, 1993.
11. Pincus HA, Zarin DA, Tanielian TL, Johnson JL,
Pettit AR. Psychiatric patients and treatment in
1997. Arch Gen Psychiatri 1999; 56: 441-9.
Vol.22 No.3
91