Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
6. Komitmen Pimpinan
Pimpinan sarana kesehatan harus mempunyai komitmen yang tinggi terhadap
pengembangan karir perawat, sehingga dapat dijamin kepuasan pasien/klien serta
kepuasan perawat dalam pelayanan keperawatan.
B. Profesionalisasi Keperawatan di Indonesia
Pada awalnya, perawat dianggap sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh individu
yang memiliki derajat sosial yang rendah. Perawat dilihat bukan sebagai pekerjaan yang
bersifat
sukarela
atau
memerlukan
kemampuan
intelektual
tertentu.
Seiring
perkembangan situasi dan kondisi di tanah air, kebutuhan akan tenaga perawat akhirnya
berubah.
Keperawatan sebagai profesi di Indonesia mulai disadari pada awal tahun 1983,
yaitu setelah disepakatinya keperawatan sebagai profesi dan pendidikan keperawatan
berada pada jenjang pendidikan tinggi. Kesepakatan tersebut terjadi pada saat
penyelenggaraan Lokakarya Nasional Keperawatan oleh Depdikbud, Depkes, dan DPP
PPNI. Momentun ini selanjutnya dianggap sebagai tonggak profesionalisasi keperawatan
di Indonesia.
Pada tahun 1984, sebagai perwujudan lokakarya tahun 1983 tersebut,
diberlakukan kurikulum nasional untuk diploma III Keperawatan. Sedangkan Program
Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dibuka pada tahun
1985 dan kurikulum pendidikan tinggi keperawatan jenjang S1 juga disahkan.
Tahun 1992 merupakan tahun penting bagi profesi keperawatan, karena pada
tahun ini secara formal keberadaan tenaga keperawatan sebagai profesi diakui dalam UU
Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan dan PP Nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan sebagai penjabarannya. Pada tahun 2000 diterbitkan Kepmenkes Nomor 647
tentang Registrasi dan Praktik Perawat sebagai regulasi praktik keperawatan sekaligus
kekuatan hukum bagi perawat dalam menjalankan praktik keperawatan secara
profesional. Aturan ini disempurnakan pada tahun berikutnya melalui Kepmenkes Nomor
1239 Tahun 2001. Pada tahun 2014 telah disahkan UU Keperawatan untuk mengatur
praktik profesi keperawatan (Tjiptoherijanto, 2008).
Perkembangan pendidikan tinggi keperawatan di Indonesia ditandai dengan
munculnya berbagai program studi ilmu keperawatan. Sampai saat ini, terdapat sekitar 60
institusi pendidikan sarjana keperawatan di seluruh Indonesia.
Menurut Nursalam (2008), sistem pendidikan tinggi di Indonesia dijelaskan
sebagai berikut:
1. Program pendidikan DIII keperawatan
Program pendidikan DIII keperawatan yang meluluskan perawat generalis
sebagai perawat vokasional (ahli madya keperawatan) berlandaskan keilmuwan dan
keprofesian yang kokoh. Sebagai perawat vokasional atau profesional pemula harus
tetap memiliki tingkah laku dan kemampuan profesional serta mampu melaksanakan
asuhan keperawatan dasar secara mandiri dibawah supervisi. Selain itu, mempunyai
ini paparan beberapa model sistem jenjang karir perawat yang telah ada dan telah
dikembangkan:
Teori From Novice To Expert dari Patricia Benner (1984)
Teori From Novice to Expert menjelaskan 5 tingkat/tahap akuisisi peran dan
perkembangan profesi meliputi: (1) Novice, (2) Advance Beginner, (3) Competent, (4)
Proficient, dan (5) expert
Model Karir dari Swansburg (2000)
Swansburg (2000), mengelompokkan jenjang karir menjadi empat, yaitu perawat
klinik, perawat manajemen, perawat pendidik dan perawat peneliti. Model tahapan
perawat klinik meliputi: Perawat klinis/ perawatan I (pemula/belum berpengalaman),
Perawat klinis/ Staf II (pemula tahap lanjut), Perawat klinis/ Staff III (Kompeten),
Perawat klinis/ Staff IV (terampil), Perawat klinis/ Staff V (ahli).
Model Career Pathways di United Kingdom
Blakemore, S (2010) memaparkan Nursing Careers di United Kingdom (UK)
sejak tahun 2006 mengalamai proses modernisasi dengan model karir yang lebih fleksibel
tertuang dalam Career Pathways. Karir yang dikembangkan sejalan dengan konsep
Benner dan Swansburg, yang menetapkan empat jalur karir, meliputi perawat klinik
manajemen,pendidik, dan peneliti. Namun demikian, konsep pengembangan karir
selanjutnya diarhkan pada lima career pathways yang meliputi: Family and public health,
Acute and critical care, First contact, acces and urgent care, Supporting long-term care,
Mental health and psychosocial care
Model Career Pathways di Jepang, Taiwan dan Thailand
Chiang-Hanisko, et al (2008), memaparkan jalur karir perawat yang dikembangkan di
Jepang, Taiwan dan Thailand. Jenjang karir di Negara-negara teresebut dikembangkan mulai
dari pendidikan keperawatan, dilanjutkan dengan dikeluarkan lisensi bagi perawat dengan
kualifikasi tertentu. Secara umum kenaikan karir perawat di tiga Negara tersebut sama-sama
mensyaratkan kualifikasi pendidikan formal, pengalaman kerja, pendidikan berkelanjutan dan
uji kompetensi.
Karir perawat di Jepang terdiri dairi perawat generalis dan advanced spesialis.
Perawat genera lmemiliki beberapa tingkatan yang meliputi Licensed Practical Nurse (LPN).
Registered Nurse (RN), Public Health Nurse (PHN) dan Bidan. Karir perawat lanjutan
diberikan pada perawat yang memiliki pendidikan dan pengalaman yang memenuhi syarat.
Lisensi lanjutan bagi perawat di Jepang meliputi Certified Nurse (CN), Certified Nurse
Administrator (CNA) dan Clinical Nurse Specialist (CNS)
keperawatan
Melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan keperawatan
Melakukan pengkajian keperawatan
Menyusun rencana keperawatan
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana
Mengevaluasi asuhan tindakan keperawatan
Menggunakan komunikasi terapeutik dan hubungan interpersonal dalam
pemberian pelayanan
h. Menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman
i. Menggunakan
hubungan
interprofesional
dalam
pelayanan
keperawatan/pelayanan kesehatan
j. Menggunakan delegasi dan supervisi dalam pelayanan asuhan keperawatan
3. Pengembangan Profesional
pelayanan
keperawatan/pelayanan kesehatan
c. Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung jawab profesi
Penetapan kompetensi perawat Indonesia mengacu pada ketentuan Standar
Kompetensi Perawat Indonesia dari PPNI dan Direktorat Keperawatan dan Keteknisan
Medis.
1.
2.
3.
4.
5.
care)
Pendokumentasian asuhan keperawatan
Memahami teknik isolasi dan teknik disinfeksi
Mampu mempersiapkan pasien pulang
Mampu melakukan penyuluhan kesehatan pada klien tanpa risiko
Mampu memberikan perawatan dasar untuk memenuhi kebutuhan personal hygine
pada klien tanpa resiko, meliputi : memandikan, kebersihan mulut, perawatan
kuku, merapikan tempat tidur pada klien tirah baring, membantu eliminasi,
mengatur posisi tidur, membantu mobilisasi (membantu latihan fisik sederhana),
monitoring TTV, monitoring intake-output, terampil memberikan pertolongan
meliputi:
vulva
hygiene,
perawatan
payudara,
monitoring
pendarahan
d) Identifikasi tanda-tanda persalinan normal
e) Kolaborasi dengan cepat dan tepat sesuai hasil identifikasi
3) Keperawatan Dasar Spesialistik Area Medigal/Surgical
a) Mampu melakukan kateterisasi urine pada klien dengan resiko
b) Mampu melakukan pemasangan infus pada klien dengan resiko
c) Mampu melakukan perawatan WSD
d) Mampu mengidentifikasi tanda-tanda gangguan metabolisme
e) Mobilisasi klien dengan resiko
f) Identifikasi kasus kardiogenik dan neurogenik
g) Kolaborasi dengan cepat dan tepat sesuai hasil identifikasi dan monitoring
3. Perawat Klinik III (PK III)
a. Keperawatan Dasar Spesialistik Area Pediatrik
1) Mahir perawatan perinatal Area Pediatrik
2) Mahir perawatan bayi dan anak dengan total care
3) Mahir perawatan bayi dan anak dengan ostomi
4) Mahir perawatan bayi dan anak dengan combustio grade 30%-50%
secara mandiri
Melakukan bimbingan bagi PK IV
Melakukan dokumentasi askep
Melakukan kolaborasi dengan profesi lain
Melakukan konseling pada pasien
Melakukan pendidikan kesehatan bagi pasien & keluarga
Membimbing peserta didik keperawatan
Berperan sebagai konsultan dalam lingkup bidangnya
Berperan sebagai peneliti
Secara umum manfaat penerapan sistem jenjang karir menurut Sulistiyani dan
Sehingga sistem jenjang karir dapat menjadi alat yang digunakan sebagai panduan
dalam menentukan kebijakan promosi.
Daftar Pustaka
Marquis dan Huston (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Teori dan
Aplikasi. Alih bahasa: Widyawati dan Handayani. Jakarta. Edisi 4. EGC.
Nursalam & Effendi, Ferry. 2008. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT. Indeks
Kelompok Gramedia
Suroso, Jebul. 2011. Penataan Sistem Jenjang Karir Berdasar Kompetensi untuk
Meningkatkan Kepuasan Kerja dan Kinerja Perawat di Rumah Sakit. Jurnal Ekplanasi
Volume 6 Nomor 2
Swanburg, R.C. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan. Terjemahan.
Jakarta: EGC
PAPER
JENJANG KARIR KEPERAWATAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen Pembimbing:
Agus Santoso, S.Kp., M.Kep.
Oleh:
Yeni Kiki Simarmata
22020111140110
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014