Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Korosi merupakan masalah yang serius dalam dunia material
dan sangat merugikan.Karena korosi dapat mengurangi kemampuan
suatu konstruksi dalam memikul beban,usia bangunan konstruksi
menjadi berkurang dari waktu yang sudah direncanakan.Tidak hanya
itu apabila tidak diantisipasi lebih awal maka mengakibatkan kerugian
kerugian

yang

lebih

besar

kebocoran,mengakibatkan

antara

berkurangnya

lain

bisa

menimbulkan

ketangguhan,robohnya

suatu konstruksi,meledaknya suatu pipa atau bejana bertekanan dan


mungkin juga dapat membuat pencemaran pada suatu produk.Kondisi
alam Indonesia yang beriklim tropis,dengan tingkat humiditas dan
dekat dengan laut adalah faktor yang dapat mempercepat proses
korosi.Sekitar 20 triliun rupiah diperkirakan hilang percuma setiap
tahunnya karena proses korosi.Angka ini setara 2-5 persen dari total
gross

domestic

product

(GDP)

dari

sejumlah

industri

yang

ada.Besarnya angka kerugian yang dialami industri akibat korosi yang


seringkali disamakan dengan perkaratan logam bedasar perhitungan
data statistik dari sejumlah perbandingan di beberapa negara.
(Widyanto,2005)
Korosi adalah proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat
alamiah dan berlangsung dengan sendirinya,oleh karena itu korosi
tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali.Korosi hanya bisa
dikendalikan

atau

diperlambat

lajunya

sehingga

memperlambat

proses perusakannya. Dampak yang ditimbulkan korosi dapat berupa


kerugian langsung dan kerugian tidak langsung.Kerugian langsung
adalah berupa terjadinya kerusakan pada peralatan,permesinan atau
struktur

bangunan.Sedangkan

terhentinya

aktifitas

produksi

kerugian
karena

tidak

langsung

terjadinya

berupa

penggantian

peralatan yang rusak akibat korosi,terjadinya kehilangan produk

akibat adanya kerusakan pada kontainer,tangki bahan bakar

atau

jaringan pemipaan air bersih atau minyak mentah,terakumulasinya


produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya
akan

menurunkan

efisiensi

perpindahan

panasnya,dan

lain

sebagainya.Bahkan kerugian tidak langsung dapat berupa terjadinya


kecelakaan yang menimbulkan korban jiwa.(Simatupang 2008)
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan
menjadi dua,yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari
lingkungan.Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan,struktur
bahan,bentuk
bahan.faktor

kristal,unsur-unsur
dari

lingkungan

kelumit
meliputi

udara.suhu,kelembaban,PH,keberadaan

zat

yang
tingkat
kimia

ada

dalam

pencemaran
yang

bersifat

korosif.

1.2 Rumusan Masalah


1.Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi korosi?
2.Bagaimana pengaruh PH lingkungan terhadap korosi baja rendah
AISI 1010?
3.Bagaimana cara pencegahan korosi yang baik?

1.3 Tujuan
1.Mengetahui apa saja yang menyebabkan korosi?
2.Mengetahui pengaruh PH lingkungan terhadap korosi baja rendah
AISI 1010?
3.Bagaimana membuat dan kegunaan baja carbon rendah?
4.Mengetahui langkah-langkah untuk mengatasi masalah korosi?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Baja merupakan salah satu bahan yang mudah disesuaikan
bentuknya oleh karena itu baja banyak digunakan. Baja diproduksi
dengan mutu yang terjamin sehingga untuk tuntutan dan maksud
penggunaannya senantiasa tersedia jenis baja yang sesuai.
Baja karbon adalah paduan besi dan karbon dimana unsur karbonnya
menentukan sifat mekanik dan fisik sedangkan unsur paduan yang
lainnya

bersifat

sebagai

pendukung.

Karbon

merupakan

unsur

pengeras besi yang efektif dan murah, oleh karena itu umumnya
sebagian besar baja komersial hanya mengandung karbon dengan
sedikit unsur paduan lain. Unsur Mn lebih dominan sebagai unsur
paduan digunakan untuk menambah kekuatan. Sebagian besar baja
komersial umumnya terdiri dari bahan jenis hipoeutectoid, yaitu
dengan kadar karbon < 0.8 persen, bahkan jarang sekali dijumpai
baja komersial jenis eutectoid yaitu dengan kadar karbon = 0.8
persen. (R.E.Smallman.1991).
Baja karbon merupakan bahan teknik yang paling banyak digunakan
untuk berbagai keperluan. Meskipun baja karbon relatif terbatas
ketahanan korosinya namun baja karbon digunakan dalam tonase
besar dalam aplikasi laut, pembangkit listrik, bidang transportasi,
pengolahan kimia, minyak bumi produksi dan penyulingan, jaringan
pipa, pertambangan, konstruksi, dan beberapa jenis peralatan. Korosi
dapat menurunkan mutu dan daya guna akibat adanya reaksi kiamia
atau elektrokimia dengan lingkungannya. Langkah-langkah spesifik
telah banyak diambil dalam industri untuk mengurangi korosi pada
baja karbon.
Di pasaran produksi baja, terdapat tiga kelompok baja karbon
berdasarkan kadar karbonnya yaitu:

1). Baja karbon rendah (low carbon steel) yaitu baja dengan
kandungan karbon < 0,3%, memiliki kekuatan sedang dengan
keuletan yang baik dan sesuai tujuan fabrikasi, konstruksi atau
struktural seperti; jembatan, bangunan gedung, kendaraan bermotor
dan kapal laut.
2). Baja karbon sedang (medium carbon steel), yaitu baja dengan
kandungan

karbonnya

berkisar

0,3%

0,7%.

Baja

ini

dapat

ditingkatkan kekuatannya melalui proses heat treatment atau dengan


case hardening. Baja jenis ini banyak digunakan untuk pegas. Baja
dengan kandungan karbon 0,4% 0,6% digunakan juga untuk rel.
3).

Baja

karbon

tinggi

(high

carbon

steel),

yaitu

baja

yang

mengandung 0,7% - 1,7% karbon dan juga mangan antara 0,3% 0,90% . Baja jenis ini banyak digunakan sebagai bahan pegas yang
memerlukan kekuatan besar.
Posisi dan kondisi pada masing-masing kelompok baja karbon di atas
pada suhu dan kadar karbonnya dapat dilihat pada gambar diagram
fasa Fe-Fe3C.

Tabel 2.3. Karakteristik mekanis dan aplikasi pemakaian dari beberapa


jenis baja (William D. Callister, Jr. 2007)

AISI/SAE Or

Tensile

Yield

ASTM nUMBER

Strengt

Strengt

[MPa

[MPa

(Ksi)]

(Ksi)]

Ductilit

Typical

aplicati

[%EI in

on

50 mm
(2 in)]

Plain low carbon steels


1010

325

180

(47)

(26)

28

Automo
bile

panel
and
wire
1020

380

205 (30

25

(55)

Pipe :
struktu
ral and
sheet
steel

A36

400

220

(58)

(32)

23

Struktu
ral
(bridge
s ang
buildin
g)

A516 grade 70

485

260

(70)

(38)

21

Low
temper
ature
presure
vesels

Tabel 2.4. Komposisi berbagai jenis baja karbon (William D. Callister, Jr.
2007)
Designation
AISI/SAE

UNS

Composition(wt)

or ASTM

Number

Number
1010
1020
A 36
A 516

G10100
G10200
K026
K02700

C
Ma
Plain carbon steels
0,19
0,45
0,20
0,45
0,29
1,00
0,31

1,00

Other

0,20Cu(min
)
0,25 Si

BAB III
PEMBAHASAN
Korosi adalah peristiwa kerusakan permukaan pada logam
akibat pengaruh lingkungan. Peristiwa ini tidak dikehendaki karena
dapat merusak baik fungsi maupun tampak rupa dari logam yang
mengalami peristiwa tersebut. Meskipun proses korosi adalah proses
alamiah yang berlangsung dengan sendirinya dan tidak dapat dicegah
secara mutlak, akan tetapi pencegahan dan penanggulangan tetap
diperlukan. Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan
menjadi dua,yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari
lingkungan.Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan,struktur
bahan,bentuk
bahan.faktor

kristal,unsur-unsur
dari

lingkungan

kelumit
meliputi

udara.suhu,kelembaban,PH,keberadaan

zat

yang
tingkat
kimia

ada

dalam

pencemaran
yang

bersifat

korosif.
Larutan elektrolit yaitu zat-zat yang dilarutkan dalam air murni
yang dapat menjembatani partikel-partikel bermigrasi dari anoda ke
katoda. Konsentrasi ini akan berkaitan dengan nilai pH dari larutan.
Pada larutan elektrolit nikel atau baja rendah mempunyai batas-batas
pH yang diijinkan agar proses tersebut berlangsung baik, berkisar
antara 2 4,5. Jika nilai pH melebihi dari nilai yang diijinkan maka
akan terjadi sumuran pada permukaan produk dan lapisan nikel kasar
pada permukaan benda yang dilapisi. Untuk menentukan besarnya
konsentrasi yang diijinkan dalam pembuatan elektrolit ditentukan dari
tabel 2.3.
Dalam proses pelapisan nikel/baja rendah temperatur elektrolit juga
sangat menentukan hasil pelapisan temperatur diatur sesuai dengan
ketentuan yang ada, untuk meratakan distribusi ion nikel agar supaya

ketebalan yang diperoleh sama maka dalam proses elekktroplating


dibutuhkan pengaduk bisa dengan menggunakan udara dengan cara
dihembuskan udara melalui kompresor kedalam elektrolit, bisa juga
secara

mekanik

yaitu

diaduk

langsung

dengan

menggunakan

pengaduk.
Arus

yang

digunakan

juga

harus

disesuaikan

dengan

luasan

permukaan yang dilapisi dimana semakin luas permukaan yang


dilapisi maka arus yang digunakan juga harus semakain besar, tapi
bukan berarti boleh melebihi ketentuan yang sudah ada yang
tercantum dalam tabel 2.5.
Keasaman (pH) 2 4,5 merupakan salah satu faktor yang penting
dalam proses elektroplating maka dari itu dalam prosesnya pH ini
harus dipertahankan, untuk mempertahankan ini maka digunakan
asam borak.
Baja karbon rendah atau sangat rendah, banyak digunakan
untuk proses pembentukan logam lembaran, misalnya untuk badan
dan rangka kendaraan serta komponen-komponen otomotif lainnya.
Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik
padat maupun cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam.
Ada beberapa proses pembuatan baja antara lain :
1. Proses Konvertor
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan
menghadap kesamping.
Sistem kerja

Dipanaskan dengan kokas sampai 1500 0C,

Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. ( 1/8 dari


volume konvertor)

Kembali ditegakkan.

Udara dengan tekanan 1,5 2 atm dihembuskan dari kompresor.

Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan


hasilnya.

Proses konverter terdiri dari:


Proses Bassemer (asam)
Lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang
mengandung kwarsa asam atau aksid asam (SiO 2), Bahan yang
diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab
dapat bereaksi dengan SiO2,
SiO2 + CaO

CaSiO3

Proses Thomas (basa)


Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api
bisa atau dolomit [kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 +
MgCO3)], besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung P
antara 1,7 2 %, Mn 1 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn
dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O 5), untuk
mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO),
3 CaO + P2O5

Ca3(PO4)2 (terak cair)

2. Proses Siemens Martin


Menggunakan sistem regenerator ( 3000

C.). Fungsi dari

regenerator adalah:

memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur

sebagai Fundamen/ landasan dapur

menghemat pemakaian tempat

bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,


besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2),
besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO 3 + 60 %
CaCO3)

3. Proses Basic Oxygen Furnace

logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)

Oksigen ( 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar


dengan kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan)
dengan tekanan 1400 kN/m2.

ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.

Keuntungan dari BOF adalah:

BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen

Proses hanya lebih-kurang 50 menit.

Tidak perlu tuyer di bagian bawah

Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon

Biaya operasi murah

4. Proses dapur listrik


Temperatur tinggi dengan menggunkan busur cahaya electrode
dan induksi listrik.

Keuntungan :

Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat

Temperatur dapat diatur

Efisiensi termis dapur tinggi

Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan


sehingga kualitasnya baik

Kerugian akibat penguapan sangat kecil

5. Proses dapur kopel


mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi
tuang.
Proses

pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.

Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama 15 jam.

kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga


kokas mencapai 700 800 mm dari dasar tungku.

besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 15 % ton/jam dimasukkan.

15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.

Untuk

membentuk

terak

dan

menurunkan

kadar

dan

ditambahkan batu kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi:


CaCO3 CaO CO2
CO2

akan bereaksi dengan karbon:


CO2 C 2CO

Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat


dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.
6. Proses dapur Cawan

proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas


dan besi kasar dalam cawan,

kemudian dapur ditutup rapat.

kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling


cawan dan muatan dalam cawan akan mencair.

baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa


dengan menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan.

Bagan proses pembuatan baja


Proses pembuatan baja dimulai dengan proses ekstraksi bijih
besi. Proses reduksi umumnya terjadi di dalam tanur tiup (blast
furnace) di mana di dalamnya bijih besi (iron ore) dan batu
gamping

(limestone)

yang

telah

mengalami

pemanggangan

(sintering) diproses bersama-sama dengan kokas (cokes) yang


berasal dari batubara. Serangkaian reaksi terjadi di dalam tanur pada
waktu dan lokasi yang berbeda-beda, tetapi reaksi penting yang
mereduksi bijih besi menjadi logam besi adalah sebagai berikut:
Fe2O3 + 3CO 2Fe + 3CO2
Luaran utama dari proses ini adalah lelehan besi mentah
(molten pig iron) dengan kandungan karbon yang cukup tinggi
(4%C) beserta pengotor-pengotor lain seperti silkon, mangan, sulfur,
dan fosfor . Besi mentah ini belum dapat dimanfaatkan secara
langsung untuk aplikasi rekayasa karena sifat-sifat (mekanis)-nya
belum sesuai dengan yang dibutuhkan karena pengotorpengotor

tersebut. Besi mentah berupa lelehan atau coran selanjutnya dikirim


menuju converter yang akan mengkonversinya menjadi baja.
Proses pembuatan baja umumnya berlangsung di tungku
oksigen-basa (basic-oxygen furnace). Di dalam tungku ini besi
mentah cair dicampur dengan hingga 30% besi tua (scrap) yang
terlebih dahulu dimasukkan ke dalam tanur. Selanjutnya, oksigen
murni ditiupkan dari bagian atas ke dalam leburan, bereaksi dengan
Fe membentuk oksida besi FeO. Beberapa saat sebelum reaksi dengan
oksigen mulai berlangsung, fluks pembentuk slag dimasukkan dalam
jumlah tertentu.
Oksida besi atau FeO selanjutnya akan bereaksi dengan karbon
di dalam besi mentah sehingga diperoleh Fe dengan kadar karbon
lebih rendah dan gas karbon monoksida. Reaksi penting yang terjadi
di dalam tungku adalah sebagai berikut:
FeO + C Fe + CO
Selama proses berlangsung (sekitar 22 menit), terjadi penurunan
kadar karbon dan unsur-unsur pengotor lain seperti P, S, Mn, dalam
jumlah yang signifikan.
Penggunaan Baja Karbon Dalam Teknik Pertanian
1. Baja karbon rendah/ low carbon steel/ mild stell :
Kandungan C = 0.1 0.2%
Penggunaan untuk bahan konstruksi, seperti :
Besi plat
Besi strip
Besi siku
Besi beton, dll
Kandungan C = 0.2 -0.3%
Digunakan untuk bahan pembuatan :
Mur
Baut
Paku keling
Baja tempa, dll
2. Baja karbon sedang/ medium steel :
Kandungan C = 0.3 0.5%
Digunakan untuk bahan pembuatan :

Pipa
Kawat
Baja tempa, dll
Kandungan C = 0.5 0.7%
Digunakan untuk bahan pembuatan :
Per (pegas)
Tambang baja
Kepala martil, dll
3. Baja karbon tinggi/ high carbon steel :
Kandungan C = 0.7 0.9%
Digunakan untuk bahan pembuatan :
Per (pegas)
Mata pahat kayu
Mata gergaji kayu
Mata serutan kayu, dll
Kandungan C = 0.9 1.1%
Digunakan untuk bahan pembuatan :
Mata pahat besi
Pelubang (pumcher)
Tap
Snei
Bahan pembuat poros, dll
Kandungan C = 1.1 1.4%
Digunakan untuk bahan pembuatan :
Silet
Gergaji besi
Kikir
Tap
Pencegahan Korosi secara umum yaitu :

Mencegah Kontak dengan Oksigen dan/atau Air

Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada,
maka peristiwa korosi tidak akan terjadi. Korosi dapat dicegah dengan
melapisi besi dengan cat, oli, logam lain yang tahan korosi(logam
yang lebih aktif seperti sengda krom). Penggunaan logam lain yang
kurang aktif(timah dan tembaga) sebagai pelapis pada kaleng
bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga
bersifat mempercepat proses korosi.

Perlindungan Katoda (Pengorbanan Anoda)

Besi yang dilapisiatau dihubungkan dengan logam lain lebih aktif


akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Disini,
besi berfungsi hanya sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen.
Logam lain berperan sebagai anida, dan mengalami reaksi oksidasi.
Dalam hal ini besi, sebagai katoda terlindungi oleh logam lain
(sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan aman terlindungi selama
logam pelindungnya masih ada/ belum habis. Untuk perlidungan
katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan logam
megnesium(Mg). Logam ini secara berkala harus dikontrol dan diganti.

Membuat Alloy atau Panduan Logam yang Bersifat Tahan Karat

Misalnya besi dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja


stainless(72%Fe,19%Cr,9%Ni).

Pengecatan

Jembatan, pagar, dan railing biasana dicat. Cat menghindarkan


kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung timbel daj
zink(seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi besi terhadap
korosi.

Peluluran dengan Oli atau Gemuk

Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan
gemuk mencegah kontak dengan air.

Pembalutan dengan Plastik

Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda


dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan udara dan
air.

Tin Plating(Pelapisan dengan Timah)

Kaleng-kaleng kemasan terbuat daribesi yang dilapisi dengan


timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang disebut plating.
Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi, lapisan timah

hanya melindungi besi selama lapisan itu masih utuh(tanpa ada


cacat). Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores,
maka timah justru mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu
terjadi karena potensial reduksi besi lebih negatif dari pada timah.
Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan timah akan membentuk
suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian,
timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru diharapkan,
sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.

Galvanisasi(Pelapisan dengan Zink)

Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan
zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi
sekalipun

lapisannya

tidak

utuh.

Hal

ini

terjadi

karena

suatu

mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial


reduksi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink
akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode.
Dengan demikian besi terkindungi dan zink yang mengalami oksidasi
(berkarat). Badanmobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi,
sehingga tahan karat.

Cromiun Plating(Pelapisan dengan Kromium).

Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untukmemberi


lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper mobil.
Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama seperti zink,
kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu
ada yang rusak.

Sacrificial Protection(Pengorbanan Anode)

Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah
berkarat) dari pada besi. Jika logam megnesium di kontakkan dengan
besi, maka megnesium itu berkarat tetapi besi tidak. Cara ini
digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah

atau badan kapal laut. Secara periodik, batang megnesium harus


diganti.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Korosi merupakan masalah yang serius dalam dunia material dan
sangat merugikan.Salah satu cara pencegahannya ialah dengan cara
Elektroplating. Keasaman (pH) 2 4,5 merupakan salah satu faktor
yang penting dalam proses elektroplating maka dari itu dalam
prosesnya pH ini harus dipertahankan, untuk mempertahankan ini
maka digunakan asam borak.

Referensi
Ratih Kumala. (2011,4 Desember).
Pencegahannya.

Diperoleh

15

Mengenal Korosi dan Cara


Desember

2014,

dari

http://ratihkumalachachae.blogspot.com /2011/12/ mengenal-korosidan-akibatnya-serta.html?m=1


Ners

Septian.(2012,30

September).Korosi.Dipeoleh

15

Desember

2014,dari http://ners-septian.blogspot.com/2012/09/korosi.html?m=1
Eprint

undip.

korosi.

Diperoleh

15

Desember

2014,

dari

http://eprints.undip.ac.id/42286/1/Bab_I-III.pdf
JTKI. KINERJA KALIUM METAVANADAT SEBAGAI INHIBITOR KOROSI BAJA
KARBON

RENDAH.

Diperoleh

15

http://idci.dikti.go.id/pdf/JURNAL/JTKI/JTKI.pdf

Desember

2014,dari

Anda mungkin juga menyukai