PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Korosi merupakan masalah yang serius dalam dunia material
dan sangat merugikan.Karena korosi dapat mengurangi kemampuan
suatu konstruksi dalam memikul beban,usia bangunan konstruksi
menjadi berkurang dari waktu yang sudah direncanakan.Tidak hanya
itu apabila tidak diantisipasi lebih awal maka mengakibatkan kerugian
kerugian
yang
lebih
besar
kebocoran,mengakibatkan
antara
berkurangnya
lain
bisa
menimbulkan
ketangguhan,robohnya
domestic
product
(GDP)
dari
sejumlah
industri
yang
atau
diperlambat
lajunya
sehingga
memperlambat
bangunan.Sedangkan
terhentinya
aktifitas
produksi
kerugian
karena
tidak
langsung
terjadinya
berupa
penggantian
atau
menurunkan
efisiensi
perpindahan
panasnya,dan
lain
kristal,unsur-unsur
dari
lingkungan
kelumit
meliputi
udara.suhu,kelembaban,PH,keberadaan
zat
yang
tingkat
kimia
ada
dalam
pencemaran
yang
bersifat
korosif.
1.3 Tujuan
1.Mengetahui apa saja yang menyebabkan korosi?
2.Mengetahui pengaruh PH lingkungan terhadap korosi baja rendah
AISI 1010?
3.Bagaimana membuat dan kegunaan baja carbon rendah?
4.Mengetahui langkah-langkah untuk mengatasi masalah korosi?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Baja merupakan salah satu bahan yang mudah disesuaikan
bentuknya oleh karena itu baja banyak digunakan. Baja diproduksi
dengan mutu yang terjamin sehingga untuk tuntutan dan maksud
penggunaannya senantiasa tersedia jenis baja yang sesuai.
Baja karbon adalah paduan besi dan karbon dimana unsur karbonnya
menentukan sifat mekanik dan fisik sedangkan unsur paduan yang
lainnya
bersifat
sebagai
pendukung.
Karbon
merupakan
unsur
pengeras besi yang efektif dan murah, oleh karena itu umumnya
sebagian besar baja komersial hanya mengandung karbon dengan
sedikit unsur paduan lain. Unsur Mn lebih dominan sebagai unsur
paduan digunakan untuk menambah kekuatan. Sebagian besar baja
komersial umumnya terdiri dari bahan jenis hipoeutectoid, yaitu
dengan kadar karbon < 0.8 persen, bahkan jarang sekali dijumpai
baja komersial jenis eutectoid yaitu dengan kadar karbon = 0.8
persen. (R.E.Smallman.1991).
Baja karbon merupakan bahan teknik yang paling banyak digunakan
untuk berbagai keperluan. Meskipun baja karbon relatif terbatas
ketahanan korosinya namun baja karbon digunakan dalam tonase
besar dalam aplikasi laut, pembangkit listrik, bidang transportasi,
pengolahan kimia, minyak bumi produksi dan penyulingan, jaringan
pipa, pertambangan, konstruksi, dan beberapa jenis peralatan. Korosi
dapat menurunkan mutu dan daya guna akibat adanya reaksi kiamia
atau elektrokimia dengan lingkungannya. Langkah-langkah spesifik
telah banyak diambil dalam industri untuk mengurangi korosi pada
baja karbon.
Di pasaran produksi baja, terdapat tiga kelompok baja karbon
berdasarkan kadar karbonnya yaitu:
1). Baja karbon rendah (low carbon steel) yaitu baja dengan
kandungan karbon < 0,3%, memiliki kekuatan sedang dengan
keuletan yang baik dan sesuai tujuan fabrikasi, konstruksi atau
struktural seperti; jembatan, bangunan gedung, kendaraan bermotor
dan kapal laut.
2). Baja karbon sedang (medium carbon steel), yaitu baja dengan
kandungan
karbonnya
berkisar
0,3%
0,7%.
Baja
ini
dapat
Baja
karbon
tinggi
(high
carbon
steel),
yaitu
baja
yang
mengandung 0,7% - 1,7% karbon dan juga mangan antara 0,3% 0,90% . Baja jenis ini banyak digunakan sebagai bahan pegas yang
memerlukan kekuatan besar.
Posisi dan kondisi pada masing-masing kelompok baja karbon di atas
pada suhu dan kadar karbonnya dapat dilihat pada gambar diagram
fasa Fe-Fe3C.
AISI/SAE Or
Tensile
Yield
ASTM nUMBER
Strengt
Strengt
[MPa
[MPa
(Ksi)]
(Ksi)]
Ductilit
Typical
aplicati
[%EI in
on
50 mm
(2 in)]
325
180
(47)
(26)
28
Automo
bile
panel
and
wire
1020
380
205 (30
25
(55)
Pipe :
struktu
ral and
sheet
steel
A36
400
220
(58)
(32)
23
Struktu
ral
(bridge
s ang
buildin
g)
A516 grade 70
485
260
(70)
(38)
21
Low
temper
ature
presure
vesels
Tabel 2.4. Komposisi berbagai jenis baja karbon (William D. Callister, Jr.
2007)
Designation
AISI/SAE
UNS
Composition(wt)
or ASTM
Number
Number
1010
1020
A 36
A 516
G10100
G10200
K026
K02700
C
Ma
Plain carbon steels
0,19
0,45
0,20
0,45
0,29
1,00
0,31
1,00
Other
0,20Cu(min
)
0,25 Si
BAB III
PEMBAHASAN
Korosi adalah peristiwa kerusakan permukaan pada logam
akibat pengaruh lingkungan. Peristiwa ini tidak dikehendaki karena
dapat merusak baik fungsi maupun tampak rupa dari logam yang
mengalami peristiwa tersebut. Meskipun proses korosi adalah proses
alamiah yang berlangsung dengan sendirinya dan tidak dapat dicegah
secara mutlak, akan tetapi pencegahan dan penanggulangan tetap
diperlukan. Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan
menjadi dua,yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari
lingkungan.Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan,struktur
bahan,bentuk
bahan.faktor
kristal,unsur-unsur
dari
lingkungan
kelumit
meliputi
udara.suhu,kelembaban,PH,keberadaan
zat
yang
tingkat
kimia
ada
dalam
pencemaran
yang
bersifat
korosif.
Larutan elektrolit yaitu zat-zat yang dilarutkan dalam air murni
yang dapat menjembatani partikel-partikel bermigrasi dari anoda ke
katoda. Konsentrasi ini akan berkaitan dengan nilai pH dari larutan.
Pada larutan elektrolit nikel atau baja rendah mempunyai batas-batas
pH yang diijinkan agar proses tersebut berlangsung baik, berkisar
antara 2 4,5. Jika nilai pH melebihi dari nilai yang diijinkan maka
akan terjadi sumuran pada permukaan produk dan lapisan nikel kasar
pada permukaan benda yang dilapisi. Untuk menentukan besarnya
konsentrasi yang diijinkan dalam pembuatan elektrolit ditentukan dari
tabel 2.3.
Dalam proses pelapisan nikel/baja rendah temperatur elektrolit juga
sangat menentukan hasil pelapisan temperatur diatur sesuai dengan
ketentuan yang ada, untuk meratakan distribusi ion nikel agar supaya
mekanik
yaitu
diaduk
langsung
dengan
menggunakan
pengaduk.
Arus
yang
digunakan
juga
harus
disesuaikan
dengan
luasan
Kembali ditegakkan.
CaSiO3
regenerator adalah:
Keuntungan :
Untuk
membentuk
terak
dan
menurunkan
kadar
dan
(limestone)
yang
telah
mengalami
pemanggangan
Pipa
Kawat
Baja tempa, dll
Kandungan C = 0.5 0.7%
Digunakan untuk bahan pembuatan :
Per (pegas)
Tambang baja
Kepala martil, dll
3. Baja karbon tinggi/ high carbon steel :
Kandungan C = 0.7 0.9%
Digunakan untuk bahan pembuatan :
Per (pegas)
Mata pahat kayu
Mata gergaji kayu
Mata serutan kayu, dll
Kandungan C = 0.9 1.1%
Digunakan untuk bahan pembuatan :
Mata pahat besi
Pelubang (pumcher)
Tap
Snei
Bahan pembuat poros, dll
Kandungan C = 1.1 1.4%
Digunakan untuk bahan pembuatan :
Silet
Gergaji besi
Kikir
Tap
Pencegahan Korosi secara umum yaitu :
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada,
maka peristiwa korosi tidak akan terjadi. Korosi dapat dicegah dengan
melapisi besi dengan cat, oli, logam lain yang tahan korosi(logam
yang lebih aktif seperti sengda krom). Penggunaan logam lain yang
kurang aktif(timah dan tembaga) sebagai pelapis pada kaleng
bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga
bersifat mempercepat proses korosi.
Pengecatan
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan
gemuk mencegah kontak dengan air.
Pipa besi, tiang telepon dan berbagai barang lain dilapisi dengan
zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi besi dari korosi
sekalipun
lapisannya
tidak
utuh.
Hal
ini
terjadi
karena
suatu
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah
berkarat) dari pada besi. Jika logam megnesium di kontakkan dengan
besi, maka megnesium itu berkarat tetapi besi tidak. Cara ini
digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Korosi merupakan masalah yang serius dalam dunia material dan
sangat merugikan.Salah satu cara pencegahannya ialah dengan cara
Elektroplating. Keasaman (pH) 2 4,5 merupakan salah satu faktor
yang penting dalam proses elektroplating maka dari itu dalam
prosesnya pH ini harus dipertahankan, untuk mempertahankan ini
maka digunakan asam borak.
Referensi
Ratih Kumala. (2011,4 Desember).
Pencegahannya.
Diperoleh
15
2014,
dari
Septian.(2012,30
September).Korosi.Dipeoleh
15
Desember
2014,dari http://ners-septian.blogspot.com/2012/09/korosi.html?m=1
Eprint
undip.
korosi.
Diperoleh
15
Desember
2014,
dari
http://eprints.undip.ac.id/42286/1/Bab_I-III.pdf
JTKI. KINERJA KALIUM METAVANADAT SEBAGAI INHIBITOR KOROSI BAJA
KARBON
RENDAH.
Diperoleh
15
http://idci.dikti.go.id/pdf/JURNAL/JTKI/JTKI.pdf
Desember
2014,dari