(Pato Ileus) Chapter II
(Pato Ileus) Chapter II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Anatomi Usus
Usus halus merupakan tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari
pilorus sampai katup ileosekal. Pada orang hidup panjang usus halus sekitar 12 kaki
(22 kaki pada kadaver akibat relaksasi). Usus ini mengisi bagian tengah dan bawah
rongga abdomen. Ujung proksimalnya bergaris tengah sekitar 3,8 cm, tetapi semakin
ke bawah lambat laun garis tengahnya berkurang sampai menjadi sekitar 2,5 cm.23
2.1.1. Struktur usus halus
Struktur usus halus terdiri dari bagian-bagian berikut ini:
a. Duodenum: bentuknya melengkung seperti kuku kuda. Pada lengkungan ini
terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum merupakan tempat bermuaranya
saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas (duktus pankreatikus),
tempat ini dinamakan papilla vateri.
c. Ileum: ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya 4-5 m.
Ileum merupakan usus halus yang terletak di sebelah kanan bawah berhubungan
dengan sekum dengan perantaraan lubang orifisium ileosekalis yang diperkuat
sfingter dan katup valvula ceicalis (valvula bauchini) yang berfungsi mencegah
cairan dalam kolon agar tidak masuk lagi ke dalam ileum.24
2.1.2. Struktur usus besar
Usus besar merupakan tabung muscular berongga dengan panjang sekitar 5
kaki (sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai kanalisani. Diameter usus
besar sudah pasti lebih besar daripada usus kecil. Rata-rata sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5
cm), tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil.23 Lapisan-lapisan usus besar
dari dalam ke luar adalah selaput lendir, lapisan otot yang memanjang, dan jaringan
ikat. Ukurannya lebih besar daripada usus halus, mukosanya lebih halus daripada
usus halus dan tidak memiliki vili. Serabut otot longitudinal dalam muskulus ekterna
membentuk tiga pita, taenia coli yang menarik kolon menjadi kantong-kantong besar
yang disebut dengan haustra. Dibagian bawah terdapat katup ileosekal yaitu katup
antara usus halus dan usus besar. Katup ini tertutup dan akan terbuka untuk merespon
gelombang peristaltik sehingga memungkinkan kimus mengalir 15 ml masuk dan
total aliran sebanyak 500 ml/hari.25
Bagian-bagian usus besar terdiri dari :
a. Sekum adalah kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup ileosekal
apendiks.25 Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang melekat pada
ujung sekum.23 Apendiks vermiform, suatu tabung buntu yang sempit yang berisi
jaringan limfoit, menonjol dari ujung sekum.25
b. Kolon adalah bagian usus besar dari sekum sampai rektum. Kolon memiliki tiga
divisi.
i.
Kolon ascenden :
c. Rektum adalah bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12-13 cm.
Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus.24
Untuk lebih jelas, sistem pencernaan manusia dapat dilihat pada gambar 1.1.
2. Parotis
16. Kolon
5. Rongga mulut
6. Amandel
20. Ileum
7. Lidah
21. Sekum
8. Esofagus
22. Appendiks
9. Pankreas
23. Rektum
10.Lambung
24. Anus
11.Saluran pankreas
12.Hati
13.Kantung empedu
14.Duodenum
2.2.
Fisiologi
Usus halus mempunyai dua fungsi utama yaitu pencernaan dan absorbsi bahan
bahan nutrisi, air, elektrolit dan mineral. Proses pencernaan dimulai dalam mulut
dan lambung oleh kerja ptialin, asam klorida, dan pepsin terhadap makanan yang
masuk. Proses pencernaan dilanjutkan di dalam duodenum terutama oleh kerja enzim
enzim pankreas yang menghidrolisis karbohidrat, lemak, dan protein menjadi zat
zat yang lebih sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas membantu
menetralkan asam dan memberikan pH optimal untuk kerja enzim enzim. Sekresi
empedu dari hati membantu proses pencernaan dengan mengemulsikan lemak
sehingga memberikan permukaan yang lebih luas bagi kerja lipase pankreas.23
Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim dalam getah usus
(sukus enterikus). Banyak di antara enzim enzim ini terdapat pada brush border vili
dan mencernakan zat zat makanan sambil diabsorbsi. Isi usus digerakkan oleh
peristaltik yang terdiri atas dua jenis gerakan, yaitu segmental dan peristaltik yang
diatur oleh sistem saraf autonom dan hormon.15 Pergerakan segmental usus halus
mencampur zat-zat yang dimakan dengan sekret pankreas, hepatobiliar, sekresi usus,
dan pergerakan peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lain dengan
kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan suplai kontinu isi lambung.23
Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak
dan protein (gula sederhana, asam-asam lemak dan asam-asam amino) melalui
dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Selain
itu air, elektrolit dan vitamin juga diabsorpsi.23
berikutnya. Gas kolon berasal dari udara yang ditelan, difusi dari darah, dan produksi
intralumen. Bakteri membentuk hidrogen dan metan dari protein dan karbohidrat yang
tidak tercerna. 28
2.3.
tidak bisa disalurkan ke distal atau anus karena ada sumbatan/hambatan yang
disebabkan kelainan dalam lumen usus, dinding usus atau luar usus yang menekan,
atau kelainan vaskularisasi pada suatu segmen usus yang menyebabkan nekrose
segmen usus tersebut.23
Tipe obstruksi usus terdiri dari :
2.3.1.
2.4.
Suatu
penyebab fisik menyumbat usus dan tidak dapat diatasi oleh peristaltik baik
sebahagian maupun total. Ileus obstruktif ini dapat akut seperti pada hernia stragulata
atau kronis akibat karsinoma yang melingkari.11,30,31
2.5.
hernia
(inguinal,
femoral,
umbilical),
neoplasma
kongenital
(malrotasi),
inflamasi
(Chrons
disease,
2.6.
bagan 1. Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan dan
gas (70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen, yang
menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen ke darah. Oleh karena sekitar 8
liter cairan diekskresikan ke dalam saluran cerna setiap hari, tidak adanya absorpsi
dapat mengakibatkan penimbunan intralumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan
usus setelah pengobatan dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan dan
elektrolit. Pengaruh atas kehilangan ini adalah penciutan ruang cairan ekstrasel yang
mengakibatkan syokhipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan perfusi
jaringan dan asidosis metabolik. Peregangan usus yang terus menerus mengakibatkan
penurunan absorpsi cairan dan peningkatan sekresi cairan ke dalam usus. Efek lokal
peregangan usus adalah iskemia akibat distensi dan peningkatan permeabilitas akibat
yang mendistensi lumen dalam ileus obstruksi sederhana, dengan strangulasi ada juga
gerakan darah dan plasma ke dalam lumen dan dinding usus. Plasma bisa juga
dieksudasi dari sisi serosa dinding usus ke dalam cavitas peritonealis. Mukosa usus
yang normalnya bertindak sebagai sawar (penghambat) bagi penyerapan bakteri dan
produk toksiknya, merupakan bagian dinding usus yang paling sensitif terhadap
perubahan dalam aliran darah. Dengan strangulasi yang memanjang maka timbul
iskemik dan sawar rusak. Bakteri (bersama dengan endotoksin dan eksotoksin) bisa
masuk melalui dinding usus ke dalam cavitas peritonealis.27
Disamping itu, kehilangan darah dan plasma maupun air ke dalam lumen usus
cepat menimbulkan syok. Jika kejadian ini tidak dinilai dini, maka dapat
menyebabkan kematian.27
Ileus obstruktif gelung tertutup timbul bila jalan masuk dan jalan keluar suatu
gelung usus tersumbat. Jenis ileus obstruktif ini lebih bahaya dibandingkan ileus
obstruksi yang lainnya, karena ia berlanjut ke strangulasi dengan cepat sebelum
terbukti tanda klinis dan gejala ileus obstruktif. Penyebab ileus obstruktif gelung
tertutup mencakup pita lekat melintasi suatu gelung usus, volvulus atau distensi
sederhana. Pada keadaan terakhir ini, sekresi ke dalam gelung tertutup dapat
menyebabkan peningkatan cepat tekanan intalumen, yang menyebabkan obstruksi
aliran keluar ke vena. 27
Ileus obstruktif kolon biasanya kurang akut (kecuali bagi volvulus)
dibandingkan ileus obstruksi usus halus. Karena kolon bukan organ pensekresi cairan
dan hanya menerima sekitar 500 ml cairan tiap hari melalui valva ileocaecalis, maka
tidak timbul penumpukan cairan yang cepat. Sehingga dehidrasi cepat bukan suatu
bagian sindroma yang berhubungan dengan ileus obstruksi kolon. Bahaya paling
mendesak karena obstruksi itu karena distensi. Jika valva ileocaecalis inkompeten
maka kolon terdistensi dapat didekompresi ke dalam usus halus. Tetapi jika valva ini
kompeten, maka kolon terobstruksi membentuk gelung tertutup dan distensi kontinu
menyebabkan ruptura pada tempat berdiameter terlebar, biasanya di sekum. Hal
didasarkan atas hukum Laplace, yang mendefinisikan tegangan di dalam dinding
organ tubular pada tekanan tertentu apapun berhubungan langsung dengan diameter
tabung itu. Sehingga karena diameter kolon melebar di dalam sekum, maka area ini
yang biasanya pecah pertama.27
Ileus Obstruktif
Distensi
Kehilangan H2O dan
elektrolit
Proliferasi bakteri
yang berlangsung cepat
Tekanan intralumen
Volume ECF
Iskemia dinding usus
Peritonitis
septikemia
Syok Hipovolemik
Bagan 1. Patofisiologi Ileus Obstruktif 23
2.7.
1). Pada bayi/neonatus obstruksi usus disebabkan atresia ani, atresia pada usus halus ,
dan penyakit Hirschsprung. Obstruksi pada anak-anak sering disebabkan oleh
intususepsi, penyakit Hirschsprung dan hernia strangulasi inguinalis kongenital. Pada
orang dewasa, obstruksi usus sering disebabkan tumor di dalam usus, perlengketan
dinding usus, hernia strangulasi pada kanalis inguinalis, femoralis ataupun
umbilikalis dan penyakit Crohn. Obstruksi pada pasien umur lanjut sering disebabkan
karsinoma usus besar, divertikel, hernia strangulasi, tinja membatu, perlengketan
dinding usus dan volvulus.32
Tabel 2.1. Penyebab Obstruksi Menurut Kelompok Umur32
Kelompok umur
Penyakit
Bayi/neonates
Anak-anak
Dewasa
Orang tua
2.7.1. Perlengketan/Adhesi
Ileus karena adhesi umumnya tidak disertai strangulasi.12 Adhesi adalah pitapita jaringan fibrosa yang sering menyebabkan obstruksi usus halus pasca bedah
setelah operasi abdomen. Risiko terjadinya adhesi menimbulkan gejala obstruksi
pada anak belum diteliti dengan baik, tetapi sering terjadi pada 2-3% penderita
setelah operasi abdomen. Sebagian besar obstruksi disertai oleh adhesi dan dapat
terjadi setiap waktu setelah minggu kedua pasca bedah.35 Adhesi dapat berupa
perlengketan yang bentuk tunggal maupun multiple (perlengketan yang lebih dari
satu) yang setempat maupun luas. Pada operasi, perlengketan dilepaskan dalam
bentuk pita. Pada operasi, perlengketan dilepaskan dan pita dipotong agar pasase
usus pulih kembali.
Adhesi yang kambuhan akan menjadi masalah besar. Setelah berulang tiga
kali, risiko kambuh akan menjadi 50%. Pada kasus seperti ini, diadakan pendekatan
konservatif sebab walaupun pembedahan akan menberikan pasase, kemungkinan
besar obstruksi usus akibat adhesi akan kambuh dalam waktu singkat.12
2.7.2. Hernia Inkarserata
Bila terdapat suatu defek pada dinding rongga perut, maka akibat tekanan
intraabdominal yang meninggi, suatu alat tubuh dapat terdorong keluar melalui
defek itu. Misalnya : sebagian lambung dapat terdesak keluar ke rongga perut
melalui suatu defek pada diafragma masuk ke dalam rongga dada. Hernia yang tidak
tampak dari luar disebut internal hernia. Ditemukan lebih banyak ekterna hernia,
yaitu yang tampak dari luar seperti hernia umbilical, hernia inguinal, dan hernia
femoral.
Jika liang hernia cukup besar maka isi usus dapat didorong masuk lagi dan
disebut reponibel, jika tidak dapat masuk lagi disebut incarcerata. Pada keadaan ini
terjadi bendungan pembuluh-pembuluh darah yang disebut dengan strangulasi.
Akibat gangguan sirkulasi darah akan terjadi kematian jaringan setempat yang
disebut infark. Hernia yang menunjukkan strangulasi pembuluh darah dan tandatanda incarcerata akan menimbulkan gejala-gejala ileus.33
2.7.3. Pankreas anulare
Pankreas anulare menyebabkan obstruksi usus halus di duodenum bagian
duodenum bagian kedua. Gejala dan tanda sama seperti pada atresia atau malrotasi
usus. Pankreas anulare merupakan kelainan kongenital yang jarang ditemukan.
Penyakit ini disebabkan oleh kelainan pada perkembangan bakal pankreas sehingga
tonjolan dorsal dan ventral melingkari duodenum bagian kedua akibat tidak
lengkapnya pergeseran bagian ventral. Keadaan ini menyebabkan obstruksi
duodenum dan kadang disertai atresia juga. Penyakit ini pada awalnya sering tidak
ditemukan gejala dan baru ditemukan pada saat dewasa.
2.7.4. Invaginasi
Disebut juga intussusceptio. Biasanya pada anak, bagian oral (proksimal)
usus menerobos masuk ke dalam rongga bagian anal (distal) seperti suatu teleskop.
Ada beberapa jenis bergantung pada lokasinya :
d.1. enterika
d.2. entero-colics
d.3. colica
Bagian
dalam
disebut
intussusceptium,
sedang
bagian
luar
yang
orang
dewasa
disebabkan
karena
adanya
dinding
tumor
yang
Gangguan pasase usus yang kongenital dapat berbentuk stenosis dan atresia,
yang dapat disebabkan oleh kegagalan rekanalisasi pada waktu janin berusia 6-7
minggu. Kelainan bawaan ini dapat juga disebabkan oleh gangguan aliran darah lokal
pada sebahagian dinding usus akibat desakan, invaginasi, volvulus, jepitan, atau
perforasi usus masa janin. Daerah usus yang tersering mengalaminya adalah usus
halus. Stenosis dapat juga terjadi karena penekanan, misalnya oleh pankreas anulare
dan dapat berupa atresia.27
2.7.8. Radang kronik
Setiap radang kronik, terutama morbus Crohn, dapat menyebabkan obstruksi
karena udem, hipertrofi, dan fibrosis yang biasanya terjadi pada penyakit kronik.12
2.7.9. Askariasis
Kebanyakan cacing askariasis hidup di usus halus bagian jejunum. Obstruksi
usus oleh cacing askariasis paling sering ditemukan pada anak karena hygiene kurang
sehingga infestasi cacing terjadi berulang-ulang dan usus halus pada anak-anak lebih
sempit daripada usus halus orang dewasa sedangkan ukuran cacing sama besar.
Obstruksi umumnya disebabkan oleh suatu gumpalan padat yang terdiri dari sisa
makanan dan puluhan ekor cacing yang mati akibat pemberian obat cacing.12
2.7.10.. Tumor
Tumor usus halus agak jarang menyebabkan obstruksi usus, kecuali jika ia
menimbulkan invaginasi. Kebanyakan tumor jinak di usus halus tidak menimbulkan
gangguan yang berarti selama hidup. Kadang-kadang gejalanya tidak jelas atau tidak
khas, sehingga kelainan tidak terdeteksi kecuali apabila ada penyulit. Tumor usus
sel ganglion pada dinding usus atau terjadinya kelainan inervasi usus, yang dimulai
dari anus dan meluas ke proksimal. Gejala-gejala klinis penyakit Hirschsprung
biasanya mulai pada saat lahir dengan terlambatnya pengeluaran tinja (mekonium).
Kegagalan mengeluarkan tinja menyebabkan dilatasi bagian proksimal usus besar dan
perut menjadi kembung. Karena usus besar melebar, tekanan di dalam lumen
meningkat, mengakibatkan aliran darah menurun dan perintang mukosa terganggu
Statis memungkinkan proliferasi bakteri, sehingga dapat menyebabkan enterokolitis
(Clostridium difficile dan Staphlococcos aureus) dengan disertai sepsis dan tandatanda obstruksi usus besar.35
2.7.14. Bezoar
Istilah bezoar merupakan suatu akumulasi benda-benda asing eksogen di
dalam lambung atau usus yang merupakan penyebab ileus obstruktif pada usus
halus.35,42 Bezoar dibedakan menurut komposisinya. Laktobezoar mengandung kasein
atau kalsium yang tinggi. Laktobezoar ditemukan pada bayi-bayi prematur yang
mengkonsumsi susu formula bayi yang kaya kasein/kalsium. Phytobezoar adalah
jenis yang paling umum dari bezoar yang merupakan akumulasi serat sayur-sayuran
dan buah-buahan yang tidak dapat dicerna. Phytobezoar terdiri dari selulosa, tanin,
dan lignin yang di cerna pada saat mengkonsumsi makanan.42
2.8.
Manifestasi Klinis 37
abdomen bervariasi dan sering dirasakan sebagai perasaan tidak enak di perut bagian
atas.
Obstruksi bagian tengah atau distal menyebabkan kejang di daerah
periumbilikal atau nyeri yang sulit dijelaskan lokasinya. Kejang hilang timbul dengan
adanya fase bebas keluhan. Muntah akan timbul kemudian, waktunya bervariasi
tergantung sumbatan. Semakin distal sumbatan, maka muntah yang dihasilkan
semakin fekulen. Obstipasi selalu terjadi terutama pada obstruksi komplit.
Tanda vital normal pada tahap awal, namun akan berlanjut dengan dehidrasi
akibat kehilangan cairan dan elektrolit. Suhu tubuh bisa normal sampai demam.
Distensi abdomen dapat minimal atau tidak ada pada obstruksi proksimal dan
semakin jelas pada sumbatan di daerah distal. Peristaltik usus yang mengalami
dilatasi dapat dilihat pada pasien yang kurus. Bising usus yang meningkat dan
metabolic sound dapat didengar sesuai dengan timbulnya nyeri pada obstruksi di
daerah distal.
2.8.2. Obstruksi disertai proses strangulasi
Gejalanya seperti obstruksi sederhana tetapi lebih nyata dan disertai dengan
nyeri hebat. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya bekas operasi atau hernia.
Bila dijumpai tanda-tanda strangulasi berupa nyeri iskemik dimana nyeri yang sangat
hebat, menetap dan tidak menyurut, maka dilakukan tindakan operasi segera untuk
mencegah terjadinya nekrosis usus.
2.9.
Komplikasi
Strangulasi menjadi penyebab dari kebanyakan kasus kematian akibat ileus
obstruktif. Isi lumen usus merupakan campuran bakteri yang mematikan, hasil-hasil
produksi bakteri, jaringan nekrotik dan darah. Usus yang mengalami perforasi
mungkin mengalami perforasi dan menggeluarkan materi tersebut ke dalam rongga
peritoneum yang menyebabkan peritonis. Tetapi meskipun usus tidak mengalami
perforasi, bakteri dapat melintasi usus yang permeable tersebut dan masuk ke dalam
sirkulasi tubuh melalui cairan getah bening dan mengakibatkan syok septic.
Komplikasi lain yang dapat timbul antara lain syok hipovolemia, abses, pneumonia
aspirasi dari proses muntah dan dapat menyebabkan kematian.36
2.10.
Epidemiologi
tradisional
suku
bangsa
Jawa
tidak
terlalu
banyak
mengonsumsi daging dan gemar mengonsumsi tahu dan tempe dalam menu mereka
sehingga faktor risiko untuk terjadinya ileus obstruktif lebih kecil pada suku ini.43
Namun berbagai penelitian telah melaporkan hubungan antara konsumsi serat
dan insidens timbulnya berbagai macam penyakit. Hasil penelitian membuktikan
bahwa diet tinggi serat mempunyai efek proteksi untuk kejadian penyakit saluran
pencernaan.33 Ajaran Buddhisme Theravada tidak secara eksplisit mengajarkan untuk
tidak
memakan
daging,
dimana
Theravadans banyak
yang menghindari
makan daging karena kasih yang tulus untuk kesejahteraan sesama makhluk hidup.
Dengan kata lain, vegetarian tidak secara eksplisit dibutuhkan untuk mengikuti
ajaran agama Buddha, sehingga pada pengikut Buddha secara umum memiliki faktor
risiko lebih kecil untuk menderita Ileus obstruktif.44
Kebiasaan memberikan makanan selain ASI kepada bayi merupakan salah
satu penyebab obstruksi usus pada bayi. Terjadi obstruksi usus karena usus bayi
belum mampu melakukan peristaltik secara sempurna.45 Pada suku Sasak di Lombok,
ibu yang baru bersalin memberikan nasi palpak (nasi yang telah dikunyah oleh ibunya
terlebih dahulu) kepada bayinya agar bayinya tumbuh sehat dan kuat. Mereka percaya
bahwa apa yang keluar dari mulut ibu merupakan yang terbaik untuk bayi. Sementara
pada masyarakat Kerinci di Sumatra Barat, pada usia sebulan bayi sudah diberi bubur
tepung, bubur nasi, pisang dll.46 Kebiasaan masyarakat ini menjadi faktor risiko yang
tinggi untuk terjadinya Ileus Obstruktif.
2.10.2. Distribusi dan frekuensi menurut waktu dan tempat
Enam puluh persen kasus ileus obstruktif yang ditemukan di Amerika Serikat,
adhesi pada operasi ginekologik, appendektomi dan reseksi kolorektal adalah
penyebab terbanyak dari ileus obstruktif.13 Berdasarkan data salah satu rumah sakit
umum di Australia pada tahun 2001 hingga 2002, sekitar 6.5 orang per 10.000
populasi di Australia diopname di rumah sakit karena ileus paralitik dan ileus
obstruktif.17
2.11. Pencegahan
Upaya pencegahan terhadap penyakit harus dilakukan sedini mungkin baik
pencegahan primordial, primer, sekunder dan tersier untuk mengurangi angka
morbiditas dan mortalitas.47 Demikian juga pada penyakit ileus obstruktif, tindakan
pencegahan harus dilakukan untuk mencegah terjadinya ileus obstruktif dan
menghindari akibat fatal yang disebabkan ileus obstruktif.
2.11.1. Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial merupakan upaya pencegahan pada orang-orang yang
belum memiliki faktor risiko terhadap ileus obstruktif. Biasa dilakukan dengan
masyarakat
dalam
menjaga
kesehatannya
oleh
kemampuan
masyarakat.47
2.11.2. Pencegahan Primer 33,47
Pencegahan tingkat pertama ini merupakan upaya mempertahankan orang
yang agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Pencegahan
primer berarti mencegah terjadinya ileus obstruktif. Upaya pencegahan ini
dimaksudkan untuk mengadakan pencegahan pada masyarakat. Pencegahan primer
yang dilakukan antara lain :
a. Bergaya hidup sehat dengan cara menjaga diri dan lingkungannya
b. Dengan meningkatkan asupan makanan bergizi yang meningkatkan daya tahan
tubuh
c. Diet Serat
Berbagai penelitian telah melaporkan hubungan antara konsumsi serat dan
insidens timbulnya berbagai macam penyakit. Hasil penelitian membuktikan
bahwa diet tinggi serat mempunyai efek proteksi untuk kejadian penyakit saluran
pencernaan.
d. Untuk membantu mencegah kanker kolorektal, makan diet seimbang rendah
lemak dengan banyak sayur dan buah, tidak merokok, dan segera untuk skrining
kanker kolorektal setahun sekali setelah usia 50 tahun.
pasca bedah), hernia dan massa abdomen. Pada pasien yang kurus bukti gelombang
peristaltik terlihat pada dinding abdomen dan dapat berkorelasi dengan nyeri kolik.
Tanda demikian menunjukkan obstruksi strangulata. Gambaran klasik dalam mekanik
sederhana adalah adanya episodik gemerincing logam bernada tinggi dan bergelora
(rush) pada waktu penderita dalam kondisi tenang. Gelora tersebut bersamaan dengan
nyeri kolik. Pada obstruksi strangulata tidak ditemukan tanda ini.
Bagian akhir yang diharuskan dari pemeriksaan adalah pemeriksaan rektum
dan pelvis. Apabila dalam pemeriksaan ini ditemukan tumor serta adanya feses di
dalam kubah rektum menggambarkan terjadinya obstruksi di proksimal. Jika darah
makroskopik ditemukan di dalam rektum, maka sangat mungkin bahwa obstruksi
didasarkan atas lesi intrinsik di dalam usus.
b. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan sinar-X dan foto abdomen yang tegak dan berbaring sangat
bermanfaat dalam mendiagnosa ileus obstruktif. Jika penderita tidak dapat duduk
selama 15 menit, maka posisi dekubitus lateral kiri dapat dilakukan untuk foto
abdomen.
Adanya gelung usus yang terdistensi dengan batas udara-cairan dalam pola
anak tangga pada foto tegak menggambarkan bahwa penderita menderita ileus
obstruktif. Hal ini karena fakta bahwa udara biasanya tidak terlihat pada usus halus
dan hanya terbukti pada usus yang terdistensi. Informasi dari foto juga dikumpulkan
sebagai bahan diagnosa. Pada foto abdomen, gelung usus berbeda pada usus halus
dan kolon. Usus halus ditandai dengan posisinya yang berada di dalam abdomen
sentral dan adanya valvulae conniventes yang muncul sebagai garis yang melintasi
c.5. CT Scan pada usus halus : mencari tempat dan penyebab, sigmoidoskopi
untuk menunjukkan tempat obstruksi.30
ii.
Operasi
a. Usus halus
Operasi dapat dimulai setelah pasien telah diredidrasi kembali dan organ-
organ vital telah dapat berfungsi dengan normal. Kalau obstruksi disebabkan karena
hernia skrotalis, maka daerah tersebut harus disayat. Perincian operatif tergantung
pada penyebab obstruksi. Perlengketan/ adhesi dilepaskan atau bagian yang
mengalami obstruksi dibuang, usus yang mengalami strangulasi harus dipotong.
b. Usus besar
Pada usus besar, operasi terdiri dari proses sesostomi dekompresi atau hanya
kolostomi tranversal pada pasien yang sudah lanjut usia, pasien dengan obstruksi
terjadi di daerah sekum, maka bagian tersebut akan dipotong, biasanya disertai
anastomosis primer. Kanker pada kolon sebelah kiri dan anastomosis yang
mengakibatkan obstruksi pada pasien juga akan dipotong dan disertai anastomosis
juga.48
2.11.4. Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan tertier adalah untuk mengurangi ketidakmampuan,
mencegah kecacatan dan menghindari komplikasi yang dapat memperparah
keadaan.47 Tindakan perawatan post operasi serta melakukan mobilitas/ambulasi
sedini mungkin. 27