Anda di halaman 1dari 8

Profil Kadar Kolesterol Total, Low Density Lipoprotein (LDL) Dan Gambaran

Histopatologis Aorta Pada Tikus (Rattus Norvegicus) Hiperkolesterolemia


Dengan Terapi Ekstrak Air Benalu Mangga (Dendropthoe Pentandra)
Profile Total Cholesterol, Low Density Lipoprotein (LDL) level And Aortic
Histopathology In Rat (Rattus norvegicus) Hypercholesterolemia With
Therapy Of Mango Mistletoes (Dendropthoe pentandra) Water Extract
Fanny Rufaida, Aulanniam, Sri Murwani
Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Universitas Brawijaya
Email : fanny_rufaida@yahoo.com

ABSTRAK
Hiperkolesterolemia adalah penyakit gangguan metabolisme kolesterol yang
disebabkan oleh tingginya kolesterol dalam darah. Pengobatan kimiawi dilaporkan
mempunyai efek samping dalam jangka panjang. Ekstrak air benalu mangga memiliki
kandungan flavanoid kuersetin, tanin dan saponin yang dapat menurunkan kolesterol
total, Low Density Lipoprotein (LDL), dan dapat mencegah oksidasi LDL. Tujuan
penelitian ini mempelajari peran terapi ekstrak air benalu mangga (Dendrophthoe
pentandra) dalam menurunkan kadar kolesterol dan kadar Low Density Lipoprotein
(LDL), serta perbaikan gambaran histopatologi jaringan aorta. Penelitian ini
mengunakan hewan coba tikus yang dikelompokan menjadi 4 kelompok yaitu
kelompok kontrol, kelompok hiperkolesterolemia, kelompok hiperkolesterolemia yang
mendapat terapi ekstrak air benalu mangga 400 mg/Kg BB dan 800 mg/Kg BB. Analisa
data kadar kolesterol total dan Low Density Lipoprotein (LDL) menggunakan one way
ANOVA =0,05 dengan uji lanjutan uji Tukey, sedangkan histopatologi aorta secara
deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi ekstrak air benalu mangga dapat
menurunkan kadar kolesterol dan LDL. Dosis terapi 800 mg/Kg BB menunjukan dosis
terbaik menurunkan kadar kolesterol total dan kadar LDL dalam penelitian ini. Terapi
ekstrak air benalu mangga dapat memperbaiki gambaran histopatologis aorta tikus
hiperkolesterolemia.
.
Kata kunci : hiperkolesterolemia, benalu mangga, kolesterol, LDL, aorta

ABSTRACT
Hypercholesterolemia is a disease of cholesterol metabolism disorder.
Chemical teraphy reported have side effects in long term use. Mango mistletoe water
extract contains quercetin flavonoids, tannins and saponins which can lowering
cholesterol level and LDL level, as well as can preventing LDL oxidation. The purpose
of this research was to study the role of mango mistletoe (Dendrophthoe pentandra)
water extract in lowering cholesterol and LDL levels, as well as repairing aortic tissue
histopathology. This study, rats as experimental animals grouped into 4 groups, namely
control group, hypercholesterolemia group, hypercholesterolemia group that received
therapy 400 mg / kg bw and 800 mg / kg bw of mango mistletoe water extract. The
cholesterol level and LDL level analysis used one way ANOVA =0,05 with Tukey
test, whereas aorta histopathology with descriptive analysis. The results showed that
theraphy mango mistletoe water extract could lowering cholesterol and LDL levels.
Therapeutic dose of 800 mg / kg bw showed an effective dose for lowering cholesterol
and LDL level in. Theraphy of mango mistletoe extract water could repair aortic tissue
histopathology of hypercholesterolemic rats.
Key Word: hypercholesterolemia, mango mistletoe, cholesterol, LDL, aortic

PENDAHULUAN
Hiperkolesterolemia
merupakan
penyakit
gangguan
metabolisme
kolesterol yang disebabkan oleh kadar
kolesterol dalam darah melebihi batas
normal (Murray et al., 2003).
Hiperkolesterolemia sering terjadi pada
pet animal seperti anjing sekitar 25%
sampai 44% pada anjing di negaranegara barat dan merupakan salah satu
faktor resiko utama terjadinya penyakit
jantung
koroner
(PJK)
dan
atherosklerosis (Jeusette et al., 2005 dan
Price dkk, 2006).
Diet hiperkolesterol kolesterol
dapat menyebabkan peningkatan kadar
kolesterol dan LDL (Low Density
Lipoprotein) dalam darah yang memicu
terjadinya LDL-oks akibat radikal bebas
pada pembuluh darah aorta yang
menyebabkan terjadinya reaksi inflamasi
dan dapat berakibat pada perubahan
dinding pembuluh darah aorta (Muray et
al., 2003 dan Suryohudoyo, 2000).
Obat yang diproduksi industri
farmasi banyak macamnya, namun
penggunaannya dalam jangka panjang
dilaporkan mempunyai efek samping
sehingga masyarakat memanfaatkan
herbal untuk mengobati penyakit
gangguan metabolik (Kasper et al.,
2005).
Benalu
mangga
memiliki
kandungan flavonoid kuersetin, saponin
dan tanin yang diyakini dapat
menurunkan kadar kolesterol total dan
LDL dalam darah melalui peningkatan
ekskresi asam empedu dan diyakini
memiliki efek antioksidan untuk
mencegah terjadinya oksidasi LDL dan
reaksi
inflamasi
sehingga
dapat
mencegah perubahan dinding aorta
(Lemanepa, 2005)
Penelitian
ini
bertujuan
mempelajari peran dari ektrak air benalu
mangga sebagai terapi hewan model
tikus
(Rattus
norvegicus)

hiperkolesterolemia melalui profil kadar


kolesterol total, kadar LDL dan
perubahan gambaran histopatologis
pembuluh darah aorta.
MATERI DAN METODE
Peralatan yang digunakan yaitu
beaker glass, penangas air, corong,
timbangan
digital,
spuit,
tabung
ependorf, kandang tikus, botol minum
tikus, tempat pakan tikus, mangkuk
plastik, sentrifuse, tabung ependorf,
tabung
pediatric,
spektrofotometer
(biosystem type 15), penjepit (block
holder), scapel, gunting, pinset, sarung
tangan,
mikrotom
potong
beku,
inkubator, gelas objek, mikroskop
cahaya (Olympus BX51),
Bahan yang digunakan yaitu tikus
jantan (Rattus norvegicus) strain wistar
(umur 10-12 minggu, berat badan 130180
gram),
benalu
mangga
(Dendrophtoe
pentandra.),
pakan
standar AIN-93M, minyak babi, asam
kolat
(Sigma,
Nomer
katalog:
M5M5306), PFA 4%, formalin buffer
10%, alkohol bertingkat 30%, 50%,
70%, 80%, 90%, alkohol absolute,
alkohol xylol, larutan xylol murni,
parafin cair, polyelisin, pewarna
hematoksilin eosin (HE), balsem
Canada, aquades, pipes buffer ph 7,0 ,
sodium cholate, phenol, cholesterol
esterase, cholesterol oxidase, peroxidase,
noantipyrine.
Hewan coba yang digunakan yaitu
tikus (Rattus novergicus) jantan strain
Wistar dengan berat badan 150-250
gram yang diperoleh dari Unit
Pengembangan
Hewan
Percobaan
(UPHP) UGM Yogyakarta. Pengunaan
hewan
coba
telah
mendapatkan
persetujuan laik etik oleh Komisi Etik
Penelitian Universitas Brawijaya. Tikus
diadaptasikan selama 7 hari di
laboratorium. Tikus dibagi menjadi

empat yaitu kelompok kontrol (A),


kelompok
hiperkolesterolemia
(B),
kelompok hiperkolesterolemia dengan
terapi 400 mg/Kg BB (C), kelompok
hiperkolesterolemia dengan terapi 800
mg/Kg BB (D).
Pembuatan Tikus Hiperkolesterolemia
(Gani, 2013)
Tikus B,C, dan D diberikan diet
hiperkolesterol secara sonde lambung.
Diet hiperkolesterol dibuar dari minyak
babi sebanyak 2 gram, asam kolat 0,02
gram, dan kuning telur puyuh yang telah
dipanaskan pada suhu 100oC sebanyak
sebanyak 1 gram dicampurkan dengan
aquades hingga 2 ml. Tikus kemudian
diberikan pakan standar sebanyak 16,78
gr/ekor/hari 1 jam setelahnya selama 14
hari,
Penyiapan Ekstrak air benalu mangga
(Khakim, 2000)
Simplisia Benalu mangga dipotong
kecil-kecil. Benalu mangga kering untuk
tikus kelompok C sebanyak 400mg/kg
bb dikalikan 5 tikus dan untuk kelompok
D sebanyak 800mg/kg bb dikalikan 5
tikus. Masing-masing ditambahkan
dengan aquades hingga volume 50 mL
pada labu ukur kemudian dipanaskan
diatas waterbath (70C) hingga volume
tinggal 10 mL, disaring dan didinginkan.
Ekstrak diberikan 2ml/tikus selama 14
hari.
Pengambilan Sampel Serum
Serum pada pre-examination diambil
dari vena ekor (vena coccygeal),
sedangkan pada post examination
diambil
melalui
jantung
Darah
ditampung dalam ependorf diletakkan
posisi miring 45 C dan dibiarkan
mengendap pada suhu kamar selama
3,5 jam dan disentrifuse selama 15 menit
dengan kecepatan 3000 rpm.

Pengujian Kadar Kolesterol


Pengujian kadar kolesterol total
menggunakan kit Biosystem kemudian
diukur absorbansinya dengan alat
spektrofotometer Biosystem A 15 pada
505 nm selama 300 detik dengan larutan
blanko sebagai titik nolnya.
Pengujian Kadar LDL
Pengujian
kadar
LDL
menggunakan kit Biosystem, kemudian
dibaca
dengan
spektofotometer
Biosystem A 15 pada panjang
gelombang 535nm selama 168 detik.
Pewarnan Hemaktosilin-Eosin
Jaringan aorta tikus dibuat preparat
dengan
metode
pewarnaan
Hemaktosilin-Eosin (HE). Perubahan
yang diamati adalah kerusakan sel
endotel pada tunica intima.
Analisis Data
Penelitian
ini
mengunakan
Rancangan acak lengkap (RAL) dimana
tikus dibagi menjadi empat perlakuan
dengan lima kali ulangan. Analisis kadar
kolesterol dan LDL mengunakan uji
ANOVA dan dilanjutkan dengan uji
Tukey
nilai
p-value
(p<0,05),
mengunakan SPSS 20.0 For Windows,
analisis gambaran histopatologi aorta
dilakukan secara deskriptif
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian tentang pengaruh
pemberian ekstrak air benalu mangga
(Dendropthoe pentandra) terhadap kadar
kolesterol dan LDL disajikan pada
Tabel.1

Tabel 1 Kadar Kolesterol


Kelompok
Normal (A)
Hiperkolesterol (B)
Terapi dosis 400 mg/kg bb (C)
Terapi dosis 800 mg/kg bb (D)

Kadar Kolesterol
Total
112,9676a 2,95756
244,9802d 5,15583
207,5222c 4,49047
158,5842b 6,50785

Kadar kolesterol total pada


kelompok tikus hiperkolesterolemia
lebih tinggi yaitu 244,9802d 5,15583
mg/dL, dibandingkan dengan kelompok
tikus normal yang memiliki kadar
kolesterol total sebesar 112,9676a
2,95756 mg/dL. Kadar LDL pada
kelompok tikus hiperkolesterolemia
lebih tinggi yaitu 173,8164d 7,93443,
dibandingkan dengan kelompok tikus
normal dengan kadar LDL sebesar
10,932a 1,56856 mg/dL, hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Gani
(2013)
bahwa
diet
hiperkolesterolemia dapat meningkatkan
kadar kolesterol total dan kadar LDL
dalam darah.
Kadar kolesterol total kelompok
perlakuan tikus hiperkolesterolemia yang
diterapi ekstrak benalu mangga dengan
dosis 400 mg/kg berat badan (C) yaitu
207,5222c 4,49047 mg/dL dan
kelompok
perlakuan
tikus
hiperkolesterolemia
yang
diterapi
ekstrak benalu mangga dengan dengan
dosis 800 mg/kg berat badan (D) yaitu
158,5842b 6,50785 mg/dL menunjukan
penurunan kadar kolesterol total secara
nyata (p > 0,05) setelah pemberian terapi
ekstrak air benalu mangga dibandingkan
dengan kelompok hiperkolesterol. Kadar
LDL
kelompok
perlakuan
tikus
hiperkolesterolemia
yang
diterapi
ekstrak benalu mangga dengan dengan
dosis 400 mg/kg berat badan (C) yaitu
127,9818c 7,72096 mg/dL dan
kelompok
perlakuan
tikus
hiperkolesterolemia
yang
diterapi
ekstrak benalu mangga dengan dengan
dosis 800 mg/kg berat badan (D) yaitu
56,4092b 8,35489 mg/dL menunjukan

Kadar LDL
10,932a
173,8164d
127,9818c
56,4092b

1,56856
7,93443
7,72096
8,35489

bahwa pemberian ekstrak air benalu


mangga dapat menurunkan kadar LDL
secara nyata (p > 0,05) dibandingkan
dengan kelompok hiperkolesterol.
Penelitian ini menunjukkan
bahwa pemberian diet hiperkolesterol
dapat meningkatkan kadar kolesterol
total dan LDL, hal ini dikarenakan dalam
diet hiperkolesterol mengandung 240
mg/100 gram pakan yang dapat
meningkatkan secara nyata kadar
kolesterol total dan LDL serum darah.
Peningkatan kadar kolesterol total dan
kolesterol LDL dipengaruhi kandungan
kolesterol dan asam lemak jenuh dalam
telur puyuh dan minyak babi. Pada setiap
100 gr telur puyuh terkandung 2139,17
mg/dl kolesterol, sedangkan pada 100
gram minyak babi mengandung lemak
jenuh 28,4 gr dan kolesterol 95 gr
(Dwiloka, 2003 dan Almatsir, 2002).
Asupan tinggi asam lemak jenuh dan
kolesterol menyebabkan konsentrasi
kolesterol yang ada dalam tubuh
meningkat dan menurunkan sintesis dan
aktivitas reseptor LDL. Setiap asupan
lemak jenuh 1% dari total energi sehari
dapat meningkatkan 2,7 mg/dl kadar
kolesterol (Murray et al., 2006)
Pemberian ekstrak air benalu
mangga berpengaruh secara nyata (p >
0,05)
dalam
menurunkan
kadar
kolesterol total dan kadar LDL serum
darah tikus hiperkolesterolemia yang
ditunjukan dengan penurunan nilai ratarata kadar kolesterol total pada
kelompok C dan kelompok D
dibandingkan dengan kelompok B, hal
ini di sebabkan karena ekstrak air benalu
mangga memiliki kandungan senyawa
antioksidan seperti flavanoid kuersetin,

tanin dan saponin (Ikawati et al.,2008).


Kandungan senyawa antioksidan dalam
ekstrak air benalu mangga berfungsi
meningkatkan sekresi asam empedu
(Carvajall-Zarrabal et al., 2005 dan
Lamson et al.,2000).
Kolesterol yang masuk melalui
asupan makanan diserap usus kemudian
dibawa menuju ke jaringan ekstra
hepatik atau jaringan lemak dan
mengalami hidrolisis. Hasil hidrolisis
dibawa menuju hepar oleh enzim LPL
(Lipoprotein Lipase) melalui pembuluh
darah
kapiler.
Lipid
selanjutnya
dimetabolisme
didalam
hepar.
Kilomikron sebagai transport lipid
masuk ke hati disintesa menjadi HDL
dan VLDL (Very Low Density
Lipoprotein), selanjutnya VLDL diubah
menjadi IDL dan kemudian LDL (Low
Density Lipoprotein) untuk mengedarkan
kolesterol ke sel-sel jaringan, kelebihan
LDL dibawa kembali oleh HDL ke hepar
untuk disekresikan menjadi asam
empedu. Tingginya asupan kolesterol
memicu peningkatan kadar kolesterol
total dan peningkatan LDL akibat tidak
terkompensasi oleh HDL untuk dibawa
kembali menuju hepar (Murray et al.,
2003).
Antioksidan dalam ekstrak air
benalu mangga mampu meningkatkan
sekresi asam empedu (Carvajall-Zarrabal
et al., 2005 dan Lamson et al., 2000).
Pembentukan asam empedu terjadi
didalam hepar. Kolesterol dalam LDL
dibawa oleh HDL menuju hepar.
Kolesterol
diubah
menjadi
7hidrokolesterol.yang kemudian terjadi
reduksi ikatan rangkap dan hidroksilasi
menjadi asam kenodeoksikolat dan asam
kolat yang kemudian masuk kedalam
usus halus sebagai emulsifier untuk
membantu pencernaan lemak dan
kemudian dikeluarkan melalui feses
(Thocer, 2003). empedu membantu
transport dan absorpsi produk akhir
lemak yang dicerna menuju dan melalui

membran mukosa intentinal (Thocer,


2003).
Produksi
asam
empedu
memerlukan kolesterol sebagai bahan
bakunya sehingga dengan meningkatnya
sekresi asam empedu, kadar kolesterol
total dalam darah akan menurun
(Asmariani. 2012).
Hasil penelitian tentang pengaruh
pemberian ekstrak air benalu mangga
(Dendropthoe
pentandra)
terhadap
gambaran
histopatologi
aorta
mengunakan pewarnaan HemaktosilinEosin (HE) memperlihatkan terdapat
perbedaan sel endotel pada tunica intima
yang disajikan pada Gambar 1.
Gambaran histopatologi aorta tikus
normal (Gambar 1A) menunjukan
bentuk normal tidak terdapat adanya
kerusakan endotel dengan tidak adanya
lesi di intima perlemakan di tunika
media. Lapisan endotel tersusun rapi dan
halus, berbentuk pipih, dan poligonal
dengan sumbu panjang sel sejajar
dengan aliran darah. Lapisan endotel
tersusun rapi dan halus. Tunica intima
disusun oleh sel endotelial atau single
cell layer, sedangkan tunica media
disusun oleh sel otot polos. Gambaran
histopatologis aorta hiperkolesterolemia
(Gambar 1B) menunjukkan adanya
kerusakan endotel dengan bentukan
laqpisan sel endotel pada tunica intima
kasar, berbentuk tidak beraturan hingga
terlepasnya sel endotel ke lumen.
Gambaran histopatologi aorta
dengan terapi ekstrak air benalu mangga
dosis 400 mg/kg berat badan (Gambar
1C) menunjukkan adanya perbaikan sel
endotel dengan lapisan endotel yang
mulai tersusun rapi berbentuk pipih,
namun masih terlihat sel endotel yang
kasar dengan bentuk tidak beraturan,
sedangkan pada dosis ekstrak air benalu
mangga (Gambar 1D) menunjukkan
perbaikan sel endotel yang tersusun rapi,
halus, dan berbentuk pipih mendekati
normal.

Ti

Tm

Ti
Tm

Ti

Tm

Ti

Tm

Gambar 1. Struktur Histopatologis Aorta Tikus Pewarnaan HematoksilinEosin


Keterangan = A (tikus normal) ; B (tikus hiperkolesterolemia); C (tikus
hiperkolesterolemia dengan terapi 400 mg/Kg BB); D (tikus
hiperkolesterolemia dengan terapi 800 mg/KgBB). Perbesaran 400x dan
1000x, Tunica intima (Ti), Tunica media (Tm)

Kerusakan
endotel
pada
kelompok hiperkolesterolemia terjadi
akibat adanya respon inflamasi
akibat LDL oksidasi. Luka endotel
akan merangsang monosit dan
leukosit yang disebabkan adanya
rangsangan proinflamasi berupa diet
hiperkolesterol
yang
memicu
terjadinya LDL oksidasi sehingga
meningkatkan ekspresi molekul
adhesi endotel seperti VCAM-1 dan
P-selectin akan mengadhesi limfosit
dan monosit (Davis, 2005).
Peningkatan
monosit
menyebabkan monosit menempel
pada endotel dan berubah menjadi
makrofag (Lemanepa, 2005). Proses

masuknya monosit dan leukosit


menyebabkan pelepasan radikal O2
yang reaktif yang memiliki efek
perusak di sel endotel dan
menginaktifkan Nitrit Oxide (NO)
yang
dibentuk
oleh
endotel.
Peningkatan jumlah radikal bebas
akan menyebabkan terjadinya stres
oksidatif (Silbernagl and Florian.,
2003).
Stres
oksidatif
dapat
menyebabkan kerusakan sel endotel
dan terlepasnya sel endotel dari
dinding pembuluh darah sehingga
menurunkan jumlah sel endotel yang
intak. Sel endotel yang mengalami
peroksidasi
lemak
akan
menyebabkan terganggunya fungsi

bahkan dapat merusak struktur sel


dan jaringan pembuluh darah
(MacGill, 2000)
Gambaran histopatologi aorta
pada kelompok terapi menujukkan
berkurangnya kerusakan endotel.
Menurut Carvajall-Zarrabal et al
(2005) dan Lamson et al (2000)
benalu
mangga
mempunyai
kandungan
senyawa
bioaktif
flavonoid kuersetin, tanin dan
saponin
yang dapat dapat
mengurangi
kerusakan
endotel
dengan cara menurunkan kadar
kolesterol
dan
LDL
melalui
peningkatan sintesa asam empedu
LDL
sehingga
meminimalisir
terjadinya LDL oksidasi.
Flavonoid kuersetin, tanin dan
saponin
juga berperan sebagai
antioksidan
dalam
menekan
terjadinya oksidasi LDL hasil reaksi
inflamasi. Flavonoid juga berperan
sebagai antioksidan yang dapat
menekan pelepasan radikal O2 yang
reaktif sehingga menekan terjadinya
kerusakan
endotel
dengan
menghambat inisiasi atau propagasi
dari reaksi rantai oksidasi dan
sebagai anti inflamasi yang dapat
menghambat
reaksi
inflamasi,
sehingga
mencegah
makin
banyaknya makrofag (CarvajallZarrabal et al., 2005 dan Lamson et
al.,
2000).
Antioksidan
juga
mengurangi toksisitas LDL yang
teroksidasi terhadap sel endotel dan
juga mengurangi degradasi oksidatif
akibat nitrit oksida.
KESIMPULAN
Pemberian ekstrak air benalu
mangga (Dendropthoe pentandra)
dapat menurunkan kadar kolesterol
dan
LDLserta
memperbaiki

gambaran histopatologi jaringan


aorta tikus (Rattus norvegicus)
hiperkolesterolemia
UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti
mengucapkan
terimakasih kepada Laboratorium
Biokimia, Laboratorium Molekuler
FMIPA dan Laboratorium FAAL FK
Universitas Brwaijaya beserta staf
laboratorium yang telah membantu
dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsir. 2002 Prinsip Dasar Ilmu
Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta
Asmariani.W.G dan E.Probosari.
2012. Pengaruh Pemberian
Buah Pepaya (Carica papaya
L.) Terhadap Kadar Kolesterol
LDL dan Kolesterol HDL pada
tikus Sprague Dawley dengan
hiperkolesterolemia. Journal of
Nutrition College 1(1): 256268
Aulanniam. 1993. Effect Des Fibres
duriz
Sur
Le
Profil
Lipidique
Du
Rat
Comparison Entre Le Riz
Cargo Et Les Fibres du Son.
These USTL. Montpellier,
France.
Carjavall-zarrabal.O.,S.M.
Waliszewski., D.M.Barradasdermitz,
Z.Orta-flores,
Hayward-jones.,
C.Nolascohipolito.,
Angulo-guerrero.,
S.Rican., Infaso, and P.R.L
Trujillo.
2005.
The
Consumption Of Hibiscus
Sabdariffa
Dried
Calyx
Ethanolic Extract Reduced
Lipid Profile In Rats. Plant

Foods for Human Nutrition.


60: 153-159
Davis. 2005. Atherosklerosis An
Inflamatory Process. Journal.
Insur Med. 37:72-5
Dwiloka.B. 2003. Efek
Kolesterolemik Berbagai Telur.
Media Gizi dan Keluarga
Desember 2003, 27 (2) : 58-65
Gani.N., L.I.Momuat., dan M.M.
Pitoi. 2013. Profil Lipida
Plasma Tikus Wistar yang
Hiperkolesterolemia
pada
Pemberian
Gedi
Merah
(Abelmoschus manihot L.).
Jurnal Mipa Unsrat 2 (1): 4449
Ikawati,M., A.E.Wibowo., N.S.Octa
Dan R.Adelina. 2008.
Pemanfaatan Benalu Sebagai
Agen Antikanker. Jurnal
Farmasi UGM 1(1): 1--9
Khakim.A.l. 2000. Ketoksikan akut
ekstrak air daun benalu
(Dendrophthoe pentandra (L.)
Miq. dan Dendrophthoe falcata
(L.f). Ertingsh) pada mencit
jantan dan uji kandungan
kimia. [SKRIPSI]. Fakultas
Farmasi, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Lamanepa,E.L.M.
2005.
Perbandingan Profil Lipid Dan
Perkembangan
Lesi
Aterosklerosis Pada Tikus
Wistar Yang Diberi Diet
Perasan Pare Dengan Diet
Perasan Pare Dan Statin.
[TESIS].Magister
Ilmu
Biomedik
Program
Pascasarjana
Universitas
Diponegoro Semarang
Lamson., Davis., and B.Matthew.
2000. Antioxidants and cancer
III: Quercetin, Alternative
Medicine. Review Journal 5(3)

MacGill HC Jr. 2000. Association of


coronary heart disease risk
factors with the intermediate
lesions of atherosclerosis in
Youth: The Pathobiological
determinants
of
Atherosclerosis
in
Youth
(PDAY).
Research
Group
Atherioscler Thromb Vasc Biol
20(8)
Murray.R.K., Granner, and Rodwell.
2003.
Biokimia
Harper.
Penerjemah: Andry Hartono.
Buku
Kedokteran
EGC.
Jakarta.
Murray.R.K., Granner, and Rodwell.
2006. Biokimia Harper. Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Price.S.A., M.Lorraine, dan Wilson.
2006. Patofisiologi Konsep
Klinis Proses-Proses Penyakit,
edisi
6.
Penerbit
Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
Silbernagl. S and F.Lang. 2003. Teks
Atlas Berwarna Patofisiologi.
Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta
Suryohudoyo. 2000. Kapita Selekta
Ilmu Kedokteran Molekuler.
CV Sagung Seto Jakarta.
Tocher, Douglas. 2003. Metabolism
and Functions of Lipids and
Fatty Acids In Teleost Fish.
Reviews In Fisheries Science
11(2): 107-184

Anda mungkin juga menyukai