Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Hasibuan (2004) yang di maksud dengan motivasi kerja adalah
rangsangan keinginan dan pemberian daya penggerak yan menciptakan
kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan
terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi sendiri
berasal dari keadaan jiwa seseorang dan sikap mentalnya yang dapat
memberikan energi sehingga dapat mendorong kegiatan dan mengarahkan
perilaku seseorang untuk mencapai kebutuhan yang dapat memberikan
kepuasan (Barelson dan Strainer, 2002).
Permasalahan yang muncul pada staf keperawatan seperti kurang
semangat, sering mangkir bekerja, tidak disiplin, datang terlambat dan pulang
lebih cepat dapat ditinjau melalui teori kebutuhan dasar Maslow. (Suyanto, 2008).
Hali ini dapat mengakibatkan menurunnya motivasi kerja para pegawai yang
dapat terlihat dari tingkah lakunya seperti menjadi malas bekerja, adanya
penundaan dsb. Akibat lainnya yaitu meningkatnya absensi kerja, pindahnya
para karyawan ke tempat kerja yang lain yang mungkin lebih sesuai dengan
bidangnya, kemudian munculnya tuntutan pada perusahaan yang berasal dari
adanya ketidakpuasan kerja yang dialami oleh karyawannya. Kegelisahan kerja
pada karyawan juga dapat terjadi karena turunnya semangat kerja yang
kemudian dapat berakibat lebih buruk lagi yaitu mogok kerja (Nitisemito, 1999).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Noor (2013), kinerja perawat
pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit dengan kategori kinerja seluruhnya
termasuk sedang yaitu sebanyak 44 orang (77,2%) sedangkan dengan kinerja
baik yaitu sebanyak 13 orang (22,8%). Hasil penelitian lainnya yang dilakukan
oleh Nasution (2008) di RSU dr. Pirngadi Medan yaitu lebih banyak perawat yang
melakukan tindakan kurang baik dalam melaksanakan tindakann perawatan
pada pasien pasca bedah yaitu 45,55. Hal ini juga didukung oleh penelitian
Siregar (2008) di RSUD Swadana Taruntung Tapanuli Utara bahwa kinerja
perawat di ruang rawat inap sebagian besar dalam kategori baik (71,45%) tapi
masih ditemukan (28,6%) perawat dengan kinerja kurang baik.
Karena motivasi berasal dari dalam diri orang tersebut, manajer tidak dapat
secara langsung memotivasi para perawat. Namun manajer dapat menciptakan
lingkungan
kerja
yang
dapat
memaksimalkan
pengembangan
potensi
karyawannya. Motivasi pada saat bekerja berasal dari dalam diri seseorang
(motivasi internal) atau yang berasal dari luar (motivasi eksternal). Motivasi yang
berasal dari luar antara lain adalah kepemimpinan atasan, dorongan atau
bimbingan seseorang dan perkembangan situasi di lingkungannya. Sedangkan
motivasi dari dalam contohnya seperi sikap seseorang, pendidikan, kepribadian,
pengalaman, pengetahuan dan cita-cita dari karyawanya (Wursanto, 2000).
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud motivasi kerja?
2) Apa saja macam-macam teori motivasi?
3) Apa strategi untuk meningkatkan motivasi?
4) Apa teknik yang digunakan untuk meningkatkan motivasi?
5) Bagaimana penerapan teori motivasi dalam meningkatkan kinerja
perawat?
1.3 Tujuan Penulisan
1) Mengetahui definisi motivasi kerja
2) Mengetahui macam-macam teori motivasi
3) Mengetahui strategi untuk meningkatkan motivasi
4) Mengetahui teknik yang digunakan untuk meningkatkan motivasi
5) Mengetahui cara penerapan teori motivasi dalam meningkatkan kinerja
perawat
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Motivasi
adalah
suatu
bentuk
aktivitas/kegiatan
melalui
proses
mendasarkan diri pada teori dasar mengenai perilaku manusia, yaitu teori X dan
teori Y
1) Teori Mc Gregor
a. Rata-rata pekerja
itu
malas,
tidak
suka
bekerja,
dan
akan
pengetahuan
yang
minim
orientasi
kerja
hanya
untuk
menengah ke atas yang cenderung telah menyadari tugas dan tanggung jawab
pekerjaannya.
2.2.5 Teori Motivasi McClelland
Motif sosial merupakan motif yang kompleks dan merupakan sumber dari
banyak perilaku atau perbuatan manusia. Motif sosial merupakan hal yang
penting untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku individu dan kelompok.
Seorang individu mempunyai cadangan energi potensial yang mana energi
tersebut dilepaskan dan dikembangkan tergantung kekuatan atau dorongan
motivasi individu dan situasi serta peluang yang tersedia. Motivasi tersebut oleh
Mcclelland dibedakan sebagai berikut :
1) Motivasi untuk berprestasi (Need for Achievement), yaitu dorongan untuk
mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat
untuk sukses. Seseorang yang mempunyai motivasi ini akan meningkatkan
performance sehingga akan terlihat kemampuan berprestasinya. Seseorang
yang memiliki motivasi untuk berprestasi adalah sebagai berikut :
a. Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif
b. Mencari feedback tentang perbuatannya
c. Memilih resiko yang tinggi di dalam perbuatannya
d. Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatannya
2) Motivasi untuk berkuasa (Need of Power), yaitu motivasi yang membuat
orang lain berperilaku dalam suatu cara dimanaorang-orang itu tanpa
dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari
individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Motivasi untuk
berkuasa ini oleh McClelland disebut berhubungan dengan motivasi dalam
mencapai suatu posisi kepemimpinan. Soseorang memiliki motivasi untuk
berpengaruh
terhadap
lingkungannya,
memiliki
karakter
kuat
untuk
yang
tinggi
akan
mengadakan
kontrol,
mengendalikan
atau
(Need
of
Affiliation),
yaitu
hasrat
untuk
segi
hubungan
pribadi
yang
ada
dalam
diinginkan.
Hubungan imbalan dengan tujuan pribadi; sejauhmana imbalan dari
organisasi memuaskan tujuan atau kebutuhan pribadi seorang individu dan
seberapa besar daya tarik imbalan tersbut bagi yang bersangkutan.
Kuat lemahnya tingkah laku manusia ditentukan oleh sifat tujuan yang
hendak dicapai.
Kecenderungan manusia untuk berjuang lebih keras mencapai suatu tujuan,
Perbandingan-perbandingan
pikiran
dan
perasaan
tersebut
mereka
sangat
mengenai
mempengaruhi
imbalan,
serta
keadilan.
Apabila dirasakan ada kondisi ketidakadilan, kodisi ini menimbulkan
ketegangan
yang
memotivasi
individu
untuk
menguranginya
atau
menghilangkannya.
Semakin besar persepsi ketidakadilannya, semakin besar motivasinya untuk
yang
berpengaruh
untuk
(second
nature),
merupakan
kunci
keberhasilan
seseorang.
-Ach
akan
memberikan
kepuasan
batin
yang
lebih
tinggi
daripada
dari
negara
Jepang
(Japanese
Management
Style),
berhasil
memberikan tekanan pada tenaga kerja, bahkan setiap tenaga kerja dalam
tahapan proses produksi telah turut menyumbang, suatu proses produksi
sebagai mata rantai dalam suatu sistem akan sangat ditentukan oleh tanggung
jawab subsistem (mata rantai) dalam proses produksi. Apabila setiap tahap atau
mata rantai dapat dikendalikan mutu produksinya.
Tanggung jawab kelompok dalam mata rantai proses produksi tersebut,
merupakan QCC (Quality Control Cercke + PMT/Kelompok Mutu Terpadu)
tanggung jawab bersama.
e.
Pengembangan (Development)
Pengembangan kemampuan seseorang, baik dari pengalaman kerja atau
kesempatan untuk maju, dapat merupakan perangsang kuat bagi tenaga kerja
untuk bekerja lebih giat atau lebih bergairah. Apalagi jika pengembangan
perusahaan selalu dikaitkan dengan kinerja atau produktivitas tenaga kerja.
f.
Keterlibatan (Involvement)
2.4.5
yaitu faktor internal dan eksternal. Termasuk pada faktor internal adalah :
Persepsi seseorang mengenai diri sendiri.
Harga diri
Harapan pribadi.
Kebutuhaan.
Keinginan.
Kepuasan kerja.
Prestasi kerja yang dihasilkan.
Sedangkan faktor eksternal antara lain ialah :
Jenis dan sifat pekerjaan.
Kelompok kerja dimana seseorang bergabung.
Organisasi tempat bekerja.
Situasi lingkungan pada umumnya
Sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya.
Pengukuran Motivasi Kerja
Untuk mengukur motivasi kerja dipergunakan beberapa indikator yang
meliputi:
1. Prestasi kerja
yaitu sesuatu yang dicapai oleh seorang pekerja di bawah lingkungan kerja
yang sulit sekalipun. Misalnya dalam menyelesaikan tugas yang dibatasi
oleh jadwal waktu (deadline) yang ketat yang harus dipenuhi, seorang
pekerja dapat menyelesaikan tugasnya dengan hasil yang memuaskan.
2. Pengaruh
yaitu upaya yang dilakukan untuk mempertahankan gagasan atau
argumentasi sebagai bentuk dari kuatnya pengaruh yang ditanamkan
kepada orang lain. Saran-saran atau gagasan yang diterima sebagai bentuk
partisipasi dari seorang pekerja akan menumbuhkan motivasi, apalagi jika
gagasan atau pemikiran tersebut dapat diikuti oleh orang lain yang dapat
dipakai sebagai metode kerja baru dan ternyata hasilnya positif dan
dirasakan lebih baik.
3. Pengendalian
yaitu tingkat pengawasan yang dilakukan oleh atasan terhadap bawahan.
Untuk menumbuhkan motivasi dan sikap tanggung jawab yang besar dari
bawahan, seseorang atasan dapat memberikan kesempatan kepada
bawahannya untuk bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu memungkinkan
dan menumbuhkan partisipasi.
4. Ketergantungan
yaitu kebutuhan dari bawahan terhadap orang-orang yang berada di
lingkungan kerjanya, baik terhadap sesama pekerja maupun terhadap
atasan. Adanya saran, gagasan ataupun ide dari atasan kepada bawahan
yang
dapat
membantunya
memahami
suatu
masalah
atau
cara
potensi
dirinya
melalui
pendidikan
atau
pelatihan.
yang
menyangkut
kepastian
karir
pekerja,
orang-orang
yang
berada
di
lingkungan
kerja
yang
persepsi
tersebut
dipelajari
individu
dari
pengalaman
job rotation
Apabila ada kekosongan pekerja pada suatu pekerjaan, pekerja lain tidak
bisa mengganti, dikarenakan pekerja lainnya hanya menguasai satu jenis
pekerjaan di waktu tersebut, akibatnya proses produksi terputus di tengah
jalan.
2.5.2 Job Enlargement
Perluasan pekerjaan dapat diartikan memberikan tugas tambahan kepada
pekerja pada tingkat yang sama, jadi meningkatkan jumlah pekerjaan yang
mereka lakukan. Perluasan pekerjaan adalah proses mengkombinasikan dua
atau lebih tugas khusus lain dalam bagian alur kerja ke dalam satu pekerjaan.
Beberapa teori motivasi menunjukkan bahwa kebosanan dan keterasingan yang
disebabkan oleh pembagian kerja sebenarnya dapat menyebabkan efisiensi
turun. Dengan demikian, perluasan kerja berusaha untuk memotivasi pekerja.
Karyawan juga perlu diberi pelatihan dalam bidang-bidang baru.
Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari job enlargement adalah sebagai berikut :
Mengatasi kebosanan atau monoton dalam bekerja.
Pekerja diberi tanggung jawab untuk mengerjakan beberapa pekerjaan yang
berbeda dengan pekerjaan sebelumnya.
Mengurangi pergantian pekerja
Apabila ada pekerja yang berhenti bekerja, maka pekerjaan tersebut bisa
dikerjakan oleh pekerja lain yang masih bertahan.
Mengurangi ketidakhadiran
Pekerja yang sudah diberi beban kerja tambahan akan berpikir dua kali
untuk tidak masuk kerja. Karena tanggung jawab pekerja lebih besar dari
pada hanya mengerjakan satu pekerjaan.
Meningkatkan produktivitas kerja
Dengan banyaknya jumlah pekerjaan yang dikerjakan oleh satu orang
pekerja maka output yang dihasilkan oleh organisasi tersebut juga semakin
meningkat.
Mengurangi biaya
Organisasi tidak perlu menambah tenaga kerja lagi untuk mengerjakan
pekerjaan, karena pakerjaan tersebut sudah dikerjakan oleh pekerja yang
ada.
Kelebihan job enlargement
merupakan
kombinasi
beberapa
aktifitas
dari
keluhan keluhan..
e. Memotivasi para pekerja unuk memberikan performa / kinerja terbaiknya.
Kelemahan Job Enrichment
Kelemahan atau kekurangan atau batasan job enrichment antara lain:
a. Dalam banyak kasus, job enrichment tidak memberikan hasil yang
diharapkan.
b. Membuat banyak perubahan dalam pekerjaan. Banyak pekerja yang
menentang.
c. Memiliki kegunaan yang terbatas bagi para manajer dan profesional / para
ahli yang sangat terampil. hal ini di karenakan pekerjaan mereka memang
telah menantang.
d. Persetujuan dari para pekerja tidak di ambil sebelum melaksanakan job
enrichment.
e. Para manajer memaksa para pekerja untuk menerima job enrichment, dan
hal ini sangatlah tidak baik.
2.5.4 Upaya meningkatkan motivasi kerja perawat
Beberapa
ahli
mengelompokkan
dua
cara
atau
metode
untuk
pemberian hadiah pada waktu tertentu, misalnya pada hari ulang tahun
karyawan, pada hari raya dan sebagainya. sedangkan pemberian non materi
antara lain memberikan pujian, memberikan penghargaan dan tanda
penghormatan yang lain dalam bentuk surat keputusan, sertifikat, dan
sebagainya.
b. Metode tidak langsung adalah suatu kewajiban memberikan kepada
karyawan berupa fasilitas atau sarana-sarana penunjang atau kelancaran
tugas. Dengan fasilitas atau sarana dan prasarana tersebut karyawan akan
merasa dipermudah tugasnya sehingga dapat mendorong semangat
kerjanya. Peningkatan motivasi tidak langsung ini misalnya memberikan
ruang kerja yang nyaman, kursi kerja yang empuk, tersedianya alat
komunikasi, dan lain sebagainya. Sarana seperti ini akan memberikan
semangat kerja yang tinggi bagi karyawan dan akhirnya meningkatkan
kinerja (Aswat, 2010).
Memberikan reward dan punishment oleh atasan kepada bawahan juga
dapat dipandang sebagai upaya peningkatan motivasi kerja, maka motivasi
dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Motivasi positif (Insentif Positif), adalah pimpinan memberikan reward
kepada bawahannya yang berprestasi atau kinerjanya baik. Dengan hadiah
yang diberikan ini akan memacu kinerja mereka lebih meningkat.
b. Motivasi Negatif (Insentif Negatif), adalah pimpinan memberikan
punishment kepada bawahan yang kurang berprestasi atau kinerjanya
rendah. Teguran dan punisment akan mempunyai efek takut pada karyawan
akan pemecatan atau penurunan pangkat dan sebagainya. Oleh karena
takut pemecatan atau pemutusan hubungan kerja, lebih-lebih karyawan yang
sudah berkeluarga dapat meningkatkan semangat kerjanya kembali
(Notoatmodjo, 2007).
Beberapa kelemahan dalam memberikan reward dan punishment oleh
atasan kepada bawahan untuk meningkatkan motivasi tersebut juga dapat
berakibat tidak baik bagi karyawan atau pekerja yaitu :
Setiap pekerja tidak mempunyai ambisi yang sama dalam mamperoleh
reward dari pimpinan.
Persaingan yang berlebihan dapat merusak organisai tempat bekerja.
Usaha-usaha untuk mendorong persaingan sering dianggap sebagai
penekanan, akibat penekanan yang berlebihan dapat menimbulkan frustasi.
Tidak memberikan rangsangan untuk bekerja lebih baik karena dilakukan
sekedar menghindari punishment.
kekurangan-kekurangan
staf
dan
bagaimana
sesuatu
mengenai
kelemahan-kelemahan
staf,
sampai
dengan
berdoa
maupun masyarakat
memandang diri mereka sebagai manusia model. Oleh karena itu, staf-staf,
terutama yang masih muda-muda, seringkali mengidentifikasikan dirinya dengan
perilaku dan tabiat yang dicerminkan oleh pimpinannya. Oleh karena itu tipe
personalitas yang baik dan terpuji harus senantiasa tercermin pada seorang
pimpinan.
Dengan contoh-contoh behavioral yang baik, diharapkan para staf akan
dapat termotivasi untuk bersikap positif dalam usahanya untuk memberi
pelayanan kesehatan yang maksimal pada klien.
2.6.3 Motivasi insentif
Motivasi insentif adalah dorongan dengan cara memberikan insentif atau
hadiah-hadiah. Tujuan motivasi dengan cara ini adalah :
Menambah semangat bekerja
Menambah gairah dan ambisi untuk berprestasi
Di satu pihak cara motivasi ini dapat memberikan dorongan yang kuat
kepada staf untuk berlatih dan berprestasi. Akan tetapi di lain pihak, apabila terus
menerus dipakai, cara ini akan dapat menyebabkan staf bersikap kurang wajar.
Sebab kalau suatu ketika staf tidak diberikan hadiah, maka mungkin dia menjadi
kurang acuh. Demikian pula kalau hadiahnya tidak besar, maka staf akan kurang
berambisi, atau akan menuntut hadiah yang makin lama makin besar.
Karena itu agar hasilnya efektif, insentif sebaiknya diberikan pada situasi
yang tepat dan jangan berlebihan. Motivasi insentif juga kurang baik apabila
merupakan satu-satunya cara untuk memotivasi staf.
2.6.4 Superstisi
Superstisi adalah suatu bentuk kepercayaan kepada sesuatu yang
merupakan simbol dan yang dianggap mempunyai daya kekuatan atau daya
dorongan mental. Superstisi kadang-kadang dapat mengubah tingkah laku
menjadi lebih semangat, lebih ambisius, dan lebih besar kemauannya untuk
sukses.
tersebut
dianggapnya
sebagai
good
luck
omen
(pembawa
keberuntungan) baginya.
Di mata orang lain, superstisi demikian sering kali dianggap kurang
masuk akal. Akan tetapi oleh karena setiap orang mempunyai bayangan
subyektif masing-masing, dan oleh karena bayangan subyektif tersebut sama
pentingnya dengan kenyataan, maka kalau kita mencoba untuk mengubah
bayangan tersebut, hal ini akan sangat mengganggu barang tersebut.Oleh
karena perubahan kebiasaan memang sulit dan memakan waktu lama, maka kita
harus memberikan cukup waktu kepada staf untuk belajar dan berlatih berubah.
2.6.5 Gambar-gambar
Nasehat-nasehat, wejangan-wejangan, dan pidato-pidato memang sering
kali dibutuhkan untuk membangkitkan semangat para staf. Akan tetapi apabila
staf terlalu sering dibombardir dengan pidato-pidato semangat yang meluap-luap,
maka pidato-pidato demikian biasanya lama-kelamaan akan kehilangan daya
dan manfaatnya. Kadang-kadang justru akan dapat menimbulkan pengaruhpengaruh yang negatif.
Dalam keadaan demikian sering kali gambar-gambar, slogan-slogan,
berita-berita yang menarik, dan poster-poster yang membangkitkan semangat
yang ditempelkan di tempat-tempat yang strategis dapat lebih efektif hasilnya
dibandingkan dengan pidato-pidato yang terus menerus.
2.6.6 Khayalan mental (mental image)
Suatu metode yang banyak dipraktekkan oleh pimpinan di luar negeri dan
yang merupakan bagian penting untuk mempercepat belajar dan menumbuhkan
semangat staf dalam bekerja adalah penggunaan mental images. Staf dilatih
untuk mampu membentuk khayalan-khayalan mental mengenai suatu gerakan
atau keterampilan tertentu atau mengenai apa yang harus dilakukannya dalam
suatu situasi terentu (membuat cognitive images).
Caranya adalah dengan menyuruh staf untuk melihat, mengamati,
memperhatikan, dan membayangkan dengan seksama suatu pola gerakan
tertentu
dan
kemudian
mengingat-ingat
gerakan
tersebut,
misalnya
disebabkan
karena
ada
rangsangan-rangsangan
neuromuskular
dan
hubungan otak-otot dalam tubuh kita. Dengan demikian maka mental image akan
memudahkan orang yang bersangkutan untuk dapat mentransformasikan image
tersebut ke dalam tindakan fisik atau gerakan.
Metode menyusun mental image merupakan bagian integral yang penting
dalam strategi latihan seorang pimpinan. Menurut Sadli, staf yang memiliki
berbagai mental images biasanya akan lebih siap dalam mengalami berbagai
situasi yang ditemuinya dalam situasi pekerjaan, oleh karena situasi-situasi
tersebut
kebanyakan
sudah
berkali-kali
ia
praktekkan
di
dalam
peraturan itu.
Staf dibuat supaya takut kalau dia tidak melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik. Oleh karena itu kepadanya harus selalu
ditekankan untuk menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan porsi atau
jatah yang telah ditetapkan. Melanggar ketentuan-ketentuan tersebut bisa
berakibat hukuman-hukuman berupa misalnya beban pekerjaan yang lebih
Staf supaya merasa takut kalau dia disisihkan dari tim, tidak diikutsertakan
dalam tim, diskors, dan sebagainya. Dan coach, tanpa raga-ragu akan
untuk bekerja lebih tekun, akan tetapi banyak pimpinan masih meragukan
efektivitasnya terhadap perkembangan mental para staf, terutama staf-staf yang
masih muda.
Penerapan teknik-teknik motivasi janganlah dilakukan secara berlebihan
dan harus diberikan pada saat yang tepat. Demikian pula kata-kata
penyampaiannya harus tepat, singkat, dan disertai dengan contoh tingkah laku
yang tepat pula. Pidato-pidato panjang yang berlarut-larut apalagi kalau kurang
menjamah esensi materi motivasinya, biasanya hasilnya akan kurang efektif.
Motivasi yang diberikan jauh sebelum pekerjaan hendaknya lebih bersifat
umum dan fleksibel. Motivasi pada musim pekerjaan lebih memperhatikan halhal yang khusus menyangkut pekerjaan. Sedangkan setelah pekerjaan usai,
pimpinan hendaknya berusaha untuk tetap memelihara motivasi pada para
stafnya.
BAB III
PEMBAHASAN
1.1 Kasus
Ners Putra seorang kepala ruang rawat inap di ruang gerontik mempunyai
tim perawat lulusan Ners, DIII dan SPK. Sebagian perawat tidak memiliki kinerja
yang baik, malas melakukan asuhan keperawatan kepada klien karena mulai
bosan dengan kondisi ruangan dan klien yang mulai tidak kooperatif dalam
upaya penyembuhan yang diberikan oleh perawat. Mereka sering terlambat dan
mulai tidak disiplin. Ners Putra sudah beberapa kali menegur perawat tersebut,
tetapi tetap tidak ada perubahan yang ditunjukkan.
1.2 Penyelesaian
Dalam dunia keperawatan sangat dibutuhkan motivasi yang tinggi dalam
melakukan suatu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien dan tim
kerja. Perawat yang memiliki motivasi kerja yang tinggi cenderung akan mudah
untuk menyesuaikan dengan perkerjaan yang harus dilakukan berbeda dengan
perawat yang memiliki motivasi kerja rendah dia akan cenderung mendapatkan
stressor dalam tugas yang seharusnya dilakukan dan diselesaikan sehingga
mempengaruhi produktivitas kerjanya.
Tindakan yang seharusnya dilakukan oleh Ns.Putra adalah mengkaji
motivasi dari anggotanya terlebih dahulu. Menurut Abin Syamsuddin Makmun
(2003) dalam memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator,
diantaranya:
Durasi kegiatan.
Frekuensi kegiatan.
Persistensi pada kegiatan.
Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan
kesulitan.
yang dilakukan.
Arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
Arah motivasi dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a. Mendekati
Pada arah mendekati maka seorang anggota akan lebih termotivasi ketika
memperoleh reward dalam setiap tindakan yang dilakukan.
b. Menjauhi
Pada arah menjauhi maka seorang anggota akan termotivasi ketika
memperoleh hukuman dari tindakannya. Hal ini penting diketahui oleh
seorang pemimpin karena intervensi yang tepat adalah intervensi yang
sesuai dengan karakteristik anggota.
Setelah Ns. Putra melakukan pengkajian kepada timnya, Ns.Putra menarik
kesimpulan bahwa masalah dapat diselesaikan dengan upaya pemberian
motivasi kerja pada timnya dengan mengarah pada teori motivasi. Adapun
penyelesaiannya berdasarkan teori motivasi, yaitu :
1. Berdasarkan teori Kepuasan atau Content Theory
Pemecahan Masalah Berdasarkan Teori Proses
a. Equity Theory (S. Adams)
Inti dari teori ini adalah bahwa manusia terdorong untuk
menghilangkan kesenjangan antara usaha yang dilakukan dengan
imbalan yang diterima. Dalam hal ini seseorang akan melakukan
penilaian
sesuai
atau
tidaknya
imbalan
yang
diterima
melalui
bisa
jadi
perilaku
staff
yang
seperti
itu
berawal
dari
positif
untuk
mendapatkan
prestasi-prestasi
misalnya
mengikuti
dan
kebutuhan
akan
kekuasaan.
Bila
di
dalam
Ners Putra juga dapat memberikan pep talks terhadap stafnya yang
bisa berupa teguran atau nasihat-nasihat terakhir sebelum pekerjaan
dimulai, atau pada waktu istirahat. Isinya biasanya adalah petunjukpetunjuk
dan
pendekatan-pendekatan
psikologis,
mengarahkan
dan
Tingkah laku dan tabiat pimpinan haruslah bebas dari cela dan cerca.
Mereka harus selalu ingat bahwa baik staf-staf,
maupun masyarakat
memandang diri mereka sebagai manusia model. Oleh karena itu, staf-staf,
terutama yang masih muda-muda, seringkali mengidentifikasikan dirinya
dengan perilaku dan tabiat yang dicerminkan oleh pimpinannya. Oleh
karena itu tipe personalitas yang baik dan terpuji harus senantiasa tercermin
pada seorang pimpinan.
Dengan contoh-contoh behavioral yang baik, diharapkan para staf
akan dapat termotivasi untuk bersikap positif dalam usahanya untuk
memberi pelayanan kesehatan yang maksimal pada klien.
c. Motivasi insentif
Motivasi insentif adalah dorongan dengan cara memberikan insentif
atau hadiah-hadiah. Tujuan motivasi dengan cara ini adalah:
- Menambah semangat bekerja
- Menambah gairah dan ambisi untuk berprestasi
Di satu pihak cara motivasi ini dapat memberikan dorongan yang
kuat kepada staf untuk berlatih dan berprestasi. Akan tetapi di lain pihak,
apabila terus menerus dipakai, cara ini akan dapat menyebabkan staf
bersikap kurang wajar. Sebab kalau suatu ketika staf tidak diberikan
hadiah, maka mungkin dia menjadi kurang acuh. Demikian pula kalau
hadiahnya tidak besar, maka staf akan kurang berambisi, atau akan
menuntut hadiah yang makin lama makin besar. Karena itu agar hasilnya
efektif, insentif sebaiknya diberikan pada situasi yang tepat dan jangan
berlebihan.Motivasi insentif juga kurang baik apabila merupakan satusatunya cara untuk memotivasi staf.
d. Superstisi.
Superstisi adalah suatu bentuk kepercayaan kepada sesuatu yang
merupakan simbol dan yang dianggap mempunyai daya kekuatan atau daya
dorongan mental. Superstisi kadang-kadang dapat mengubah tingkah laku
menjadi lebih semangat, lebih ambisius, dan lebih besar kemauannya untuk
sukses.
Di lapangan olahraga kita sering kali melihat contoh-contoh
superstisi. Misalnya, kalau mengenakan kaos kaki harus yang kanan dahulu
baru yang kiri, sebab kalau tidak begitu, rasanya psikis terganggu; seorang
pemanah misalnya, dalam mempersiapkan alat perlengkapan sebelum
bertanding, selalu mengikuti pola urutan a-b-c-d dan Seterusnya; Zidlov,
seorang jago lempar lembing, selalu memakai celana merah kalau
bertanding; seorang pesenam selalu harus didampingi oleh bonekanya
menarik,
dan
poster-poster
yang membangkitkan
dan
kemudian
mengingat-ingat
gerakan
tersebut,
misalnya
Hal
ini
disebabkan
karena
ada
rangsangan-rangsangan
peraturan-peraturan itu.
Staf dibuat supaya takut
kalau
dia
tidak
melaksanakan
dan
meningkatkan
motivasi
stafnya
tersebut,
Ners
Ivo
untuk
sewaktu-waktu
dapat
mengambil
keputusan
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
1) Motivasi kerja adalah suatu bentuk aktivitas/kegiatan yang menyebabkan,
menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat
dan antusias mencapai hasil yang optimal.
2) Macam-macam teori motivasi antara lain: a)Teori Kebutuhan Maslow;
b)Teori Erg Alderferen; c)Teori Motivasi Dua Faktor; d)Teori X dan Y (Mc
Gregor); e)Teori Motivasi McClelland.
3) Strategi untuk meningkatkan motivasi antara lain: a) Job Rotation; b)Job
Enlargement; c)Job Enrichment.
4) Teknik yang digunakan untuk meningkatkan motivasi antara lain:
a)Motivasi Verball; b)Motivasi Behavorial; c)Motivasi Insentif; d)Superstisi;
e)Gambar-gambar; f)Khayalan Mental; g)Motivasi karena takut
5) Penerapan teori motivasi dalam meningkatkan kinerja perawat adalah
pengguanaan berbagai teori motivasi ke dalam ranah kerja keperawatan.
4.2 Saran
Setelah mengetahui berbagai hal mengenai motivasi kerja, diharapkan kelak
bisa dipraktikan untuk kegiatan keperawatan yang akan mendatang dan bisa
digunakan sebagai salah satu indikator evaluasi bila sudah dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Akrani, G. 2011. What is job enrichment? Meaning features advantages, Viewed
27 February 2015, (http://kalyan-city.blogspot.com/2011/08/what-is-jobenrichment-meaning-features.html)
Anwari.
2000.
Motivasi
Perangkat
Analisis
Untuk
Para
Manajer.
(http://www.lmfeui.com/uploads/file112-XXIX-Desember-2012.PDF)
diakses 17 februari 2013.
Ani,
H.
2010.
Pengantar
Management
Motivasi.