Anda di halaman 1dari 10

10

PAPER

TENTANG ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN


Dosen Pengampu : Danang Tri Yudono, S.Kep., Ns

Disusun oleh :
Viny Lufiasari
10/1788/PR/0142

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
2012

SISTEM ENDOKRIN

10 ISI
DAFTAR

HALAMAN JUDUL................................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I : PEMBAHASAN
A. Anatomi Sistem Endokrin............................................................................3
B. Fisiologi Sistem Endokrin............................................................................4
DAFTAR PUSTAKA

SISTEM ENDOKRIN

10 I
BAB

PEMBAHASAN
A. Anatomi Sistem Endokrin
1. Kelenjar Hipofisis Anterior dan Posterior
Merupakan kelenjar kecil, garis tengahnya < 1 cm dan berat sekitar
0,5-1 gram yang terletak dalam sel la tursica pada basis otak dan
dihubungkan

dengan

hipotalamus

oleh

tangkai

pituitaria

atau

infundibulum hipotalami. Secara fisiologis hipofisis dibagi dalam dua


bagian:
a. Hipofisis anterior (adehipofisis)
- Growth Hormone (GH) atau somatotropic hormone (STH)
- Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
- Adrenocorticotropik hormone (ACTH)
- Follicle Stimulating Hormone (FSH)
- Luteinizing Hormone (LH)
- Prolaktin
b. Hipofisis posterior (neurohipofisis)
- Antidiuretik Hormone (ADH)
- Oksitosin
2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus lateral yang dihubungkan
melalui sebuah ismus yang sempit. Organ terletak diatas permukaan
anterior kartilago tiroid trakea, tepat dibawah laring.
a. Tiroksin atau tetraiodotironin
b. Triidotironin

3. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid adalah empat organ kecil yang masing-masing
berukuran sebesar biji apel, terletak pada permukaan posterior kelenjar
tiroid oleh kapsul jaringan ikat. Hormon yang disekresi adalah
parathormon.
4. Kelenjar Adrenal/Suprarenalis

SISTEM ENDOKRIN

10 dua massa triangular pipih berwarna


Kelenjar adrenal adalah

kuning yang terutama pada jaringan adiposa. Organ ini berada dikutup
atas ginjal kiri dan kanan. Ukurannya berbeda-beda, beratnya rata-rata 59

gram.

Hormon

yang

disekresi

adalah

Kortisol, Aldosteron,

Hidrokortison. Terbagi atas 2 bagian:


-

Bagian luar yang berwarna kekuningan menghasilkan kortisol yang

disebut korteks
Bagian medula menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin
(norepinefrin)

5. Pulau Langerhans
Pulau langerhens yaitu kumpulan sel kecil yang tersebar diseluruh
sel organ (pankreas) dan terbanyak pada bagian kedua pankreas. Dalam
tubuh manusia terdapat 1-2 juta pulau langerhans. Hormon yang
disekresi adalah insulin dan glukagon. Ada empat jenis sel penghasil
hormon yang teridentifikasi dalam pulau-pulau tersebut, yaitu:
- Sel alfa, mensekresi glukagon yang meningkatkan kadar gula darah
- Sel beta, mensekresi insulin, yang menurunkan kadar gula darah
- Sel delta, mensekresi somatostatin atau hormon penghalang hormon
-

pertumbuhan yang menghambat sekresi glukagon dan insulin


Sel F, mensekresi polipotida pankreas, sejenis hormon pencernaan
untuk fungsi yang tidak jelas, yang dilepaskan setelah makan.

6. Kelenjar Ovarium
Kelenjar ovarium adalah kelenjar yang terdapat pada wanita,
terletak pada ovarium disamping kiri dan kanan uterus. Hormon yang
dihasilkan adalah Estrogen dan Progesteron
7. Kelenjar Testis
Kelenjar testis adalah kelenjar yang terdapat pada pria. Terletak
pada skrotum. Hormon yang dihasilkan adalah Testosteron
8. Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal terbentuk dari jaringan syaraf dan terletak dilangitlangit ventrikel ketiga otak. Hormon yang dihasilkan adalah Melatonin.

SISTEM ENDOKRIN

10
9. Kelenjar Timus
Kelenjar timus adalah kelenjar yang terletak didalam mediastinum

dibelakang os sternum, kelenjar timus hanya dijumpai pada anak-anak


dibawah 18 tahun. Kelenjar timus terletak didalam toraks kira-kira
setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas dua
lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10 gram.
Ukurannya bertambah pada masa remaja dari 30-40 gram kemudian
berkerut lagi. Faktor yang diproduksi oleh kelenjar ini adalah meliputi
enam peptida yang secara kolektif disebut timosin.
B. Fisiologi Sistem Endokrin
1. Pelepasan, Sintesa Hormon dan Transport Hormon
a. Hormin tiroid
Hormon yang paling banyak disekresi oleh kelenjar tiroid adalah
tiroksin. Akan tetapi disekresikan juga triyodotironin dalam jumlah
sedang. Pada kelenjar tiroid banyak folikel tertutup yang terisi oleh
zat hasil sekresi yang dinamakan koloid. Unsur utama koloid adalah
tiroglobulin. Tiroid dan triyodotironin dilepaskan dari tiroglobulin.
Prosesnya seperti berikut: sel tiroid mengeluarkan peninjolan seperti
pseudopodi meliputi sebagian kecil koloid membentuk vesikel
pinositik bersatu dengan lisosom membentuk vesikel digestife
yang mengandung proteinase mencernakan molekul tiroglobulin
melepaskan tiroksin dan triyodotironin yang berdifusi melalui basis
sel tiroid hormon tiroid dikeluarkan kedalam darah
b. Transport tiroksin dan triyudotironin ke jaringan
Tiroksin dan tritudotironin yang berikatan dengan protein segera
berikatan dengan beberapa protein plasma terutama globulin,
kemudian separo tiroksin dilepaskan ke sel jaringan kira0kira setiap 6
hari, sedangkan separo tritodotironin dikeluarkan ke sel-sel kira-kira
1,3 hari.
2. Mekanisme Kerja Hormon
Berbagai hormon berfungsi mengatur tingkat aktifitas jaringan
sasaran. Untuk memberikan fungsi pengaturan ini, mereka dapat
mengubah reaksi-reaksi kimia dalam sel, mengubah permeabilitas
SISTEM ENDOKRIN

10 khusus, atau mengaktifkan beberapa


membran sel terhadap zat-zat

mekanisme sel spesifik lain. Berbagai hormon melakukan efek ini


dengan berbagai cara. Akan tetapi ada dua mekanisme umum yang
penting yaitu:
a. Pengaktifan sistem AMP siklik sel, yang selanjutnya menimbulkan
fungsi sel tertentu.
AMP siklik merupakan suatu mediator hormonal intrasel. AMP
siklik sering juga dinamakan second messenger untuk mediator
hormon sedangkan first messenger merupakan hormon perangsang.
Hormon perangsang bekerja pada membran sel sasaran, berikatan
dengan reseptor spesifik untuk jenis hormon tertentu. Kekhususan
reseptor menentukan hormon mana yang akan mempengaruhi sel
sasaran. Setelah berikatan dengan reseptor, gabungan hormon dan
reseptor mengaktifkan enzim adenil siklase dalam membran, dan
sebagian adenil siklase yang berhubungan dengan sitoplasma segera
menyebabkan perubahan ATP sitoplasma menjadi AMP siklik. AMP
siklik kemudian memulai sejumlah fungsi sel sebelum ia sendiri
rusak. Fungsi tersebut seperti :
- Mengaktifkan enzim-enzim dalam sel
- Mengubah permeabilitas sel
- Memulai sintesis protein spesifik intrasel
- Menyebabkan kontraksi dan relaksasi otot
- Memulai sekresi dan banyak efek lainnya, jenis efek yang akan
terjadi didalam sel ditentukan oleh sifat sel itu sendiri.
Contohnya: sel tiroid dirangsang oleh AMP siklik untuk
membentuk hormon tiroid.
b. Pengaktifan gen sel yang menyebabkan pembentukan protein intrasel
yang memulai fungsi sel tertentu.
Khususnya hormon steroid yang disekresi oleh korteks adrenal,
ovarium dan testis. Menyebabkan sintesis protein pada sel sasaran,
beberapa protein ini merupakan enzim-enzim yang selanjutnya
mengaktifkan fungsi-fungsi lain sel. Rangkaian peristiwa dalam
fungsi steroid adalah sebagai berikut:
- Hormon steroid memasuki sitoplasma sel, tempat ia berikatan
dengan protein reseptor spesifik
SISTEM ENDOKRIN

10
Gabungan protein reseptor
hormon kemudian berdifusi masuk

atau ditranspor masuk inti


Gabungan ini kemudian mengaktifkan gen spesifik untuk

membentuk messenger RNA


Messenger RNAberdifusi masuk

sitoplasma

tempat

ia

meningkatkan proses translasi pada ribosom untuk membentuk


protein baru. Contoh: aldosteron salah satu hormon yang
disekresi oleh korteks adrenal, memasuki sitoplasma sel
tubulus ginjal yang mengandung protein spesifik untuk
aldosteron.
3. Kerja Hormon
a. Efek hormon pada pertumbuhan
- Peranan somatomedin dalam merangsang pertumbuhan tulang
rawan dan tulang. Dengan cara membentuk somatomedin pada
hati dan mungkin juga ginjal, zat ini selanjutnya bekerja
langsung pada tulang rawan dan tulang untuk meningkatkan
pertumbuhannya.

Somatomedin

dibutuhkan

untuk

pembentukan kondroitin sulfat dan kolagen yang dibutuhkan


-

untuk pertumbuhan tulang rawan dan tulang.


Efek hormon tiroid atas pertumbuhan pada masa anak-anak
Efek merangsang pertumbuhan dari hormon tiroid agaknya

didasarkan atas kesanggupan merangsang sintesis protein.


b. Efek hormon pada ginjal dan kardiovaskular
- Efek aldosteron atas ginjal. Pengaruh atas reabsorpsi natrium
melalui tubulus dan sekresi kalium melalui tubulus. Aldosteron
menyebabkan transpor pertukaran natrium dan kalium yaitu
absorpsi natrium secara stimultan mengekskresikan kalium dari
sel epitel tubulus dalam tubulus distalis dan tubulus renalis
koligens. Sehingga aldosteron menyebabkan penghematan
natrium

didalam

cairan

ekstrasel,

sementara

kalium

dieksresikan kedalam urin. Kelebihan aldosteron didalam


plasma adalah meningkatkan jumlah total natrium didalam
cairan ekstrasel dan menurunkan jumlah kalium. Sebaliknya,

SISTEM ENDOKRIN

10 tubulus menyebabkan reabsorpsi air


peningkatan reabsorpsi

pula, terutama karena natrium yang diabsorpsi menyebabkan


osmosis air melalui epitelium tubulus. Jadi, kelebihan
aldosteron dapat meningkatkan volume cairan ekstrasel
sebanyak 20% diatas normal, atau jika aldosteron tidak ada
volumenya bisa menurun serendah 20-25% dibawah normal.

- Efek aldosteron atas fungsi sirkulasi, hampir semuanya akibat


peningkatan volume cairan ekstrasel. Tanpa sekresi aldosteron,
dengan penurunan volume cairan ekstrasel sampai 20-25%
dibawah normal dan penurunan yang sebanding dalam volume

plasma, maka cepat timbul syok sirkulasi.


Efek hormon tiroid atas sistem kardiovaskular
Peningkatan metabolisme dalam jaringan

menyebabkan

penggunaan oksigen lebih cepat daripada normal dan


menyebabkan hasil akhir metabolisme yang harus dikeluarkan
dari jaringan jumlahnya lebih banyak dari normal. Efek ini
menyebabkan vasodilatasi, meningkatkan aliran darah pada
hampir semua daerah tubuh. Frekuensi dan curah jantung juga
meningkat, meningkatkan tekanan arteri
c. Efek hormon atas susunan saraf pusat
- Efek hormon tiroid atas susunan saraf pusat. Pada umumnya
hormon tiroid meningkatkan kecepatan serebrasi, sebaliknya
kekurangan hormon tiroid mengurangi fungsi ini. Individu
hipertiroid mungkin mengalami kegelisahan berlebihan dan
mungkin mempunyai kecendrungan psikoneurotik seperti
ansietas atau paranoria.
d. Efek hormon pada proses metabolisme
- Efek hormon pertumbuhan pada metabolisme
Meningkatkan kecepatan sintesis protein dalam semua sel
tubuh,

menurunkan

diseluruh
-

tubuh,

kecepatan

meningkatkan

penggunaan
mobilisasi

karbohidrat
lemak

dan

penggunaan lemak untuk energi.


Efek hormon tiroid, insulin dan kortisol atas metabolisme
karbohidrat. Hormon tiroid merangsang hampir semua aspek

SISTEM ENDOKRIN

10 termasuk ambilan glukosa yang cepat


metabolisme karbohidrat,

oleh

sel-sel,

meningkatkan

glikolisis,

meningkatkan

glukoneogenesis (efek yang sama oleh kotisol), meningkatkan


kecepatan absorpssi dari traktus gastrointestinalis dan juga
meningkatkan sekresi insulin dengan efek sekunder yang
dihasilkan atas metabolisme karbohdrat.
Segera setelah makan banyak karbohidrat, glukosa yang
diabsorpsi kedalam darah menyebabkan sekresi insulin yang
cepat. Sebaliknya insulin menyebabkan ambilan, penyimpanan
dan penggunaan glukosa yang cepat oleh hampir semua
jaringan tubuh.
-

Efek hormon tiroid atas metabolisme lemak


Lemak merupakan sumber utama suplai energi jangka panjang,
maka simpanan lemak tubuh dikosongkan dalam jumlah yang
lebih besar dari pada kebanyakan elemen jaringan lainnya,
terutama

lipid

dimobilisasi

dari

jaringan

lemak

yang

meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas didalam plasma


dan hormon tiroid mempercepat oksidasi asam lemak bebas
oleh sel-sel.

SISTEM ENDOKRIN

DAFTAR10
PUSTAKA
Setiadi. 2007.Anatomi dan Fisiologi Manusia.Yogyakarta: Graha Ilmu
Guyton.1996.Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit.Jakarta:EGC
Syaifuddin.2006.Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan.Jakarta:
EGC

SISTEM ENDOKRIN

Anda mungkin juga menyukai