Anda di halaman 1dari 1

Di kampus, merokok seakan menjadi pemandangan umum.

sering kita temui beberapa


mahasiswa merokok di sela-sela kegiatan kuliahnya. Bagi mereka, merokok seperti kegiatan
yang tidak dapat ditinggalkan.
Jika kita amati, sebenarnya fenomena ini ironis. Mahasiswa kaum terpelajar. Dari kecil, mereka
mendapat pendidikan formal dalam institusi pendidikan yang tentunya mengajarkan mana hal
yang benar dan mana hal yang salah.
Sayangnya, meski mereka sudah tahu, mereka tetap saja merokok. Padahal, dalam rokok terdapat
zat adiktif yang dapat membuat seseorang kecanduan. Maka, jika mahasiswa yang merokok tidak
segera berhenti merokok, kebiasaan buruk ini akan berlanjut terus hingga mereka tua. Dengan
kata lain, mereka harus siap menanggung beban-beban penyakit yang ditimbulkan oleh rokok,
seperti penyakit jantung dan kanker
Budaya merokok ini tumbuh di kalangan mahasiswa karena dampak sosialisasi yang buruk dari
berbagai media sosialisasi antara lain keluarga, teman, lingkungan sekitar, dan media massa.
Keluarga merupakan media sosialisasi yang utama dan pertama karena keluarga adalah tempat
seorang anak dibesarkan dan keluarga adalah orang-orang yang paling sering ditemui. Anak yang
melihat orangtuanya merokok dapat ikut-ikutan merokok.
Media massa juga berperan besar dalam menumbuh kembangkan budaya merokok. Iklan-iklan
rokok yang dimuat di media massa memberi ajakan tak langsung pada orang yang melihat iklan
tersebut untuk merokok.
Jika dipikir-pikir, tidak ada hal positif dalam sebatang rokok. Rokok hanya membawa seseorang
selangkah lebih dekat pada kematian. Mahasiswa adalah salah satu tonggak masa depan bangsa.
Mahasiswa adalah orang-orang yang beruntung karena dapat mengenyam pendidikan hingga ke
jenjang yang tinggi. Seharusnya mereka mencurahkan segenap pikiran, waktu, dan tenaga
mereka demi kemajuan bangsa ini, bukan malah menghancurkan masa depan sendiri dengan
mengkonsumsi rokok

Anda mungkin juga menyukai