Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Extended Essay
Cover
Candidate name:
Candidate number:
Word Count:
Examination Session:
Acknowledgement~
Walaupun dengan latar belakang budaya Jawa yang sangat kuat,
saya ingin memberi sedikit pandangan tentang budaya yang telah
saya telan setiap hari ini.
Sejak kecil aku selalu dididik untuk menjadi anak perempuan yang
nantinya bisa menjadi Ibu rumah tangga yang baik. Kenapa harus
jadi Ibu rumah tangga? Aku ingin menjadi sesuatu yang lebih.
Terima kasih banyak saya tunjukan kepada Ibu Tiwi yang telah
mendorong saya untuk memperdalam topik ini dan memberikan
banyak bantuan ide selama proyek essai ini saya kerjakan.
Dan tentu saja tidak terlupakan, terima kasih yang paling banyak ku
berikan kepada Ibundaku karena telah memberi ijin kepadaku untuk
menjadi sesuatu yang lebih.
Daftar Isi~
Bab I: Pendahuluan ...................
....1-6
1.1 Latar Belakang Keluarga Jawa
....3-4
Kebudayaan Jawa ...
... 3
Pernikahan dan Keluarga
... 4
Status Wanita Dalam Keluarga
.. 4
1.2 Pemilihan Buku .....
5-6
Gadis Pantai Karya Pramoedya Ananta Toer
... 5
Para Priyayi Karya Umar Kayam
.. 6
1.3 Topik yang Akan Dibahas
6
Bab II: Isi
.7-13
2.1 Wanita Sebagai Pajangan
.8-10
2.2 Wanita Sebagai Pengurus Rumah Tangga
...10-12
2.3 Wanita Sebagai Pemuas Nafsu
..12-13
Bab III: Penutup .
14-16
Daftar Pustaka
...17
~Bab I:Pendahuluan
Pada era Kartini, akhir abad 19 sampai awal abad 20, wanitawanita di negeri Indonesia belum memperoleh kebebasan dalam
berbagai hal. Para wanita belum diijinkan untuk memperoleh
pendidikan yang tinggi seperti pria bahkan belum diijinkan untuk
menentukan jodoh/suami sendiri. Raden Ajeng Kartini yang pada
masa remajanya banyak bergaul dengan orang-orang terpelajar
serta gemar membaca buku khususnya buku-buku mengenai
kemajuan wanita, mulai menyadari betapa tertinggalnya wanita
Indonesia bila dibandingkan dengan wanita bangsa lain terutama
wanita
Eropa.
Sejak
saat
itu,
beliau
tak
menyerah
untuk
Dalam
keluarga
yang
mendirikan
sistem
patriaki,
Pengaruh
ini
begitu
kuat
sehingga
mengikat
erat
Kebudayaan Jawa
Pulau Jawa yang terletak di bagian selatan kepulauan
Indonesia adalah salah satu pulau di Indonesia yang memiliki
populasi terbanyak, tercatat 114,733,500 penduduk tinggal di
pulau Jawa pada tahun 1995. Dilihat dari banyaknya penduduk
yang tinggal di pulau Jawa, suku yang berada di pulau Jawa
sangatlah beragam. Dibagi dari bahasa yang mereka gunakan, ada
dua suku besar yang ada di pulau Jawa, dua suku tersebut adalah
suku Jawa dan suku Sunda. ("Java (island)")
Suku Jawa yang kebanyakan menempati kepulauan Jawa
bagian tengah adalah kebudayaan terbesar di antara 36 suku lain
di Indonesia. Orang Jawa terkenal sebagai suku bangsa yang sopan
dan halus, sifat ini pun terbentuk berdasarkan watak orang Jawa
yang ingin menjaga harmoni dan menghindari konflik; karena
itulah orang Jawa sangatlah teguh akan kebudayaannya dan tidak
pernah
menentang/membantah
semua
norma
yang
sudah
adalah
kata-kata
yang
biasa
digunakan
untuk
(Greetz
1961).
Mereka
sendiri,
sepasang
suami
dan
istri
tersebut
istri. Sang suami adalah pemimpin dari sebuah keluarga dan selalu
memiliki status yang lebih tinggi dari sang istri. (Geertz 1961)
dan
karena inilah sang suami jadi memiliki wewenang atas istri, anakanak dan semuanya yang tinggal dalam rumahnya. Karena
kekuasaan lelaki ini juga, kekuasaan seorang istri pun menjadi
terbatas dan kegiatan para istri di luar mengurus rumah tangga,
mencuci dan memasak menjadi tidak signifikan dan tidak pernah
dibahas.
1.2 Pemilihan Buku
Dalam dunia sastra, status seorang wanita dalam rumah
tangga sudah menjadi tema yang tidak asing lagi. Banyak penulis
yang membahas dan mengungkit sosok seorang wanita dalam
rumah tangga. Gadis Pantai karya Pramoedya Ananta Toer dan Para
Priyayi karya Umar Kayam adalah salah satu dari sekian banyak
8
dua
pengarang
bersuku
Jawa
yang
menulis
tentang
Pantai
tidur
dengan
pembesar
itu.
Perkawinan
itu
10
oleh
kurang
aktifnya
para
wanita
dalam
barang-barang
miliknya.
Mereka
akan
merasa
tentang
pengalaman
hidupnya
sebagai
sahaya
dan
12
yang
dimiliki
oleh
lelakinya.
Setelah
percakapan
saya
sebagai
istrinya
juga
mesti
berangkat
mendampingi. (Kayam,207)
Dan bagaikan perhiasan indah, para wanita diwajibkan untuk
menemani suaminya kemanapun mereka pergi. Seperti halnya
cincin berlian yang mengikat pada tangan, penampilan seorang istri
adalah segala bagi seorang suami. Semakin cantik seorang istri,
semakin bangga pula sang suami untuk mengajaknya pergi ke
acara-acara sosial dimana mereka dapat memamerkan barangbarang yang mereka miliki. Seorang istri diwajibkan untuk turut
pergi bersama suaminya walaupun hati mereka menolak karena
bukti pengabdian dan kesetiaan kepada seorang suami adalah
segalanya dalam adat-istidat Jawa. Menjadi pendamping suami
adalah salah satu bentuk abdi yang dapat ditunjukkan oleh seorang
istri.
13
Dalam bab yang berjudul Para Istri dalam buku Para Priyayi
yang ditulis oleh Umar Kayam, sangat menonjolkan sikap abdi yang
dimiliki oleh istri dari Bapak Tole kepada suaminya. Pada awal bab
tersebut diceritakan bagaimana istri dari Bapak Tole menunjukan
abdinya dengan cara menemani suaminya ke setiap undangan yang
mereka datangi. Orang Jawa mengatakan bahwa istri adalah
garwa, sigarane nyawa, yang berarti belahan jiwa. Maka sebagai
belahan jiwa bukanlah saya tidak boleh berpisah dari belahan yang
satu lagi? (Kayam,207), itulah alasan yang digunakan oleh istri Bapak
Tole untuk terus menemani suaminya kemanapun ia pergi dan ini
adalah sebagai salah satu bentuk abdi yang ia berikan kepada
suaminya yang ia sebut sebagai belahan jiwanya.
kehidupan
rumah
tangga)
Wanita
memiliki
14
karena
itu
adalah
pekerjaan
seorang
istri.
Untuk
menunjukkan
melambangkan
salah
satu
pengabdiannya
tindakan
kepada
Gadis
Pantai
suaminya.
yang
Pekerjaan
15
Kutipan di atas juga diambil dari bab Para Istri dari buku Para
Priyayi. Kutipan tersebut adalah rincian pekerjaan rumah yang istri
bapake tole lakukan setiap pagi. Ia menyebutkan bahwa ini adalah
kebiasaan yang ia lakukan setiap pagi sampai
istri
oleh istri
bapake tole.
berganti
25
kali
tanpa
sedikitpun
mengurangi
Inti cerita dari buku Gadis Pantai yang ditulis oleh Pramoedya
Ananta Toer adalah untuk menceritakan kepedihan yang Gadis
Pantai rasakan saat dirinya dibuang oleh pembesar yang telah
menikahi dirinya dikarenakan dirinya yang melahirkan seorang
anak. Gadis Pantai pada usia 14 tahun, dimana seorang perempuan
masihlah dalam kondisi yang labil, dijadikan seorang istri oleh
Bendoro yang kaya. Dikarenakan oleh statusnya yang lebih rendah
daripada sang Bendoro, Gadis Pantai pun diangkat menjadi sebagai
Mas Nganten. Mas Nganten adalah perempuan yang melayani
kebutuhan
seks
pembesar
sampai
kemudian
sang
pembesar
17
Begini. Kau adalah istriku dan istri yang sangat baik. Tetapi,
sekarang, karena kesibukan kita masing-masing, mungkin
karena tekanan pekerjaan saya, mungkin karena usia, saya
membutuhkan juga seorang teman perempuan yang lain.
Bahkan yang lain sama sekali. Dan Sri mengisi kebutuhan
itu.
Saya diam saja. Kurang ajar. Enak saja dia melihat perempuan
sebagai kebutuhan lelaki. (Kayam,215)
Dalam sebuah hubungan rumah tangga, tanpa hubungan yang
intim antara sepasang suami istri sangatlah susah untuk menjaga
keharmonisan keluarga. Jika keduanya sibuk dengan urusan sendiri
dan tidak saling memperhatikan satu sama lain, kejadian-kejadian
yang tidak diinginkan yang dapat merusak sebuah rumah tangga
yang harmonis, seperti perselingkuhan, dapat terjadi kapan saja.
Perselingkuhan dapat terjadi karena kurang harmonisnya suatu
hubungan
yang
menyebabkan
pasangannya
untuk
mencari
18
~Bab 3: Penutup
19
keras
untuk
menghidupi
keluarganya.
Dengan
cara
oleh
kurang
aktifnya
para
wanita
dalam
hati
Mas
Nganten
setiap
malam
saat
menunggu
kedatangan Bendoro yang tak menentu. Lain dari Mas Nganten, istri
bapake tole dalam buku Para Priyayi menunjukan abdi kepada
suaminya dengan cara menemani suaminya ke setiap acara sosial
dan kemana pun suaminya pergi.
Peran suami di dalam sebuah keluarga adalah sebagai kepala
keluarga. Sebagai kepala keluarga, seorang istri diwajibkan untuk
20
menuruti segala perintah yang keluar dari mulut sang suami. Tugas
sang suami adalah untuk bekerja dan mencari nafkah untuk
memenuhi segala kebutuhan keluarganya dan tugas seorang istri,
untuk menunjukkan rasa terima kasihnya, adalah untuk mengurus
keadaan rumah tangga. Mas Nganten dalam buku Gadis Pantai
ditunjukkan mulai terbiasa dengan keadaan barunya dan sudah
mulai tunduk mengabdi pada Bendoro saat ia membantu menaruh
lintah di tubuh Bendoro demi kesehatan Bendoro. Dan dalam buku
Para Priyayi, istri bapake tole setiap pagi menyiapkan sarapan pagi
untuk suaminya karena menurut dirinya, kesenangan suaminya
adalah kesenangannya juga.
Dalam suatu pernikahan, hubungan intim antara sepasang
suami istri sangatlah penting untuk dijaga karena tanpa hubungan
tersebut, salah satu pihak maupun pihak suami ataupun istri
tersebut dapat merasa tidak diperhatikan. Inti cerita dari novel
Gadis Pantai adalah untuk menunjukkan betapa jahatnya sang
Bendoro yang hanya mau menghabiskan waktu dengan Mas
Nganten tanpa mempertanggung jawabkan kehendaknya tersebut.
Dan dalam buku Para Priyayi kita bisa lihat pentingnya hubungan
intim antar pasangan suami istri dari musibah yang ditimpa oleh
Soemini yang diselingkuhi suaminya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tugas seorang istri dalam
kehidupan berumah tangga adalah untuk mengabdi kepada suami
yang telah bekerja keras demi menghidupi keluarganya. Dari kedua
buah buku sastra yang sudah dibahas di atas dapat dilihat betapa
pentingnya pengabdian dalam kebudayaan Jawa. Tetapi apakah
dominasi lelaki dalam keluarga hanya terjadi dalam kebudayaan
Jawa?
Atau
pengabdian
adakah
seorang
kebudayaan
istri
kepada
lain
yang
suaminya?
mementingkan
Dunia
kerumah
21
Daftar Pustaka~
Anonymous, "The Javanese Family." 9 June 2007
<http://www.unu.edu/unupress/unupbooks/uu13se/uu13se
09.htm>.
Geertz, H. 1961. The Javanese Family: A Study of Kinship
and Socialization. New York: Free Press of Glencoe.
Gokhale,B.G. "Java (island)." Encarta Reference Library
Premium. CD-ROM.2005 ed.Microsoft.
Kayam, Umar. Para Priyayi: sebuah novel. XI. Jakarta:
Pustaka Grafiti, 2003.
Kinsey. Dir. Bill Condon. Perf. Liam Neeson, Peter
Sarsgaard, Laura Linney, Chris O'Donnell. DVD.
Qwerty Films, 2004.
Megawati, Ratna. "Gender Perspective In Early Childhood
Care and Development In Indonesia." Coordinator's
Notebook 201997 3. 16 Sep 2007
<http://www.ecdgroup.com/download/ca120fgs.pdf>.
Cruikshank,Barbara R.. "Patriarchy." Encarta Reference
Library Premium. CD-ROM.2005 ed.Microsoft.
22
23