Prescil Dr. Mamun
Prescil Dr. Mamun
KRISIS HIPERTENSI
Pembimbing:
dr. Mamun, Sp. PD
Disusun oleh :
Bellindra Putra Haryoko
Sofia Kusumadewi
G4A013094
G4A013096
Disusun Oleh :
Bellindra Putra Haryoko
G4A013094
Sofia Kusumadewi
G4A013096
Dokter Pembimbing :
dibiarkan, maka hipertensi akan selalu menjadi masalah medis dan masalah
kesehatan masyarakat yang serius.
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny. K
Usia
: 48 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status
: Menikah
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Alamat
: Pengelusan RT 5/2 Mrebet, Purbalingga
Tanggal masuk : 10 Juni 2014
Tanggal periksa : 15 Juni 2014
No. CM
: 760814
II.
ANAMNESIS
1. Keluhan Utama : nyeri kepala
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan nyeri
kepala sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri kepala terasa terus menerus dan
mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain itu pasien mengeluhkan mual
3.
4.
: disangkal
: disangkal
: diakui
: disangkal
: disangkal
: disangkal
5.
1.
2.
3.
4.
5.
Keadaan Umum
Kesadaran
BB
TB
Vital sign
a. Tekanan Darah
b. Nadi
c. RR
d. Suhu
6. Status Generalis
a. Kepala
1) Bentuk
2) Rambut
: sedang
: compos mentis, GCS = 15 E4M6V5
: 45 kg
: 155 cm
: 220/140 mmHg
: 96 x/menit
: 20 x/menit
: 36,5 oC
: mesochepal, simetris
:warna hitam keputihan,
tidak
mudah
c.
d.
e.
f.
g.
sinistra
b) Palpasi
sinistra.
c) Perkusi
LMCS
d) Auskultasi : S1>S2, reguler, murmur (-), gallops (-)
h. Abdomen
1) Inspeksi
: datar
2) Auskultasi
3) Perkusi
4) Palpasi
undulasi (-)
i. Ekstrimitas
Tabel 1. Pemeriksaan ekstremitas
Pemeriksaan
Edema
Sianosis
Ikterik
Akral dingin
Reflek fisiologis
Patela
Reflek patologis
Sensoris
Ulkus
b.
Ekstremitas
Ekstremitas
superior
Dextra
-
Sinistra
-
inferior
Dextra
-
Sinistra
-
D=S
-
D=S
-
D=S
-
D=S
-
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap (dilakukan di RSMS) 10 Juni 2014
Darah Lengkap
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
400.000/ul)
MCV
MCH
MCHC
RDW
MPV
Hitung Jenis
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
Kimia Klinik
: 14.8 g/dl
: 13250/uL
: 43 %
: 4.9x106/ul
: 267.000/ul
: 87.1 fL
: 30.3pg
: 34.7 %
: 12.5 %
: 10.5 fL
: 0.2%
: 0.2%
: 0.4%
: 81.0%
: 13.4%
: 4.8%
(14 18 g/dl)
(4800 10800/ul)
(42 52 %)
(4,7 6,1 x 106/ul)
(150.000
(79 99 fL)
(27 31 pg)
(33 37 %)
(11,5 14,5 %)
(7.2 11.1 fL)
(0.00 1.00 %)
(2.00 4.00 %)
(2.00 5.00 %)
(40.0 70.0 %)
(25.0 40.0 %)
(2.00 8.00 %)
Ureum darah
Kreatinin darah
Gula darah sewaktu
: 29.1 mg/dl
: 0.52 mg/dl
: 69 mg/dl
2. Pemeriksaan Radiologi
Ro Thorax : cardiomegali, hipertrofi ventrikel sinistra.
CT Scan
: sub arachnoid hemoragik
c. RESUME
1.
Anamnesis
Pasien Ny. K, 48 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri kepala
terus menerus dan berdenyut. Nyeri kepala dirasakan sejak 1 minggu
yang lalu. Keluhan ini dirasakan sangat membuat pasien merasa tidak
nyaman dan sulit tidur. Aktivitas sehari-hari pun terganggu. Pasien juga
mengeluhkan leher dan punggung terasa kaku. Selain itu penglihatan
mata kanan berbayang.
Pasien memiliki riwayat hipertensi, gejala yang saat ini masih
dirasakan adalah leher sering kaku. Pasien rutin mengkonsumsi obat
penurun tensi. Pasien memiliki kebiasaan makan teratur namun
menyukai makanan yang berlemak tinggi seperti daging dan gorengan.
Pemeriksaan Fisik
Tekanan Darah : 220/140
tekanan
darah.
Siklus
ini
berlangsung
terus
dan
b.
c.
d.
e.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan dilakukan dengan memperhatikan penyakit dasarnya,
penyakit penyerta, dan kerusakan target organ. Yang sering dilakukan
antara lain pemeriksaan elektrolit, BUN, glukosa darah, kreatinin,
urinalisis, hitung jenis komponen darah dan SADT. Pemeriksaan lainnya
antara lain foto rontgen toraks, EKG dan CT Scan.
E. Penatalaksanaan Krisis Hipertensi
Dalam penatalaksaan kegawatan hipertensi dua hal penting perlu
dipertimbangkan yaitu berapa cepat dan berapa rendah tekanan darah harus
diturunkan. Penurunan tekanan darah sampai normal pada umumnya tidak
diperlukan bahkan pada keadaan tertentu bukan merupakan tujuan
pengobatan.
Tujuan pengobatan hipertensi emergensi adalah memperkecil kerusakan
organ target akibat tingginya tekanan darah dan menghindari pengaruh buruk
akibat pengobatan. Berdasarkan prinsip ini maka obat antihipertensi pilihan
adalah yang bekerja cepat, efek penurunan tekanan darah dapat dikontrol dan
dengan sedikit efek samping. Tujuan pengobatan menurunkan tekanan arteri
rata-rata (MABP) sebanyak 25 % atau mencapai tekanan darah diastolik 100
110 mmHg dalam waktu beberapa menit sampai satu atau dua jam.
Kemudian tekanan darah diturunkan menjadi 160/100 mmHg dalam 2 sampai
6 jam. Tekanan darah diukur setiap 15 sampai 30 menit. Penurunan tekanan
darah yang terlalu cepat dapat menyebabkan iskemia renal, cerebral dan
miokardium. Pada stroke penurunan tekanan darah hanya boleh 20 % dan
khusus pada stroke iskemik penurunan tekanan darah secara bertahap bila
tekanan darah > 220/130 mmHg.
Tujuan pengobatan hipertensi urgensi adalah penurunan tekanan darah
sama seperti hipertensi emergensi, hanya dalam waktu 24 sampai 48 jam.
Setelah target tercapai harus diikuti program terapi hipertensi jangka panjang.
Antihipertensi yang dipilih dapat per oral atau parenteral sesuai fasilitas yang
tersedia.
Tabel 2. Obat Obat Pada Hipertensi Emergensi Dan Urgensi
NO
NAMA OBAT
Natrium
Nitroprusid
CARA
KERJA
Vasodilator
DOSIS
ONSET OF
DURASI OF
EFEK
PERHATIAN
ACTION
ACTION
SAMPING
KHUSUS
0,25 10
Mual, muntah,
g/kg/menit secara
tremor,
drip IV (maks. 10
Segera
3 5 menit
menit)
hipotensi
20 40 mg tiap 10
TTIK atau
azotemia
Keluhan GI,
menit
2
berkeringat,
Hati-hati dg
Labetalol
dan
IV bolus sampai
5 10
36
hidroklorida
Blocker
300 mg,
menit
jam
bronkospasme,
hipotensi,
bradikardia,
Kecuali gagal
jantung
block jantung
infus
5 mg/jam,
3
Nikardipin
hidroklorida
Calcium
dinaikan
channel
1 2,5 mg/jam
Blocker
setiap 15 menit
1 5
36
menit
jam
Takikardia, sakit
kepala, flushing,
flebitis lokal
Dapat presipitasi
iskemia miokard
sampai 15 mg/jam
IV
Takikardia,
4
Fenoldopam
mesilat
Dopamin
0,1 1,6
reseptor
g/kg/menit
agonist
IV
0,25 5
5
Nitrogliserin
Vasodilator
g/Kg/menit
IV
Enalaprilat
Hidralazin
ACE
Inhibitor
Vasodilator
1,25 5 mg setiap
6 jam
IV
10 20 mg IV
45
menit
hipotensi,
< 10 menit
peningkatan
tekanan
intraokuler
Mual, muntah,
25
35
sakit kepala,
menit
menit
methemoglobinuria
Hati-hati dg
glaukoma
Indikasi khusus
pada iskemia
miokard
Indikasi khusus
15
Respon
pada gagal
menit
jam
bervariasi
ventrikel kiri,
10 20 menit
26
Takikardia, sakit
hindari IMA
Indikasi khusus
kepala, flushing,
muntah, angina
hidroklorida
20 30 menit
jam
12
4 24
menit
jam
yang memberat
pada eklampsia
10 50 mg IM
50 150 mg IV
bolus, dapat
diulang setiap 5
8
Diazoksid
Vasodilator
15 menit; atau 15
30 mg/menit infus
Takikardia,
flushing, mual,
nyeri dada
sampai maksimum
600 mg
Indikasi khusus
500 g/kg bolus
pasa diseksi
dalam 1 menit,
9
Esmolol
hidroklorida
Blocker
dilanjutkan 25
12
200
menit
Keluhan GI,
10 - 30 menit
bradikardia,
aorta dan
perioperatif
hipotensi
g /kg / menit
infus
10
Furosemid
Diuretik
10 80 mg
IV bolus
11
Trimetaphan
Gangliocic
Blocker
0,5 5 mg / menit
15
Hipokalemia,
menit
jam
hipotensi
13
menit
10 menit
Hipotensi, ileus,
retensio urine,
respiratory arrest
Calcium
12
Nifedipine
channel
Blocker
Diawali 10 mg,
15
26
menit
jam
Indikasi khusus
pasa diseksi
aorta
Respone tidak
Hipotensi,
dapat diulang
takikardia, sakit
setelah 30 menit
kepala, angina,
( oral )
miokardial
dapat diprediksi
infark, stroke
Central
simpatolitik
13
30 - 60
Diawali 0,1 0,2
menit
Clonidine
6 8 jam
sedasi
0,8 mg ( oral )
14
Captopril
ACE
12,5 25 mg
Inhibitor
( Oral )
15 - 30 menit
4-6
jam
Hipotensi
Efek rebound
Kelompok
Tekanan darah
Gejala
Pemeriksaan fisik
Biasa
>180/110
Tidak ada,
Mendesak
Darurat
>180/110
>220/140
Sakit kepala hebat, Sesak nafas, nyeri
kadang-kadang
sesak nafas
dada, kacau,
sakit kepala,
gangguan
gelisah
Organ target taa
Gangguan organ
kesadaran
Ensefalopati,
target
edema paru,
gangguan fungsi
ginjal, CVA,
Pengobatan
Rencana
iskemia jaringan
Pasang jalur IV,
mulai/teruskan
obat oral
periksa
berjangka kerja
laboratorium
dosis
pendek
Periksa ulang
IV
Rawat
Periksa ulang
dalam 3 hari
dalam 24 jam
IV. KESIMPULAN
ruangan/ICCU
1.
Diagnosis Ny. K usia 48 tahun adalah Krisis Hipertensi, SAH, dan Cephalgia
2.
e.c PSA
Penegakan diagnosis krisis hipertensi mempertimbangan hasil anamnesis,
3.
4.
DAFTAR PUSTAKA
Angelats, E.G. dan Baur, E. B.. 2010. Hypertension, hypertensive crisis, and
hypertensive emergency: approaches to emergency department care.
Emergencias. 22: 209-219
Atlee, J. 2007. Hypertensive Urgencies and Emergencies. In: Atlee JL, Sinagra G,
Gullo A, Vincent J-L, editors. Perioperative critical care cardiology. 2nd ed.
Milan: Springer. Hal 70-84.
Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et al.
2003. The seventh report of the Joint National Committee on prevention,
detection, evaluation, and treatment of high blood pressure: The JNC 7 report.
JAMA. 289(19) : 2560-72.
Degowin, R.L. dan Brown, D.D.. 2008. DeGowins Dignostic Examination 9th
Edition. McGraw-Hill Education.
Kaplan, N. 2005. Systemic hypertension: mechanisms and diagnosis. In: Zipes D,
Libby P, Bonow R, Braunwald E, editors. Braunwalds heart disease. 7th ed.
Philadelphia: Elsevier Saunders. Hal 95987.
Roesma, J.. 2009. Krisis Hipertensi. Dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
II Ed. V. Jakarta : InternaPublishing
Wolak, T., Szendro, G., Golcman, L., Dan Paran, E. 2003. Malignant
Hypertension As A Presenting Symptom Of Takayasu Arteritis. Mayo Clin
Proc. 78:231-236