Atas dasar sasaran yang ingin dicapai, TEORI AKUNTANSI dibedakan menjadi:
1) Teori Positif
Menjelaskan fenomena akuntansi seperti apa adanya atas dasar pengamatan empiris.
2) Teori Normatif
Menjelaskan fenomena akuntansi untuk menjustifikasi atau membenarkan perlakuan
(standar) akuntansi karena bertujuan akuntansi tertentu harus dicapai.
Atas dasar sasaran semiotika dalam teori komunikasi, teori akuntansi dibedakan
menjadi:
1) Teori Sintaktik
Berkepentingan struktur pelaporan keuangan. Teori ini memberi penalaran mengapa
data/informasi disajikan dengan cara tertentu.
2) Teori Semantik
Memusatkan perhatian pada masalah-masalah penyimbolan, pengukuran, dan
penyajian kegiatan operasi dan objek fisis perusahaan dalam bentuk laporan
keuangan. Teori ini memberi penalaran mengapa kegiatan perusahaan disimbolkan
dengan cara tertentu.
3) Teori Pragmatik
Berkepentingan untuk
mengukur
pengaruh
dan
kebermanfaatan
informasi
BAB 2 PENALARAN
Praktik yang sehat harus dilandasi oleh teori yang sehat pula. Teori yang sehat harus
dilandasi oleh penalaran yang sehat karena teori akuntansi menuntut kemampuan penalaran
yang memadai. PENALARAN merupakan proses berpikir logis dan sistematis untuk
membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan akan asersi.
Unsur-unsur penalaran adalah asersi, keyakinan, dan argument. Interaksi antara
ketiganya merupakan bukti rasional untuk mengevaluasi kebenaran suatu pernyataan
teori.
1) Asersi
Asersi merupakan pernyataan bahwa sesuatu adalah benar atau penegasan tentang
suatu realitas. Asersi dapat dinyatakan secara verbal atau structural. Asumsi,
hipotesis, dan pernyataan fakta merupakan jenis tingkatan asersi. Jenis tingkatan konklusi
tidak dapat melebihi tingkatan asersi yang terendah.
2) Keyakinan
Keyakinan merupakan kebersediaan untuk menerima kebenaran suatu pernyataan.
Keyakinan merupakan hal yang dituju oleh penalaran. Keyakinan mengandung beberapa
sifat penting yaitu: keadabenaran, bukan pendapat, bertingkat, mengandung bias, memuat
nilai, berkekuatan, veridikial dan tertempa.
3) Argumen
Argumen merupakan proses penurunan simpulan atau konklusi atas dasar
beberapa asersi yang berkaitan secara logis. Argumen bertujuan mengubah keyakinan
kalau memang keyakinan tersebut lentuk untuk berubah atau ada kalanya argument yang
jelek dapat meyakinkan banyak orang. Kecohan atau salah nalar adalah argument yang
dapat membujuk meskipun penalarannya mengandung cacat. Argumen terdiri atas
beberapa asersi yang berfungsi sebagai premis dan konklusi. Argumen dapat bersifat
deduktif dan non-deduktif (induktif dan analogi)