KEPERAWATAN
MANAJEMEN KONFLIK
Kelompok 2
Aisyah Putri Sari Dewi
115070200111033
115070207111017
Atikatsani Latifah
115070200111023
Frita Ferdina
115070200111031
Rismaya Novitasari
115070200111041
Affrida Nurlily C W
115070201111009
Rahmi Nurrosyid P
115070201111017
GIovanny Sumeinar
115070207111019
Asmawati Fitriana J
115070201111005
PENDAHULUAN
akan
mempengaruhi
strategi
mereka
dalam
konflik
dan
maupun dengan pasien. Bentuk konflik yang sering terjadi adalah masalah
pembagian tugas dan insentif yang tidak jelas dan tidak merata, sering tidak
bertanggung jawab terhadap tugas serta menyalahkan rekan kerja yang lain.
Hasil
penelitian
menunjukkan
sebagian
besar
(78,3%)
responden
disepelekan,
tidak dihargai,
maka
cukup
beralasan
untuk
mengasumsi
bahwa
dengan
berlangsungnya waktu yang cukup lama, pasti akan timbul perbedaanperbedaan pendapat antara meraka. mengingat bahwa konflik tidak dapat
dihindari, maka approach yang baik untuk diterapkan adalah pendekatan
mencoba memanfaatkan konflik demikian rupa, hingga ia tetap serta efektif
untuk sasaran-sasaran yang di inginkan. Pendekatan konflik sebagai bagian
normal dari perilaku dapat di manfaatkan sebagai alat untuk mempromosikan
dan mencapai perubahan-perubahan yang di kehendaki.
1.2 Rumusan Masalah
Untuk lebih terstrukturnya pembahasan dalam makalah ini, maka penulis
menarik beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini. Sebagai
berikut :
1. Apa Definisi Konflik?
2. Bagaimana Ciri-ciri konflik?
3. Apa Kategori Konflik?
4. Apa Penyebab dari Konflik?
5. Bagaimana Proses Terjadinya Konflik?
6. Apa Akibat dari Manajemen Konflik?
7. Bagaimana Mengelola klonflik?
8. Apa Teknik atau Keahlian untuk Mengelola Konflik?
9. Apa Aspek Positif dalam Konflik?
10. Bagaimana Penyelesaian Konflik?
11. Bagaimana Petunjuk Pendekatan Situasi Konflik?
12. Apa Hal-hal yang Perlu Dipertahankan dalam Mengatasi Konflik?
1.3 Tujuan Penulisan
1 Mengetahui apa Definisi Konflik?
2 Mengetahui Bagaimana Ciri-ciri konflik?
3 Mengetahui Apa Kategori Konflik?
4 Mengetahui Apa Penyebab dari Konflik?
5 Mengetahui Bagaimana Proses Terjadinya Konflik?
6 Mengetahui Apa Akibat dari Manajemen Konflik?
7 Mengetahui Bagaimana Mengelola klonflik?
8 Mengetahui Apa Teknik atau Keahlian untuk Mengelola Konflik?
9 Mengetahui Apa Aspek Positif dalam Konflik?
10 Mengetahui Bagaimana Penyelesaian Konflik?
11 Mengetahui Bagaimana Petunjuk Pendekatan Situasi Konflik?
12 Mengetahui Apa Hal-hal yang Perlu Dipertahankan dalam Mengatasi
Konflik?
BAB II
TINJAUAN TEORI
DEFINISI KONFLIK
Situasi yang terjadi ketika ada perbedaan pendapat atau perbedaan cara
pandang diantara beberapa orang, kelompok atau organisasi.
mencapai satu tujuan sehingga mereka berada dalam posisi oposisi, bukan
kerjasama.
Konflik-konflik
ketidaksenangan,
perasaan
emosional
takut,
mencakup
penolakan,
dan
perasaan
marah,
benturan-benturan
kepribadian.
KATEGORI KONFLIK
Marquis & Huston (2010) mengatakan ada tiga kategori konflik yang
utama : intrapersonal, interpersonal, dan interkelompok.
(1) Konflik intrapersonal : Konflik yang terjadi pada individu sendiri.
Keadaan ini merupakan masalah internal untuk mengklarifikasi nilai
dan keinginan dan konflik yang terjadi. Hal ini sering dimanifestasikan
sebagai akibat dari kompetensi peran (Nursalam, 2009). Bagi
manajer, konflik intrapersonal dapat disebabkan oleh berbagai area
tanggung jawab yang terkait dengan peran manajemen (Marquis &
Huston, 2010).
(2) Konflik interpersonal : Konflik terjadi antara dua orang atau lebih
dimana nilai, tujuan dan keyakinan berbeda. Konflik ini sering terjadi
karena seseorang secara konstan berinteraksi dengan orang lain,
sehingga ditemukan perbedaanperbedaan (Nursalam, 2009). Ruang
lingkup ini sangat tidak terbatas, konflik bisa terjadi antara atasan
dengan bawahan secara individu dalam suatu perusahaan (Bachtiar,
2004).
(3) Konflik interkelompok : Konflik yang terjadi antara dua atau lebih dari
kelompok orang, departemen, atau organisasi. Sumber konflik ini
adalah hambatan dalam mencapai kekuasaan dan otoritas (kualitas
jasa layanan), serta keterbatasan prasarana (Marquis & Huston,
2010). Konflik interkelompok menyebabkan tugas koordinasi dan
integrasi kegiatan-kegiatan tugas menjadi sulit (Winardi, 2007).
PENYEBAB KONFLIK
1. Faktor Manusia
a. Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya.
b. Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku.
c. Timbul karena ciri-ciri kepriba-dian individual, antara lain sikap
mempunyai
spesialisasi
dalam
fungsi,
tugas,
dan
mencoba
memperbaiki
dan
meningkatkan
status,
sedangkan
h. Hambatan
baik
dalam
j.
Perubahan
Perubahan
dianggap
sebagai
proses
alamiah,
tetapi
kadang
Hambatan komunikasi
Tekanan waktu
Perbedaan status
Konflik dapat terjadi karena manusia mempunyai sifat yang terbagi dalam
kuadran yaitu : (1) dominasi (dominance), sifat yang paling mendasar dalam diri
manusia yang dapat menimbulkan konflik. Dominasi muncul karena manusia
ingin mempertahankan kehidupan pribadi dan sosialnya dimata orang lain atau
ingin menguasai orang lain agar menuruti keinginannya yang tujuannya untuk
mencapai kepuasan diri. (2) Kepengaruhan (persuasiveness), hal ini terjadi jika
seseorang berusaha mempengaruhi orang lain agar mau menuruti apa yang
dipengaruhkan kepadanya, jika pengaruh tersebut membawa dampak negatif
pada dirinya maka akan terjadi konflik. (3) Keteguhan hati (steadiness),
merupakan cerminan sikap egois dalam diri manusia, yang bila bersentuhan
dengan kepentingan dan harga diri manusia lain bisa menimbulkan konflik dan
(4) kepatuhan (compliance), diartikan sebagai kepatuhan seseorang terhadap
nilai-nilai dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungannya. Jika ada karyawan
yang tidak patuh sedangkan karyawan yang lain sudah patuh akan memicu
timbulnya konflik (Bachtiar, 2004).
dicirikan
perilaku
yang
mudah
menolak,
menggerutu
dan
usulanusulan
di
antara
mereka,
tidak
saling
juga
dapat
imbalan
sering
yang
tidak
menimbulkan
didasarkan
masalah
atas
yang
pertimbangan
pada
akhirnya
konflik.
Setiap
orang
secara
tidak
sadar
belajar
menimbulkan
kecemasan,
mangkir,
menarik
diri,
pendapat.
PENGELOLAAN KONFLIK
Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan:
1
dalam kegitan sehari-hari yang akhirnya dapat dijadikan sebagai satu cara
hidup.
4
konflik
untuk
menentukan
waktu
yang
maupun
kelompok,
berupa
organisasi
penolakan,
baik secara
resistensi
terhadap
perubahan, apatis, acuh tak acuh, bahkan mungkin muncul luapan emosi
destruktif, berupa demonstrasi.
Merencanakan pelaksanaannya
hak karyawan.
4. Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang
muncul.
kerja.
7. Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit/eselon merupakan
mata rantai organisasi yang saling mendukung, jangan ada yang merasa
paling hebat.
8. Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian
BAB III
PEMBAHASAN
Contoh Kasus
Ruang Merpati memiliki 13 orang perawat yang terdiri dari 3 orang perawat
pagi, 2 sore dan 2 malam, 1 karu dan 5 sedang cuti melahirkan. Dengan 30
orang pasien rata-rata setiap hari pekerjaan memberikan asuhan, merupakan
tugas yang amat berat. Perawat di ruang tersebut sering cekcok karena tugas
yang amat berat, sementara gaji yang diterima tidak sesuai dengan pekerjaan
yang diterima. Jika anda menjadi manajer bagaimana anda menyelesaikan tugas
yang ada.
a.
b.
c. Menyusun tujuan
Tujuannya adalah konflik antara perawat dan manajer teratasi.
Perawat
mendapatkan
gaji
yang
sesuai
dengan
beban
pekerjaannya.
adalah :
Negosiasi : Negosiasi adalah suatu strategi penyelesaian konflik dimana
semua pihak yang terlibat saling menyadari dan sepakat tentang
keinginan bersama. Pada konflik ini, para perawat yang berjumlah 3
orang pagi, 2 orang sore dan 2 orang malam bersama karu dan manager
keperawatan mengadakan pertemuan untuk membahas permasalahan
yang terjadi. Pada pertemuan ini perawat dapat mengungkapkan
beratnya beban kerja yang harus dijalankan sedangkan gaji yang diterima
dianggap tidak sesuai. Pertemuan ini bertujuan untuk menentukan
pemecahan konflik yang terjadi, kesepakatan apa yang akan diambil
sehingga tidak merugikan kedua pihak yaitu perawat maupun manajer.
adalah dengan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Konflik merupakan suatu kondisi yang ditimbulkan karena adanya
perbedaan pendapat atau perbedaan cara pandang antara individu yang saling
berinteraksi yang dimulai dari dalam individu itu sendiri, antar kelompok, dan
antar organisasi. Konflik mempunyai ciri-ciri tertentu diantaranya adalah
setidaknya ada dua pihak yang saling bertentangan, tindakan maupun interaksi
yang saling menjatuhkan satu sama lain dan muncul ketidakseimbangan antar
kelompok yang bertentangan. Ada tiga kategori konflik yang utama yaitu konflik
intrapersonal yang terjadi pada individu sendiri akibat dari kompetensi peran,
konflik interpersonal yang terjadi antara dua orang atau lebih dimana nilai, tujuan
dan keyakinan berbeda dan konflik interkelompok yang terjadi antara dua atau
lebih dari kelompok orang, departemen dan organisasi yang berasala dari
hambatan dalam mencapai kekuasaan dan otoritas, serta keterbatasan
prasarana. Meskipun begitu, konflik bisa jadi merupakan sumber energi dan
kreativitas yang positi apabila dikelola dengan baik. Konflik dapat membantu
orang untuk saling memahami tentang perbedaan, menumbuhkan semangat
baru pada staf, dan lain-lain.
Konflik merupakan suatu kondisi yang ditimbullkan karena adanya
perbedaan pendapat. Penyebab dari konflik itu sendiri berasal dari faktor
manusia yang dipengaruhi oleh perasaan dan kepribadian seseorang dan faktor
organisasi yang dipengaruhi oleh sumber daya baik fisik, material maupun moriil
yang tersedia di organisasi tersebut. khususnya dalam bidang kesehatan, ada
banyak faktor yang menyebabkan terjadinya konflik diantaranya perilaku yang
menentang, stress, kondisi ruangan, kewenangan dokter-perawat, keyakinan,
ekslusifisme, kekaburan tugas, kekurangan sumber daya, proses perubahan,
imbalan dan masalah komunikasi.
untuk mencari solusi. Yang keempat adalah resolusi konflik yang merupakan
suatu penyelesaian masalah dengan cara memuaskan semua orang yang
terlibat. Yang kelima adalah konflik aftermath yang terjadi akibat dari tidak
terselesaikannya konflik yang pertama.
Konflik dapat dicegah atau dikelola dengan cara, yaitu mempertahankan
disiplin yang ada di organisasi, pertimbangan pengalaman dalam tahapan
kehidupan,
meningkatkan
komunikasi
yang
baik
sehingga
menciptakan
lingkungan yang terapeutik dan kondusif dan mendengarkan secara aktif. Dalam
pengelolaan konflik tergantung pada konflik itu sendiri, karakteristik dan keahlian
orang-orang yang terlibat, pentingnya isu yang menimbulkan konflik dan
ketersediaan waktu dan tenaga. Konflik tidak hanya dapat dicegah ataupun
dikelola dengan baik, konflik dapat diselesaikan. Langkah-langkah penyelesaian
konflik dilakukan dengan cara pengkajian, identifikasi dan intervensi. Ada
beberapa strategi yang digunakan dalam penyelesain konflik yaitu kompromi
atau negosiasi, kompetisi, akomodasi, smoothing, menghindar, dan kolaborasi.
Penyelesaian konflik diselesaikan dengan strategi yang bermacam-macam
sesuai dengan konflik yang terjadi, tetapi terdapat hal0hal yang perlu
diperhatikan dalam penyelesaian konlik. Hal tersebut adalah menciptakan
komunikasi , iklim dan suasan kerja yang efektif dan hamonis,menetapkan
peraturan dan prosedur yang baku untuk karyawan dan membina dan
mengembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar unit.
Saran
Setiap orang, kelompok maupun organisasi akan mengalami yang
namanya konflik. Sebanyak apapun konflik yang terjadi, konflik tersebut dapat
diselesaikan dan diharapkan memberikan kesadaran bagi masing-masing pihak
yang terlibat. Pengelolaan konflik yang terjadi disarankan agar dikelola maupun
diselesaikan dengan pemilihan strategi yang tepat dan keputusan yang tidak
merugikan salah satu pihak. Selain itu, lebih baik mencegah konflik yang terjadi
dengan menetapkan peraturan maupun memberikan kompensasi yang sepadan
dengan pekerjaan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Arwani & Heru S. (2006). Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: EGC
Bachtiar, A. (2004). Manajemen Sukses: Kiat Menghadapi Enam Hal yang
Menggangu Sukses Anda. Jogjakarta: Saujana Jogjakarta
Marquis dan Huston (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Teori
dan Aplikasi. Alih bahasa: Widyawati dan Handayani. Jakarta. Edisi 4.
EGC.
Monica, E. L. L. (1998). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan:
Pendidikan Berdasarkan Pengalaman. Jakarta: EGC
Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan. Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
professional. Jakarta: Salemba Medka
Nursalam. (2009). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika
PPNIM,
2012.
Selayang
Pandang
PPNI
Makassaar,
http://ppnimks.wordpress.com/
Rivai, V. (2003). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT.
RajaGrafindo Persada
Swanburg, R, (1993). Introductory Manajement and Leadership for Clinical
Nurses. Jakarta: EGC
Swanburg,
R.
C.
(2000).
Pengantar
Kepemimpinan
dan
Manajemen