Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
INFARK MIOKARD
Infark miokard adalah penyakit yang disebabkan adanya cedera iskemik
berkepanjangan pada jantung. Pada umumnya infark miokard didasari oleh
adanya penyakit arteri koroner progresif sekunder akibat aterosklerosis.
Gejala
Keluhan yang khas ialah nyeri dada retrosternal, seperti diremas-remas
atau tertekan. Nyeri bisa menjalar ke lengan (umumnya ke kiri), bahu, leher,
rahang bahkan ke punggung dan epigastrium. Nyeri biasanya mirip dengan
angina pektoris namun lebih dan lama dan tidak responsif terhadap
nitrogliserin. Terkadang pada penderita diabetik dan orang tua, tidak ditemukan
nyeri sama sekali. Nyeri dapat disertai perasaan mual, muntah, sesak, pusing,
keringat dingin, berdebar-debar atau sinkope. Penderita sering terlihat
ketakutan.
Komplikasi
Komplikasinya termasuk artimia dan gagal jantung kongestif. Komplikasi
yang terjadi tergantung pada seberapa parah infark miokard. Pasien dengan
infark kecil biasanya sembuh dengan morbiditas minimal. Pasien dengan area
cedera luas beresiko menderita gagal jantung dan aritmia yang membahayakan
jiwa.
Hal yang Harus Diperhatikan oleh Dokter Gigi dalam Menangani Pasien
dengan Infark Miokard
Yang harus diperhatikan oleh dokter gigi pada pasien dengan infark
miokard adalah gangguan iskemik jantung atau timbulnya aritmia selama
prosedur perawatan gigi. Peningkatan resiko ini, berhubungan dengan
peningkatan kompleksitas prosedur perawatan gigi dan dengan penggunaan
Evaluasi Medis
Pasien dengan infark miokard sebelumnya bisa mendapat beberapa
komplikasi penyakit kardiovaskuler aterosklerotik seperti angina, gagal jantung
kongestif, aritmia, atau konduksi abnormal.
Terdapat kemungkinan peningkatan aritmia selama anestesia dan stres,
juga kemungkinan supresi miokard akibat anestesi. Laporan yang ada
mengindikasikan bahwa 6 bulan pertama setelah infark miokard adalah masamasa resiko tertinggi untuk terjadinya rekurensi. Pembedahan selama periode
ini membawa resiko 50-80% rekurensi infark miokard, dengan mortalitas
tinggi yang ekstrim. Mortalitas pasien dengan infark miokard perioperatif tetap
tinggi, bahkan pada studi terbaru. Mortalitas tinggi khususnya jika infark yang
baru itu terjadi pada area yang sama seperti infark sebelumnya. Karena
setengah dari infark miokard perioperatif secara klinis tenang, dengan tanpa
gejala nyeri dada, pemantauan perioperatif hati-hati dan evaluasi jantung
berkala penting untuk meminimalkan komplikasi yang tidak diharapkan.
Setelah periode 6 bulan, insiden infark miokard perioperatif menurun secara
progresif. Setelah 12 bulan pertama, insiden menjadi stabil kira-kira 5%.
Evaluasi Gigi
Evaluasi gigi harus termasuk daftar riwayat lengkap tentang infark
miokard yang dialami pasien. Dokter gigi harus waspada terhadap perawatan
pada pasien dengan infark miokard, karena kondisi tersebut berbahaya ketika
dilakukan prosedur pembedahan.
Pada saat anamnesa juga harus mendata komplikasi yang terjadi setelah
infark miokard. Riwayat nyeri dada substernal juga harus menjadikan dokter
gigi waspada terhadap kemungkinan angina. Dispnoe, ortopnea, dispnoe
nokturnal paroksismal, dan edema perifer bisa mengindikasikan gagal jantung
kongestif. Terjadinya palpitasi atau sinkop menunjukkan kemungkinan aritmia
atau kelainan kondiksi.
Evaluasi gigi juga harus termasuk diskusi singkat dengan dokter pribadi
pasien, jika dibutuhkan, untuk mendefinisikan status medis pasien. Sebelum
Manajemen Gigi
Manajemen gigi pada pasien dengan infark miokard sebelumnya
bergantung pada keparahan dan arah infark. Pasien yang mengalami infark
miokard akut tanpa komplikasi bisa mentolerir prosedur-prosedur (tipe I
sampai IV) durasi singkat setiap saat mengikuti kejadian. Prosedur yang
menimbulkan tekanan lebih baik ditunda sampai 6 bulan setelah infark.
Sebaiknya dilakukan konsultasi dengan dokter pribadi pasien. Tidak terdapat
kontraindikasi pada penggunaan epinefrin dalam konsentrasi 1:100.000 pada
anestesi lokal pada pasien ini. Namun, protokol untuk meminimalkan
penggunaan vasokonstriktor harus dilaksanakan. Komunikasi yang baik antara
pasien-dokter gigi, mengurangi stres, dan pemantauan merupakan hal yang
penting untuk manajemen pada pasien paska infark.
Pasien yang mengalami komplikasi infark
miokard
atau
yang
Pasien dengan Infark Miokard Terakhir Lebih Dari Satu Tahun yang Lalu
Tindakan Bedah
GASTROINTESTINAL
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE
histologis,
terjadi
infiltrasi
neutrofil,
limfosit,
dan
Manajemen Gigi
o Pasien harus melakukan kontrol secara rutin dan berkala untuk mencegah
terjadinya kerusakan dari jaringan keras dan lunak.
o Melakukan evaluasi pada fungsi hipotalamus/pituitari/adrenal untuk
mengetahui kesiapan pasien dalam menerima prosedur perawatan gigi.
o Hindari pemberian dari NSAID
o Sebelum prosedur perawatan gigi dijalankan, manifestasi dan komplikasi
dari IBD harus dirawat terlebih dahulu.
ENDOCRINE
KOMA DIABETIK
Pasien diabetes dapat mengalami hilang kesadaran karena hiperglikemia,
atau hipoglikemia. Hiperglikemia berkembang perlahan-lahan selama beberapa
jam atau beberapa hari, sedangkan hipoglikemia timbul secara mendadak dan
berbahaya, sehingga membutuhkan penanganan secara mutlak dan segera.
HIPOGLIKEMIA
Pasien diabetes dapat menerima injeksi insulin atau pil (sulphonyl urea)
untuk mengontrol kondisi mereka. Beberapa penderita bisa dikontrol hanya
dengan diet makanan saja, dan tidak berisiko terkena hipoglikemia. Beberapa
yang membutuhkan injeksi insulin kurang stabil dibandingkan dengan yang
menerima obat-obatan hipoglikemia, dan cenderung mudah mengalami
hipoglikemia. Pasien yang telah berpengalaman akan mengenali gejalagejalanya :
a. Pasien merasa lapar
b. Pasien mudah marah
c. Pasien akan menyadari resiko, jika dia tidak atau terlambat makan.
Tanda-tanda lain yang timbul pada pasien yang kurang tanggap :
d. Pasien mudah gelisah, irasional dan mungkin disorientasi. Dia dapat saja
agresif dan memberikan kesan seperti peminum.
e. Jika diikuti dengan hilangnya kesadaran, periksa apakah terjadi takikardia,
pupil mata melebar, dan kulit yang lembab.
Penatalaksanaan
1. Jika pasien dalam keadaan sadar, bujuklah agar minum minuman yang
mengandung gula. Pilihan yang baik adalah sari buah jeruk dengan tambahan
gula.
2. Jika pasien dengan cepat kehilangan kesadaran , berikan injeksi glukagon 1 mg
IM. Ini akan menaikkan gula darah sampai batas normal dalam beberapa menit,
dengan mengaktifkan glikogen hati.
3. Segera setelah pemberian glukagon, mintalah bantuan medis.
DAPUS
Franch, Aisha M., Soriano, Yolanda J., Perez, M.Gracia Sarrion. Dental
management of patients with inflammatory bowel disease. J Clin Exp Dent.
2010;2(4):e191-5
Soeparman. 1987. Ilmu penyakit dalam jilid I edisi kedua. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI