Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BTA

MEMBAHAS TENTANG SHALAT SUNNAH

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
KAMALIAH
KHAIRUNNISA UMAR
KHAIRUNNIDA AISYAH
KHAIRINA
LETYVIA NORMA LOANDA
ISA KHOIRIYAH

TAHUN AJARAN
2012/2013
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan anugrah,


kesehatan, kelonggaran dan kemampuan, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini.
Makalah ini membahas tentang SHALAT SUNNAH.Kami sadar
makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran
yang bertujuan membangun sangat kami butuhkan.
Kami berharap makalah ini dapat menjadi tambahan wawasan bagi kita
semua.

Wassalam.

DAFTAR ISI

Judul Halaman..
Kata pengantar..
Daftar Isi...
BAB I :
A. Pengertian Shalat Sunnah....
B.Surah yang Membahas Tentang Shalat Sunnah..
C.Macam macam Shalat Sunnah.
D. Keutamaan Shalat Sunnah..
BAB II : PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA.

BAB I

A. Pengertian Shalat Sunnah

1.

2.

1.
2.
3.
4.

Shalat sunnah ( shalat nafilah ) adalah shalat tambahan diluar shalat fardhu, bila
dikerjakan akan mendapat pahala tetapi bila ditinggalkan tidak berdosa.Sholat sunah
merupakan sholat dan amalan tambahan di luar kewajiban sholat lima waktu. Pengertian
sholat sunah yaitu melakukan suatu kebaikan yang bukan merupakan kewajiban, dilakukan
dengan ikhlas dan kerelaan hati. Shalat sunnah terbagi dua yaitu:
Shalat sunnah yang dilaksanakan secara berjamah. Shalat sunnah jenis ini status hukumnya
adalah muakkad, contohnya: shalat idul fitri, idul adha, terawih, istisqa, kusuf(Gerhana
Matahari) dan khusuf (Gerhana Bulan).
Shalat sunnah yang dikerjakan secara munfarid ( sendiri-sendiri ). Status hukumnya ada yang
muakkad seperti: shalat sunnah rawatib dan tahajud. Ada pula yang status hukumnya sunnah
biasa ( ghairu muakkad ) seperti: shalat tahiyatul masjid, shalat dhuha, shalat witir, dan lainlain.
Shalat sunnah juga memiliki berbagai manfaat, antara lain :
Menjadi amalan tambahan kelak di hari kiamat seandainya pada saat melaksanakan sholat
lima waktu tidak sempurna.
Mampu meninggikan derajat serta menghapus dosa, kesalahan dan terbukanya pintu sorga
bersama Rasulullah SAW.
Menimbulkan rasa cinta dan merupakan wujud syukur kepada Allah SWT dari hamba-Nya
Mendatangkan berkah, rejeki dan kebaikan saat dikerjakan di rumah, karena menjadikan
rumahnya sebagai bagian dari sholatnya.

B. Surah yang Membahas Tentang Shalat Sunnah


Adapun surah yang membahas tentang shalat sunnah yaitu surah Al isra ayat 78-79 :

Artinya :
Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula
shalat) subuh, Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).

Artinya :Dan
pada sebagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan
bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.

Kandungan surah Al-isra ayat 78-79 :


Ayat 78 ini memerintahkan agar Rasulullah saw mendirikan salat sesudah matahari
tergelincir sampai gelap malam, dan mendirikan salat subuh. Maksudnya ialah mendirikan
salat yang lima waktu, yaitu salat Zuhur, Asar, Magrib, Isyak dan Subuh.
Mendirikan salat yang lima waktu ialah mengerjakan dan menunaikannya, lengkap
dengan rukun-rukun dan syarat-syaratnya, terus menerus dikerjakan, sesuai dengan yang
diperintahkan Allah, baik menurut lahir, maupun menurut batin. Yang dimaksud "lahir ialah
mengerjakan salat sesuai dengan ketentuan ketentuan yang ditetapkan agama, dan yang
dimaksud dengan "batin' ialah mengerjakan salat dengan hati, dengan segala ketundukan dan
kepatuhan kepada Allah SWT penuh kekhusyukan, karena merasakan keagungan dan
kekuasaan Allah yang menguasai dan menciptakan s/uslimin, menyembah Allah, termasuk
salat dalam keadaan seakan-akan melihat Allah SWT. sabda Nabi saw:
"Sembahlah Allah, seolah-olah engkau melihat Nya, maka jika engkau tidak melihat Nya,
maka sesungguhnya Ia melihat engkau".
Apabila seseorang hamba Allah mengerjakan salat yang lima waktu,/

[,

[
= berarti Ia telah mengerjakan salah satu dari rukun Islam. Dalam ayat ini diterangkan bahwa
salat subuh itu disaksikan oleh para malaikat.Maksudnya ialah pada waktu subuh itu bertemu
malaikat penjaga malam dengan malaikat penjaga siang, karena pada waktu mereka
mengadakan pergantian tugas. Pada waktu kedua malaikat itu akan melihat seseorang hamba
yang dan melaporkan kepada Tuhan apa yang mereka lihat itu, sebagaimana diterangkan
dalam hadis Nabi saw:
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Nabi saw bersabda: "Malaikat malam dan siang
bergantian dalam tugasnya. Mereka berkumpul pada salat subuh dan salat asar. Maka
naiklah malaikat yang menjagamu pada malam hari, dan Tuhan bertanya kepada mereka
(padahal Allah lebih mengetahui tentang kamu): "Bagaimana keadaan hamba Ku waktu
engkau meninggalkan?" Para malaikat menjawab: "Kami datang kepada mereka, mereka
dalam keadaan salat dan kami tinggalkan mereka, merekapun dalam keadaan salat pula"
(H.R. Tirmizi)
Mengenai keadaan seorang mukmin yang selalu mengerjakan salat subuh pada awal
waktunya, berkata Ar Razi: "Sesungguhnya pada waktu subuh itu manusia menyaksikan
tanda-tanda kekuasaan Allah dan kebagusan hikmah Nya di langit dan di bumi. Pada waktu
itu sinar siang yang terang benderang menyapu kegelapan malam, waktu itu
bangunlahorang yang sedang tidur dan pancainderanya kembali bekerja setelah terlena
selama mereka tidur".
Ayat 79 memerintahkan Rasulullah dan kaum Muslim agar bangun di malam hari dan
mengerjakan salat tahajud.

Ayat ini merupakan ayat yang pertama kali memerintahkan Rasulullah mengerjakan
salat malam sebagai tambahan atas salat yang wajib. Salat malam ini diterangkan oleh hadis
Nabi saw:
Bahwasanya Nabi saw ditanya orang: "Salat manakah yang paling utama setelah
salat yang diwajibkan (salat lima waktu). Rasulullah saw menjawab: Salat tahajud". (H.R.
Muslim dari Abu Hurairah)
Dari hadis-hadis Nabi yang sahih, yang diriwayatkan dari Aisyah dan Ibnu Abbas
dipahami bahwa Nabi Muhammad saw mengerjakan salat tahajud, setelah beliau tidur dahulu,
kemudian bangun. Kebiasaan Nabi ini dapat dijadikan dasar hukum bahwa salat tahajud itu
lebih baik (sunah) dikerjakan oleh seseorang, setelah ia tidur beberapa saat di malam hari,
kemudian pada pertengahan malam hari ia bangun untuk salat tahajud.
Kemudian Allah SWT menerangkan hukum salat tahajud itu adalah sebagai ibadat
tambahan Rasulullah di samping salat yang lima, oleh karena itu maka hukumnya bagi
Rasulullah adalah wajib melakukannya, sedang bagi umatnya salat tahajud adalah sunah
hukumnya.
Dalam ayat ini diterangkan tujuan salat tahajud itu bagi Nabi Muhammad ialah agar
Allah SWT dapat menempatkannya di tempat yang terpuji.
Yang dimaksud dengan "maqaman mahmudan" ialah syafaat Rasulullah saw pada hari
kiamat. Pada hari itu manusia mengalami keadaan yang sangat susah yang tiada taranya. Yang
dapat melapangkan dan meringankan manusia dari keadaan yang sangat susah itu hanyalah
permohonan Nabi Muhammad saw kepada Tuhannya, agar orang itu dilapangkan dan
diringankan dari penderitaannya. Diriwayatkan oleh Tirmizi dari Abu Hurairah, Ia berkata:
"Berkata Rasulullah saw tentang yang dimaksud dengan "maqaman mahmudan" dalam ayat
ini: "Maqaman mahmudan" itu ialah syafaatku. (Hadis Hasan Sahih) Berkata Ibnu Jarir:
"Kebanyakan para ahli berkata: "Yang dimaksud dengan "maqaman mahmudan" itu ialah
suatu kedudukan yang dipergunakan oleh Rasulullah saw pada hari kiamat untuk memberi
syafaat kepada manusia, agar Allah SWT meringankan bagi mereka kesusahan dan kesulitan
yang mereka alami pada hari ini".
Diriwayatkan oleh An Nasai dan Al Hakim dan segolongan ahli Hadis dari Huzaifah ia
berkata: "Allah mengumpulkan manusia pada suatu daratan yang luas pada hari kiamat,
mereka semua berdiri dan tidak seorangpun yang berbicara pada hari ini kecuali dengan izin
Nya. Orang-orang yang mula-mula diseru namanya ialah Muhammad, maka Muhammad
berdoa kepada Nya.Maka inilah yang dimaksud dengan "maqaman mahmudan" dalam ayat
ini.
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Jabir bin Abdullah bahwa Rasulullah saw bersabda:

Barangsiapa yang membaca doa setelah selesai mendengar azan "Wahai Tuhanku:
"Tuhan Yang Empunya seruan Yang Sempurna dan salat yang dikerjakan ini, berilah kepada
Muhammad wasilah dan keutamaan dan angkatlah ia kepada al maqam almahmud
(kedudukan yang terpuji) yang telah Engkau janjikan kepadanya", maka dia memperoleh
syafaatku".
Diriwayatkan dari Muslim dari Anas, ia berkata: "Telah mengabarkan Rasulullah
kepada kami, beliau berkata: "Apabila datang hari kiamat, dan manusia itu berbondongbondong, maka mereka menghadap Adam as, mereka meminta kepadanya: "Berilah syafaat
untuk anak cucu engkau". Adam menjawab: "Aku tidak mempunyainya tetapi pergilah
kepada Ibrahim, maka sesungguhnya dia Khalilullah. Maka merekapun menghadap Ibrahim
as,
Ibrahim menjawab: "Aku tidak mempunyainya, tetapi pergilah kepada Musa, maka
sesungguhnya ia adalah: Kalimullah. Setelah mereka meminta kepada Musa; Musa
menjawab: "Aku tidak mempunyainya, tetapi pergilah kepada Isa, sesungguhnya dialah ruh
yang ditiupkan Allah dari kalimat Nya". Mereka menghadap Isa, Ia berkata: "Aku tidak
mempunyainya, tetapi pergilah kepada Muhammad saw". Maka merekapun menghadap
kepadaku dan memintanya, aku menjawab: "Aku mempunyainya". Tentang kedudukan Nabi
Muhammad saw di hari kiamat, diriwayatkan oleh Al Tirmizi dari Said Khudri, bahwasanya
Nabi saw bersabda:
Aku adalah pimpinan anak cucu Adam pada hari kiamat.Aku tidak membanggakan
diri, dan di tangankulah terpegang liwa'ul hamdi (bendera memuji Tuhan) aku tidak
membanggakan diri. Tidak ada seorang Nabi pun pada hari itu, sejak dari Adam sampai
Nabi-nabi yang lain, kecuali berada di bawah benderaku itu". (H.R. Tirmizi)
Dari ayat dan hadis-hadis di atas dipahami bahwa Nabi Muhammad saw dengan
mengerjakan salat tahajud sesuai dengan yang diperintahkan Allah itu akan diangkat oleh
Allah SWT ke tempat dan kedudukan yang dipuji oleh umat manusia, para malaikat dan Allah
Tabaraka Wata`ala dengan memberi syafaat kepada umat manusia yang berada di padang
Mahsyar di saat yang amat gawat dengan se izin Allah, dan umat manusia yang memang
berhak mendapat syafaat, berdasarkan amal saleh, ilmu pengetahuan dan budi pekerti mereka
semasa di dunia akan mendapat syafaatlah mereka dengan diampuni dosanya oleh Tuhan atau
dinaikkan derajatnya.
Pada firman Allah yang lain diterangkan bahwa bangun di tengah malam salat tahajud,
kemudian membaca Alquran dengan tertib dan fasih, mengikuti dengan hati arti dari ayat-ayat
itu, dapat membuat iman jadi kuat, memperkuat mental dan membina diri pribadi, karena
beribadat di malam hari itu dapat dilakukan dengan khusyuk.

C. Macam-Macam Shalat Sunnah


Shalat sunnah ialah sholat yang tidak wajib dilakukan oleh setiap muslim tapi
sunnah (berpahala) jika dilakukannya. Sesuatu yang sunnah akan lebih baik jika
dilaksanakan karena bisa menyempurnakan kekurangan ibadah kita.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Sesungguhnya amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari manusia
pada hari kiamat dari amalan-amalan mereka adalah shalat.Kemudian Allah
Taala mengatakan pada malaikatnya dan Dia lebih Mengetahui segala sesuatu,
Lihatlah kalian pada shalat hamba-Ku, apakah sempurna ataukah memiliki
kekurangan? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang
sempurna. Namun, jika shalatnya terdapat beberapa kekurangan, maka lihatlah
kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah? Jika ia memiliki shalat
sunnah, maka sempurnakanlah pahala bagi hamba-Ku dikarenakan shalat
sunnah yang ia lakukan. Kemudian amalan-amalan lainnya hampir sama seperti
itu.
Shalat sunah terbagi atas 2 bagian, yaitu :
A. Shalat sunah rawatib
Sholat sunnah rawatib ialah sholat sunnah yang dilakukan sebelum dan
sesudah shalat fardhu (shalat lima waktu). Shalat Rawatib ini terbagi menjadi 2
yaitu :
1. Shalat sunah rawatib muakkadah
Muakkadah: yaitu sholat sunah yang selalu dilakukan oleh Nabi saw. Sholat ini
jumlahnya ada 10 rakaat, yaitu :
Dua rakaat sebelum shalat Dhuhur
Dua rakaat setelah shalat Dhuhur
Dua rakaat setelah shalat Maghrib
Dua rakaat setelah shalat Isya
Dua rakaat sebelum shalat shubuh
Dari Ibnu Umar ra, ia berkata:Aku shalat bersama Rasulallah saw dua rakaat
sebelum shalat dzuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah shalat maghrib di
rumah beliau, dua rakaat sesudah shalat isya di rumah beliau. Kemudian ia
berkata: saudaraku Hafsha pernah meriwayatkan bahwa Rasulallah saw shalat dua
rakaat ringan ketika terbit fajar (sebelum shalat subuh). (HR Bukhari Muslim).
2. Shalat sunah rawatib bukan muakkadah
Bukan Muakkadah: yaitu shalat sunnah yang kadang kadang ditinggalkan atau tidak
dilakukan oleh Nabi saw. Shalat ini jumlahnya ada 12 rakaat, yaitu:

\/

Dua rakaat sebelum sholat dzuhur


Dua rakaat sesudah shalat dzuhur
Empat rakaat sebelum sholat Ashar
Dua rakaat sebelum sholat Maghrib
Dua rakaat sebelum sholat Isya

Dari Umu Habibah ra, Rasulullah saw bersabda, Barangsiapa yang menjaga empat
rakaat sebelum dzuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah mengharamkannya dari
api Neraka. (HR Abu Daud dan At-Tirmidzi, hadits hasan shahih)

Dari Ali r.a. ia berkata, Nabi saw biasa shalat empat rakaat sebelum ashar, beliau
membaginya menjadi dua dengan ucapan salam kepada para malaikat yang selalu
dekat dengan Allah dan kepada orang-orang yang mengikuti mereka dari kalangan
kaum muslimin dan mukminin. (HR Hasan Tirmidzi).
Dari Abdullah bin Mughaffal ra, Rasulallah saw bersabda: Shalatlah kalian sebelum
Maghrib (beliau mengulangnya tiga kali). Diakhirnya beliau bersabda: Bagi siapa
saja yang mau melaksankannya. Beliau takut hal tersebut dijadikan oleh orang-orang
sebagai sunnah. (HR Bukhori)
Dari Abdullah bin Mughaffal ra ia berkata: Nabi saw bersabda: Diantara adzan dan
iqomah ada sholat, diantara adzan dan iqomah ada sholat (kemudian ketiga kalinya
beliau berkata:) bagi siapa yang mau (HR Bukhari Muslim).
B. Shalat sunah bukan rawatib
Sholat sunnah bukan rawatib ialah sholat sunah yang mempunyai waktu-waktu tersendiri,
sebab-sebab tersendiri dan tidak ada hubungannya dengan sholat fardhu
(shalatlimawaktu). Shalat ini juga terbagi 2 bagian, yaitu :
1. Sholat sunnah bukan rawatib yang tidak dilakukan berjamaah, seperti :
Shalat Witir (Shalat Ganjil)
Shalat Dhuha
Shalat Tahiyatul Masjid
Shalat Setelah Wudhu
Shalat Istikharah
Shalat tahajjud
Shalat tasbih
Shalat Awwabin
Shalat hajat
Shalat sunnah ihram
Shalat setelah tawaf

2.

Shalat Sunah Bukan Rawatib Yang Dilakukan Secara Berjamaah, yaitu :


Sholat Tarawih
Sholat Hari Raya (Idul Fitri & Idul Adha)
Sholat Gerhana
Shalat Istisqa (Minta Hujan)

Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat lima waktu. Shalat
sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib disebut shalat sunnah qobliyah.
Sedangkan sesudah shalat wajib disebut shalat sunnah badiyah.
Di antara tujuan disyariatkannya shalat sunnah qobliyah adalah agar jiwa memiliki
persiapan sebelum melaksanakan shalat wajib. Perlu dipersiapkan seperti ini karena
sebelumnya jiwa telah disibukkan dengan berbagai urusan dunia. Agar jiwa tidak lalai dan
siap, maka ada shalat sunnah qobliyah lebih dulu.
Sedangkan shalat sunnah badiyah dilaksanakan untuk menutup beberapa kekurangan
dalam shalat wajib yang baru dilakukan. Karena pasti ada kekurangan di sana-sini ketika
melakukannya.

D. Keutamaan Shalat Sunnah


1. Shalat adalah sebaik-baik amalan
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda :
Ketahuilah, sebaik-baik amalan bagi kalian adalah shalat
2. Akan meninggikan derajat di surga karena banyaknya shalat tathowwu (shalat sunnah)
yang dilakukan
Tsauban, bekas budak Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanyakan
mengenai amalan yang dapat memasukkannya ke dalam surga atau amalan yang paling
dicintai oleh Allah. Kemudian Tsauban mengatakan bahwa beliau pernah menanyakan hal
tersebut pada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lantas beliau menjawab,
Hendaklah engkau memperbanyak sujud kepada Allah karena tidaklah engkau bersujud
pada Allah dengan sekali sujud melainkan Allah akan meninggikan satu derajatmu dan
menghapuskan satu kesalahanmu.Ini baru sekali sujud.Lantas bagaimanakah dengan
banyak sujud atau banyak shalat yang dilakukan?!
3. Menutup kekurangan dalam shalat wajib
Seseorang dalam shalat lima waktunya seringkali mendapatkan kekurangan di sana-sini
sebagaimana diisyaratkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
Sesungguhnya seseorang ketika selesai dari shalatnya hanya tercatat baginya
sepersepuluh, sepersembilan,seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima,
seperempat, sepertiga, separuh dari shalatnya.
Untuk menutup kekurangan ini, disyariatkanlah shalat sunnah. Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda :
Sesungguhnya amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari manusia pada hari
kiamat dari amalan-amalan mereka adalah shalat.Kemudian Allah Taala mengatakan
pada malaikatnya dan Dia lebih Mengetahui segala sesuatu, Lihatlah kalian pada shalat
hamba-Ku, apakah sempurna ataukah memiliki kekurangan? Jika shalatnya sempurna,
maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun, jika shalatnya terdapat
beberapa kekurangan, maka lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat
sunnah? Jika ia memiliki shalat sunnah, maka sempurnakanlah pahala bagi hamba-Ku
dikarenakan shalat sunnah yang ia lakukan. Kemudian amalan-amalan lainnya hampir
sama seperti itu.
4. Rutin mengerjakan shalat rawatib 12 rakaat dalam sehari akan dibangunkan rumah di
surga.
Yang dimaksudkan dengan shalat sunnah dua belas rakaat dalam sehari dijelaskan dalam
riwayat At Tirmidzi, dari Aisyah. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Barangsiapa merutinkan shalat sunnah dua belas rakaat dalam sehari, maka Allah
akan membangunkan bagi dia sebuah rumah di surga. Dua belas rakaat tersebut adalah
empat rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat sesudah zhuhur, dua rakaat sesudah maghrib,
dua rakaat sesudah Isya, dan dua rakaat sebelum shubuh.

Hadits di atas menunjukkan dianjurkannya merutinkan shalat sunnah rawatib sebanyak


12 rakaat setiap harinya.
Dua belas rakaat rawatib yang dianjurkan untuk dijaga adalah: [1] empat rakaat
sebelum Zhuhur, [2] dua rakaat sesudah Zhuhur, [3] dua rakaat sesudah Maghrib, [4] dua
rakaat sesudah Isya, [5] dua rakaat sebelum Shubuh.

BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Shalat sunnah ( shalat nafilah ) adalah shalat tambahan diluar shalat fardhu,
bila dikerjakan akan mendapat pahala tetapi bila ditinggalkan tidak berdosa.
Sholat sunah merupakan sholat dan amalan tambahan di luar kewajiban sholat
lima waktu.Dan Pengertian sholat sunah yaitu melakukan suatu kebaikan yang
bukan merupakan kewajiban, dilakukan dengan ikhlas dan kerelaan hati.

DAFTAR PUSTAKA

http://blog.ephi.web.id/?p=1268.com
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?
pageno=4&SuratKe=17#Top.com
http://rumaysho.com/hukum-islam/shalat/3671--5-shalat-sunnah-yang-bisadirutinkan.html
Nasution, Lahmuddin. 1999. Fiqh Ibadah. Jakarta: PT LOGOS Wacana Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai