Anda di halaman 1dari 5

Banjir

Banjir sering sekali kita dengar di berbagai daerah, khususnya di daerah ibu kota Jakarta ini
yang daratannya rendah. Banjir adalah peristiwa terbenamnya suatu daratan (yang tadinya
kering) karena jumlah volume air yang meningkat karena suatu penyebab. Banjir dapat terjadi
karena adanya peluapan air yang berlebihan pada suatu tempat misalnya akibat hujan besar,
peluapan air sungai, pecahnya bendungan sungai dan sebagainya.
Mencegah dan menanggulangi banjir tak dapat dilakukan oleh pemerintah saja atau orang
perorang saja. Dibutuhkan komitmen dan kerjasama berbagai pihak untuk menghindarkan
Jakarta dan kota lain di Indonesia dari banjir besar.
Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan itu antara lain:

Membuang lubang-lubang serapan air

Memperbanyak ruang terbuka hijau

Mengubah perilaku masyarakat agar tidak lagi menjadikan sungai sebagai tempat sampah
raksasa
Meninggikan bangunan rumah memang dapat menyelamatkan harta benda kita ketika banjir
terjadi, namun kita tidak mencegah terjadinya banjir lagi. Manusia yang mengakibatkan banjir,
manusia pula yang harus bersama-sama menyelamatkan kota. Menyelamatkan Jakarta dari banjir
besar bukan hanya karena berarti menyelamatkan harta benda pribadi, namun juga
menyelamatkan wajah bangsa ini di mata d
Gunung Meletus
Letusan Gunung berapi adalah meletusnya gunung berapi yang masih aktif dan mengeluarkan
berbagai material perut gunung tersebut. Letusan Gunung berapi seiring dengan pesatnya
tehnologi, dapat diprediksi, meski belum 100 persen benar, tapi paling tidak prediksi tersebut
bisa mendekati kebenaran, sehingga langkah-langkah antisipasi dini untuk meminimalisir korban
dapat ditekan. Berikut tips sederhana jika terjadi letusan gunung berapi:
Persiapan Dalam Menghadapi Letusan Gunung Berapi
Mengenali daerah setempat dalam menentukan tempat yang aman untuk mengungsi.
Membuat perencanaan penanganan bencana.
Mempersiapkan pengungsian jika diperlukan.
Mempersiapkan kebutuhan dasar
Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi
Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk
kemungkinan bencana susulan.
Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang, celana panjang, topi
dan lainnya.
Jangan memakai lensa kontak.
Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung
Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.

Tanah Longsor
Tanah longsor seringkali dipicu oleh curah hujan tinggi dan terjadi selama beberapa hari.
Struktur tanah yang labil sangat mudah mengalami longsor hingga mengakibatkan bencana
khususnya bagi masyarakat yang berada di posisi lebih rendah. Tanah longsor juga dapat dipicu
oleh getaran gempa hingga merontokkan struktur tanah di atas.
Apa yang dilakukan pada saat terjadi tanah longsor
a) Apabila Anda di dalam rumah dan terdengar suara gemuruh, segera ke luar cari tempat lapang
dan tanpa penghalang
b) Apabila Anda di luar, cari tempat yang lapang dan perhatikan sisi tebih atau tanah yang
mengalami longsor.
Apa yang dilakukan sesudah terjadi tanah longsor
a) Jangan segera kembali ke rumah Anda, perhatikan apakah longsor susulan masih akan terjadi.
b) Apabila Anda diminta untuk membantu proses evakuasi, gunakan sepatu khusus dan peralatan
yang menjamin keselamatan Anda.
c) Perhatikan kondisi tanah sebagai pijakan yang kokoh bagi langkah Anda.
d) Apabila harus menghadapi reruntuhan bangunan untuk menyelamatkan korban, pastikan tidak
menimbulkan dampak yang lebih buruk atau menunggu pihak berwenang untuk melakukan
evakuasi korban.
Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan gejala alam yang membawa kerusakan dan kehancuran bagi lingkungan
dan makhluk hidup, sehingga gejala alam tersebut menjadi suatu bencana. Diperkirakan gempa
terjadi di dunia 400 500 kali dalam setahun dan di Indonesia sekitar 40 50 kali dalam
setahun.
Oleh karena membawa dampak merugikan bagi kehidupan khususnya kehidupan manusia maka
diperlukan upaya-upaya antisipasi baik sebelum terjadi gempa, saat terjadi gempa, dan setelah
terjadi gempa. Upaya tersebut diperlukan mengingat letak Indonesia yang berada pada zona
utama gempa bumi.
B. Upaya penanggulangan saat terjadi gempa:
1.
Jika berada di dalam bangunan: usahakan tetap tenang dan tidak panic, gunakan pintu dan
tangga darurat untuk keluar dan jangan menggunakan lift atau elevator, jangan berlindung di
bawah jembatan, jalan laying, ataupun benda-benda yang menggantung tapi berlindunglah di
bawah meja yang kokoh, dan jangan dulu masuk bangunan sebelum dipastikan tidak terjadi
gempa susulan selang beberapa lama.
2.
Jika berada di luar bangunan: carilah tanah lapang, jangan berlindung di bawah pohon atau
di tempat dekat tiang/gardu listrik, dan jika getaran gempa kuat, ambillah posisi duduk daripada
berdiri.
3.
Jika sedang mengemudikan kendaraan; hentikan perjalanan dan segera menepi, jangan
memberhentikan kendaraan di atas jembatan, jalan laying, atau persimpangan jalan, dan jangan

segera melanjutkan perjalanan sebelum dipastikan tidak terjadi gempa susulan selang beberapa
lama.
Badai Tropis
Pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih yang sering terjadi di
wilayah tropis di antara garis batik utara dan selatan, kecuali di daerah-daerah yang sangat dekat
dengan khatulistiwa,
Upaya Mitigasi dan Pengurangan Bencana
Struktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu bertahan iterhadap gaya angin
Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin khususnva di
daerah yang rawan angin badai
Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang terlindungi dari
serangan angin badai
Penghijauan di bagian atas arah agin untuk meredam gaya angin
Pembangunan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai tempat
penampungan sementara bagi orang maupun barang saat terjadi serangan angin badai.
Pembangunan rumah yang tanan angin
Pengamanan/perkuatan bagian bagian yang mudah diterbangkan angin yang dapat
membehayakan diri atau orang lain disekitamya
Kesiapsiagaan dalam menghadapi angin badai, mengetahui bagaimana cara penyelamatan diri
Pengamanan barang barang disekitar rumah agar terikat/dibangun secara kuat sehingga tidak
diterbangkan angin
Untuk para nelayan, supaya menambatkan atau mengikat kuat kapal kapalnya

Liputan6.com, Jakarta - Warga Kampung Melayu Kecil, Kecamatan Bukit Duri, Jakarta
Selatan, Kamis pagi tadi kembali terendam banjir. Banjir datang akibat meluapnya Kali
Ciliwung
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (19/2/2015), sejak dini hari tadi ratusan
rumah terendam banjir hingga 1,5 meter. Akibat banjir ini aktivitas warga pun terganggu, bahkan

sebuah sekolah dasar tak luput dari terjangan banjir.


Dekatnya lokasi pemukiman dengan bantaran kali menyebabkan pemumikan ini kerap dilanda
banjir. Terlebih apabila hujan deras mengguyur Bogor atau Jakarta.
Ruas Jalan Raya Gunung Sahari, Pademangan, Jakarta Utara, pun tak luput dari genangan air.
Kondisi ini diperparah dengan pasangnya air laut, sehingga membuat Kali Ciliwungmeluap.
Akibat banjir ini arus lalu lintas dari dan menuju Ancol harus dialihkan. Kendaraan roda dua
yang menerobos banjir pun mogok, sementara beberapa pengendara lain terpaksa harus
menyewa gerobak untuk melintasi genangan.
Hingga siang ini banjir masih menggenangi ruas Jalan Gunung Sahari. Para pengendara yang
hendak melintas di ruas jalan ini diimbau untuk mencari jalan alternatif agar tidak terjebak banjir

sekitar pukul 00.40 wib hari Sabtu (30/10), jogja Merapi kembali menyemburkan abu dan
awan panas, lava pijar, serta mengeluarkan suara gemuruh keras. Erupsi yang terjadi
setelah tengah malam itu berlangsung selama 21 menit, demikian dikatakan Surono, Kepala
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya
Manusia.
Menurut Surono, letusan Merapi hari Sabtu tiga kali lebih dahsyat dari letusan sebelumnya
pada tahun 1997, 2001, dan 2006.
Tidak ada korban tewas dalam letusan kali ini. Namun pihak rumah sakit melaporkan dua
orang meninggal dunia dalam kepanikan massal, termasuk seorang perempuan yang
tertabrak truk ketika berusaha menyelamatkan diri.

BANDA ACEH | ACEHKITA.CO Hujan deras menyebabkan sejumlah desa di Kecamatan


Lhoong, Aceh Besar, dilanda banjir. Sementara sejumlah ruas jalan di kawasan pegunungan Kulu
dan Paro mengalami longsor.
Informasi yang dihimpun acehkita.co, sejak Jumat hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Pada Sabtu (1/11/2014) dan Ahad (2/11/2014), hujan deras menyebabkan debit air sungai di
Lhoong meningkat dan meluap ke permukiman penduduk.
Davi Abda, warga Lhoong, menyebutkan, sejak Sabtu malam air menggenangi kompleks
Puskesmas, kantor kecamatan, Desa Lamsujen, Umong Siribee, Blang Me, Krueng Kala, Pasi,
dan Meunasah Tunong.
Di Desa Lamsujen, sebut Davi, banjir menyebabkan tiga rumah rusak akibat abrasi. Air gunung
juga mengepung perkampungan penduduk, sebut Davi kepada acehkita.co, Ahad.
Koordinator Posko Ikatan Mahasiswa dan Pelajar Lhoong Saifullah menyebutkan, warga Desa
Meunasah Tunong terpaksa mengungsi ke Desa Krueng Kala, kawasan yang lebih tinggi.
Sementara di beberapa dusun di Krueng Kala juga mengalami banjir.
Selain banjir, lintasan Banda Aceh-Calang juga mengalami longsor di Gunung Kulu dan Paro.
Kami terjebak, tidak bisa ke Banda Aceh atau pun ke Calang, ujar Davi, karena di Geureutee
ada pohon yang tumbang

Anda mungkin juga menyukai