Anda di halaman 1dari 30

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


 Ovarium merupakan sepasang organ pada sistem reproduktif wanita.
Berlokasi di pelvis, di samping uterus, yang mana adalah cekungan, berbentuk
seperti buah peer pada bayi yang sedang tumbuh. Masing-masing ovarium
ukuran dan bentuknya seperti buah kenari. Ovarium menghasilkan sel telur
dan hormon wanita. Hormon merupakan bahan kimia yang mengontrol
jalannya fungsi dari sel dan organ tertentu.Setiap bulan, selama siklus
menstruasi, sebuah sel telur dikeluarkan dari satu ovarium dalam proses yang
disebut ovulasi. Perjalanan sel telur dari ovarium melalui tuba falopii menuju
ke uterus. Ovarium juga merupakan sumber utama dari hormon wanita yaitu
estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi perkembangan
dari payudara wanita, bentuk tubuh, dan rambut tubuh. Hormon-hormon ini
juga mengatur siklus menstruasi dan kehamilan.
 William Helm, C. 2005. Dkk mengatakan : prognosis dari kista jinak
sangat baik. Kista jinak tersebut dapat tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di
ovarium kontralateral. Kematian disebabkan karena karsinoma ovari ganas
berhubungan dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan
keganasan ini sering ditemukan sudah dalam stadium akhir.
 Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%, bervariasi antara 86.9%
untuk stadium FIGO Ia dan 11.1% untuk stadium IV. Tumor sel granuloma
memiliki angka bertahan hidup 82% sedangakan karsinoma sel skuamosa
yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.
Sebagian besar tumor sel germinal yang terdiagnosis pada stadium awal
memiliki prognosis yang sangat baik. Disgerminoma dengan stadium lanjut
berkaitan dengan prognosis yang lebih baik dibandingkan germinal sel tumor
nondisgerminoma. Tumor yang lebih tidak agresif dengan potensi keganasan
yang rendah mempunyai sifat yang lebih jinak tetapi tetap berhubungan
dengan angka kematian yang tinggi. Secara keseluruhan angka bertahan hidup
selama 5 tahun adalah 86.2%.
Prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan
tumor nonneoplastik tidak, jika menghadapi tumor ovarium yang tidak

1
2

memberikan gejala/keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi


5 cm diameternya, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau
kista korpus luteum. Tidak jarang tumor tersebut mengalami pengecilan secara
spontan dan menghilang, sehingga perlu diambil sikap untuk menunggu
selama 2-3 bulan, jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam
pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa
kemungkinan tumor besar itu bersifat neoplastik dan dapat dipertimbangkan
untuk pengobatan operatif. Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik
yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada
bagian ovarium yang mengandung tumor, akan tetapi jika tumornya besar atau
ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai
dengan pengangkatan tuba (salphyngoooforektomi). Jika terdapat keganasan
operasi yang lebih tepat ialah histerektomi dan salphyngoooforektomi
bilateral. Akan tetapi pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan
dan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah, dapat
dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi
secara tidak menyeluruh yaitu pengangkatan salah satu organ seperti ovari,
tuba fallopi, dan uterus.
Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua
kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada
awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah
terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lnjut,
penyakit ini disebut juga sebagai silent killer. Angka kejadian penyakit ini di
Indonesia belum diketahui dengan pasti. Faktor yang dapat menyebabkan
kanker diantaranya adalah makan makanan tinggi lemak dan kurang serat, zat-
zat tambahan sintetik pada makanan, kurang olah raga, merokok, polusi,
virus,sering stress, dan faktor genetik juga berpengaruh. Jadi, harus lebih
selektif memilih makanan yang sehat, lebih teratur berolahraga, jangan
merokok, dan hindari hidup diantara para perokok. Sampai sekarang belum
ada cara deteksi dini yang sederhana untuk memeriksa adanya keganasan
ovarium itu.sekarang yang bisa dipakai masih menggunakan USG, tetapi itu
agak sulit kalau diterapkan secara massal karena biayanya cukup mahal.
3

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kasus kista ovari?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan Umum

Mahasiswa Keperawatan diharapkan mampu untuk mengerti dan menjelaskan


kista ovarium dan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kasus kista ovari.

Tujuan Khusus

Pada akhir pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat

1. Mengerti dan mengetahui definisi dari kista ovari.


2. Mengerti dan memahami etiologi kista ovari.
3. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab, gejala klinis, serta
penatalaksanaan, serta masalah dari kista ovari.
4. Mahasiswa dapat mengetahui gejala klinis kista ovari.
5. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan dari kista ovari.
6. Menjelaskan Web of Caution dari kista ovari.
7. Mengetahui dan menerapkan asuhan keperawatan kepada pasien dengan
kista ovari.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Pembaca dapat memahami definisi, etiologi, patofisiologi, serta
penatalaksanaan pada pasien dengan kista ovari.
2. Pembaca khususnya mahasiswa ilmu keperawatan memahami asuhan
keperawatan yang tepat terhadap pasien dengan kista ovari.
3. Perawat dapat menerapkan asuhan keperawatan yang tepat terhadap pasien
dengan kasus kista ovari.
4

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Tumor ovarium adalah kista yang permukaannya rata dan halus
biasanya bertangkai,bilateral dan dapat menjadi besar ( Arif Mansjoer ).
Tumor ovarium adalah kista ada yang bersifat neoplastik dan nonneoplastik
( sarwono p ).Tumor ovarium adalah pertumbuhan jinak yang berkembang
dari sel-sel otot polos. Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan
yang terjadi pada indung telur yang dibungkus oleh semacam semacam selaput
yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.

2.2 Anatomi dan Fisiologi

Sebuah ovarium terletak disetiap sisi uterus, di bawah dan di belakang


tuba falopii. Dua ligamen mengikat ovarium pada tempatnya, yakni bagian
messovarium ligamen lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi
dinding pelvis lateral kira-kira setinggi spina illiaka anterior superior, dan
ligamentum ovarii propium, yang mengikat ovarium ke uterus. Pada palpasi,
ovarium dapat digerakkan.
Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pada pria.
Ukuran dan bentuk ovarium menyerupai sebuah almond berukuran besar. Saat
ovulasi, ukuran ovarium dapat berubah menjadi dua kali lipat untuk
sementara. Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat
dan sedikit kenyal. Sebelum menarche, permukaan ovarium licin. Setelah
maturasi seksual, luka parut akibat ovulasi dan ruptur folikel yang berulang
membuat permukaan nodular menjadi kasar.
Ovarium terdiri dari dua bagian:
1. Korteks Ovarii
 Mengandung folikel primordial
 Berbagai fase pertumbuhan folikel menuju folikel degraf
 Terdapat korpus luteum dan albicantes

4
5

2. Medula Ovarii
 Terdapat pembuluh darah dan limfe
 Terdapat serat saraf
Dua fungsi ovarium ialah menyelenggarakan ovulasi dan memproduksi hormon.
Saat lahir, ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial
(primitive). Di antara interval selama masa suburnya (umumnya setiap bulan), satu
atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi. Ovarium juga merupakan tempat
utama produksi hormone seks steroid (estrogen, progesterone, dan androgen) dalam
jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan dan fungsi
wanita normal.

2.3 Etiologi
Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan
tumor ovarium :
1 Faktor genetik
2 Wanita yang menderita kanker payudara
3 Riwayat kanker kolon
4 Gangguan hormonal
5 Diet tinggi lemak
6 Merokok
7 Minum alkohol
8 Pengunaan bedak talk perineal
6

9 Sosial ekonomi yang rendah

Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab.Penyebab inilah


nantinya yang akan menentukan tipe dari kista.Diantara beberapa kista
ovarium ,tipe folikuler merupakan tipe kista yang paling banyak
ditemukan.Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar
dari akibat perlukaan yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium.Pada
beberapa kasus, kista dapat pula diisi oleh jaringan abnormal tubuh seperti
rambut dan gigi.

2.4 Klasifikasi

Klasifikasi tumor ovarii sampai sekarang belum ada yang benar-benar


memuaskan, baik pembagian secara klinis maupun secara patologis anatomis.
Tumor kistik merupakan jenis yang paling sering terjadi terutama yang
bersifat non-neoplastik, seperti kista retensi yang berasal dari corpus luteum.
Tetapi di samping itu ditemukan pula jenis yang betul merupakan neoplasma.
Oleh karena itu tumor kistik dari ovarium yang jinak dibagi dalam golongan
non-neoplastik (fungsionil) dan golongan neoplastik.

1. Kista ovarium non-neoplastik (fungsionil)

a. Kista Follikel
           Kista ini berasal dari follikel yang menjadi besar semasa proses atresia
folliculi. Setiap bulan sejumlah besar follikel menjadi mati, disertai kematian
ovum, disusul dengan degenerasi dari epitel follikel. Pada masa ini tampaknya
sebagai kista-kista kecil. Tidak jarang ruangan follikel diisi dengan cairan
yang banyak, sehingga terbentuklah kista yang besar, yang dapat ditemukan
pada pemeriksaan klinis. Biasanya besarnya tidak melebihi sebuah jeruk.
Sering terjadi pada pubertas, climacterium, dan sesudah salpingektomi.
Gejala-gejala
Kista jenis ini tidak memberikan gejala yang karakteristik, bahkan
kadang-kadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun. Kurve suhu basal
bersifat monofasis. Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut
7

dapat memberikan rasa penuh dan tidak enak pada daerah yang dikenai.
Seperti pada semua tumor ovarii dapat menyebabkan torsi. Kadang-kadang
walaupun jarang, dapat terjadi rupture spontan, dengan disertai tanda-tanda
perdarahan intra abdominal sehingga gambaran klinisnya dapat menyerupai
suatu kehamilan ektopik yang terganggu. Yang paling sering terjadi ialah
cairan kista tersebut mengalami resorpsi secara spontan setelah satu atau dua
siklus.
Diagnosa
          Diagnosa hanya dapat ditentukan dengan palpasi dari tumor tersebut.
Tetapi kita tidak akan dapat menentukan dengan sekali pemeriksaan, apakah
kista ini neoplastik atau non neoplastik, kecuali bila ukurannya sangat besar.
Terapi
          Biasanya tak memerlukan terapi karena mengalami resorpsi spontan.
Bila harus diadakan operasi oleh karena adanya salah satu gangguan klinis
atau oleh karena indikasi lain, sebaiknya tindakannya disesuaikan dengan
keadaan. Bila kista kecil dapat dilakukan punksi atau eksisi saja. Bila besar
sebaiknya di enucleasi dengan meninggalkan jaringan ovarium yang normal.

b. Kista Lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar kehamilan.
Kista lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal dari corpus luteum
haematoma. Perdarahan ke dalam ruang corpus selalu terjadi pada masa
vaskularisasi. Bila perdarahan ini sangat banyak jumlahnya, terjadilah corpus
luteum haematoma, yang berdinding tipis dan berwarna kekuning-kuningan.
Secara perlahan-lahan terjadi resorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga
8

akhirnya tinggallah cairan yang jernih, atau sedikit bercampur darah. Pada saat
yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada bagian dalam lapisan lutein
sehingga pada kista corpus lutein yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam
jaringan-jaringan perut.

Gejala-gejala
Pada beberapa kasus sering mnyerupai kehamilan ektopik. Haid
kadang-kadang terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang terus
menerus, disertai rasa sakit pada bagian perut bawah. Pada pemeriksaan klinis
ditemukan benjolan yang sakit. Ada yang menganggap kista ini sebagai
korpus luteum persistens, dimana oleh sesuatu sebab tidak terjadi regresi.
Suatu jenis yang jarang dari kista lutein ialah yang ditemukan pada mola
hydatidosa atau chorio epithelioma. Dalam beberapa kasus dari jenis ini,
dindingnya dibentuk oleh sel granulose yang mengalami luteinisasi, tetapi
pada umumnya kista dibntuk oleh sel theca lutein dan jaringan ikat.

c. Stein Levental ovary         


Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polykistik, permukaan
rata, berwarna keabu-abuan dan berdinding tebal. Pada pemeriksaan
mikroskopis akan tampak tunica yang tebal dan fibrotik. Dibawahnya tampak
follikel dalam bermacam-macam stadium, tetapi tidak ditemukan corpus
luteum. Secara klinis memberikan gejala yang disebut Stein-Leventhal
Syndrom, yaitu yang terdiri dari hirsutisme, sterilitas, obesitas dan
oligomenorrhoe. Kecenderungan virilisasi mungkin disebabkan hyperplasi
dari tunica interna yang menghasilkan zat androgenic. Kelainan ini merupakan
penyakit herediter yang autosomal dominant.
9

d. Germinal inclusion cyst


Terjadi oleh karena invaginasi dari epitel germinal dari ovarium.
Biasanya terjadi pada wanita tua. Tidak pernah memberi gejala-gejala yang
berarti.

e. Kista endometrial
10

2. Kista ovarium yang neoplastik atau proliferatif

a. Kistoma ovarii simpleks


Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan di
dalam kista jernih, serus, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampak
lapisan epitel kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi
(putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa kista ini
suatu jenis kistadenoma serosum yang kehilangan epitel kelenjarnya
berhubung dengan tekanan cairan dalam kista. Terapi terdiri atas
pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi jaringan yang
dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah
ada keganasan.

b. Kistadenoma Ovarii Musinosum


 Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia
mungkin berasal dari suatu teratoma di mana dalam pertumbuhannya satu
elemen mengalahkan elemen-elemen lain. Ada penulis yang berpendapat
bahwa tumor berasal dari lapisan germinativum, sedang penulis lain menduga
tumor ini mempunyai asal yang sama dengantumorBrenner.
Angka Kejadian
Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan bersama-sama dengan
kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor merupakan kira-kira 60% dari
seluruh ovarium, sedang kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari
seluruh kelompok neoplasma ovarium.
Di Indonesia Hariadi (1970) menemukan frekuensi sebesar 27%;
sedangkan Gunawan (1977) menemukan angka 29,9%; Sapardan (1970)
37,2%; dan Djaswadi 15,1%. Tumor paling sering terdapat pada wanita
berusia antara 20-50 tahun, dan jarang sekali pada masa prapubertas.
Gambaran Klinik
          Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan
berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar,
lebih-lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar
11

tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya
unilateral, akan tetapi dapat juga ditemui yang bilateral.
Kista menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang dapat
terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat
menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif, yang
memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan
peritoneum parietale.
Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang
terakhir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di
dalam kista. Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti
gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari
percampurannya dengan darah.
Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh
epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat di antaranya sel-sel yang
membundar karena terisi lendir (goblet cells). Sel-sel epitel yang terdapat
dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar:
kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi
multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista, maka sel-sel epitel dapat
tersebar pada permukaan peritoneum rongga perut, dan dengan sekresinya
menyebabkan pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma peritonei
ialah timbulnya penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan
menyebabkan banyak perlekatan. Akhirnya, penderita meninggal karena ileus
dan atau inanisi. Pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan
pertumbuhan papiler. Tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan seksama
oleh karena di situ dapat ditemukan tanda-tanda ganas. Keganasan ini terdapat
dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum.
Penanganan
Penanganan terdiri atas pengangkatan tumor. Jika pada operasi tumor
sudah cukup besar sehingga tidak tampak banyak sisa ovarium yang normal,
biasanya dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-
ooforektomi). Pada waktu mengangkat kista sedapat-dapatnya diusahakan
mengangkatnya in toto tanpa mengadakan pungsi dahulu, untuk mencegah
timbulnya pseudomiksoma peritonei karena tercecernya isi kista. Jika
berhubung dengan besarnya kista perlu dilakukan pungsi untuk mengecilkan
12

tumor, lubang pungsi harus ditutup dengan rapi sebelum mengeluarkan tumor
dari rongga perut. Setelah kista diangkat, harus dilakukan pemeriksaan
histologik di tempat-tempat yang mencurigakan terhadap kemungkinan
keganasan. Waktu operasi, ovarium yang lain perlu diperiksa pula.

c. Kistadenoma Ovarii Serosum


Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari
epitel permukaan ovarium (germinal epithelium).
Angka Kejadian
Kista ini ditemukan dalam frekuensi yang hampir sama dengan
kistadenoma musinosum dan dijumpai pada goloongan umur yang sama. Agak
lebih sering ditemukan kista bilateral (10-20 %); Hariadi (1970) dalam hal ini
menemukan frekuensi 19,7%, Sapardan (1970) 15%, Djaswadi (1970) 10,9%;
dan Gunawan (1977) 20,3%. Selanjutnya, disurabaya hariadi dan Gunawan
menemukan angka kejadian tumor ini masing-masing 39,8% dan 28,5%; di
Jakarta Sapardan mencatat angka 20,05 dan di Yogyakarta Djaswadi mencatat
angka 36,1%.
Gambaran Klinik
Pada umumnya kista jenis ini tak mencapai ukuran yang amat besar
dibandingkan dengan kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya
licin, akan tetapi dapat pula berrbagala karena kista serosum pun dapat
berbentuk multilokuler, meskipun lazimnya berongga satu. Warna kista putih
keabu-abuan. Ciri khas kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam
rongga kista sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%. Isi
kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena campuran darah. Tidak
jarang kistanya sendiri kecil, tetapi permukaannya penuh dengan pertumbuhan
papiler (solid papilloma).
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan
gambaran makroskopik kistadenoma serosum papiliferum yang ganas dari
yang jinak, bahkan pemeriksaan mikroskopik pun tidak selalu memberi
kepastian. Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat dinding kista yang dilapisi
oleh epitel kubik atau epitel torak yang rendah, dengan sitoplasma eosinofil
dan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor ini barasal dari
epitel permukaan ovarium (germinal ephithelium), maka bentuk epitel pada
13

papil dapat beraneka ragam tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel
bulu getar, seperti epitel tuba.
Pada jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam
stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma biasanya
menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarii serosum papilliferum,
tetapi tidak bahwa tumor itu ganas.
Perubahan Ganas
Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi
epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistadenoma serosum secara
mikroskopik digolongkan kedalam kelompok tumor ganas. Akan tetapi, garis
pemisah antara kistadenoma ovarii papiliferum yang jelas ganas kadang-
kadang sukar ditentukan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bahwa
potensi keganasan yang dilaporkan sangat berbeda-beda. Walaupun demikian,
dapat dikatakan bahwa 30% - 35% dari kistadenoma serosum mengalami
perubahan keganasan. Bila pada suatu kasus terdapat implantasi pada
peritoneum disertai dengan asites, maka prognosis penyakit itu kurang baik,
meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan itu mungkin jinak
(histopatologically benign). Klinis kasus tersebut menurut pengalaman harus
dianggap sebagai neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant).
Terapi
Terapi pada umumnya sama seperti pada kistadenoma musinosum.
Hanya, berhubung dengan lebih besarnya kemungkinan keganasan, perlu
dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang dikeluarkan. Bahkan
kadang-kadang perlu diperiksa sediaan yang dibekukan (frozen section) pada
saat operasi, untuk menentukan tindakan selanjutnya pada waktu operasi.

d. Kista Endometrioid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada dinding
dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel
endometrium. Kista ini, yang ditemukan oleh Sartesson dalam tahun 1969,
tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii.
14

e. Kista Dermoid
Sebenarnya kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana
struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit,
rambut, gigi dan produk glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai
lemak nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen entoderm dan
mesoderm. Tentang histogenesis kista dermoid, teori yang paling banyak
dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis.
Angka Kejadian
Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang
kistik, dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir
25% dari semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa
reproduksi walaupun kista dermoid dapat ditemukan pula pada anak kecil.
Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat besar, sehingga beratnya
mencapai beberapa kilogram.
Frekuensi kista dermoid di beberapa rumah sakit di Indonesia ialah
sebagai berikut : Sapardan mencatat angka 16,9%; Djaswadi 15,1%; Hariadi
dan Gunawan masing-masing 11,1% dan 13,5% di antara penderita dengan
tumor ovarium. Sebelum perang dunia II, Eerland dan Vos (1935) melaporkan
frekuensi kista dermoid sebesar 3,8% dari 451 tumor ovarium yang diperiksa
di Nederlands-Indisch Kanker Instituut di Bandung, diantaranya satu kasus
pada anak umur 13 tahun.
Gambaran Klinik
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista
kelihatan putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian
kistik kenyal, di bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista
berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya nampak satu kista besar
dengan ruangan kecil-kecil dalam dindingnya. Pada umumnya terdapat satu
daerah pada dinding bagian dalam yang menonjol dan padat.
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan
entodermal. Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi
(ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa
traktus gastrointestinalis, epitel saluran pernapasan, dan jaringan tiroid
(entodermal). Bahan yang terdapat dalam rongga kista ialah produk dari
kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti lemak, bercampur dengan
15

rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan
gelondongan seperti konde.
Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri
mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan
dinding kista dengan akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum.
Perubahan keganasan agak jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista
dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause. Yang tersering adalah
karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu elemen ektodermal. Ada
kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih cepat dan menyebabkan
terjadinya tumor yang khas.

Termasuk di sini:
1. Struma ovarium
Tumor ini terutama terdiri atas jaringan tiroid, dan kadang-kadang
dapat menyebabkan hipertiroidi. Antara 1960 dan 1964 di RS. Dr. Soetomo
Surabaya pernah ditemukan 5 kasus struma ovarium, semuanay tak berfungsi
dan tidak ganas. Hariadi selam 5 tahun (1963-1968) menemukan 3 kasus
struma ovarium (= 0,5%), Djaswadi selam 10 tahun (1965-1974) hanya
mencatat satu kasus (= 0,5%); sedangkan Gunawan selama 3 tahun (1974-
1977) melaporkan satu kasus (= 0,2%).

2. Kistadenoma ovarii musinosum dan kistadenoma ovarii serosum


16

Kista-kista dapat dianggap sebagai adenoma yang bertasal dari satu


elemen dari epitelium germinativum.

3. Koriokarsinoma
Tumor ganas ini jarang ditemukan dan untuk diagosis harus dibuktikan
adanya hormon koriogonadotropin.
2.5 Manifestasi Klinik
Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat
berbahaya dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita
Pertumbuhan primer diikuti oleh infiltrasi kejaringan sekitar yang
menyebabkan berbagai keluhan samar-samar:
1. Perasaan sebah
2. Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan panggul
3. Makan sedikit terasa cepat kenyang
4. Sering kembung
5. Nyeri sanggama
6. Nafsu makan menurun
7. Rasa penuh pada perut bagian bawah
8. Gangguan miksi karena adanya tekanan pada kandung kemih dan juga
tekanan pada dubur
9. Gangguan menstruasi.Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola
haid kecuali tumor itu sendiri mengeluarakan hormon seperti pada tumor
sel granulosa yang dapat menyebabkan hipermenorrea.
10. Akibat Pertumbuhan adalah dengan adanya tumor didalam perut bisa
menyebabkan pembengkakan perut..Tekanan pada alat atau organ sekitar
disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut.Misalnya
sebuah kista yang tidak seberapa besar tetapi posisinya terletak didepan
uterus sehingga dapat menekan kandung kencing dan menyebabkan
gangguan miksi dan sedang kista besar yang terletak didalam rongga perut
kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat pada perut.Selain gangguan
miksi obstipasi dan oedema pada tungkai dapat terjadi.
17

2.6 Diagnosa
Pemeriksaan Penunjang
Tidak jarang tentang penegakkan diagnosis tidak dapat diperoleh
kepastian sebelum dilakukan operasi, akan tetapi pemeriksaan yang cermat
dan analisis yang tajam dari gejala-gejala yang ditemukan dapat membantu
dalam pembuatan differensial diagnosis.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis
adalah :

1.Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah
sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk
menentukan sifat-sifat tumor itu.

2.Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor
berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau
solid, dan dapat pula dibedakan antara cairan dalam rongga perut yang bebas
dan yang tidak.

3.Foto Rontgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks. Selanjutnya,


pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor.

4.Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu diperhatikan
bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan i
Pemeriksaan USG masih menjadi pilihan utama untuk mendeteksi
adanya kista. Selain itu, MRI dan CT Scan bisa dipertimbangkan tetapi tidak
sering dilakukan karena pertimbangan biaya.
18

2.7 Komplikasi

Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas


terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya
kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada wanita yang berusia diatas
40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadap kemungkinan
terjadinya kanker ovarium.

Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral


terutama yang berfungsi menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila
seorang wanita usia subur menggunakan metode konstrasepsi ini dan
kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segera
melakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker
ovarium.

2.8 Pengobatan

Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang


dengan sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang
pecah namun tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini
termasuk jinak dan tidak memerlukan penanganan medis. Kista biasanya
ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan USG.

Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan terhadap


perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila memang
ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan
mengecil sendiri.

Pemeriksaan USG sangat berperan dalam menentukan langkah


penatalaksanaan kista ovarium. Dengan USG dapat dilihat besarnya kista,
bentuk kista, isi dari kista dan lain sebagainya.

Jika memang kista ovarium tumbuh membesar dan menimbulkan


keluhan akibat dari peregangan organ sekitar kista maka perlu
dipertimbangkan untuk melakukan operasi pengangkatan kista. Jangan lupa
19

untuk segera membawa jaringan kista ke laboratorium patologi anatomi untuk


mengetahui kemungkinan kista tersebut berkembang menjadi kanker.
20

WOC KISTA OVARI

Factor internal factor eksternal


1 Faktor genetic 1 diet tinggi lemak
2 Wanita yang menderita kankerpayudara 2 merokok
3 Riwayat kanker kolon 3 minum alkohol
4 Gangguan hormonal 4 penggunaan bedak talk perineal
5 sosial ekonomi yang rendah

Kista ovari

Pecahnya dinding kista Pembesaran kista Peningkatan stimulasi hormone


Seperta pada tumor sel granulosa

Gg rasa nyaman nyeri


Peregangan atau penekanan Gangguan menstruasi
daerah panggul

Tekanan pada rectum Tekanan kandung kemih hypermenore

Gg pola
Gg Rasa Nyaman eliminasi urin ansietas

20
21

BAB III
ANALISIS KASUS

3.1 Kasus

Nn D usia 22 tahun kiriman poli kebidanan tanggal 2 September jam


12.00 dengan keluhan sakit pada perut bagian bawah dan bengkak yang
dirasakan sejak 2 tahun yang lalu .Makin lama makin besar sampai sebesar
kepalan tangan. Pasien belum menikah Pada tahun 2004 pernah menjalani
operasi Apendiks di RS M Djamil.

Data Penunjang : Hasil USG


3.2 Asuhan Keperawatan

PENGKAJIAN
A. Identitas/Biodata
Nama Klien : Nn. D
Umur : 22 tahun
Suku : Minang
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat rumah : Jln Muara Panyalinan PS Nan 3 BSD 1 Blok 5 No 8 Lbk
Buaya
B. Keluhan Utama
Sakit pada perut bagian bawah dan bengkak
C. Riwayat kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien adalah rujukan dari puskesmas Lubuk Buaya lalu klien dirujuk
ke RS M Djamil dan masuk ke bangsal Ginekologi pada tanggal 2
september 2008 pukul 12.00 wib.Pada saat pengkajian klien sudah
selesai di operasi

21
22

 Riwayat Kesehatan Dahulu


Sebelumnya klien tidak pernah menderita penyakit tumor. Pada tahun
2004 klien pernah operasi apendik di RS M Djamil padang.
 Riwayat Obstetri
Riwayat Menstruasi:
Menarche : 14 th
Siklus haid : 1x 30 hari
Lama Haid : 4-5 hari
Banyaknya : 2-3 x ganti duk
Bau : Amis
Warna : Merah kecoklatan
Keluhan : Nyeri haid

D. ROS: Observasi dan Pemeriksaan Fisik


Tanda vital:
a. TD : 110/70 mmHg
b. Nadi : 84 x / i
c. Pernafasan : 22 x / m
d. Suhu : 370 C
e. Kesadaran : cmc
B1 : Breath
a. Keluhan

Batuk : -
b. Irama nafas : teratur

c. Jenis : -

d. Suara Nafas : vesikuler

e. Alat Bantu nafas: -

f. Lain-lain:-

MK: tidak ditemukan masalah keperawatan


B2: Kardiovaskuler
23

a. Keluhan nyeri dada : -

b. Irama jantung : regular S1 S2 tunggal

c. Suara jantung : Normal

d. CRT : <2detik

e. Akral : Hangat kering merah

Lain – lain: -
MK : tidak ditemukan masalah
B3 : Sistem Pesyarafan
GCS : 4 5 6
B4: Bladder
BAK : 200 cc perhari
MK: Resiko gangguan retensi urine berhubungan dengan penekanan
daerah sekitar panggul
B5 : Pencernaan
Abdomen : pembesaran daerah abdomen
Nyeri tekan: +
Luka operasi : + tahun 2004
Jenis operasi : appendik
BAB : 1 x dalam 3 hari
MK:
1. Gangguan rasa nyaman,nyeri

2. Resiko konstipasi

B6: system muskuluskeletal dan integumen


DIAGNOSA
1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai
tumor/ infeksi pada tumor.

2. Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya


pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya

3. Resiko gangguan BAB konstipasi / BAK berhubungan dengan penekanan


daerah sekitar tumor.
24

INTERVENSI
1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai
tumor/ infeksi pada tumor

(Tujuan: Setelah diberi tindakan kepw,nyeri berkurang sampai hilang sama


sekali)

a. Kaji tingkat dan intensitas nyeri.

(R/ mengidentifikasi lingkup masalah)

b. Atur posisi senyaman mungkin.

(R/ Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri)

c. Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesik.

(R/menghilangkan rasa nyeri)

d. Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi.

(Merelaksasi otot – otot tubuh).

2. Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya


pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
(Tujuan : Setelah 1 X 24 Jam diberi tindakan, gangguan rasa nyaman
(cemas) berkurang.
a. Kaji  dan pantau terus tingkat kecemasan klien.
(R/ mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman
tindakan selanjutnya )
b. Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan
dengan penyakitnya.
(R/ Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien
tahu tentang keadaan dirinya )
c.   Bina hubungan yang terapeutik dengan klien.
(R/ Hubungan yang terapeutuk dapat menurunkan tingkat kecemasan
klien.

3. Resiko gangguan BAB / BAK berhubungan dengan penekanan daerah


sekitar tumor.
25

(Tujuan : gangguan BAB / BAK tidak terjadi)

a. Kaji dan pantau frekuensi BAB maupun BAK setiap hari

(R/mengidentifikasi masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan


selanjutnya)

b. Berikan obat pencahar jika di perlukan

(R/ kolaborasikan pemberian laksatif dengandokter)

c. Pemasangan alat bantu kateter jika di perlukan

(R/pemasangan kateter dapat digunakan selama praoperasi)


26

BAB IV
PEMBAHASAN

Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan
pembesaran sederhna konstituen ovarium normal, folikel graft, atau corpus luteum,
atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epitelium ovarium.
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur
yang dibungkus oleh semacam semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar
dari ovarium.
Berdasarkan hasil USG yang dilakukan pada nona D diperkirakan bahwa nona D
menderita kista dermoid.
Kista dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur
ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk
glandula sebasea berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol
daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tentang histogenesis kista
dermoid, teori yang paling banyak dianut ialah bahwa tumor berasal dari sel telur
melalui proses partenogenesis.
Gambaran Klinik
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kista dermoid. Dinding kista kelihatan
putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di
bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan seperti kista berongga satu, akan tetapi bila
dibelah, biasanya nampak satu kista besar dengan ruangan kecil-kecil dalam
dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah pada dinding bagian dalam yang
menonjol dan padat.
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan entodermal.
Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi (ektodermal), tulang
rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinalis,
epitel saluran pernapasan, dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat
dalam rongga kista ialah produk dari kelenjar sebasea berupa massa lembek seperti
lemak, bercampur dengan rambut. Rambut ini terdapat beberapa serat saja, tetapi
dapat pula merupakan gelondongan seperti konde.

26
27

Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di
perut bagian bawah. Ada kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kista dengan
akibat pengeluaran isi kista dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan agak
jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kista dermoid, dan biasanya pada wanita
lewat menopause. Yang tersering adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari
salah satu elemen ektodermal. Ada kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih
cepat dan menyebabkan terjadinya tumor yang khas.
Berhubungan dengan kasus di atas nona D mengalami nyeri perut bagian bawah yang
sesuai dengan manifestasi klinis pada kista dermoid. Kista dermoid juga banyak di
temukan pada usia reproduktif.
Angka Kejadian
Tumor ini merupakan 10% dari seluruh neoplasma ovarium yang kistik, dan
paling sering ditemukan pada wanita yang masih muda. Ditaksir 25% dari semua kista
dermoid bilateral, lazimnya dijumpai pada masa reproduksi walaupun kista dermoid
dapat ditemukan pula pada anak kecil. Tumor ini dapat mencapai ukuran yang sangat
besar, sehingga beratnya mencapai beberapa kilogram.
Frekuensi kista dermoid di beberapa rumah sakit di Indonesia ialah sebagai berikut :
Sapardan mencatat angka 16,9%; Djaswadi 15,1%; Hariadi dan Gunawan masing-
masing 11,1% dan 13,5% di antara penderita dengan tumor ovarium. Sebelum perang
dunia II, Eerland dan Vos (1935) melaporkan frekuensi kista dermoid sebesar 3,8%
dari 451 tumor ovarium yang diperiksa di Nederlands-Indisch Kanker Instituut di
Bandung, diantaranya satu kasus pada anak umur 13 tahun.

Untuk tindakan keperawatan yang dilakukan pada nona D yaitu pada masalah
keperawatan gangguan rasa nyaman (nyeri) adalah mengkaji tingkat dan intensitas
nyeri untuk mengidentifikasi lingkup masalah pada nona D, mengatur posisi
senyaman mungkin untuk menurunkan tingkat ketegangan pada perut bagian bawah,
kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian analgesik agar rasa nyeri hilang,
mengajarkan untuk melakukan tekhnik relaksasi pada nona D untuk merelaksasi otot-
otot tubuh. Tindakan keperawatan pada masalah keperawatan gangguan rasa nyaman
(cemas) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan
penatalaksanaannya adalah mengkaji  dan memantau terus tingkat kecemasan klien
untuk mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan
keperawatan selanjutnya, memberikan penjelasan tentang semua permasalahan yang
28

berkaitan dengan penyakitnya untuk menambah wawasan klien sehingga klien tahu
tentang keadaan dirinya, membina hubungan yang terapeutik dengan klien untuk
menurunkan tingkat kecemasan klien.

Untuk tindakan keperawatan pada nona D dengan masalah keperawatan Resiko


gangguan BAB / BAK berhubungan dengan penekanan daerah sekitar tumor adalah
mengkaji dan memantau frekuensi BAB maupun BAK nona D setiap hari untuk
mengidentifikasi masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan keperawatan
selanjutnya, kita dapat memberikan obat pencahar jika di perlukan, kolaborasikan
pemberian laksatif dengan dokter, memasang alat bantu kateter yang dapat digunakan
selama praoperasi.
29

BAB V
PENUTUP

Kesimpulan
Kista ovarium merupakan pertumbuhan jaringan otot polos yang dapat menimbulkan
pembengkakan yang dapat berisis cairan maupun berbentuk padat. Penemuan terbaru
untuk penanganan kista ovarium dapat dilakukan laparoskopi.
Satu-satunya pengobatan untuk neoplasma dari ovarium adalah operasi, tergantung
pada jenis usia wanita dan perlu atau tidaknya wanita hamil lagi, sebaiknya isi kista
segera dibuka, sebelum perut ditutup kembali.
Pada wanita yang lebih tua (lebih dari 40 tahun) jalan yang baik adalah hysterectomy
totalis dan salping oophorectomy bilateral wallaupun tidak terdapat tanda-tanda
keganasan.

Saran
a. Diperlukan deteksi dini terhadap semua keganasan penyakit kandungan
terutama kista ovarium yang kebanyakan dapat menjadi ganas.
b. Penyakit ini disebut juga silent killer karena gejala penyakitnya yang lambat
terdeteksi oleh penderitadan kebanyakan diketahui saat kista sudah besar.
c. Menghindari faktor pemicu timbulnya kista ovarium dan peningkatan status
gizi sangatlah penting karena dari tubuh yang sehat akan memperkecil
kemungkinan untuk terjangkit penyakit.
d. Menghindari makanan yang mengandung zat kimia dan makanan siap saji.

Pada kasus Nn D kista yang diderita termasuk dalam kista folikel. Gejala yang
dirasakan oleh Nn D adalah rasa sakit di bagian bawah panggul yang diakibatkan
oleh penekanan daerah sekitar bawah panggul

29
30

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda juall. 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8.


Jakarta : EGC.

Doenges, E, Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi.


Jakarta : EGC.

Lowdermilk, perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh edition.


Philadelphia : Mosby.

Sjamjuhidayat & Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta :
EGC.

Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
Jakarta : EGC.

Anonym. Kista ovari. www. Bunda labiban.com diakses tanggal 24 September


2009.

Anurogo, ditto. 2009. Kista ovarium. www. Netsains.com. diakses tanggal 24


September 2009.

30

Anda mungkin juga menyukai