Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup,
mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur,
tumbuhan, hewan; sampai mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di
dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari
sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian
(katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup.. Semua reaksi metabolisme dikatalis
oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam
penawaracunan atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun
menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.
Metabolisme Vitamin
Definisi vitamin adalah sebuah kelompok dari nutrisi-nutrisi yang harus dalam
susunan makanan (i.e lingkungan yang bersifat kimia) dari suatu organisme. Ada beberapa
fungsi vitamin dalam sitem biological tanpa beberapa tipe pada aktivasi metabolisme atau
sambungan untuk sebuah ko-fungsional spesies (misalnya enzim), harus mengalami yang
namaya konversi metabolik.
Metabolik transformasi dari bentuk nutrisi-nutrisi pada banyak vitamin kedalam
bentuk yang aktif dalam metebolisme harus termasuk modifikasi substantive pada struktur
kimia vitamin dan/atau kombinasinya dengan golongan metabolikal penting lainnya.
Selanjutnya, beberapa vitamin diaktifkan ke fungsi golongan mereka, factor yang dapat
memengaruhi aktivasi metabolisme vitamin dapat dalam pengaruh efekasi nutrisi.
1. Metabolism Vitamin A
Vitamin A dalam makanan sebagian besar terdapat dalam bentuk eter esensial retinil,
bersama karotenoid bersama lipida lain dalam lambung. Dalam sel-sel mukosa usus halus,
ester retinil dihiddrolisis oleh enzim-enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih
efesien diabsorsi daripada ester retinil. Sebagian karetonoid, terutama beta karoten di dalam
sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.
Dalam usus halus retinol bereaksi dengan asam lemak dan membentuk ester dan
dengan bantuan cairan empedu menyebrangi sel-sel vili dinding usus halus untuk kemudian
diangkut oleh kilomikron melalui sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati. Hati
merupakan tempat penyimpanan terbesar vitamin A dalam tubuh.
Bila tubuh memerlukan, vitamin A dimobilasi dari hati dalam bentuk retinol yang
diangkut oleh Retinol Binding-Protein (RBD) yang disentesis oleh hati. Pengambilan retinol
oleh berbagai sel tubuh bergantung pada resepton permukaan membran yang spesifik oleh
RBP. Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk kemudian diikatkan pada
Celluler Retinol Binding-Protein (CRBD) dan RBP kemudian dilepaskan. Di dalam sel mata
retinol berfungsi sebagai retinal dan dalam sel epitel sebagai asam retinoat.
2. Metabolisme Vitamin B1 (Tiamin)
Tiamin mudah larut dalam air, sehingga didalam usus halus mudah diserap kedalam
mukosa. Didalam sel epitel mukosa usus thiamin diphosphorylasikan dengan pertolongan
ATP dan sebagai TPP dialirkan oleh vena portae kehati. Thiamin dieskresikan didalam urine
pada keadaan normal, eskresi ini parallel terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi
defisien hubungan parallel ini tidak lagi berlaku.
3. Metabolisme Vitamin B2 (Riboflavin)
Riboflavin bebas terdapat didalam bahan makanan dan larut didalam air, sehingga
mudah diserap dari rongga usus kedalam mukosa. Didalam sel epithel mukosa usus,
riboflavin bebas mengalami phosphorylasi dengan pertolongan ATP dan sebagai FMN
dialirkan melalui vena portale kehati.
4. Metabolisme Vitamin C
Vitamin C mudah diabsorsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi pada bagian
atas usus halus lalu masuk ke peredaran darah melalui vena porta. Rata-rata absorsi adalah
90% untuk konsumsi diantara 20 dan 129 mg sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram pada
absorsi sebanyak 16% . Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan. Konsentrasi tertinggi
adalah dalam jeringan adrenal, pituitari, dan retina.
5. Metabolisme vitamin D3
Vitamin D3 (kolekalsiferof) dibentuk didalam kulit sinar ultraviolet dari 7dehidrokolesterol. Vitamin D3 didalam hati diubah menjadi bentuk aktif 25-hidroksi
kolikasiferol {25(OH)D3} yang lima kali lebih aktif dari pada vitamin D3. Bentuk
{25(OH)D3} adalah bentuk vitamin D yang banyak di dalam
bergantung konsumsi dan penyingkapan tubuh terhadap matahari. Bentuk paling aktif adalah
kolsitriol atau 1,25-dihidroksi kolekalsiferol {1,25(OH)2D3} yang 10 kali lebih aktif dari
vitamin D3. Bentuk aktif ini dibuat oleh gnjal. Kalsitriol pada usus halus meningkatkan
absorpsi kalsium dan fosfor dan pada tulang meningkatkan mobilisasinya. Sisntesis kalsitriol
diatur oleh taraf kalsium dan fosfor didalam serum. Hormon paratiroid (PTH) yang
dikeluarkan bila kalsium dalam serum rendah, tampaknya merupakan perantara yang
merangsang produksi {1,25(OH)2D3} oleh ginjal. Jadi tarf konsumsi kalsium yang rendah
tercermin dalam taraf kalsium serum yang rendah. Hal ini akan mempengaruhi sekresi PTH
dan peningkatan sintesis kalsitriol oleh gnjal. Taraf fosfat dari makanan mempunyai pengaruh
yang sama, tetapi tidak membutuhkan PTH.
6. Metabolisme Vitamin E
Pada tahun 1922, diketemukan suatu zat larut lemak yang dapat menegah keguguran
dan sterilitas pada tikus. Vitsmin E kemudian pada tahun 1936 dapat diisolasi dari minyak
gndum dan dinamakan tokoferol. Semarang dikenal beberapa bentuk tokoferol dan vitamin E
biasa digunakan untuk menyatakan setiap campuran tokoerol yang aktif secara biologik.
Fungs vitamin E:
Sebagai antioksidan yang larut dalam lemak dan larut dalam hidrogen dari gugus hidroksil.
Melindungi asdama lemak jennuh ganda komponen membran sel lain dari oksidasi radikal
bebas.
Sebanyak 20-80 % tokoferol diabsorsi di bagian atas usus halus dalam bentuk misel.
Absorsi tokoferol dibantu trigliserida rantai sedang dan dihambat asam lemak rantai panjang
tidak jenuh ganda. Transprortasi dari mukosa usus halus kedalam sistem limfe dilakukan oleh
kilo micrn untuk dibawa ke hati. Dari hati bentuk alfa-tokofeol diangkut oleh very lowdensity lipoprotein/VLDL masuk kedalam plasma, sedangkan sebagian besar gama-tokoferol
dikeluarkan melalui empedu. Tokoferol di dalam plasma kemudian diterima oleh reseptor selsel perifer low-density lipoprotein/LDL dan masuk ke membran sel. Tokoferol menumpuk di
bagian-bagian sel dimana produksi radikal bebas paling banyak terbentuk, yaitu di
mitokondria dan retikulum endoplasma.
Metabolisme Air
Air adalah pelarut senyawa ionik dan netral, dapat mengalami ionisasi.
Mempengaruhi disosiasi makro molekul. Sebagian besar tubuh manusia kurang lebih 70%
terdiri dari air. Hampir semua reaksi kimia di dalam tubuh terjadi pada medium air. Secara
umum air berfungsi sebagai bahan pelarut dalam tubuh. Air berguna untuk melakukan proses
metabolisme dalam tubuh seperti pencernaan, ekskresi, penguapan, dan lain-lain.
Air merupakan komponen utama protoplasma, darah dan limfa, sehingga air berfungsi
juga untuk mengangkut sisa metabolisme dari jaringan ke luar tubuh, serta mengangkut
nutrisi ke seluruh tubuh. Kita memerlukan 2,5 liter air setiap harinya, karena setiaphari badan
kita kehilangan lebih dari 2,5 liter. Air keluar dari tubuh melalui air kencing, bersama feses,
keringat, dan berupa uap air dari paru-paru. Kebutuhan air dalam tubuh dapat diperoleh dari
air minum, makanan, buah, dan sayuran.
Air Tubuh Total
a.
Cairan ekstraseluler :
Cairan interstitiel. Menggenangi sel dalam jaringan. Plasma dan cairan interstitiel saling
bercampur lewat pori kapiler pembuluh darah, difusi, prosesnya adalah fisikokimia
Cairan pada jaringan ikat padat, tulang kartilago, jaringan pengikat. Pertukaran air &
elektrolit lambat. Tulang itu terlihat padat tetapi sebenarnya ada pertukaran air dan elektrolit.
b. Cairan interseluler :
Cairan transseluler, termasuk cairan interseluler. Cairan yang terbentuk aktivitas sekretoris
dari kelenjar ludah, pankreas, hati, empedu, dll.
-
Asupan & Hilangnya air tubuh keduanya harus sama atau seimbang. Jika tidak maka akan
terjadi dehirasi dan overhidrasi
Asupan air : Makanan (makanan yang mengandung air) & air metabolik (air yang yang
dihasilkan oleh oksidasi tubuh berasal dari proses katabolisme)
c.
Hilangnya air : kulit (menjaga suhu tubuh), paru, ginjal, usus. Masukan air 2.500 ml/hari, air
minum 1.200-1.500 ml/hari, makanan 770-1.000 ml/hari, air metabolik (air yang dihasilkan
metabolisme dalam tubuh) tergantung pada laju metabolik masing-masing. Jumlah masukan
air tergantung pada aktifitas fisik seseorang.
Di dalam tubuh manusia, cairan akan terdistridusi ke dalam 2 kompartemen utama
yaitu cairan intraselular (ICF) dan cairan ekstrasellular (ECF). Cairan intraselular adalah
cairan yang terdapat di dalam sel sedangkan cairan ekstraselular adalah cairan yang terdapat
di luar sel. Kedua kompartemen ini dipisahkan oleh sel membran yang memiliki
permeabilitas tertentu. Hampir 67% dari total badan air (Bodys Water) tubuh manusia
terdapat di dalam cairan intrasellular dan 33% sisanya akan berada pada cairan ekstrasellular.
Air yang berada di dalam cairan ekstrasellular ini kemudian akan terdistribusi kembali
kedalam 2 Sub-Kompartemen yaitu pada cairan interstisial (ISF) dan cairan intravaskular
(plasma darah). 75% dari air pada kompartemen cairan ekstraselular ini akan terdapat pada
sela-sela sel (cairan interstisial) dan 25%-nya akan berada pada plasma darah (cairan
intravaskular).
Pendistribusian air di dalam 2 kompartemen utama (Cairan Intrasellular dan Cairan
Ekstrasellular) ini sangat bergantung pada jumlah elektrolit dan makromolekul yang terdapat
dalam kedua kompartemen tersebut. Karena sel membran yang memisahkan kedua
kompartemen ini memiliki permeabilitas yang berbeda untuk tiap zat, maka konsentrasi
larutan (osmolality) pada kedua kompartemen juga akan berbeda.
Komposisi elektrolit cairan tubuh
Cairan interstisiel, elektrolit cairan interstisiel sama dengan plasma kecuali protein.
Protein plasma berfungsi mempertahankan tekanan osmosis terutama albumin, sebagai
pengangkut
albumin.
Jumlah
air
tubuh
kira-kira
tetap,
distribusi
berubah-ubah.
Makromineral: diperlukan dalam jumlah yang lebih besar dari 100 mg/ hari.
Mikromineral ( trace element ) diperlukan dalam jumlah yang kecil dari pada 100 mg/hari.
Mineral Makromolekul
a.
Metabolisme Natrium
Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3 hingga 7 gram sehari) diabsorpsi,
terutama di dalam usus halus. Natrium yang diabsorpsi secara aktif (membutuhkan energi).
Natrium yang diabsorpsi dibawa oleh aliran darah ke ginjal. Di sini natrium disaring dan
dikembalikan ke lairan darah dalam jumlah yang cukup mempertahankan taraf natrium dalam
darah. Kelebihan natrium yang jumlahnya mencapai 90-99% dari yang dikonsumsi,
dikeluarkan melalui urine. Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormon aldosteron, yang
dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar natrium darah menurun. Aldosteron merangsang
gunjal untuk mengabsorpsi kembali natrium. Dalam keadaan normal, natrium yang
dikeluarkan melalui urine sejajar dengan jumlah natrium yang dikonsumsi. Jumlah natrium
dalam urine tinggi bila konsumsi tinggi dan rendah bila konsumsi rendah.
Hampir semua natrium yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpan di dalam soft
body tissue dan cairan tubuh. Ion natrium (Na+) merupakan kation utama di dalam cairan
ekstrasellular (ECF) dengan konsentrasi berkisar antara 135-145 mmol/L. Ion natrium juga
akan berada pada cairan intrasellular (ICF) namun dengan konsentrasi yang lebih kecil yaitu
3 mmol/L.
menghalangi absorpsi fosfor adalah Fe++, Mg++ , asam lemak tidak jenuh dan antasid yang
mengandung alumunium, karena membentuk garam yang tidak larut air
c.
merangsang
kontraksi
otot,
sedangkan
magnesium
mancegah.
Kalsium
konsentrasi antara 3.5-5.0 mmol /L. Konsentrasi total kalium di dalam tubuh diperkirakan
sebanyak 2g/kg berat badan. Namun jumlah ini dapat bervariasi bergantung terhadap
beberapa faktor seperti jenis kelamin, umur dan massa otot (muscle mass). Kebutuhan
minimum kalium diperkirakan sebesar 782 mg/hari.
Di dalam tubuh kalium akan mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan cairanelektrolit dan keseimbangan asam basa. Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca ) dan
natrium (Na ), kalium akan berperan dalam transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi
otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga merupakan garam yang dapat secara cepat
diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang terdapat di dalam tubuh akan dikeluarkan
melalui urin serta keringat.
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90% kalium yang
dimakan diekskresi melalui urin, selebihnya dikeluarkan melalui feses dan sedikit melalui
keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal melalui
kemampuannya menyaring, mengabsorpsi kembali, dan mengeluarkan kalium di bawah
pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion
natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubuh ginjal.
Mineral Mikromolekul
a.
b. Metabolism Flourin
Flour di alam dapat ditemukan di tanah, di air maupun di udara, selain juga ditemukan
pada tanaman. Flour merupakan elemen paling elektronegatif dari semua elemen kimia, maka
secara alamiah tidak pernah dijumpai dalam bentuk elemen tersendiri. Kombinasi secara
kimiawi dalam bentuk flourides, fluorine adalah dalam urutan ke-17 dari susunan elemen,
dan keberadaannya merupakan 0,016-0,09 % dari tanah yang di permukaan. Di daerah
pegunungan, kandungan flour dalam tanah relative rendah.
Flour berfungsi mencegah karies gigi dengan meningkatkan daya tahan email,
remineralisasi lesi-lesi karies dini dan sebagai bahan anti bakteri. Meningkatkan kekerasan
tulang ( fluoroapatit ) dan gigi.
Fluor dalam kadar rendah, sesuai dengan rendahnya kadar fluor dalam cairan
jaringan, akan menyatu dengan kristal apatit selama periode pembentukan gigi. Setelah
klasifikasi gigi selesai, tapi sebelum erupsi, lebih banyak lagi fluor di serap oleh permukaan
email yang berkontak dengan cairan jaringan. Akhirnya, setelah erupsi dan selama hidup,
email terus menyerap fluor dari lingkungan sekitarnya. Pada saat ini penyerapan fluor
dipengaruhi oleh keadaan email misalnya apakah email tersebut sehat atau tidak, atau apakah
proses etsa atau karies telah menyebabkannya lebih porus karena larutnya substansi
interprismata. Meningkatnya keporusan email akan memudahkan difusi dan penyerapan
flournya. Pada gigi yang baru erupsi emailnya juga akan menyerap fluor lebih banyak
daripada email yang telah matang.
c.
Hormon paratiroid
Berasal dari kelenjar paratiroid yang terdiri dari empat kelenjar kecil, terletak
bilateral pd ujung atas dan bawah kelenjar tiroid. Hormon paratiroid merupakan rantai
polipeptida tunggal yang terdiri dari 84 asam amino, 34 asam amino pertama merupakan
bagian yang penting karena menentukan aktivitas biologisnya. Hormon paratiroid disintesis
dalam kelenjar paratiroid.
Parathormon (PTH) berfungsi untuk mengatur kadar Ca2+ (kalsium) dalam darah,
menurunkan kadar (PO4)3+ dalam darah dan mengendalikan pembentukan tulang.
Bila terjadi kekurangan hormon ini akan menyebabkan: (1). kretinisme pada masa
pertumbuhan. (2). miksodema bila terjadi pada masa dewasa dan (3). batu ginjal dalam pelvis
renalis atau rongga ginjal. Bila terjadi kelebihan hormon ini akan menyebabkan pertumbuhan
morbus basedowi dengan ciri ciri meningkatnya metabolisme tubuh, meningkatnya denyut
jantung, gugup, mudah berkeringat, sulit meningkatkan berat badan, emosional, mata
melebar, lidah terjulur keluar, frekuensi buang air besar meningkat. Kejang otot atau tetani.
b. Hormon Kalsitonin
Kalsitonin merupakan hormon polipeptida yg berefek hipokalsemik dan
hipofosfatemik. Hormon polipeptida ini terdiri dari residu 32 asam amino yg membentuk
rantai tunggal lurus. Sekresi dan biosintesis kalsitonin dipengaruhi oleh kadar ion Ca2+
plasma, bila kadar ion ini tinggi maka kadar hormon pun meningkat, dan sebaliknya.
Metabolisme kalsitonin manusia terjadi di ginjal.
Kalsitonin berfungsi untuk menurunkan kadar Ca2+ dalam darah, menurunkan
resorpsi tulang dengan menghambat aktivitas osteoklas dan menghambat absorpsi kalsium di
usus halus. Penghambatan langsung kalsitonin terhadap resopsi tulang oleh sel sel osteoklas
dan osteosit dapat mengakibatkan efek hipokalsemik dan efek hipofosfatemik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Combs, Gerald F. 1991. The Vitamins : Fundamental Aspect in Nutrition and Health. New
York : Cambridge University Press
2. Lehningher, Albert L. 1995. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama
3.
Purnomo, dkk. 2009. Biologi Kelas XI untuk SMA/M. Jakarta : Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
http://kimfunny.blogspot.com/2010/12/metabolisme-vitamin-dan-mineral.html. Metabolisme
Vitamin dan mineral. 10. Oktober 2013