Anda di halaman 1dari 6

BEBERAPA DAFTAR PERUSAHAAN ASING YANG ADA DI

INDONESIA DAN DAMPAKNYA


1. Blok Natuna

Perusahaan Asing yang beroperasi di Natuna:


1.
2.
3.
4.

Exxon Mobil
Conoco Philips
Star Energy
Primer Oil

Dampak Positifnya;

Pendapatan dari penambangan Migas di seluruh sumur Explorasi di natuna


pada tahun 2007 misalnya, nilainya mencapai 21,8 triliun rupiah

Dampak Negatifnya;

Nama
NIM
Kelas

Kabupaten Natuna hanya mendapat Rp 225 miliar


Sementara pemerintah pusat mendapatkan sekitar Rp 525 miliar
Angka harapan hidup, tingkat pendidikan, dan pengeluaran riil per kapita
di Natuna berada pda urutan terkecil diantara lima kabupaten lainya di
Kepri

: Deni Aldo K. Kaban


: 115.140.099
: U/C

2. Blok Mahakam

Perusahaan asing yang beroperasi:


1. Total E&P Indonesie
2. Inpex Corporation dari Jepang
Dampak Positifnya;

Banyaknya SDM yang tersedot menjadi tenaga kerja di perusahaan


tersebut yang artinya mengurangi angka pengangguran.

Dampak Negatifnya;

Nama
NIM
Kelas

DR. Kurtubi Ahli Perminyakan menjelaskan Jika investasi perusahaan


asing selama 30 tahun sebesar 5 miliar dollar. Seharusnya BP Migas dan
pemerintah tahu bahwa 5 miliar dollar itu akan kembali modal selama 5
tahun, maka selama 25 tahun setelahnya akan menjadi keuntungan pihak
asing. Ini cara perampokan yang dilegalkan.
Selama perusahaan asing beroperasi maka negara kita setiap jamnya
mendapatkan kerugian Ribuan dollar amerika.
: Deni Aldo K. Kaban
: 115.140.099
: U/C

3. Blok Freeport

Perusahaan asing yang beroperasi:


1.
2.
3.
4.

PT. Freeport (AS)


Chevron (AS)
PT. INCO ( kepemilikan asing; vale canada Limited 58,73%)
PT. Newmont Nusa Tenggara (PT Newmont Mining Corp menguasai 80%
perusahaan)
5. Dll
Dampak Negatifnya:

Nama
NIM
Kelas

Dari 100% pendapatan da PT Freeport persentase untuk indonesia hanya


1% dan 99% untuk pihak Asing. Dengan pendapatan PT Freeport selama
ini adalah menghasilkan 7,3 JUTA ton tembaga dan 724,7 JUTA ton emas.
Jika per gram emas di diangggap Rp.300.000. Dikalikan dengan 724,7
JUTA ton emas = Rp. 217.410.000.000.000.000.000 Rupiah! Belum lagi
: Deni Aldo K. Kaban
: 115.140.099
: U/C

dengan hasil tembaga. Yang kontrak perjanjian awal PT Freeport adalah


untuk menambang hasil Tambang saja.
Ketika kandungan emas dan tembaga menipis pada kedalaman 400 meter
ditemukan kandungan mineral uranium yang harganya 100 kali lebih
mahal dari emas. Uranium adalah bahan baku pembuatan bahan bakar
nuklir.

Inilah alah satu dampak negatif yang saat ini masih di rasakan oleh
saudara-saudara kita yang tinggal di daerah dekat pertambangan perusahaanperusahaan asing.

Beberapa perusahaan besar yang ada di Indonesia:


1.

Royal Dutch Shell plc


Adalah perusahaan energi utama (migas) yang didirikan tahun 1907 dan
berkantor pusat di Den Haag, Belanda. Perusahaan ini merupakan salah satu
peringkat 4 atas perusahaan swasta minyak dan gas di dunia dan memiliki bisnis
petrokimia yang cukup besar. Sejak tahun 1928, SCI (Shell Chemicals) beroperasi
di Indonesia berupa bisnis perdagangan dalam produk petrokimia, gas & tenaga,
penjelajahan dan produksi (E&P) dan SPBU. Di Indonesia, Shell mengoperasikan
SPBU sejak 1 November 2005 dan lokasi pertamanya yaitu di Lippo Karawaci,
Tangerang. Bahan Bakar yang dijual adalah Shell Super, Shell Super Extra, dan
Shell Super Diesel.
2. Petronas adalah perusahaan migas raksasa asal Malaysia yang melakukan
ekspansi di Indonesia. Petronas bukan hanya ikut melakukan eksplorasi untuk
menyedot minyak dan gas Indonesia, tetapi Petronas juga membuka jaringan yang
melayani penjualan bahan bakar minyak melalui pembukaan sejumlah pom
bensin.

Nama
NIM
Kelas

: Deni Aldo K. Kaban


: 115.140.099
: U/C

3.

PT Newmont Minahasa Raya

Perusahaan tambang raksasa milik Amerika Serikat ini bernama Newmont


Indonesia Ltd. Perusahaan yang berlokasi di Minahasa, Sulawesi Utara itu,
dikenal memiliki reputasi buruk dengan munculnya kasus Buyat. Dan perusahaan
ini menguasai 80% saham pertambangan dan sisanya 20% dimiliki PT Tanjung
Serapung.

Negara-negara besar yang menguasai alam Indonesia:


1. Kanada
Canadian International Development Agency (CIDA) mengembangkan 12
proyek di Sulawesi saja, semuanya berhubungan dengan pengelolaan sumber daya
alam. Sheritt International dan Vale juga membuka tambang di Indonesia. Khusus
Vale, investasi di Sulawesi Tengah mencapai USD 2 miliar. Melalui Nico
Resources yang menjadi perpanjangan tangan perusahaan migas Calgary asal
Kanada, kini ada 20 blok yang dikelola, pengelola blok terluas di Indonesia.
2. Perancis
Perusahaan migas asal Negeri Anggur, Total, sudah bermitra cukup lama dengan
pemerintah Indonesia. Total E&P Indonesie mengelola blok migas Mahakam,
Kalimantan Timur. Total bekerjasama dengan Inpex Corp dalam mengelola blok
Mahakam. Total mengendalikan 50 persen saham di blok tersebut dan Inpex
sisanya. Pada 2008, Total mengajukan proposal untuk memperpanjang kontrak
karena ingin melakukan investasi lebih lanjut. Total memproyeksikan Blok
Mahakam pada 2013 memberikan pendapatan US $ 8,92 miliar.
Selain Total, perusahaan Perancis lain, Eramet, berinvestasi di kawasan timur
Indonesia. Eramet beroperasi di Indonesia melalui kepemilikan saham pada PT.
Weda Bay Nickel di bawah konsorsium Strand Mineralindo.
Investasi proyek pengolahan dan pemurnian (smelter) bahan tambang di
Halmahera Utara, Maluku tersebut mencapai US$ 5 miliar (Rp 50 triliun) dengan
kapasitas 3 juta ton per tahun.
3. Inggris
British Petroleum (BP) adalah operator lama sektor migas di Indonesia.
Mengelola blok gas Tangguh di Papua, lewat anak perusahaan BP Berau, investasi
terbaru perusahaan asal Inggris itu di blok tersebut mencapai USD 12,1 miliar.

Nama
NIM
Kelas

: Deni Aldo K. Kaban


: 115.140.099
: U/C

BP mengelola Blok Tangguh Train III, dengan 60 persen jatah mereka dapat
diekspor ke Asia Pasifik, sementara 40 persen disalurkan ke Indonesia. Pasokan
gas yang dibutuhkan PLN juga akan disalurkan oleh BP. Kerja sama strategis
tersebut tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) pasokan gas alam cair untuk
pembangkit milik PLN sebesar 230 mmscfd. Perusahaan dan investor lain asal
Inggris saat ini sedang mengincar sektor sumber daya alam strategis lainnya.
Khususnya di bidang industri ramah lingkungan.
4. China
Negeri Tirai Bambu sangat aktif mencari sumber energi non-migas dari negara
lain, termasuk Indonesia. Salah satu investasi besar mereka di Tanah Air adalah
bidang batu bara. Selain itu, SDA seperti nikel dan bauksit juga diincar
perusahaan-perusahaan China. Perusahaan tambang skala menengah dan besar
China bergerak di seluruh wilayah. Mulai dari Pacitan, Jawa Timur, sampai Pulau
Kabaena, Sulawesi Tenggara. Salah satu perusahaan besar adalah PT. Heng Fung
Mining Indonesia yang berinvestasi di bidang nikel, di Halmahera, Maluku,
dengan target produksi bisa mencapai 200 juta ton. Petro China, perusahaan migas
pelat merah China juga mengelola beberapa blok. Salah satu yang baru ini tersorot
adalah 14 blok di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, yang disegel pemerintah
setempat karena persoalan CSR.
5. Amerika Serikat
Di bidang tambang dan pengelolaan blok migas, Amerika Serikat merupakan
salah satu pemain utama di Indonesia.
Tentu masyarakat sangat familiar dengan Freeport McMoran, perusahaan tambang
yang mengelola lahan di Tembagapura, Mimika, Papua. Produksi tambang itu per
hari mencapai 220.000 ton biji mentah emas dan perak. Selain Freeport, masih
ada Newmont, perusahaan asal Colorado, Amerika, yang mengelola beberapa
tambang emas dan tembaga di kawasan NTT dan NTB. Tahun lalu, setoran
perusahaan ke pemerintah mencapai Rp. 689 miliar, sudah mencakup semua
pajak, dari keuntungan total mereka. Jika dari NTT saja, pada 2012 pendapatan
Newmont mencapai USD 4,17 juta. Belum lagi sederet operator migas yang ratarata kelas kakap sebagai mitra pemerintah menggelola blok migas. Chevron,
memiliki jatah menggarap tiga blok, dan memproduksi 35 persen migas
Indonesia. Disusul ConocoPhilips yang mengelola enam blok migas. Perusahaan
yang telah 40 tahun beroperasi di Indonesia ini merupakan produsen migas
terbesar ketiga di Tanah Air. Lalu, tentu saja ExxonMobil yang bersama Pertamina
menemukan sumber minyak 1,4 miliar barel dan gas 8,14 miliar kaki kubik di
Cepu, Jawa Tengah.

Nama
NIM
Kelas

: Deni Aldo K. Kaban


: 115.140.099
: U/C

Anda mungkin juga menyukai